Ketika melangkah sebuah ketukan pintu membuat Calista mengehentikan langkahnya.
Tok!
Tok!
Tok!
"El, kamu ada di dalam nak? Mama masuk, ya." Terdengar suara Mama Elard yang ingin masuk ke kamar Elard tapi Calista belum siap bertemu dengan mama Elard walaupun sudah di beri tau oleh bu Rani.
Pintu terbuka membuat Calista semakin gugup dan sebuah tangan menarik lengan Calista hingga membuat dirinya berada di dekapan seseorang ketika di lihat ternyata itu adalah Elard.
"Husstt!" ucap Elard yang menaruh jari telunjuknya di bibirnya.
Elard membungkam mulut Calista dengan telapak tangannya agar tidak bersuara, jantung terdengar begitu jelas ketika mereka berdua berada di ruangan kecil sambil berhadapan satu sama lain.
"El! Apa kamu belum pulang?"
"Ternyata anak itu belum pulang,"
Terdengar suara pintu tertutup Calista langsung menyingkirkan telapak dan mendorong tubuh Elard, tapi Elard dengan cepat menangkap tubuh mungil Calista kembali ketempat semula tadi. Di halang dengan kedua tangannya agar Calista tidak bisa ke mana-mana.
Elard menatap Calista yang membuat Calista tidak nyaman. "kenapa? Apa aku ada salah?" tanya Calista.
"Tidak, hanya saja apa kamu tidak mau ngucapin terima kasih karena aku sudah menolong mu?" jawab Elard.
"Terima kasih, sudah, sekarang lepaskan aku," ucap Calista.
"Aku tidak menerima ucapan terima kasihmu," kata Elard.
"Lalu mau mu apa?"
Elard mendekati Calista. "Sekarang kamu tunggu di sini jangan ke mana-mana sampai aku kembali,"
"Baiklah," jawab Calista.
Elard melepaskan Calista untuk bersiap turun kebawah karena sejak di sekolah tadi dirinya sudah di teror oleh orangnya agar cepet pulang. Saat Elard sedang berganti baju, Calista memilih untuk duduk di sofa dekat tempat tidur Elard terlebih dahulu, karena sebenarnya pekerjaannya masih banyak karena kejadian tadi membuatnya menunda pekerjaan jadi selepas Elard pergi Calista akan menyambung pekerjaannya.
"Ingat jangan ke mana-mana," pesan Elard.
Terdengar suara pintu terkunci membuat Calista mendengus kesal. "kenapa pakai di kunci segala sih? Toh gue gak akan kabur!" omel Calista.
Calista berjalan menuju ke pintu di mana ia tadi masuk kedalam kamar Elard, ketika di buka ternyata sudah di kunci oleh Elard ketika masuk tadi. Sekarang yang di lakukan Calista adalah membersihkan kamar Elard sebelum pemiliknya datang.
Membutuhkan waktu yang begitu lama Calista sudah selesai membereskan kamar Elard, sambil menunggu Elard datang Calista memilih untuk menonton film di laptop Elard.
Di sisi lain seorang wanita tengah memandang suka kepada pria yang duduk di seberangnya sambil menekuk wajahnya.
"El, udah sebesar ini ya, terakhir sebelum ke luar negeri Elard masih kecil banget dan mainnya sama Janne," ucap wanita yang berada di sebelah wanita bernama Janne.
"Hahaha, iya dia semakin tumbuh dewasa dan makin tampan," puji Bu Luvenia.
Mendengar ocehan para orangtua membuat Elard sedikit risih membuatnya ingin pergi sana dari sini. Elard menebak ini akan ada perjodohan yang akan di lakukan oleh orangtuanya untuk memperkuat bisnis mereka dan itu membuat Elard sangat membencinya. Menjadikan anak sebagai ladang bisnis itu membuat harga diri Elard begitu rendah di mata orangtuanya.
"Apa kita lanjutkan perjodohan yang sudah kita sepakati?" tanya Pak Akhdan.
"Oh jelas itu, kita harus melanjutkan perjodohan ini sesuai kesepakatan,"
"Kalau begitu kita akan adakan acara pertunangan,"
"Saya setuju,"
"Gue enggak mau!" bantah Elard langsung.
"Kenapa? Apa kamu ingin acara pertunangan cukup sederhana saja? Oh jangan begitu El, tidak bisa hanya acara yang hanya di hadiri keluarga dari kedua belah pihak, semua kolega bisnis Mama dan Papa harus hadir juga," ucap Bu Luvenia.
Elard berdiri dari duduknya dan menatap semuanya termaksud wanita yang tersenyum kepada Elard. "Gue tetap gak mau ada perjodohan ini, ini bukan jaman orang dulu yang bisa di samakan dengan jaman sekarang, norak tau gak!" ucap Elard langsung pergi.
"Elard!" panggil Pak Irfan.
"Pa, biarkan saja," ucap Bu Luvenia.
Ketika tengah asik melihat drama yang Calista tonton ia mendengar suara pintu terbuka menampilkan Elard yang sudah mengendorkan dasinya dan menenteng dasi miliknya. Pintu tertutup dan Elard kembali mengunci pintu kamarnya yang membuat Calista terkejut.
Calista melangkah mendekati Elard. "pekerjaanku sudah selesai aku mau pulang sekarang," ucap Calista.
"Pulang? Pulang atau ingin pergi bekerja lagi?"
Deg
Dari mana Elard tau jika memang Calista mendapatkan pekerjaan baru. Apa ia selama Elard memata-matai kehidupannya.
"Kenapa tidak menjawab? Apa aku salah? Sudah aku katakan bukan untuk tidak mengambil pekerjaan tambahan, apa gaji di sini tidak banyak untukmu, jika seperti itu maka aku akan memberikan lebih untukmu," ucap Elard mendekati Calista.
Calista terpojok di sudut dinding membuat Calista tidak bisa ke mana-mana karena Elard menahan dirinya.
"Buk---bukan karena gaji di sini kurang akan tetapi jika sewaktu-waktu orangtuamu tau aku berkerja di sini dan memecat ku bagaimana? Maka dari itu aku mencari pekerjaan lagi untuk antisipasi," ucap Calista jujur.
Break
"Aku gak akan ijinkan kamu untuk bekerja lagi, jika itu terjadi maka kamu akan tau akibatnya jika melawan ucapanku!" ancam Elard.
Calista hanya menatap wajah Elard yang begitu menahan emosi. Calista tidak mau menjawab ucapan Elard barusan karena Calista tidak akan berhenti bekerja di tempat di mana setelah pulang dari rumah Elard itu karena gaji di sana juga lumayan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Aku pulang dulu." Calista mendorong tubuh Elard.
Elard hanya menatap ke pergi Calista.
...•••...
Calista membersihkan meja kotor dan membawa piring kotor itu menuju ke belakang. Walaupun ada rada takut yang Calista rasakan jika Elard mengetahui ia sudah melawan ucapannya tapi semua itu Calista lakukan demi dirinya sendiri, karena suatu hari nanti orangtua Elard akan mengetahui kehadiran dirinya di rumah Elard.
Sebuah pesan masuk ke ponsel di mana Reyhan mengirimkan pesan di mana Reyhan menanyakan keberadaannya. Calista sengaja tidak membalas pesan dari Reyhan karena tidak mau Reyhan mengetahui pekerjaan yang satu ini. Jika Reyhan mengetahui maka ia akan marah.
Pekerjaan Calista sudah selesai sekarang waktunya ia akan menuju pulang ke rumah.
...•••...
Sebenarnya Calista begitu malas berangkat menuju ke sekolah akan tetap jika tidak berangkat maka sang bunda akan menanyakan kenapa ia tidak pergi ke sekolah.
Padahal hari ini tidak akan ada pelajaran karena semua mempersiapkan acara party, di mana setiap tahunnya Calista tidak akan menghadiri acara tersebut. Calista lebih memilih untuk bekerja, seperti yang ia lakukan sekarang. Setelah berpikir panjang ia lebih memilih bekerja saja dari pada bengong saja di sekolah. Ternyata jika pagi hari seperti ini banyak juga pelanggan yang datang walaupun sedikit kewalahan menghadapi pelanggan tapi semua Calista kerjakan dengan hati senang.
Di sisi lain seorang pria tengah memperhatikan satu persatu wanita yang keluar dari bus, Elard memastikan bahwa Calista datang hari ini tapi nyatanya sejak dari tadi Elard duduk di halte bus tapi ia tidak melihat adanya Calista yang turun dari bus itu.
"Apa dia pergi kerja sekarang? Oh kamu melanggar ucapanku Calista, maka kamu akan tau akibatnya," gumam Elard.
Elard masuk ke mobilnya dan menuju ke suatu tempat
Tak terasa hari sudah mulai gelap dan cuaca sedikit mendung. "Oh jadi kamu tidak mendengarkan apa yang aku katakan Calista!" tegur Elard.
Calista membalikkan badannya setelah membuang sampah dan menatap terkejut kearah Elard yang sedang berdiri di dekat mobilnya.
"Pesanku tidak kamu balas, teleponku pun tidak kamu jawab ternyata kamu berada di sini, jadi bekerja di rumahku tidak cukup buatmu? Maka dari itu kamu mengambil kerja lagi," ucap Elard mendekati Calista.
Calista otomatis mudur kebelakang karena Elard berusaha memojokkan dirinya. "Maaf." satu kata yang berhasil membuat Elard menghentikan langkahnya.
"Apa dengan kata maaf aku akan memaafkan semua? Tidak semudah itu," ucap Elard sambil memegangi dagu Calista.
Cup
Mata Calista terbuka lebar saat benda kenyal menempel pada bibirnya. Ini kedua kalinya Elard mencium Calista. Calista mencoba menghentikan Elard dengan cara memukul dadanya tapi tidak mempan untuk Elard yang memiliki badan besar dan memiliki otot yang kuat. Satu tangan Calista di genggam oleh Elard membuat dirinya tidak bisa memukul Elard lagi. Ciuman semakin kuat membuat Calista tidak bernafas, Calista menginjak kaki Elard yang membuat Elard mengadu kesakitan.
Ketika Calista ingin berlari Elard lebih dulu menangkap tubuh Calista. Elard membawa Calista masuk kedalam mobil dan menjalankannya mobilnya.
"El! Apa kamu gila? Aku masih ada kerjaan! Kenapa kamu selalu bertindak sesukamu sih! Sekarang turunkan aku," pinta Calista.
"Tidak semudah itu," ucap Elard fokus mengendari mobilnya.
Calista mendengus kesal dengan sikap Elard yang begitu sesuka hatinya berbuat semena-mena seperti ini sekarang. Bagaimana jika Calista akan di cepat dari tempat pekerjaan itu maka Calista tidak punya pekerjaan lain jika sewaktu-waktu orangtua Elard mengetahui keberadaannya.
Sebenarnya tidak masalah jika Calista bekerja di sana tapi yang di permasalahkan Calista adalah kenapa ia hanya membersihkan kamar Elard saja tidak membereskan yang lainnya. Jika Elard hanya menyuruhnya membersihkan kamarnya maka bisa saja ia akan di pecat.
Mobil Elard berhenti di hotel tempatnya dulu bekerja. Calista bertanya-tanya kenapa ia di bawa kemari apa kejadian itu akan terulang kembali. Elard menarik paksa Calista untuk keluar dari mobilnya tapi Calista mencoba untuk tidak keluar dari mobil Elard.
"Aku gak mau," tolak Calista.
"Keluar atau aku gunakan cara kekerasan!"
"Aku tetap gak mau!"
Elard melepaskan tangan Calista yang terus memegangi kursi mobil, saat Elard berhasil ia mengendong Calista ala bridal style masuk ke dalam hotel.
Calista meronta-ronta agar di turunkan tapi Elard tetap tidak mau. Banyak yang menatap kearah mereka yang membuat Calista begitu malu. Di depan kamar nomor 224, Elard membuka pintu itu dengan kakinya.
Hati Calista berdetak begitu cepat ketika Elard membawanya kedalam kamar hotel, tapi telinga Calista menangkap suara wanita di dalam kamar ini apa mungkin di kamar ini tidak hanya Calista saja tapi ada lagi wanita yang lainnya berada di sini. Calista memang sejak di bawah tadi sudah menutup matanya karena malu menjadi tontonan hingga berada di dalam kamar pun Calista masih nutup matanya.
Betapa terkejutnya ketika Calista melihat apa yang ada di dalam kamar hotel tempatnya berada sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments