"Hanya Calista korban wanita lo yang terluka parah seperti itu? Apa lo masih mau melanjutkan kegilaan lo ini?" Sambung Juna.
Elard hanya diam saja ketika kedua sahabatnya berkata seperti itu. Benar apa yang Arga dan Juna katakan jika bukan karena dirinya Calista tidak akan mengalami hal sekarang. Semua memang karena dirinya.
"Mending lo berhenti melakukan hal seperti itu jika lo gak mau Calista berada di posisi ini, bukan ingin membela Calista tapi cukuplah," ucap Juna.
Memang jika soal menasehati Juna yang paling bijak dalam mengambil keputusan di bandingkan dengan Arga.
"Sekarang lo pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Calista," perintah Juna.
"Gue gak mau," tolak Elard.
"Kenapa? Bukannya Calista seperti itu karena ulah lo? Lalu kenapa lo gak mau ke rumah sakit?"
"Kata siapa itu perbuatan gue? Itu karena Novi, bukan karena gue,"
"Tapi Calista dapat luka karena lo bukan? Kan waktu itu Arga sudah berpesan sama lo kalau jangan mendekati Novi? Terus kenapa lo deketin dia? Sampai pernah nginep di hotel,"
Elard menarik kerah baju Juna. "Walaupun gue di hotel sama Novi tapi gue gak ngapa-ngapain sama dia," ucap Elard langsung pergi.
...•••...
Di sisi lain Reyhan tengah menunggu di ruang tunggu untuk memastikan bahwa Calista dalam keadaan baik-baik saja. Pintu terbuka menampilkan Dokter yang menangani Calista.
"Bagaimana keadaan teman saya, Dok?" tanya Reyhan.
"Dia baik-baik saja tidak ada luka serius, hanya luka ringan saja," jawab Dokter.
"Kalau begitu terima kasih, Dok."
Reyhan masuk kedalam ruangan Calista terlihat Calista tengah bersandar. "Ca, lo gak apa-apakan?" tanya Reyhan.
"Lo bego atau gimana sih? Jelas kalau gue masuk rumah sakit itu gue gak baik-baik saja," ucap Calista sambil menggelengkan kepalanya.
"Bukan itu maksud gue, apa lo punya keluhan lainnya makanya gue tanya gitu," ucap Reyhan.
"Ngomong dong yang jelas biar gue ngerti,"
Reyhan menatap Calista yang memiliki luka di wajahnya. "Apa lo akan seperti ini terus?" tanya Reyhan.
"Maksudnya?"
"Lo akan dapat perlakuan seperti ini setiap hari? Lo gak bisa menghindari Elard?"
"Apa lo gak ingat beberapa hari lalu gue pernah ngomong sama lo kalau gue pernah coba menghindari Elard tapi apa yang lo katakan? Apa lo bisa menghindari Elard dan gue menjawab mustahil, dan itulah jawaban gue sekarang," ujar Calista.
"Gak ada rencana mau pindah sekolah? Jika lo mau gue akan mengurus semuanya,"
"Gue tau lo orang kaya tapi untuk itu gue gak akan pindah,"
"Kenapa?" tanya Reyhan.
"Pertama gue harus berinteraksi lagi sama teman-teman baru, kedua kalau gue bernasib sama gimana dong sama aja, ketiga kalaupun gue pindah yang ada bunda gue akan curiga dan bunda gue udah milihin sekolah itu untuk masa depan gue jadi gue gak mau mengecewakan bunda gue," jelas Calista.
Reyhan hanya terdiam saat mendengarkan penjelasan Calista.
...•••...
Di sisi lain seorang pria tengah mencoba meminta ampun atas perbuatannya tapi Elard tidak ingin menghentikan pukulannya yang membuat kedua sahabatnya pun tidak bisa melerainya.
Novi dan mantan pacar Elard terdiam ketakutan ketika melihat Elard menghajar habis-habisan pria yang memukul Calista hingga membuatnya masuk rumah sakit.
Elard menatap Novi sang pelaku yang membuat Novi ketakutan, ia menyesal berurusan dengan Elard dan Novi pun tidak tau akan menjadi seperti ini.
Melangkah mendekati Novi yang berdiri di pojok ketakutan membuat Elard begitu semangat untuk memberi pelajaran kepada Novi.
Saat menyentuh kulit pipi Novi sebuah teriak menghentikan Elard.
"Elard, hentikan!" teriak seseorang yang berhasil membuat Elard menghentikan aksinya.
Berjalan sedikit tertatih di bantu oleh Reyhan mendekati Elard yang terlihat di wajahnya begitu emosi.
Calista mendekati Elard dan menahan tangan Elard yang hendak menampar Novi. "Ikut aku, dan kalian berdua urus mereka." ucap Calista memerintahkan Arga dan juga Juna.
Calista sedikit kesulitan menyeret Elard keluar dari gudang yang sebelumnya di gunakan oleh Novi dan juga pria untuk menghajar Calista.
Sesampainya di markas dan duduk di ruangan Elard, Calista menatap Elard yang mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Apa yang kamu lakukan? Ingin membuat korban baru lagi? Apa kamu kurang puas dengan korbanmu sekarang? Jika begitu kamu boleh berbuat seperti yang kamu lakukan tadi kepadaku!" kata Calista.
Elard menatap Calista. "Kenapa kamu datang ke sini? Seharusnya kamu di rumah sakit," ucap Elard.
"Bagaimana aku bisa berbaring di rumah sakit dengan tenang jika kamu seperti ini."
Flashback on
Di sisi lain seorang pria tengah mencoba meminta ampun atas perbuatannya tapi Elard tidak ingin menghentikan pukulannya yang membuat kedua sahabatnya pun tidak bisa melerainya.
Novi dan mantan pacar Elard terdiam ketakutan ketika melihat Elard menghajar habis-habisan pria yang memukul Calista hingga membuatnya masuk rumah sakit.
"Apa kita coba lerai mereka?" tanya Juna kepada Arga.
Arga menatap Juna. " Apa lo kenal sama Elard sehari doang? Tidak bukan? Percuma kita lerai yang ada malah kita yang akan jadi korban selanjutnya," jawab Arga.
"Tapi gue tau satu hal yang bisa buat Elard berhenti," sambung Arga.
"Apa itu," tanya Juna.
Arga mengambil ponselnya dan menekan nomer orang yang di maksudkan olehnya.
"Ngapain lo ngambil ponsel? Mau mengabadikan momen ini gitu?" Tanya Juna.
"Ini nih otak gak di gunakan jadi kayak gini, lihat nih apa yang akan gue lakuin," jawab Arga.
Menempelkan ponselnya ke dekat telinganya dan mulai berbicara.
"Halo, Ca."
"Halo ,Ga," jawab Calista di seberang sana.
"Ca, gimana keadaan lo?" tanya Arga basa-basi.
"Baik kok."
"Oh gitu ya,"
"To the points aja Arga kenapa?" tanya Calista.
"Lo bisa ke sini gak?" tanya Arga ragu.
"Kemana?"
"Ke gudang tempat lo tadi di hajar sama preman itu,"
"Apa Elard berulah lagi?" Tebak Calista
"Bukan hanya berulah mungkin saja Elard akan membunuh orang lagi," jawab Arga yang terlewat jujur.
"Oke gue ke sana."
Ketika Calista ingin beranjak dari tempat tidur Reyhan menahan Calista. "Lo mau ke mana?" tanya Reyhan.
"Gue mau ke sekolah," jawab Calista.
"Enggak bisa, dengan keadaan lo kayak gini masa lo mau ke sekolah, apa ada barang yang tertinggal? Kalau ada biar gue yang ambilin lo di sini aja,"
"Han, gak ada barang yang tertinggal." jawab Calista.
"Terus kenapa lo mau ke sekolah?"
"Gue harus lerai Elard yang mau ngehajar pria yang ngehajar gue tadi!" jelas Calista.
"Bagus dong kalau gitu untuk kali ini gue dukung Elard karena mereka pantas mendapatkannya."
"Gila lo." Calista mencoba berdiri tapi ia sedikit kesulitan karena kakinya masih lemas.
Reyhan membantu Calista. "Gue anterin lo," ucap Reyhan.
Flashback off
"Jadi Arga yang buat kamu ke sini." ucap Elard yang masih menahan emosinya.
"Kenapa kalau Arga yang memberitahu? Apa kamu akan membunuh Arga juga?" tanya Calista.
Elard terdiam.
"Apa dengan cara seperti itu semua masalah akan terselesaikan? Tidak! Bukan seperti ini caranya! Yang ada masalah akan terus bertambah karena ada dendam yang mereka simpan yang suatu saat nanti akan di balaskan, apa kamu pernah berpikir sampai sana? Kamu murid pintar masa hal kecil seperti itu saja tak pernah terlintas di pikiranmu? Jangan karena terhasut emosi kamu jadi berbuat seperti itu." Calista memberikan nasehat kepada Elard yang hanya diam saja sambil menatap Calista.
Elard berjalan kearah Calista dan langsung memeluk tubuhnya. Calista mencoba melepaskan pelukannya tapi sebuah bisikan membuat Calista hanya diam saja.
"Biarkan seperti ini dulu." ucap Elard.
Calista menganggukkan kepalanya, mungkin dengan memeluknya bisa membuat Elard meredamkan emosinya memang kadang sifat Elard sulit di tebak membuat Calista sedikit kebingungan yang kadang berubah menjadi baik dan kadang malah menjadi jahat hingga membuat Calista hampir menyerah. Tapi dengan kejadian seperti ini Calista sedikit mengetahui sifat Elard.
Benar adanya jika bisa menerima keadaan sekarang Calista mulai terbiasa dengan sifat Elard yang kadang membuat Calista bingung sendiri. Mungkin saja Elard berperilaku seperti ini karena dia kesepian jadi melampiaskan amarahnya kepada para orang yang di jadikan korbannya termaksud dirinya.
...•••...
Semua masalah telah terselesaikan Calista sudah memaafkan perilaku Novi kepadanya karena menyimpan dendam pun percuma menyimpan dendam tidak akan membuat hidupmu akan tenang.
Sekarang semua murid tengah sibuk menyiapkan sebuah acara yang sangat di nanti semua murid acara yang di adakan oleh pemilik sekolah sekaligus direktur utama sekolah SMA Andhagara Bangsa. Tapi hanya satu murid yang tidak begitu antusias sampai sekarang yaitu Calista yang tengah asik membaca buku di belakang halaman sekolah.
Ia membaca buku sambil mendengarkan lagu karena memang hari ini mata pelajaran semua kosong karena memang khusus menyiapkan acara ini. Jam menunjukan jam sebelas, Calista menutup buku dan mengambil tasnya karena ia harus pergi ketempat kerjanya. Calista sedikit bosan membaca buku dan memutuskan untuk pergi kerja saja. Sesampainya di tempat kerja Calista di tarik oleh Bu Rani.
"Eh Bu ada apa?" tanya Calista heran.
"Kamu jalan lewat belakang aja ya soalnya ada tamu nanti kalau kamu lewat depan bisa-bisa mereka mikir yang enggak-enggak," jawab Bu Rani.
"Maaf Bu saya gak tau," ucap Calista.
"Iya gak apa-apa, ya sudah ayo kita masuk dan kamu cepet ganti baju nanti Ibu bantu kamu lewat jalan menuju ke ruangan tuan Elard." Bu Rani berjalan lebih dulu dan diikuti dengan Calista.
Setelah berganti baju seperti yang di katakan oleh Bu Rani jika ia akan menunjukan jalan menuju kamar Elard selain jalan depan seperti yang biasanya Calista lewati.
Calista cukup heran dengan jalan yang ia lalui karena Calista pernah mencari jalan rahasia tapi tak kunjung Calista temukan ternyata jalan keluarnya berada di balik dinding gambar besar yang terpajang foto keluarga Elard.
"Ya sudah kamu kerja aja jika mama Elard masuk kamu tinggal jawab kamu anak Ibu, ya." ucap Bu Rani.
"Baik Bu, terima kasih udah nolongin Caca,"
"Sama-sama," balas Bu Rani.
Calista mulai membersihkan kamar Elard yang begitu berantakan entah apa yang ia lakukan kemarin malam hingga menjadi seperti ini. Sedikit demi sedikit Calista kerjakan dan terselesaikan hanya satu lagi yang harus Calista kerjakan yaitu membersihkan tumpuk baju Elard.
Ketika melangkah sebuah ketukan pintu membuat Calista mengehentikan langkahnya.
Tok!
Tok!
Tok!
"El, kamu ada di dalam nak? Mama masuk, ya." Terdengar suara Mama Elard yang ingin masuk ke kamar Elard tapi Calista belum siap bertemu dengan mama Elard walaupun sudah di beri tau oleh bu Rani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments