Setelah beres membersihkan kamar Elard, Calista lanjut untuk pergi ke dapur untuk masak makan malam. Calista mengambil udang dan juga cumi-cumi di dalam kulkas memasak sesuai request Elard tadi di mana Elard ingin makan cumi-cumi dan juga udang.
Berkutat di dapur sendiri dengan bahan yang begitu banyak membuat Calista dengan mudah masak. Setelah selesai masak Calista memanggil Elard akan tetapi di luar kamar Calista bisa mendengar jika Elard sedang berbicara di saluran telfon. Terdengar suara yang cukup familiar di telinga Calista yaitu Novi, apa mungkin mereka berpacaran atau Elard menjadikan Novi sebagai pelampiasan seperti mantan-mantan Elard dulu.
Tok! Tok! Tok!
"El, makanannya sudah siap," ucap Calista.
"Masuk!" ujar Elard dari dalam kamar.
Dengan perasaan takut Calista masuk kedalam kamar Elard. Masuk kedalam kamar dengan hati-hati takut jika kejadian di hotel itu terulang kembali, Elard sedang duduk sambil memasang baju di tubuhnya.
"Kamu di sini dulu jangan ke mana-mana," ucap Elard.
Calista menganggukkan kepalanya.
"Jika kamu bosan kamu bisa nonton tv, ataupun jika kamu gak mau nonton tv kamu bisa buka laptop aku, kata sandinya tanggal lahirmu." ucap Elard langsung pergi keluar kamar.
"Apa katanya tadi? Kata sandinya tanggal lahirku? Apa itu benar?" gumam Calista.
Calista mencari laptop Elard di atas meja yang sebelumnya ia bereskan dan membukanya untuk memastikan ucapan Elard bener adanya. Di tekan nomer ulang tahunya dan ternyata bener jika sandi laptop milik Elard adalah tanggal lahirnya, tapi yang membuat Calista tambah terkejut adalah di mana wallpaper laptop Elard adalah fotonya dirinya yang sedang duduk di taman belakang sekolah sambil membaca buku. Mungkin saja Elard mengambil gambar dirinya secara diam-diam.
Calista memutuskan untuk menonton drama kesukaannya sambil menunggu Elard selesai makan. Tak membutuhkan waktu yang lama pintu terbuka menampilkan Elard yang sudah selesai makan, tapi wajahnya tidak seperti biasanya, seperti orang yang khawatir.
"Kenapa?" tanya Calista.
"Mending kamu sembunyi," perintah Elard.
Calista mengerutkan keningnya ada apa ini kenapa Elard menyuruhnya untuk bersembunyi apa ada temannya yang datang kemari.
"Apa teman kamu datang? Biarkan saja mereka tau kalau aku berkerja di sini," kata Calista
"Bukan, Novi yang datang ke sini," ujar Elard.
Calista menuruti perintah Elard di mana ia harus bersembunyi. Duduk kursi di mana banyak sekali baju yang di pajang di dalam lemari di tambah lagi jejeran jam tangan plus sepatu milik Elard. Suara wanita terdengar dari dalam membuat Calista memberanikan mengintip di depan pintu yang memang sedikit terbuka. Ternyata benar apa yang di katakan oleh Elard bahwa Novi datang ke rumahnya.
Berpelukan mesra itulah yang sedang mereka lakukan sekarang. Calista berhenti mengintip ketika Elard mencium bibir Novi. Mungkin saja mereka sudah ada hubungan jadi mereka melakukan hal seperti itu jika memang benar adanya Calista harus bisa menjaga jarak karena jika tidak maka ia akan terkena masalah karena menganggu Elard.
Mencari pintu tak kunjung Calista dapatkan apa mungkin Calista akan berada di sini hingga Novi pergi. Calista duduk di kursi lagi, tapi tak berselang lama tiba-tiba mata Calista begitu berat membuat Calista membenarkan posisinya untuk merebahkan badannya. Beristirahat sebentar hingga Novi pergi tidak akan membuat Elard marah.
Jam menunjukan jam 21.30. Seorang wanita masih terlelap dari tidurnya tanpa ada yang mengusik. Pintu terbuka menampilkan seseorang yang membuat wanita itu terjebak dalam ruangan ini. Berjongkok sambil menyelipkan rambut yang menghalangi wajah wanita yang ada di hadapannya.
Elard mengangkat tubuh Calista perlahan agar tidak membangunkan, meletakkan pelan-pelan di atas kasur. Elard keluar dari kamar untuk pergi ke markas di mana mereka sudah ada rencana ingin balapan lagi.
Mengendari mobil menuju ke markas tapi sebelum itu Elard pergi ke rumah Arga karena dia ingin berangkat bersama Elard.
"Gimana?" tanya Arga tidak jelas.
"Apanya yang gimana?" tanya Arga balik.
"Itu hubungan lo sama Calista."
"Gue gak ada pacaran sama dia."
"Lo yakin?" Ucap Juna.
"100% yakin,"
"Apa dia akan lo jadikan korban seperti korban lo sebelumnya?"
"Kan lo tau gue deketin Calista cuma buat main-main aja gak mungkin gue jadikan dia pacar,"
"Terus lo sekarang sama Novi? Bukannya lo sebelumnya gak mau sama dia? Terus kenapa lo sekarang mau sama dia?"
Tidak ada sahutan dari Elard karena ia pun tidak tau jawabannya. Memang bener adanya di mana sebelumnya Elard tidak menyukai Novi tapi kenapa sekarang Elard mendekati Novi. Apa karena Elard kadang cemburu dengan Calista berdekatan dengan Reyhan. Apa Elard menyukai Calista? Itu pasti tidak mungkin karena yang selama ini Elard juga begitu kasar dengan Calista.
"Gue cuma mau main-main aja sama Novi," jawab Elard.
"Buat main-main lagi? Mending lo tobat deh jangan buat cewek mainan terus lo gak takut kena karma? Suatu saat nanti pasti lo bakalan kena karmanya, di tambah lagi jika lo deketin Novi dan juga Calista apa lo gak kasihan sama Calista? Bakalan dijadikan bahan bullyian," nasehat Arga.
Elard menatap Arga yang membuat Arga menatap Elard juga.
"Lo kesambet apaan? Kenapa tiba-tiba lo ngomong sebijak itu? Apa kepala lo kebentur sesuatu jadi lo ngomong ngelantur gak jelas kek gitu,"
"Enggak kok cuma mau bilang gitu aja sama lo."
Elard menggelengkan kepalanya.
Mobil Elard berhenti dimana biasanya ia melakukan balapan seperti sekarang. Reffan menatap ke arah Elard.
"Apa lo ke sini mau menyerahkan hadiah yang gue mau?" tanya Reffan.
Elard tersenyum sinis. "Jangan mimpi lo bisa mendapatkan cewek gue,"
"Bukannya itu sudah kesepakatan kita, apapun pemenang yang inginkan akan di kabulkan lalu kemana kesepakatan itu? Gue mau hadiah gue sekarang,"
"Akan gue turutin semua ingin lo asal bukan dia,"
Reffan mendekati Elard. "Bro, gue cuma mau dia bukan yang lain, apa dia berkerja di rumah lo jadi lo gak bisa melepaskan dia?"
Elard menarik kerah baju Reffan. "Dari mana lo tau dia kerja di rumah gue?"
"Hahaha, gue tau segalanya yang lo lakukan,"
"Gak usah ikut campur apa yang gue lakukan ingat itu,"
"Akan gue ingat asal dengan satu syarat yaitu berikan hadiah yang gue mau,"
Elard memberikan satu pukulan di wajah Reffan. Perkelahian tidak terelakkan membuat semua orang sulit memisahkan mereka berdua.
"El, lo mau mati!" tegur Juan yang sudah melihat wajah Elard yang memiliki banyak luka di wajahnya.
"Gue gak akan ngelepasin dia!"
Arga menarik Elard membawanya menuju ke mobil Elard. Sekarang Arga yang membawa mobil Elard karena tidak mungkin jika Elard yang membawanya mungkin saja mereka sudah pindah alam. Sesampainya di rumah Arga membantu Elard menuju ke kamarnya.
Di sisi lain Calista membereskan tumpukan selimut yang berantakan di lantai. Ketika sibuk membersihkan kamar Elard tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan Arga membawa Elard terkejut dengan keadaan Elard, Calista membantu menolong membawa Arga.
"Eh, Ca. Tolongin dong." ucap Arga.
"Elard kenapa?" tanya Calista
"Dia habis berantem,"
"Hah? Kok bisa sih?"
"Bisa, karena dia mempertahankan dirimu." batin Arga dalam hati.
Arga meletakan tubuh Elard perlahan di atas kasur. "Tolong ya bantu obati Elard, gue mau cabut dulu."
"Lo ke sini naik apa? Apa sama mobil Elard?" tanya Calista.
"Iya, tenang aja gue bawa mobil Elard."
"Yaudah, lo hati-hati di jalan." ujar Calista yang di angguki oleh Arga.
Selepas Arga pergi Calista mengambil kotak obat. Di taruh alkohol di atas kapas untuk membersihkan darah yang ada di wajah.
"Arghhh!!" teriak Elard.
"Apa sakit? Maaf akan aku lakukan pelan-pelan!" ucap Calista.
Perlahan darah yang ada di wajah Elard sudah hilang dan sekarang Calista menaruh salap obat di wajah Elard. Selesai mengurus Elard, Calista mengembalikan kotak obatnya.
"El, aku mau pulang dulu, ya. Kalau kamu mau makan itu ada makanan di kulkas tinggal kamu hangatkan aja," ucap Calista.
"Kamu pulang di antar sama supirku,"
"Gak usah aku naik taksi aja,"
"Enggak! Kamu di antar sama supirku kalau kamu gak mau di antar supir ku, aku yang akan antar kamu pulang atau kamu milih buat tidur di sini?"
Ucapan terakhir Elard membuat Calista terkejut.
"Oke, aku akan nurutin apa yang kamu katakan."
Elard mengenggam tangan Calista sejenak. "Apa kamu gak bisa menginap malam ini?"
"Gak bisa karena ibuku sudah menungguku," jawab Calista.
"Kalau begitu kamu boleh pulang, sesampainya di rumah kamu harus mengirimkan pesan kepadaku,"
Calista menganggukkan kepalanya mengerti.
...•••...
Membawa tas yang berisikan buku-buku pelajaran seorang gadis berjalan menyusuri jalan menuju ke halte bus. Calista berharap bus akan datang lebih cepat dari pada Elard karena Elard berencana untuk menjemput dirinya, jika itu terjadi maka nasib Calista tidak akan baik.
Berdoa dalam hati semoga bus cepet datang dan mungkin saja ini adalah keberuntungan Calista karena bus datang. Menaiki bus dengan cepet agar tidak ketahuan oleh Elard.
Bus berjalan meninggalkan bus, hati Calista begitu lega tapi di sekolah Calista harus bisa menghindari agar tidak ketahuan Elard, semua ini Calista lakukan karena Calista tau jika Elard memiliki hubungan dengan Novi yang sebelumnya melabrak Calista.
Di sekolah Calista langsung menuju ke perpustakaan untuk menghindari Elard, tidak ada pilihan lagi selain menghindari Elard. Di liat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya sudah menunjukan kelas akan di mulai. Mengintip sedikit kearah luar untuk memastikan tidak ada keberadaan Elard. Setelah aman Calista berlari menuju kelas tapi di pertengahan lari tubuh Calista menabrak tubuh yang memiliki dada bidang.
"Aaaawwwww," keluh Calista.
"Mencoba untuk menghindariku?" ucap seseorang yang begitu Calista kenal suaranya.
"El."
"Kenapa kaget?"
"Eng--enggak kok," elak Calista.
"Kenapa lari-lari kalau bukan untuk menghindariku?"
"Seriusan enggak," ucap Calista bohong.
"Kelas mau di mulai jadi aku lari," tambah Calista.
"Apa kamu yakin?"
"Iya El, tolong lepasin aku," mohon Calista.
"Oke, aku bakalan ngelepasin kamu tapi setelah istirahat kamu harus datang ke markas bagaimana?"
"Oke nanti aku akan datang."
Elard melepaskan tubuh Calista yang sebelumnya ia peluk. Interaksi mereka terlihat oleh seorang wanita yang dekat dengan Elard siapa lagi kalau bukan Novi.
Calista sampai di kelas dengan nafas terengah-engah karena berlari.
"Di tahan lagi sama Elard?" tebak Reyhan.
"Iya." jawab Calista.
Guru masuk kelas dan pelajaran pun di mulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments