Possessive Psychopath Boyfriend | 8. Menginap

"Bagus, besok kamu harus nemenin aku,"

"Ke mana?" tanya Calista.

"Pertandingan Basket, jika kamu tidak menemaniku maka akan aku pastikan kamu akan kehilangan pekerjaanmu lagi," ancam Elard.

"Akan aku usahakan," jawab Calista.

Benar apa yang di katakan oleh Elard ia akan membuat hidup menderita dan mungkin bagi Elard ini baru permulaan akan lebih banyak penderitaan yang akan Calista rasakan jika ia tidak menuruti apa yang Elard katakan. Lebih baik Calista mengalah dari pada ia harus kehilangan pekerjaannya lagi.

"Aku tidak menerima penolakan jadi kamu harus datang, jika telat maka kamu akan tau akibatnya," ancam Elard.

"Apa kamu paham?" tambah Elard.

Calista menganggukkan kepalanya bertanda ia paham.

"Kamu akan aku antar ke tempat kerja barumu," kata Elard.

"Pekerjaan baru? Maksudnya apa? Apa aku kembali ke tempat kerjaku?" tanya Calista begitu antusias.

"Tidak, kamu akan berkerja di tempat baru dan gajinya lumayan besar jika kamu mau,"

"Aku mau."

"Kalau begitu ayo." Elard memakai bajunya terlebih dahulu sebelum keluar dari kamar hotel.

Tak membutuhkan waktu lama mereka keluar dari kamar menuju ke tempat kerja yang Elard katakan tadi. Saat menuruni tangga mata semua karyawan menatap interaksi antara Calista dan juga Elard, bagaimana bisa Calista bisa dekat dengan pemilik hotel itu.

Elard membukakan pintu mobil untuk Calista, setelah mereka sudah masuk mobil Elard pergi meninggalkan tempat hotel.

"Kamu tidak memberiku pekerjaan yang sembarangan bukan? Aku tidak ingin dapat uang haram," ucap Calista membuka keheningan yang tercipta.

"Apa aku terlalu jahat di matamu sehingga kamu berpikir demikian?"

"Sangat jahat." Saat mengeluarkan kata-kata tersebut Calista langsung mengalihkan pandangannya keluar.

Elard menatap Calista yang sedang menatap pemandangan di luar mobil. "Walaupun aku jahat tapi aku tidak sejahat itu yang memberikanmu uang haram,"

Tidak ada sahutan dari Calista membuat Elard melihat Calista, ternyata ia sedang tertidur. Wajar saja karena ini sudah malam dan ia harus mengambil begitu banyak pekerjaan yang sangat menguras tenaga. Sesampainya di rumah Elard mengendong Calista tapi sebelum itu Elard menutupi wajah Calista karena kedua orangtua Elard berada di rumah walaupun mungkin sekarang mereka sedang tidur tapi Elard tidak mau jika mereka mengetahui identitas Calista.

Di tapaki tangga satu persatu menuju ke dalam rumah. Langkah Elard terhenti ketika suara seorang wanita menegurnya.

"Baru pulang, El?" tanya Bu Luvienia–Mama Elard.

"Apa Mama tidak melihat bahwa Elard baru masuk? Otomotif Elard baru pulang," jawab Elard langsung menunjuk ke atas.

"El, tunggu." tahan Bu Luvienia.

"Kenapa lagi, Ma?"

"Siapa yang kamu bawa itu? Apa jalang barumu?" Tanya Bu Luvienia yang menyadari jika Elard sedang menggendong seseorang.

"Jaga ucapan Mama!" bentak Elard.

"Lalu siapa dia?"

"Mama tidak perlu tau siapa dia." Elard berjalan menuju ke atas tanpa memperdulikan kehadiran sang Mama.

Ketika di kamar Elard meletakkan Calista dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Calista. Elard memanggil pembantu untuk menggantikan baju Calista dengan baju tidur.

"Kalian gantikan baju dia tanpa membangunkan dia jika sampai dia bangun akan aku bunuh kalian," ancam Elard.

"Dan satu lagi jangan sampai ada orang lain masuk selain aku, apa kalian paham?"

"Kami paham Tuan."

Elard memilih pergi ke kamarnya yang berada di seberang kamar yang Calista tempati. Di ambil baju tidur lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai membersihkan diri Elard pergi menuju kamar Calista yang sebenarnya itu adalah kamar Elard. Ketika ingin masuk kamar ternyata kamarnya terkunci, Elard membuka laci meja yang berada di sampingnya lalu mencari kunci kamar.

Elard perlahan membuka pintu kamar tidak membangunkan Calista, Elard mendekati tempat tidur Calista lalu mengelus rambut hitam legam panjang Calista.

"Cantik." Satu kata keluar dari mulut Elard tanpa aba-aba.

Elard tanpa sadar tersenyum sambil memandang wajah lelap Calista. Saat sedang menatap wajah cantik Calista tiba-tiba ponsel Calista berbunyi dengan cepat Elard mengambilnya lalu menjawab panggilan telfon, tertera nama Reyhan yang sedang menelfon Calista.

Sedikit menjauh dari tempat Calista, agar Calista tidak mendengar suara Elard.

"Ca, lo di mana? Kok lo belum keluar juga sih? Apa lo ngelembur?"  tanya Reyhan yang berada di seberang sana.

"Jangan pernah menghubungi Calista lagi," ujar Elard.

"Siapa lo? Kenapa ponsel Calista ada di lo?"

"Gue Elard kenapa? Apa ada masalah dengan itu?"

Tidak ada suara lagi dari seberapa sana tapi sambungan telfon masih terhubung. Karena tidak ada jawaban Elard mematikan sambungan telfon.

Elard kembali duduk di samping Calista akan tetapi baru ingin menaruh bokongnya sebuah ketukan pintu membuat Elard mengumpat sebab terganggu akan ketukan itu.

"Kenapa?" tanya Elard sedikit marah.

"It---itu Tuan ada yang mencari Tuan," jawab pembantu.

"Siapa? Arga? Atau Juna?"

"Bukan Tuan, saya tidak tau namanya yang jelas dia ingin bertemu dengan Tuan,"

"Oke katakan dengannya tunggu sebentar,"

Elard menatap Calista sekilas lalu pergi menemui seseorang yang ingin bertemu dengannya. Satu persatu anak tangga Elard menuju ke ruang tamu. Dari belakang nampak seperti seorang lelaki, apa itu adalah Arga atau Juna tapi jika mereka biasanya mereka langsung menuju kamar Elard tanpa harus menunggu di ruang tamu.

"Kenapa mau ketemu gue?" tanya Elard yang masih belum tau siapa dia.

Ternyata tamu Elard adalah Reyhan. "Karena gue mau jemput Calista." jawab Reyhan.

"Oh ternyata lo, kenapa? Ada perlu apa?" tanya Elard.

"Apa masih kurang apa yang gue katakan tadi? Gue mau jemput Calista,"

"Sorry Calista sedang tidur jadi gak bisa di ganggu,"

Reyhan mencoba untuk naik ke lantai 2 untuk menjemput Calista tapi Elard menahan lengan Reyhan.

"Selangkah lagi lo naik maka akan gue bunuh lo,"

"Gue gak takut dengan ancaman lo." jawab Reyhan menyentak lengan Elard.

"Pak tolong bawa dia pergi!" teriak Elard.

Bodyguard bertubuh besar lalu menyeret Reyhan keluar dari rumah Elard.

"Jangan pernah lo datang kemari lagi, dan satu lagi jangan pernah lo mendekati Calista."

Elard masuk kedalam rumah dan menuju kamarnya, di buka perlahan pintu kamar agar tidak membangunkan Calista yang memang benar-benar terlelap dalam tidurnya. Elard memilih tidur di sofa yang tak jauh dari ranjang Calista.

Elard mengecup kening Calista begitu lama.

"Selamat malam." ucap Elard lalu terlelap dalam tidurnya.

...•••...

Cahaya matahari pagi masih ke dalam celah gorden yang tidak tertutup sempurna mengenai mata Calista yang membuat Calista menggeliat bangun.

"Kenapa ya malam ini gue tidur nyenyak banget," gumam Calista.

Di raba kasur yang begitu lembut dan juga nuansa kamar yang berbeda dari kamar Calista membuat Calista terperanjat bangun dari tidurnya. Di tatap pantulan dirinya di cermin dengan baju yang berbeda dari semalam membuat Calista terkejut.

"Ini di mana? Kenapa bisa gue ada di sini?"

Calista melihat sekeliling dan mata Calista jatuh pada seseorang yang tengah terlelap tidur di atas sofa dengan damai. Ingatan Calista langsung muncul saat melihat Elard.

Semalam Elard akan mengantarkannya menuju ke tempat kerjanya yang baru, mungkin saja karena Calista tertidur Elard membawanya ke rumahnya. Di cek ponselnya yang mendapatkan panggilan begitu banyak dari sang ibu dan juga sahabatnya. Isi chatnya menanyakan dirinya berada di mana.

Calista mengirimkan pesan kepada Reyhan untuk menjemputnya segera. Calista mengambil bajunya yang berada di gantungan baju dan perlahan keluar dari kamar Elard perlahan agar tidak membangunkan Elard. Di bawah sudah ada pembantu rumah yang sedang menyapu dan ada juga yang memasak semua itu terlihat dari luar.

"Selamat pagi Nona, apa anda mau sarapan dulu?" tanya pembantu Elard.

"Oh tidak saya mau langsung pulang,

"Baiklah kalau begitu hati-hati di jalan," ucap pembantu Elard lalu membungkuk.

Calista keluar dari rumah Elard dengan berlari karena jarak rumah dan gerbang pintu begitu jauh sekali. Setibanya Calista di depan gerbang langsung menyuruh Reyhan untuk memberikannya helm.

"Ceritakan kejadian yang lo alami kemarin kenapa bisa lo tidur di rumah Elard?" tanya Reyhan.

Calista menarik nafas. "Lo yakin mau tanya itu sekarang? Yang ada nanti jika ketahuan sama Elard gue bisa di kurung lagi di rumahnya lo mau itu terjadi? Jadi mending kita pulang dulu aja kalau udah sampai rumah baru gue ceritain," ucap Calista.

Reyhan langsung menancap gas untuk menuju ke rumah Calista. Tak membutuhkan waktu lama motor Reyhan tiba di rumah Calista.

Calista dan juga Reyhan duduk di kursi panjang yang ada di depan rumah Calista.

Reyhan menatap Calista bertanda ia ingin jawaban yang kemarin malam kenapa Calista berada di rumah Elard. "Oke gue akan cerita kenapa gue bisa ada di sana," jawab Calista yang mengerti maksud dari tatapan Reyhan.

Calista mulai menceritakan apa yang terjadi kemarin malam sehingga ia bisa berada di rumah Elard. "Jadi lo ada di rumah Elard karena Elard mau beri lo kerjaan yang baru di mana gajinya lebih besar dari lo kerja di hotel itu?" tanya Reyhan.

"Iya, dan ketika gue menuju ke sana gue ketiduran tau-taunya Elard bawa gue ke rumahnya jadi gue tidur di sana deh," jelas Calista.

"Ngomong-ngomong lo kok bisa tau gue ada di sana? Apa Elard yang beri tau lo?"

"Enggak, tapi karena pas gue jemput lo tapi lo gak ada dan langsung gue hubungi nomer lo tapi ternyata Elard yang nerima panggilan itu otomatis gue langsung menuju ke rumahnya tapi dia gak kasih ijin gue buat bawa lo," jelas Reyhan.

"Tapi kalian gak berantem kan?"

"Enggak kok cuma cek-cok dikit aja," jawab Reyhan.

"Lo tuh ya kalau si Elard ngajak berantem udah lo tinggalin aja gak usah di hiraukan,"

"Iya gue usahain,"

"Ya udah terima kasih ya lo dah jemput gue, mending lo pulang karena gue mau istirahat,"

"Ya udah gue cabut dulu mau ke sekolah,"

"Ngapain?" tanya Calista.

"Kan besok ada acara di sekolah gimana sih? Masa lo kagak inget,"

"Oke, hati-hati gak usah ngebut kalau bawa motor lo bukan pembalap,"

"Siap laksanakan,"

Setelah motor Reyhan tidak terlihat lagi barulah Calista masuk kedalam rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!