Possessive Psychopath Boyfriend | 3. Menganggu

Pagi ini seperti pagi biasanya di mana seorang gadis bersiap-siap untuk menempuh perjalanan menuju ke sekolah. Jarak antara rumah dan halte bus lumayan jauh tapi tidak mengurungkan niat Calista untuk terus menempuh pendidikan. Dulu sebelum sang ayah meninggal ia selalu berangkat diantar oleh mobil pribadi sekarang jauh berbanding terbalik dengan keadaannya sekarang. Di mana ia harus berjalanan kaki menuju ke halte bus.

Nafas panjang keluar dari mulut Calista saat ia sudah tiba di halte bus, cukup melelahkan tapi mengeluh pun tidak bisa merubah keadaan. Tak menunggu terlalu lama bus tiba dan seseorang pun tiba akan tetapi ia kalah cepat dengan bus.

"Sial gue telat lagi," ucap seseorang yang baru saja tiba di halte bus di mana sebelumnya Calista menunggu.

Sesampainya di sekolah Calista berjalan seperti biasa menyusuri lapangan basket yang menjadi jalan favoritnya. Keadaan sekolah masih sepi hanya beberapa murid saja yang berada di sekolah termaksud Calista. Ketika asik berjalan sendiri tiba-tiba seseorang menarik lengan Calista yang membuat tubuh Calista menabrak dada bidangnya yang cukup keras.

"Akhirnya kita bertemu lagi," ucap Elard.

Calista mencoba melepaskan tubuhnya dari Elard akan tetapi tenaga Calista tidak sebanding dengan Elard.

"Mau lu apa sih? Jangan ganggu gue!" kata Calista.

"Apa yang aku mau?"

Elard mendekati telinga Calista. "Apa kurang jelas perkataanku semalam? Kamu tidak akan bisa lepas dariku jika sudah berurusan denganku," tutur Elard.

"Gue gak ada buat masalah sama lu kenapa lu gak lepasin gue? Salah gue di mana?"

"Jika aku mendengarmu memakai lu gue akan ku pastikan hidupmu makin tidak tenang," ucap Elard.

Tubuh Calista menenggang. Tidak bisa terbayangkan jika berurusan dengan geng Arthstar yang siapapun korbannya akan berakhir di rumah sakit. Apa nasib Calista akan sama dengan mereka juga? Apa malah menjadi korban Elard yang lebih parah. Karena yang selama ini yang Calista tau semua korban Elard hanya pria mungkin perempuan hanya Calista lah yang akan menjadi satu-satunya korban Elard selanjutnya.

"Ak--aku mohon jangan mengangguku karena hidupku sudah susah jangan kamu tambahin lagi," pinta Calista memohon.

"Bagaimana ya? Kamu adalah wanita yang aku inginkan," ucap Elard.

"Tapi untuk sekarang kamu boleh pergi," tambah Elard melepaskan Calista.

Dengan pandangan kosong Calista berjalan sendiri menyusuri lapangan basket. Tubuh yang sedikit lemas membuat tubuh Calista sedikit tidak seimbang.

Saat sudah di kelas Calista pun masih memikirkan perkataan Elard.

Sepi yang terasa di dalam kelas membuat suasana pas dengan hati Calista saat ini. Melamun memikirkan perihal kejadian di lapangan basket tadi pagi.

"Ca!" panggil Reyhan.

"Ca!" panggilan kedua juga tidak membuat Calista menoleh ke arah Reyhan.

Tepukan di pundak membuat Calista tersadar dari lamunannya dan mendengarkan panggilan Reyhan.

"Kenapa?" tanya Calista.

"Lu kenapa sih? Di panggil dari tadi kagak nyahut?"

"Sorry gue gak denger lu panggil," ucap Calista.

Reyhan mengerutkan keningnya saat melihat sikap Calista. "Lu kenapa?" tanya Reyhan.

"Gue gak apa-apa," jawab Calista bohong.

"Kita gak kenal sehari dua hari ya Ca, kita dah kenal lama jadi saat lu bohong pun gue tau," ucap Reyhan.

"Beneran gue gak apa-apa." Jika Calista berkata jujur bisa jadi Reyhan akan khawatir oleh keadaanya.

Kelas mulai ramai begitu juga tak lama bel berbunyi menandakan kelas akan di mulai. Masih sedikit memikirkan kejadian tadi pagi membuat Calista tidak fokus untuk belajar kali ini.

Tubuh Calista menenggang ketika tak sengaja melihat Elard berada di luar kelasnya dengan senyum penuh arti, murid yang melihat Elard pun berteriak histeris karena baru kali ini Elard berada di kelas mereka, tapi semua kejadian ini sebab Elard ingin melihat korbannya yang lain dan tak bukan adalah Calista.

Mencoba mengalihkan pandangannya kearah lain agar tidak bisa melihat Elard membuat tubuh Calista sedikit takut dan jantung berdetak kencang. Keringat dingin membasahi telapak tangan Calista.

Elard sudah tidak ada, teriakan pun mulai berhenti. Pelajaran pun berlanjut hingga selesai.

Reyhan melihat Calista sedikit terburu-buru dari biasanya membuat Reyhan menjadi heran. "Ca, lu beneran gak apa-apa?" tanya Reyhan meyakinkan.

"Iya gue gak apa-apa kok lu kagak usah cemasin gue," jawab Calista.

"Ya, udah kita ke kantin bareng aja," tawar Reyhan.

"Lu duluan aja," ucap Calista.

"Oke kalau gitu gue duluan, ya."

Murid mulai keluar dari kelas begitu juga dengan Calista, tapi Calista sedikit berat saat keluar dari kelas jika tidak berkerja Calista memilih untuk berdiam diri di kelas, akan tetapi keadaan yang membuatnya harus melakukannya. Saat mencapai depan pintu sebuah tangan menarik lengan Calista yang membuat Calista berbalik arah. Mata mereka bertemu dan mereka saling menatap satu sama lain. Siapa lagi yang berbuat seperti ini selain Elard laki-laki yang sudah membuat Calista berbalik arah dan sekarang Elard tersenyum sinis kearah Calista.

"Mau ke mana kamu?" tanya Elard.

"Ak---aku mau ke kantin untuk berkerja." Rasa gugup sedari tadi yang Calista rasakan tidak kunjung hilang apa lagi sekarang harus bertemu lagi dengan Elard yang akan terus menganggu hidupnya.

"Kamu ke sana bareng kita-kita," ucap Elard yang di angguki kedua sahabatnya.

"Ta--tapi aku harus berkerja," ucap Calista.

"Kamu gak usah kerja hari ini," ucap Elard.

"Kalau aku gak kerja bisa-bisa aku akan di pecat,"

"Kamu mau bantah ucapanku?" tanya Elard sambil memegang dagu Calista.

Calista hanya menggelengkan kepalanya.

"Bagus, ayo kita ke kantin." Elard mengandeng tangan Calista menuju kantin.

Jantung Calista berdetak lebih cepat karena mendengar ucapan Elard yang akan mengajaknya ke kantin. Ini bukan prihal Calista bahagia karena bisa bersama dengan orang tampan tapi ini prihal tentang Calista yang akan bersama dengan psychopath.

Elard mengandeng tangan Calista menuju kantin sedangkan kedua sahabatnya mengikuti ketuanya dari belakang. Saat berada di kantin mata Calista dan Reyhan saling bertemu. Calista mencoba memberi isyarat kepada Reyhan untuk tidak melakukan apa-apa agar Reyhan tidak terkena masalah, akan tetapi Reyhan malah bertanya-tanya kenapa Calista bisa bersama dengan Elard. Seisi kantin melihat kejadian di mana Elard mengandeng tangan Calista yang diketahui adalah pelayan kantin dan sekarang ia bersama dengan Elard yang bagi mereka tidak pantas untuk Elard.

Kejadian ini tak luput dari pandangan kekasih-kekasih Elard yang tak jauh dari tempat Elard berjalan. Di dalam hati Calista terus berdoa agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Meja paling pojok adalah tempat di mana biasanya Elard dan teman-teman duduk menghabiskan waktu untuk makan. Biasanya mereka hanya bertiga sekarang mereka mendapatkan anggota baru yang lebih tepatnya adalah korban baru Elard selanjutnya.

"Lu pesan apa?" tanya Juna kepada ketiga sahabatnya.

"Gue pesan kek biasanya aja," jawab Arga.

"Gue samain kayak Arga aja," tambah Elard.

"Lu pesan apa?" tanya Juna kepada Calista yang terus menunduk sejak tadi.

Elard menggenggam tangan Calista yang membuat Calista tersadar.

"Kamu pesan apa?" tanya Elard.

"Ak--aku pesan jus alpukat aja," jawab Calista.

"Tidak boleh, kamu harus makan banyak karena kamu kelihatan kurus. Aku gak tega saat nyiksa korbanku kurus kayak gini. Jun, pesenin dia bakso plus susu coklat." Elard memesankan makanan untuk Calista.

Sedangkan Calista hanya diam duduk tanpa bisa berkutik. Dari kejauhan Reyhan melihat Calista yang berada di geng Arthstar. Dengan mengumpulkan keberanian Reyhan menghampiri Calista.

Reyhan menarik tangan Calista yang membuat Calista terkejut akan tetapi sebelum Reyhan membawa Calista pergi, Elard lebih dulu menarik tangan Calista sehingga membuat mereka saling tarik-menarik.

"Lepasin dia!" ucap Reyhan.

"Lepasin? Ada hak apa lu bilang kayak gitu? Lu pacarnya? Atau siapanya?" ujar Elard.

Reyhan yang terdiam saat Elard mempertanyakan hal itu kepadanya tidak bisa mengembalikan apa yang di katakan oleh Elard karena memang status mereka hanya bersahabat. Elard menarik paksa Calista dari Reyhan dan tubuh Calista menabrak dada Elard yang membuat siapa saja berteriak melihat kejadian itu tak terkecuali dengan para kekasih Elard. Merasa geram ada seseorang yang lebih di utamakan oleh Elard membuat mereka ingin membalas dendam kepada Calista.

Sedangkan Calista ia hanya menunduk tidak tau apa yang akan ia lakukan. Reyhan menatap wajah Calista yang sedang ketakutan karena berada di gerombolan geng Arthstar. Entah keberanian dari mana Reyhan menonjok wajah Elard yang membuat Elard tersungkur. Kejadian itu sontak membuat siapapun yang melihatnya terkejut tak terkecuali Calista juga dengan cepat Reyhan membawa Calista kabur dari kantin tapi semua usaha Reyhan membawa kabur Calista sia-sia karena Elard lebih dulu mencegah mereka pergi.

Satu pukulan di terima oleh Reyhan yang membuat Reyhan sekarang yang tersungkur. Perkelahian antar Reyhan dan Elard tidak terelakan jika Calista tidak melerainya karena kedua sahabat Elard hanya diam dan menonton saja murid yang lain pun sama seperti itu juga.

"Elard! Hentikan!" teriak Calista.

Elard berhenti melayangkan pukulan kepada Reyhan karena mendengar teriakkan Calista.

"Apa kamu lakukan? Mencoba membunuh orang!" teriak Calista.

Elard tersenyum sinis kearah Calista.

"Aku membunuh seseorang menurutku sudah biasa bagiku. Jika aku bunuh Reyhan pun tidak masalah buatku," ucap Elard dengan santai.

Ketika Calista ingin menolong Reyhan tangan Elard menarik Calista mengisyaratkan bahwa Calista tidak boleh menolong Reyhan.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Elard.

"Apa kurang jelas kalau aku ingin menolong Reyhan?"

"Jika kamu menyentuhnya aku akan membunuhnya," sebuah ancaman tidak mempan untuk Calista.

Calista menatap Elard di mana matanya memancarkan kemarahan yang begitu jelas. "Jika kamu membunuhnya aku yang akan membunuhmu setelah itu." ujar Calista.

Murid yang berada di sana tidak percaya apa yang Calista katakan kepada Elard.

Calista menatap Reyhan yang sudah tidak berdaya akibat pukulan Elard yang begitu brutal dengan cepat Calista membawa Reyhan pergi ke UKS agar segera Calista obati. Elard menatap kepergian Calista yang membawa Reyhan pergi dari kantin. Gerombolan yang melihat perkelahian antar Reyhan dan Elard berangsur membubarkan diri mereka masing-masing. Sedangkan Elard memilih pergi juga ke markasnya. Kepergian Elard pasti tidak sendiri ia di ikuti oleh kedua sahabatnya.

Di tempat lain lebih tepatnya di UKS Calista sibuk mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Reyhan. Membuka kotak P3K dan mengambil alkohol agar darah berhenti mengalir.

"Mungkin ini sedikit perih lu tahan, ya." Peringat Calista kepada Reyhan.

"Aww!" keluh Reyhan saat kapas yang sudah di beri Calista alkohol menyentuh lukanya.

"Perih, ya? Tahan bentar," ucap Calista.

Reyhan mencoba menahan rasa perih yang ia rasakan agar Calista cepat menyelesaikan mengobatinya. Selesai membersihkan luka Reyhan, Calista mengambil betadine. Calista sudah selesai mengobati Reyhan dan sekarang Calista mengembalikan kotak P3K ketempat di mana Calista mengambil tadi.

Calista duduk berhadapan dengan Reyhan yang terus saja merintih kesakitan.

"Kenapa sih cari masalah sama geng Arthstar segala? Lu tau sendiri gimana mereka? Lu udah mengenal mereka? Dan lu tau betapa sadisnya jika sudah berurusan dengan mereka bukan? Kenapa masih aja lu membahayakan diri lu sendiri?" Omel Calista.

"Gue gak suka lu jadi korban baru mereka. Lu gak salah kenapa harus di jadikan korban sama geng Arthstar," ucap Hans tidak terima.

Calista tersenyum kearah Hans.

"Gue gak kenapa-kenapa kok jadi korban baru mereka. Toh mereka gak ada nyakitin gue sama sekali malah mereka jaga gue." Calista terpaksa berbohong agar Reyhan tidak mengkhawatirkan dirinya. Ada rasa takut yang Calista rasakan saat berdekatan dengan geng Arthstar. Jantung yang tidak berhenti berdetak dan keringat panas dingin selalu bercucuran tak kalah bersama dengan geng Arthstar.

"Tapi gue gak suka lu berada di antara mereka. Lu gak tau jika lu berdekatan dengan mereka musuh geng Arthstar mengira lu adalah kekasih Elard yang otomatis lu akan menjadi incaran musuh Elard dan musuh Elard tidak hanya satu saja tapi ribuan di luar sana asal lu tau," jelas Reyhan.

Reyhan lebih mengenal geng Arthstar dari pada dirinya. Kecemasan yang Calista rasakan semakin besar ketika mendengar penjelasan Reyhan. Wajah Calista terlihat pucat akan tetapi dengan segera Calista tersenyum agar tidak membuat Reyhan khawatir.

"Kalau gue di incar sama musuh Elard, maka geng Arthstar yang akan membantu bukan? Jadi lu gak usah khawatir akan hal itu oke," ucap Calista sambil menunjukan jarinya yang membentuk oke.

"Gue gak tau apa yang ada di pikiran lu yang buat lu bisa sesantai ini," ujar Reyhan meninggalkan Calista dari ruangan.

Calista hanya memandang kepergian Reyhan yang Calista tau bahwa Reyhan marah kepadanya karena khawatir.

"Gue takut, gue cemas, gue khawatir tetapi gue gak mau lu cemas cuma gara-gara gue aja," gumam Calista.

...•••...

Calsta berjalan menuju ke kelas karena sebentar lagi kelas akan segera di mulai tapi jalan Calista terhenti karena ada beberapa wanita menghalangi jalannya. Calista hanya tau beberapa saja wanita yang tengah menghadang jalannya, mereka adalah kekasih Elard. Mungkin kejadian tadi di kantin membuat mereka sekarang menghadang Calista.

"Lu Calista?" tanya seorang gadis berambut panjang.

"Iya, gue Calista kenapa?" tanya Calista.

"Jadi ini cewek yang berani ngrebut cowok orang," ucap gadis berambut  sebahu.

"Cowok orang? Maksud kalian apa?" tanya Calista.

"Jangan berlaga sok gak tau deh." Gadis bernama Gladis menyeret tubuh Calista menuju toilet yang tak jauh dari tempat mereka berada.

Calista merintih kesakitan saat rambutnya di tarik oleh segerombolan gadis yang menghadangnya tadi. Di tempat yang lembab sekarang Calista berada dengan gerombolan gadis yang mengaku sebagai kekasih Elard.

"Ka--kalian mau ngapain?" Rasa ketakutan Calista rasakan saat seorang gadis membawa seember air kotor bekas mengepel lantai. Terlihat sangat jelas warna yang sangat hitam, kotor dan bau. Air yang di pegang mereka di guyurkan di tubuh Calista yang membuat tubuh Calista basah kuyup dan menimbulkan aroma yang tidak sedap sekarang yang menempel pada tubuh Calista akibat air kotor tadi.

"Lu gak pantas bersanding dengan Elard, jadi jangan harap lu bisa mendapatkan Elard karena kami gak terima lu bersama Elard inget itu!" bentak Gladis.

Setelah kepergian gadis-gadis itu air mata yang sedari tadi Calista tahan sekarang jatuh tak terbendung. Penderita Calista bertambah lagi karena ulah Elard yang menjadikannya korban dan yang mereka pikirkan bahwa Calista adalah kekasih baru Elard, tapi pemikiran mereka salah besar, Calista adalah korban baru Elard yang mungkin aja berakhir seperti korban Elard yang lain.

Aroma tidak sedap tercium sangat menyengat dari tubuh Calista membuat Calista enggan untuk kembali ke kelas. Calista memilih duduk sejenak di atas kloset.

Calista melihat ada sepasang sepatu pria di depannya dan mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang berani masuk ke dalam toilet wanita. Cukup terkejut kehadiran Elard berada di sini dengan berat Calista bangkit dari duduknya dan mencoba meninggalkan toilet, belum sampai di pintu toilet sebuah tangan mencegah Calista yang membuat jalan Calista terhenti.

"Kamu mau ke mana?" tanya Elard.

Calista menatap Elard dan menghempaskan tangannya.

"Bukan urusan kamu," jawab Calista.

Elard masih mencoba menahan Calista.

"Sudah aku bilang jangan ganggu aku!" teriak Calista.

"Hidupku menderita saat kamu masuk dalam kehidupanku. Jadi aku mohon sama kamu jangan pernah ganggu aku lagi aku mohon banget sama kamu karena kekasih-kekasihmu membuatku jadi seperti ini," tambah Calista dan pergi dari toilet.

Elard hanya menatap kepergian Calista.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!