Keesokan harinya.
Alena, Shaka dan ibu sedang sarapan bersama.
"Alena, apa kau bisa memasak?" tanya ibu penasaran.
"Bisa Bu." jawab Alena.
"Jadi kenapa kau tidak memasak untuk Shaka?" tanya ibu lagi.
Alena melirik Shaka yang hanya diam saja dan terkesan tidak peduli. "Aku takut Shaka tidak menyukai masakanku Bu. Karena Shaka terbiasa makan masakan pelayan rumah ini." ucap Alena. Aku pernah memasak untuknya tapi dia malah menghina masakanku. Batin Alena.
"Tidak apa-apa masak saja. Jika dia tidak mau memakannya, biar Ibu saja yang makan. Ibu ingin mencoba masakanmu." ucap Ibu.
Shaka menatap Ibunya. Untuk apa Ibu menyuruhnya memasak. Dia akan besar kepala jika Ibu menyukai masakannya. Batin Shaka.
"Baik Bu. Aku akan memasak untuk makan malam nanti." jawab Alena. Ibu tersenyum mendengar jawaban Alena. Dia sangat patuh pada setiap permintaanya.
Setelah menyelesaikan sarapannya, Alena dan Shaka mengambil mobil masing-masing. Namun ketika mereka hendak berangkat, Fredi dan ibunya terlihat memasuki rumah yang disewakan kakek tepat disebelah rumah Shaka. Shaka melirik Alena yang memperhatikan mereka. "Jagalah matamu terhadap pria lain." ucap Shaka. Tanpa mendengar respon dari Alena, dia langsung melajukan mobilnya.
Alena menatap kepergian Shaka dengan tatapan kesal. Enak sekali dia bilang begitu. Dia pikir aku semurahan apa?. Batin Alena. Dia memasuki mobilnya dan segera pergi ke butik.
Ibu memperhatikan Fredi dan ibunya dari teras rumahnya. Mereka sibuk mengatur para pekerja yang mengangkati barang-barang mereka dari dalam mobil. Dia melangkah menuju rumah mereka.
"Selamat pagi Felly." sapa ibu Shaka.
Ibu Fredi menoleh ke sumber suara. Dia tersenyum namun itu terpaksa. "Selamat pagi Mbak Rika." balas ibu Fredi.
"Wah sepertinya sibuk sekali ya, kalian selalu melakukan semua dengan cepat ya." ucap ibu Shaka.
"Begitulah kami. Kami tidak suka melakukan semua dengan lambat. Lebih cepat lebih baik bukan?" ucap ibu Fredi.
"Benar sekali. Hamid sangat membenci sesuatu yang lambat. Termasuk punya anak dari seorang pelakor." sindir ibu Shaka.
Wajah ibu Fredi berubah menjadi kesal. Dia mengepalkan tangannya. Fredi yang berada dibelakang ibunya memegang bahu ibunya. Ibunya menoleh dan melihat Fredi menggelengkan kepalanya pertanda jangan dibalas. Ibu Fredi menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.
"Jika Mbak Rika sudah selesai, pulanglah. Sebenarnya kami sangat sibuk dengan hal yang jauh lebih penting." usir ibu Fredi.
Wajah ibu Shaka seketika memerah karena emosi diusir seperti itu. Dia mengepalkan tangannya lalu berbalik dan melangkah pulang menuju rumahnya dengan perasaan kesal. Jika tidak ada CCTV dirumah itu tentu dia akan menjambak Felly seperti saat dia mengetahui suaminya berselingkuh dengan Felly waktu itu. Bahkan jika bukan karena leraian dari suaminya saat itu, mungkin saja Felly sudah terbunuh saat itu juga.
"Bu, kenapa Ibu tidak memberitahukan saja padanya apa yang sebenarnya terjadi. Dengan begitu dia tidak akan menyebut Ibu sebagai pelakor." ucap Fredi.
"Tidak Nak, Ibu tidak mau membuatnya lebih hancur lagi. Sudah cukup selama ini dia menderita karena Alm Ayahmu meninggalkannya demi Ibu." Ibu Fredi terlihat begitu sedih.
"Sudahlah Bu. Semoga saja kenyataan memberitahunya apa yang sebenarnya terjadi dulu." ucap Fredi sambil mengusap bahu ibunya. Ibunya tersenyum dan memegang tangannya. Mereka pun masuk ke rumah dan menata barang-barang yang mereka bawa.
***
Alena sedang meeting dengan klien di ruangannya. Mereka adalah sepasang suami istri yang ingin memesan baju untuk acara ulang tahun pernikahan mereka yang ke 5 tahun. Alena memberikan beberapa gambar rancangan terbarunya.
Sepanjang menjelaskan, sang suami terus saja menatap Alena. Alena yang menyadari tatapan itu pura-pura tidak tau. Jika dia menegurnya maka sang istri pasti akan tau bahwa sejak tadi suaminya memperhatikan Alena.
Setelah menentukan pilihan dan mengukur, mereka pun pergi. Namun sebelum keluar, Alena melihat sang suami memainkan mata kepadanya. Alena menatap jijik pada pria itu.
Sudah beristri tapi masih saja menggoda wanita lain. Bahkan saat bersama istrinya. Kenapa semua laki-laki didunia ini jahat. Tidak adakah yang baik?. Batin Alena.
***
Shaka sedang berkutat dengan laptopnya. Namun tiba-tiba dering ponsel membuyarkan konsentrasinya. "Oh, ayolah siapa yang menggangguku pagi-pagi begini." Gerutu Shaka. Dia melihat ponselnya dan melihat panggilan dari kakeknya. Dia menghembuskan nafas panjang.
"Halo kakek." jawab Shaka.
"Sedang apa kau?" tanya kakek.
"Sedang bekerja kek, ada apa?" tanya kakek.
"Tidak ada, aku hanya memastikan bahwa kau bekerja dengan baik." ucap kakek.
"Aku akan menjadi cucu kebanggaanmu kek." jawab Shaka.
"Baiklah kalau begitu lanjutkan pekerjaanmu." kakek mematikan panggilannya.
Shaka merasa heran karena kakek tiba-tiba menelponnya hanya untuk memastikannya bekerja dengan baik. Dia kembali fokus ke laptopnya dan melanjutkan pekerjaannya.
***
Fredi sedang berkutat dengan laptop dikamar barunya. Dia bekerja dari rumah karena tidak ingin membuat bawahannya kerepotan karena dia tak datang. Tiba-tiba Hpnya berdering. Dia langsung mengangkatnya. "Halo kek." jawab Fredi.
"Apa kau sibuk?" tanya kakek.
"Tidak kek. Kakek sedang apa?" tanya Fredi.
"Aku sedang menonton acara televisi." jawab kakek.
"Apa kakek sudah makan?" tanya Fredi.
Kakek tersenyum mendengar Fredi memperhatikannya. "Sudah." jawab kakek.
"Kek, apakah kakek mau ditemani?"
"Tidak, kau pasti lelah karena hari ini kau pindah ke rumah itu. Dan aku yakin kau sedang bekerja dari rumah, benarkan?" tanya kakek.
"Tidak kek, aku ingin menemani kakek."
Kakek kembali tersenyum. "Baiklah kau bisa kemari kalau kau mau." ucap kakek.
"Baiklah kek, aku akan kesana sekarang. Sampai jumpa." Fredi mematikan panggilannya. Dia bergegas ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.
"Fredi kau mau kemana?" tanya ibu Fredi.
"Aku ingin ke rumah kakek Bu." jawab Fredi.
"Kakek? Ada apa dengan kakek?" Ibu Fredi tampak khawatir.
"Tenanglah Bu, kakek tidak apa-apa. Aku hanya ingin menemaninya saja." Fredi tersenyum lembut.
"Kau yang membuat Ibu jadi kahwatir. Jelas sekali kau begitu cemas saat ini." ucap ibunya.
Fredi menghela nafas panjang. "Aku tau sedang ada yang terjadi pada kakek. Tidak mungkin dia tiba-tiba ingin menyatukan kita jika tidak terjadi apa-apa padanya." Fredi menjeda kalimatnya. Rasanya hatinya begitu berat mengatakan hal itu.
"Jika itu benar, setidaknya aku bisa mengisi hari-harinya dengan semua perhatianku." Fredi mengakhiri kalimatnya. Ibunya tampak menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Bulir air mata membasahi pipinya.
"Semoga saja firasatmu tidak benar." ucap ibunya.
"Semoga apa yang aku katakan ini salah Bu. Aku berharap kakek baik-baik saja." Imbuh Fredi.
"Pergilah dan turuti semua perintahnya." ucap Ibu Fredi.
Fredi mengangguk dan melangkah menuju garasi dan mengambil mobil lalu melaju ke rumah kakek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Putri Sera
ibu fredi itu cinta pertama ayah shaka sdgkn dgn ibu shaka menikah karena di jodohkan
2022-11-14
0
Nana Nurdiana
Thor,pemeran utama ny sapa.sich sbnrny,koq dsini malah Fredi n ibunya yg terkesan baik n tulus,gk spti Shaka,aku JD lebih suka klu alena.sm.fredi bukan SM shaka.yg jahat itu🤷🤷🤷
2022-08-27
0
Vivia
lanjuuuit kk...ternyata keluarga Fredi sgt baiiiik...
2022-05-23
0