Sweet 5 : Naga Manis

Kelinci Petinju yang melihat kehadiran Xue Rong segera mengepung dan melancarkan serangan.

“Rong‘er, aku menyembunyikan kultivasiku. Jadi kau bertarunglah, aku akan mengajarimu secara bertahap sampai kau menjadi seorang kultivator wanita yang hebat.” Xiao Yang berada di belakang Xue Rong. Tangan Xiao Yang menyentuh telapak tangan Xue Rong.

“Makanlah Pil Seribu Pengetahuan ini.” Xiao Yang menjelaskan singkat jika pil tersebut merupakan pil yang dia buat untuk Xue Rong.

‘Aku telah membulatkan tekadku...’ Xue Rong berdetak kencang jantungnya ketika tangan Xiao Yang menyentuhnya. Tanpa ragu dia memakan Pil Seribu Pengetahuan.

Tak lama Xue Rong mendapatkan sebuah gambaran di dalam kepalanya. Dengan cepat Xue Rong memasang pasang santai sambil mencoba menahan pukulan Kelinci Petinju.

“Rong‘er, kau adalah anak seorang Kultivator Ratu Es. Aku yakin kau dapat melihat gambaran bagaimana kekuatanmu bukan?”

Xue Rong memejamkan matanya, perlahan muncul beberapa teknik yang diketahui Xiao Yang. Tanpa sadar, Xue Rong melepaskan satu tapak yang dilapisi es dan membekukan Kelinci Petinju.

‘Guru, setelah ini aku ingin mendengar penjelasanmu. Bagaimana bisa kau mengenal ibuku?’ Xue Rong terus menyerang Kelinci Petinju dengan tapaknya.

Pertukaran serangan itu terjadi cukup singkat karena Xiao Yang menghentikan amukan Kelinci Petinju.

“Cukup. Gerakanmu lumayan. Aku akan melatihmu dari awal agar gerakanmu lebih bertenaga.” Xiao Yang melepaskan aura pembunuh pada semua Hewan Buas yang hendak mendatangi Xue Rong.

‘Aku tidak menyadari jika banyak Hewan Buas yang mengamatiku...’ Xue Rong bergidik ngeri, kemudian dia menghela napas lega.

“Aku akan memberitahumu tentang diriku, dan kenapa aku bisa mengenal ibumu. Mungkin kau telah melupakanku, tetapi dahulu aku berjanji akan...” Xiao Yang tidak melanjutkan perkataannya, “Ah, lupakan saja...”

Nampak wajah yang merah padam namun tersirat kesedihan. Melihat itu, Xue Rong merasa bersalah, walau dia sendiri tidak mengetahui mengapa dirinya bisa merasa bersalah kepada Xiao Yang.

Xue Rong tidak bertanya karena takut menyinggung perasaan Xiao Yang. Saat inia mulai berlatih di bawah arahan Xiao Yang hari demi hari.

Menurut Xiao Yang, kultivasi Xue Rong berada di tahap akhir Emas. Semenjak titik meridian Xue Rong dibuka oleh Xiao Yang, kekuatan dari hawa dingin mulai menyebar disekujur tubuhnya.

‘Sekarang aku masih di tahap Emas...’ Xue Rong membatin sebelum memulai latihan bersama Xiao Yang.

Saat ini Xue Rong sedang berlatih bela diri tangan kosong, berulang kali dia mendapatkan pelatihan yang keras dari Xiao Yang.

‘Bukankah aku seorang gadis. Kenapa Guru sangat kejam padaku...’ Keluh Xue Rong dalam hatinya ketika dia sedang melakukan kuda-kuda tengah di bawah air terjun sambil mengolah pernapasan.

Tak segan-segan, Xiao Yang menyuruh Xue Rong untuk melakukan kuda-kuda tengah selama seharian penuh.

‘Tidak ada waktu untuk mengeluh, aku penasaran dengan identitas Guru. Aku harus membuatnya bercerita padaku.’ Xue Rong tersenyum tipis sebelum mengolah pernapasan.

“Rong‘er, rasakan energi alam yang berada disekitarmu. Tempat ini penuh dengan udara murni, serap dan olah menjadi bagian tubuhmu.”

Xue Rong mendengar dengan jelas perkataan Xiao Yang, kemudian dia terus mengolah pernapasan hingga akhirnya otot-otot pahanya mulai terbiasa merasakan keram.

Xiao Yang mengajari Xue Rong pernapasan dasar sebelum melanjutkan latihan pernapasan yang sesungguhnya. Ketika Xue Rong menguasai pernapasan dasar secara keseluruhan, barulah Xiao Yang menjelaskan pada Xue Rong tentang pernapasan yang akan diajarkan kepadanya.

Penjelasan singkat dari Xiao Yang tentang Pernapasan Naga. Pernapasan Naga sendiri ada beberapa macam seperti Pernapasan Naga Api, Pernapasan Naga Air, Pernapasan Naga Bumi, Pernapasan Naga Angin dan Pernapasan Naga Petir.

Sebelum berlatih Pernapasan Naga, Xiao Yang menyuruh Xue Rong berendam di sebuah kolam. Dimana kolam itu dipenuhi petir. Saat Xiao Yang membawanya kesana, wajah Xue Rong memucat.

“Aku harus berendam disini? Guru, bagaimana jika kulitku penuh dengan luka? Tidak, bahkan lebih parahnya kulitku akan gosong. Jika tidak ada orang yang menikahiku karena penampilanku, apakah Guru mau bertanggung jawab?” Xue Rong memasang wajah cemberut. Dalam hatinya dia tidak menyangka Xiao Yang akan menyuruhnya bermeditasi dan berendam di Kolam Aura Petir.

“Ya, tenang saja, kelak aku akan bertanggung jawab.”

“Heh?” Xue Rong memerah wajahnya, kemudian dia menatap wajah Xiao Yang yang sedikit memerah.

“Guru, jangan mengintip!” Xue Rong melepaskan hawa dingin dan mulai memasuki Kolam Aura Petir. Hatinya berbunga-bunga, dan jantungnya berdetak kencang mendengar perkataan Xiao Yang.

“Rong‘er, aku akan mengawasimu. Tenang saja, aku tidak mengintip tetapi ini demi kebaikanmu.” Xiao Yang mengeluarkan pisau kecil dan mengarahkannya pada kedua matanya, “Apakah kamu butuh bukti?”

“Jangan Guru!” Xue Rong menghentikan tindakan gila Xiao Yang yang berniat menebas kedua matanya sendiri.

Dengan segera Xue Rong kembali dan memegang tangan Xiao Yang dengan tatapan tajam, “Jangan lakukan tindakan bodoh, Guru!”

“Maaf, murid terlalu takut pada laki-laki.”Lanjut Xue Rong sambil membuang pisau kecil dan menatap wajah Xiao Yang. Ketika kedua bola mata mereka bertemu, Xue Rong melihat jelas wajah Xiao Yang merah padam bahkan matanya tidak berkedip sedikitpun sebelum pemuda itu ambruk ke tanah dan pingsan.

“Guru!” Xue Rong berteriak, lalu dia baru mengingat jika dirinya tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya di hadapan Xiao Yang.

Butuh waktu beberapa jam sebelum akhirnya Xiao Yang terbangun. Suasana canggung memenuhi keduanya, terutama Xiao Yang yang meremas rambutnya.

“Guru, bisakah kita mulai?” Xue Rong bertanya sambil menarik rambutnya melingkar telinganya.

“Baiklah.” Xiao Yang menelan ludah ketika melihat Xue Rong hendak berendam di Kolam Aura Petir.

“Rong‘er, ini akan menyakitkan tetapi kau harus melewati semua ini.” Xiao Yang tidak melepas pakaiannya dan berendam di belakang Xue Rong.

Ketika air kolam mulai berwarna ungu, petir menyambar memenuhi seisi kolam. Dalam sekejap Xue Rong merasakan nyeri dan rasa sakit di setiap tubuhnya.

“Aaahhh! Guru!” Xue Rong langsung menangis ketika merasakan rasa sakit yang tidak tertahankan. Namun air matanya diseka tangan Xiao Yang.

“Telan Pil Pemulih Aura!” Xiao Yang panik sesaat, tetapi sekarang wajahnya terlihat begitu serius dan cemas bercampur aduk menjadi satu.

Xue Rong yang melihat keseriusan Xiao Yang mulai menahan tangisannya. Tulang-tulangnya mulai bunyi, lalu disusul dengan pembuluh darahnya yang terasa seperti ingin meledak.

“Aaahhh!” Xue Rong menjerit keras. Walau telah mengolah pernapasan dan bermeditasi, tetapi rasa sakit yang dia rasakan membuatnya ini lebih ingin memilih mati daripada merasakan rasa sakit yang dia rasakan ini, tetapi dihadapannya terlihat pemuda yang melatihnya dengan serius menatap dirinya penuh kekhawatiran.

“Maaf aku membuatmu menderita Rong‘er. Bertahanlah, aku yakin kamu bisa melewati proses pembentukan tubuh ini.” Selesai Xiao Yang berkata demikian.

Xue Rong merasa proses pemurnian darah di dalam tubuhnya sedang berlangsung, kemudian disusul dengan pembentukan sumsum dan pembentukan tulang.

Ketika Xue Rong sedang menjerit kesakitan, dirinya dikejutkan dengan Xiao Yang yang mengecup keningnya, sementara tangan pria itu menyentuh perutnya.

“Guru...” Dalam sekejap Xue Rong merasa rasa sakit dalam tubuhnya mulai menghilang. Kemudian dia mengetahui pria yang ada dihadapannya adalah teman masa kecilnya, ketika sentuhan hangat bibir Xiao Yang bersentuhan dengan keningnya.

“Guru...” Xue Rong meneteskan air mata dan langsung memeluk tubuh Xiao Yang dengan erat, “Apakah kamu Naga Manis? Kamu kemana saja selama ini?”

Xiao Yang ikut menangis dan membalas pelukan murid sekaligus orang yang selama ini dia cari.

“Aku mencarimu selama ini. Tidak pernah kusangka, aku akan menemukanmu di tempat kematian ibumu...” Xiao Yang melepaskan pelukannya dan menatap wajah Xue Rong.

“Aku penyebab kematian ibumu. Andai saat itu aku bukan anak kecil. Andai saat itu aku lebih dewasa. Dan kamu tidak akan menderita seperti ini...” Xiao Yang meneteskan air mata dan menatap wajah Xue Rong yang berkaca-kaca.

Tak lama Xue Rong tersenyum manis sebelum tubuhnya ambruk ke depan, jatuh ke pelukan Xiao Yang.

“Rong‘er...” Xiao Yang memegang pundak Xue Rong dan memeriksa denyut nadi gadis cantik tersebut. Ternyata Xue Rong pingsan karena ingatannya yang tersegel telah kembali sepenuhnya.

“Luar biasa, dia telah menembus Alam Raja dalam waktu yang singkat...” Xiao Yang menggendong tubuh Xue Rong dan melapisi lekuk tubuh gadis cantik itu dengan kain.

Terpopuler

Comments

Queensha

Queensha

Ceritanya bagus, menarik banget buat dibaca

2022-10-15

0

Anak Kost

Anak Kost

Cerita nya Bagus dan menarik 🥰
semangat yaa 🥰
Dukung Novelku juga ya 'Simpanan Pria Arogan'
mari saling mendukung 🥰

2020-09-01

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 Bangkitnya Emperor Es Sweet 1 : Xue Rong
2 Sweet 2 : Xiao Yang
3 Sweet 3 : Hutan Persik Tersembunyi
4 Sweet 4 : Hewan Buas, Binatang Iblis Dan Siluman.
5 Sweet 5 : Naga Manis
6 Sweet 6 : Masa Lalu Mereka
7 Sweet 7 : Alam Raja
8 Sweet 8 : Menuju Kota Hujan
9 Sweet 9 : Kota Hujan
10 Sweet 10 : Pengkhianat Di Kota Hujan
11 Sweet 11 : Mengejar Bunga Darah
12 Sweet 12 : Menyusup Ke Dalam Markas Bunga Darah
13 Sweet 13 : Bunga Darah
14 Sweet 14 : Kota Rumput Hijau
15 Sweet 15 : Kekacauan Di Kota Rumput Hijau
16 Sweet 16 : Akhir Dari Bunga Darah
17 Sweet 17 : Rencana Menundukkan Kekaisaran Hei
18 Sweet 18 : Kota Mawar Biru
19 Sweet 19 : Kemantapan Hati Xue Rong
20 Sweet 20 : Manja
21 Sweet 21 : Tubuh Dewi Es
22 Sweet 22 : Tubuh Yin
23 Sweet 23 : Pagoda Bulan
24 Sweet 24 : Pagoda Bulan II
25 Sweet 25 : Ibukota Bulan Merah
26 Sweet 26 : Pergerakan
27 Sweet 27 : Gejolak Ibukota Bulan Merah
28 Sweet 28 : Gejolak Ibukota Bulan Merah II
29 Sweet 29 : Gejolak Ibukota Bulan Merah III
30 Sweet 30 : Gejolak Ibukota Bulan Merah IV
31 ~ Arc 1 Bangkitnya Emperor Es End~ Sweet 31 : Emperor Es Xue Rong
32 ~ Arc 2 Pertempuran Meng ~ Sweet 32 : Tujuan Xue Rong
33 Sweet 33 : Asosiasi Naga Manis
34 Sweet 34 : Istana
35 Sweet 35 : Restu Calon Mertua
36 Sweet 36 : Seribu Melayang Seketika
37 Sweet 37 : Eksekusi Publik
38 Sweet 38 : Festival Api
39 Pengumuman
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Arc 1 Bangkitnya Emperor Es Sweet 1 : Xue Rong
2
Sweet 2 : Xiao Yang
3
Sweet 3 : Hutan Persik Tersembunyi
4
Sweet 4 : Hewan Buas, Binatang Iblis Dan Siluman.
5
Sweet 5 : Naga Manis
6
Sweet 6 : Masa Lalu Mereka
7
Sweet 7 : Alam Raja
8
Sweet 8 : Menuju Kota Hujan
9
Sweet 9 : Kota Hujan
10
Sweet 10 : Pengkhianat Di Kota Hujan
11
Sweet 11 : Mengejar Bunga Darah
12
Sweet 12 : Menyusup Ke Dalam Markas Bunga Darah
13
Sweet 13 : Bunga Darah
14
Sweet 14 : Kota Rumput Hijau
15
Sweet 15 : Kekacauan Di Kota Rumput Hijau
16
Sweet 16 : Akhir Dari Bunga Darah
17
Sweet 17 : Rencana Menundukkan Kekaisaran Hei
18
Sweet 18 : Kota Mawar Biru
19
Sweet 19 : Kemantapan Hati Xue Rong
20
Sweet 20 : Manja
21
Sweet 21 : Tubuh Dewi Es
22
Sweet 22 : Tubuh Yin
23
Sweet 23 : Pagoda Bulan
24
Sweet 24 : Pagoda Bulan II
25
Sweet 25 : Ibukota Bulan Merah
26
Sweet 26 : Pergerakan
27
Sweet 27 : Gejolak Ibukota Bulan Merah
28
Sweet 28 : Gejolak Ibukota Bulan Merah II
29
Sweet 29 : Gejolak Ibukota Bulan Merah III
30
Sweet 30 : Gejolak Ibukota Bulan Merah IV
31
~ Arc 1 Bangkitnya Emperor Es End~ Sweet 31 : Emperor Es Xue Rong
32
~ Arc 2 Pertempuran Meng ~ Sweet 32 : Tujuan Xue Rong
33
Sweet 33 : Asosiasi Naga Manis
34
Sweet 34 : Istana
35
Sweet 35 : Restu Calon Mertua
36
Sweet 36 : Seribu Melayang Seketika
37
Sweet 37 : Eksekusi Publik
38
Sweet 38 : Festival Api
39
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!