Keesokan harinya Xiao Yang membersihkan gubuk tua yang dia buat di dekat sungai. Sebelum pergi, Xiao Yang menghancurkan tempat tersebut. Melihat tindakan Xiao Yang, tentu Xue Rong bertanya-tanya dalam hatinya, sehingga dia memutuskan untuk bertanya pada Xiao Yang tentang alasannya menghancurkan dan membakar gubuk tua tersebut.
“Kenapa Guru menghancurkannya? Kenapa Guru membakarnya? Bukankah disini tempat kita berdua berjumpa?” Pertanyaan beruntun dari Xue Rong membuat Xiao Yang mengernyitkan dahinya. Gadis muda berparas cantik itu baru pertama kali melihat raut wajah Xiao Yang yang terlihat despresi.
“Aku benci dengan kenangan. Maka dari itu aku akan menghancurkannya dan membakarnya. Sama seperti malam itu. Malam saat aku kehilangan segalanya dan tidak dapat melindunginya.” Setelah menjawab perkataan Xue Rong. Dengan langkah yang tenang, Xiao Yang berjalan meninggalkan Xue Rong yang masih berdiri.
“Rong'er. Aku ingatkan padamu agar nangan terlalu dekat dengan api, karena tidak baik untuk kulitmu yang dingin dan mulus itu,” ucap Xiao Yang dari kejauhan. Kemudian dia menatap langit yang mendung.
Xue Rong mendengus kesal, “Bukankah tadi Guru yang membakarnya?” Dengan cepat gadis muda berparas cantik itu berjalan mengikuti Xiao Yang.
Setelah dekat dengan Xiao Yang, tubuh Xue Rong dipeluk pria yang sedang menatap langit tersebut. Xue Rong kebingungan melihat tindakan Xiao Yang.
“Kita harus pergi ke Hutan Persik Tersembunyi. Tempat ini akan diguyur hujan dan kita tidak punya tempat berteduh.” Xiao Yang menjelaskan sambil tertawa lirih. Tak lama sebuah portal terlihat dan Xiao Yang memasuki portal tersebut bersama Xue Rong.
Dalam sekejap mereka berdua berada di tempat yang dipenuhi dengan bebatuan. Tempat tersebut merupakan sebuah jurang yang tidak diketahui kedalamnya dan berada di perbatasan antara Kekaisaran Yin, Kekaisaran Feng dan Kekaisaran Hei.
“Guru,” ucap Xue Rong sedikit manja. Mendengar itu, Xiao Yang melepaskan pelukannya dan menatap wajah Xue Rong.
“Aku tahu. Pasti masih sakit, tetapi aku akan menyembuhkan murid kesayanganku ini.” Xiao Yang mengelus rambut Xue Rong. Kemudian dia berjalan ke sebuah rumah yang dahulu dibangun oleh kedua gurunya.
Mata Xue Rong melebar melihat rumah yang megah berdiri dengan mewahnya di Hutan Persik Tersembunyi. Walau dia pernah ke tempat ini sebelumnya, tetapi Xiao Yang membawa dirinya ke kolam air panas dan bukan ke tempat yang indah ini.
Rumah mewah itu berdiri kokoh di pinggiran danau dengan air jernih. Pohon sakura dan pohon persik tumbuh dengan suburnya di sekitar danau, melihat pemandangan yang memanjakan mata, Xue Rong hanya bisa menelan ludah dan berdecak kagum.
“Rong'er, bisakah kamu buatkan teh hangat untuk kita berdua? Aku akan pergi sebentar.” Belum sempat Xue Rong menjawabnya, Xiao Yang sudah pergi meninggalkan gadis berparas cantik itu sendirian.
Xue Rong menggerutu kesal melihat tingkah Xiao Yang yang meninggalkannya, “Kenapa dia bisa meninggalkan seorang gadis sepertiku. Bukankah dia bilang tidak akan meninggalkan gadis sepertiku?” Saat ini justru Xue Rong mengingat perkataan dan perlakuan Xiao Yang.
Tanpa mengeluh kembali, Xue Rong masuk ke dalam rumah mewah dan mencari letak dapur. Kemudian dia membuatkan teh hangat untuk Xiao Yang dan untuk dirinya sendiri karena bahan-bahan sudah disediakan di atas meja.
Sekitar tiga puluh menit kemudian, Xiao Yang datang memasuki rumah membawa buah-buahan dan sebuah kantong. Dengan wajah yang gembira, Xiao Yang tersenyum lembut pada Xue Rong.
“Aku kembali, Rong'er.” Xiao Yang menaruh buah-buahan di atas meja makan dan berjalan mendekati Xue Rong.
Namun saat sudah dekat dengan gadis berparas cantik itu, mata Xiao Yang melebar. Pandangan matanya tertuju pada darah yang keluar dari tangan Xue Rong.
‘Jadi dia pemilik Tubuh Yin. Aku mencarinya selama ini, tidak sia-sia pencarianku karena aku telah menemukannya. Mulai hari ini aku akan menjagamu Rong‘er. Aku akan membalas jasa ibumu yang dahulu menyelamatkanku...’ Xiao Yang membatin. Kemudian dia mengemut jari telunjuk Xue Rong yang tergores pisau.
“Eh? Guru? Maaf, aku ceroboh. Tadi aku berniat ingin membuat sarapan pagi dan pisang goreng...” Wajah Xue Rong merah padam karena malu dan kebingungan melihat tingkah Xiao Yang.
“Terimakasih, Rong'er untuk teh hangatnya. Lain kali hati-hati ya,” sahut Xiao Yang sambil tersenyum lembut pada Xue Rong.
‘Kenapa aku merasa senang mendengar perkataan, Guru?’ batin Xue Rong. Kemudian dia membawa dua gelas teh hangat ke meja makan. Namun pandangan matanya terarah pada buah-buahan yang baru pertama kali dia lihat.
Sambil minum dan sarapan pagi bersama Xiao Yang, kini Xue Rong mendengar penjelasan Xiao Yang tentang buah-buahan di depannya. Buah-buahan yang ada di meja makan tak lain adalah sumber daya yang akan membantunya untuk pulih.
Xue Rong terharu melihat perjuangan Xiao Yang. Namun apakah hubungan mereka hanya sebatas guru dan murid, tidak lebih. Saat dirinya memikirkan hal tersebut, hati Xue Rong sedikit teriris.
Tanpa sadar Xue Rong melamun sendirian di meja makan, ketika dirinya tersadar, semangkuk sup hangat buatan Xiao Yang sudah ada di atas meja.
“Rong'er, saat kau memakan sup hangat buatanku, kau terlihat menyukainya, jadi aku ingin membuatkan sup hangat ini lagi untukmu.” Xue Rong terkejut melihat Xiao Yang telah selesai makan. Dengan malu-malu, Xue Rong mulai memakan sup hangat buatan Xiao Yang.
Dengan lahap dia memakannya, setelah selesai makan, Xiao Yang menuntun Xue Rong menuju kolam air panas. Dalam perjalanan pemuda itu menjelaskan tentang wilayah Jurang Kematian yang ada di atas hutan tempat mereka pijak ini dan luas dari Hutan Persik Tersembunyi.
Sesampainya di kolam air panas, Xiao Yang berbalik dan melepas pakaiannya. Melihat itu, sontak Xue Rong terkejut dan menutup kedua matanya dengan kedua tangannya.
“Kenapa Guru melepas pakaian?” tanya Xue Rong penasaran. Kemudian Xiao Yang menoleh melihat Xue Rong.
“Karena aku memakai dua pakaian...” Xiao Yang melirik Xue Rong yang menutup matanya dengan kedua tangan.
“Aku akan berendam di balik sana. Kau yang berendam di sini, Rong'er.” Xiao Yang berjalan melewati Xue Rong yang terdiam seribu bahasa.
“Apa tadi kau berpikir aku akan berendam berdua bersamamu?” Langkah kaki Xiao Yang berhenti, kemudian pemuda itu menoleh melihat Xue Rong yang tersipu malu.
“Cepat berendam, Rong'er. Tenang saja, aku tidak akan mengintip. Sudah kukatakan padamu, aku mempunyai prinsip sendiri.” Xiao Yang menambahkan.
Tak lama Xue Rong berbalik dan melihat Xiao Yang telah berendam di balik kolam air panas yang terhalang oleh sebuah batu. Perlahan Xue Rong melepas pakaiannya dan mulai berendam di kolam air panas.
Tidak ada pembicaraan sedikitpun. Mereka saling diam, Xue Rong merasakan sensasi kehangatan air dari kolam air panas merayapi seluruh tubuhnya.
“Apa Guru tidak menyukaiku?” Xue Rong menggelengkan kepalanya. Akhir-akhir yang ada dipikirannya hanyalah Xiao Yang yang selalu bersikap baik padanya. Dalam lamunannya dia teringat teman masa kecilnya yang bernama Naga Manis.
Semenjak kematian ibunya dan ibu angkatnya, Xue Rong tak lagi merasakan kasih sayang. Menurutnya, ibu angkat dan neneknya meninggal tanpa alasan yang jelas dan keesokan harinya, Li Han bersama istri keduanya memperlakukan dirinya dengan buruk.
Bahkan Xue Rong tak lagi dianggap sebagai manusia, untuk makan saja dia harus mengemis. Tak jarang dia sering mendapatkan perlakuan kasar dari Zhu Lin dan Li Qian.
Perlahan kenangan pahitnya mulai kembali. Kesedihan Xue Rong adalah saat menjelang pernikahannya. Gadis berparas cantik itu berpikir jika Bai Zhen sungguh mencintainya. Namun lelaki yang akan menjadi suaminya itu justru memperlakukan dirinya dengan kasar sama seperti Zhu Lin dan Li Qian.
Saat Xue Rong termenung dan melamun terlalu jauh, suara dari Xiao Yang membuyarkan lamunannya yang menari-nari di dalam kepalanya.
“Rong'er! Aku sudah selesai mandi! Mari kita berlatih!" Teriak Xiao Yang dari kolam air panas sebelah.
“Tunggu sebentar, Guru!” Xue Rong menjawab sambil membasuh badannya sebelum kembali memakai pakaiannya.
Setelah berpakaian, Xiao Yang datang menghampiri Xue Rong dan kembali memakai pakaiannya.
“Kenapa melamun?” Terlihat Xiao Yang sudah memakai pakaiannya yang baru, matanya menatap wajah Xue Rong, “Aku memakai Cincin Ruang untuk mengganti pakaianku.” Dengan santainya Xiao Yang menjelaskan kepada Xue Rong.
“Sebelum berlatih bela diri, aku akan mengajarimu cara untuk memperkuat tulang-tulangmu, Rong'er.” Mendadak wajah Xiao Yang menjadi serius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Ciao ji
lanjut Thor......!!!
2020-11-26
0
Sofandsyah
manthaaab.....👍👍👍
2020-11-02
1