Sweet 2 : Xiao Yang

Keesokan harinya di sebuah gubuk tua yang berada di dekat sungai. Aliran sungai tersebut merupakan aliran dari sungai yang mengalir dari wilayah Provinsi Bai.

Terlihat di gubuk tua itu ada seorang pemuda berumur dua puluh tahun sedang merebus sup hangat. Tak lama dia menatap gadis yang umurnya lebih muda darinya sedang terbaring lemah di atas ranjang.

Gadis muda yang sedang terbaring lemah di atas ranjang menggerakkan kedua tangannya dengan susah payah. Wajahnya pucat, dan gadis muda itu berusaha membuka matanya yang terpejam.

Setelah berusaha dengan sekuat tenaga, betapa terkejutnya gadis muda itu karena badannya tidak dapat digerakkan.

“Aku ... dimana?” Suaranya yang begitu lemah terdengar oleh pemuda yang sedang merebus sup hangat.

“Hmm...” Pemuda itu menggumam pelan melirik ke arah gadis muda yang mencoba bergerak di ranjangnya. Perlahan dia menghampiri dan menyapa gadis muda tersebut.

“Selamat pagi,” sapa pemuda tersebut. Namun gadis muda tersebut tidak menjawab perkataan pemuda yang telah menyelamatkan hidupnya.

“Aku menemukanmu di pinggiran sungai tadi pagi. Saat ini tubuhmu sedang dalam proses penempaan tulang. Tenang saja, aku akan membuatmu sembuh seperti sedia kala...” Pemuda itu tersenyum lembut pada gadis muda yang menatapnya penuh curiga.

“Sangat disayangkan jika gadis secantik dirimu meninggal dan cacat dalam seumur hidupmu.” Pemuda itu menambahkan. Kemudian dia berjalan ke dapur, selang beberapa menit kemudian pemuda itu kembali membawa mangkuk berisi sup hangat, sambil menanyakan nama gadis muda yang telah dia selamatkan.

“Namamu?”

“Xue Rong...” Gadis muda tersebut menyebutkan namanya dengan lirih.

“Nama yang cantik dan bagus. Dalam namamu ada makna yang diberikan oleh sosok berharga dalam hidupmu, kemungkinan itu ibumu. Aku menyukai namamu, Rong’er...” Dengan akrabnya pemuda itu tersenyum lembut pada Xue Rong dan menyodorkan sendok berisi sup hangat pada gadis muda yang terbaring lemah di ranjang.

“Namaku Xiao Yang.” Ucap pemuda itu sambil menenangkan Xue Rong yang menatapnya penuh kecurigaan.

“Aku bukan orang jahat, aku hanyalah seorang pengelana yang sedang mencari kedua guruku. Walau dulu aku tertarik padamu, tetapi aku tidak akan pernah berbuat macam-macam padamu karena aku mempunyai prinsip sendiri. ” Xiao Yang kembali menenangkan Xue Rong.

‘Kenapa dia sangat suka bicara panjang lebar? Sepertinya dia orang baik yang terlalu polos,’ batin Xue Rong. Perlahan Xue Rong membuka mulutnya dan rasa gurih memenuhi mulut Xue Rong ketika mengunyah bawang goreng yang dimasak dengan matang oleh Xiao Yang.

Xue Rong bisa merasakan sup hangat buatan Xiao Yang dibuat dengan sepenuh hati. Tanpa Xue Rong sadari, butiran air mata mulai menetes di pelupuk matanya yang indah. Air matanya tidak jatuh karena tangan Xiao Yang dengan lembut menyekanya.

“Sepertinya kau menyukai sup hangat buatanku, syukurlah, aku turut senang melihatmu menyukai sup hangat yang sederhana ini,” ucap Xiao Yang.

Xue Rong tidak menjawab dan hanya menerima suapan demi suapan dari sendok yang berisi sup hangat. Sup hangat buatan Xiao Yang sangat enak, begitu hangat dan membuat Xue Rong sadar bahwa hidupnya telah diselamatkan.

“Kau tahu, aku sedang dalam perjalanan mencari Guruku. Tetapi aku sangat hebat dalam mencari arah, sehingga aku tersesat dan kembali ke tempat yang menyakitkan ini.” Perkataan Xiao Yang membuat perasaan Xue Rong bimbang, antara suara yang terdengar seperti canda dan sendu menyatu dalam perkataan Xiao Yang.

“Aku baru tinggal disini dua bulan yang lalu untuk sejenak karena aku sedang mencari seseorang. Kemungkin satu bulan lagi aku akan pergi mengembara kembali.” Xiao Yang menambahkan.

Xue Rong menatap wajah Xiao Yang yang tampan dan memiliki tatapan mata yang ramah. Namun aura dan kharisma yang dimiliki Xiao Yang membuat Xue Rong merasa jika pria yang menyelamatkan hidupnya bukanlah orang sembarangan.

“Apa boleh aku ikut denganmu?” Suara Xue Rong terdengar begitu lirih, namun Xiao Yang dapat mendengarnya.

“Tentu boleh, hanya laki-laki bodoh yang menolak permintaanmu, Rong'er.” Xiao Yang tertawa lirih dan mengambil segelas air putih untuk Xue Rong.

‘Ibumu telah merawatku menggantikan orang tuaku. Dia mati melindungiku. Kemudian kau diasuh oleh Bangsawan Li. Aku selama ini mencarimu, tetapi kau sepertinya telah lupa denganku.’ Batin Xiao Yang menatap wajah Xue Rong penuh makna.

Selama dua minggu Xiao Yang merawat Xue Rong tanpa pamrih. Setiap pagi dan sore, Xiao Yang menggendong tubuh Xue Rong dan membawanya ke Hutan Persik Tersembunyi.

Dengan menggunakan Cincin Dimensi, Xiao Yang dapat dengan mudah membawa tubuh Xue Rong ke tempat yang telah dia beri tanda dengan darahnya.

Di Hutan Persik Tersembunyi terdapat banyak pepohonan yang tumbuh dengan subur. Sangat berbeda dengan namanya, Hutan Persik Tersembunyi adalah tempat yang tak terjamah selama ribuan tahun dan dihuni ribuan Hewan Buas.

Menurut cerita gurunya, Xiao Yang juga menceritakan pada Xue Rong tentang Hutan Persik Tersembunyi. Tempat yang dahulu pernah dihuni para Dewa-Dewi ribuan tahun lalu.

Bahkan Xiao Yang adalah orang ketiga yang tidak sengaja jatuh ke Jurang Kematian selain kedua gurunya dan berakhir di Hutan Persik Tersembunyi.

Walau baru pertama kali bertemu dengan Xiao Yang, perasaan hangat yang menghampiri dada Xue Rong membuatnya merasa nyaman berada di dekat Xiao Yang. Dia merasa jika pemuda yang ada telah menolongnya pernah bertemu dengannya di masa lalu.

Gadis muda berparas cantik itu tidak protes sedikitpun ketika Xiao Yang menyeka tubuhnya dengan air panas yang berasal dari kolam air panas.

Satu hal yang membuatnya tertawa lepas adalah Xiao Yang yang memejamkan matanya ketika menyeka tubuh bagian belakangnya.

“Rong'er, aku akan usahakan minggu depan kau bisa berjalan kembali.” Perkataan Xiao Yang membuat Xue Rong tersentuh.

Gadis cantik itu hanya mengangguk dan senyum-senyum sendiri melihat kebaikan hati Xiao Yang.

Tak terasa satu minggu telah berlalu, sekarang Xue Rong sudah dapat berjalan namun dia masih kaku untuk bergerak.

“Kemungkinan tiga sampai enam bulan kau baru sembuh total. Tetapi, itu terjadi jika orang yang mengobatimu adalah orang lain. Kau bisa sembuh total setelah menggerakkan bagian tubuhmu yang kaku.” Xiao Yang berkata pada Xue Rong. Mendengar perkataan Xiao Yang membuat Xue Rong sedikit sedih karena merasa hidupnya terlalu memilukan.

“Rong'er, apa kau mau belajar bela diri? Aku bisa mengajarkan ilmuku padamu.” Sontak Xue Rong berpikir terlebih dahulu. Namun melihat kebaikan Xiao Yang yang merawatnya dan tidak meminta imbalan apapun, membuat Xue Rong membulatkan tekadnya.

Tidak pernah terpikirkan dalam hidupnya bila dirinya akan belajar bela diri. Selama ini dia selalu dianggap tidak sebagai manusia oleh keluarga angkatnya semenjak mendiang ibu angkatnya meninggal, namun di hadapannya ada pemuda yang berumur dua puluh tahun menolongnya dan memberikannya bantuan.

Tanpa sadar air mata membasahi wajah cantik Xue Rong. Wajah cantiknya yang dibasahi air mata ingin dia sembunyikan dari Xiao Yang, namun tangan pria itu menahannya.

“Sudah lama aku tidak pernah merasakan orang lain bersikap baik padaku...” Tangisan Xue Rong pecah. Perlahan tangan Xiao Yang dengan lembut menyeka air matanya.

“Guru...” Xue Rong menyeka air matanya dan membungkuk pada Xiao Yang. “Tolong izinkan aku menjadi muridmu, Guru.”

Terlihat wajah Xiao Yang merah padam. “Tadi kau bilang aku Guru?” Xiao Yang bertanya untuk memastikan, sambil menunjuk dirinya sendiri. Sedangkan Xue Rong mengangguk pelan.

“Terimakasih telah menyelamatkan nyawa murid, Guru. Mulai saat ini murid akan selalu mengingat kebaikan, Guru,” ucap Xue Rong dengan tulus. Xiao Yang yang mendengarnya hanya tersenyum tipis untuk sesaat. Kemudian dia menanggapi perkataan Xue Rong.

“Aku tidak pernah berpikir akan memiliki seorang murid. Apalagi muridku adalah perempuan. Jangan terlalu sopan padaku, lagipula umur kita tidak beda jauh,” jawab Xiao Yang sambil menggaruk kepalanya.

“Tidak! Mulai hari ini aku akan memanggilmu sebagai Guruku!” Setelah melihat tekad di mata Xue Rong, kemudian Xiao Yang berdiri.

“Kalau begitu, Rong'er...” Xiao Yang memegang pundak Xue Rong dan tersenyum lembut pada gadis cantik tersebut, “Besok kita akan berlatih di Hutan Persik Tersembunyi. Aku akan mengajarimu bela diri dengan semua ilmu yang kumiliki agar kelak kau dapat melindungi dirimu sendiri.”

Xue Rong membalas senyuman Xiao Yang dengan lembut, “Baik, Guru. Murid akan belajar dengan sungguh-sungguh.”

Tanpa disadari takdir bergerak ke arah yang tak terduga. Baik Xiao Yang maupun Xue Rong tidak menyadari takdir tersebut.

Terpopuler

Comments

Pangeran Santo

Pangeran Santo

aQxth s sgdxaukcfikj jupju

2020-10-16

0

Yoni Hartati

Yoni Hartati

semoga balas dendam begitu udah kuat

2020-10-11

1

Firchim04

Firchim04

Hai author semangat 😊

Salam dari "Dosenku Sahabatku" dan "Suamiku Adik Kelasku"

2020-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Arc 1 Bangkitnya Emperor Es Sweet 1 : Xue Rong
2 Sweet 2 : Xiao Yang
3 Sweet 3 : Hutan Persik Tersembunyi
4 Sweet 4 : Hewan Buas, Binatang Iblis Dan Siluman.
5 Sweet 5 : Naga Manis
6 Sweet 6 : Masa Lalu Mereka
7 Sweet 7 : Alam Raja
8 Sweet 8 : Menuju Kota Hujan
9 Sweet 9 : Kota Hujan
10 Sweet 10 : Pengkhianat Di Kota Hujan
11 Sweet 11 : Mengejar Bunga Darah
12 Sweet 12 : Menyusup Ke Dalam Markas Bunga Darah
13 Sweet 13 : Bunga Darah
14 Sweet 14 : Kota Rumput Hijau
15 Sweet 15 : Kekacauan Di Kota Rumput Hijau
16 Sweet 16 : Akhir Dari Bunga Darah
17 Sweet 17 : Rencana Menundukkan Kekaisaran Hei
18 Sweet 18 : Kota Mawar Biru
19 Sweet 19 : Kemantapan Hati Xue Rong
20 Sweet 20 : Manja
21 Sweet 21 : Tubuh Dewi Es
22 Sweet 22 : Tubuh Yin
23 Sweet 23 : Pagoda Bulan
24 Sweet 24 : Pagoda Bulan II
25 Sweet 25 : Ibukota Bulan Merah
26 Sweet 26 : Pergerakan
27 Sweet 27 : Gejolak Ibukota Bulan Merah
28 Sweet 28 : Gejolak Ibukota Bulan Merah II
29 Sweet 29 : Gejolak Ibukota Bulan Merah III
30 Sweet 30 : Gejolak Ibukota Bulan Merah IV
31 ~ Arc 1 Bangkitnya Emperor Es End~ Sweet 31 : Emperor Es Xue Rong
32 ~ Arc 2 Pertempuran Meng ~ Sweet 32 : Tujuan Xue Rong
33 Sweet 33 : Asosiasi Naga Manis
34 Sweet 34 : Istana
35 Sweet 35 : Restu Calon Mertua
36 Sweet 36 : Seribu Melayang Seketika
37 Sweet 37 : Eksekusi Publik
38 Sweet 38 : Festival Api
39 Pengumuman
Episodes

Updated 39 Episodes

1
Arc 1 Bangkitnya Emperor Es Sweet 1 : Xue Rong
2
Sweet 2 : Xiao Yang
3
Sweet 3 : Hutan Persik Tersembunyi
4
Sweet 4 : Hewan Buas, Binatang Iblis Dan Siluman.
5
Sweet 5 : Naga Manis
6
Sweet 6 : Masa Lalu Mereka
7
Sweet 7 : Alam Raja
8
Sweet 8 : Menuju Kota Hujan
9
Sweet 9 : Kota Hujan
10
Sweet 10 : Pengkhianat Di Kota Hujan
11
Sweet 11 : Mengejar Bunga Darah
12
Sweet 12 : Menyusup Ke Dalam Markas Bunga Darah
13
Sweet 13 : Bunga Darah
14
Sweet 14 : Kota Rumput Hijau
15
Sweet 15 : Kekacauan Di Kota Rumput Hijau
16
Sweet 16 : Akhir Dari Bunga Darah
17
Sweet 17 : Rencana Menundukkan Kekaisaran Hei
18
Sweet 18 : Kota Mawar Biru
19
Sweet 19 : Kemantapan Hati Xue Rong
20
Sweet 20 : Manja
21
Sweet 21 : Tubuh Dewi Es
22
Sweet 22 : Tubuh Yin
23
Sweet 23 : Pagoda Bulan
24
Sweet 24 : Pagoda Bulan II
25
Sweet 25 : Ibukota Bulan Merah
26
Sweet 26 : Pergerakan
27
Sweet 27 : Gejolak Ibukota Bulan Merah
28
Sweet 28 : Gejolak Ibukota Bulan Merah II
29
Sweet 29 : Gejolak Ibukota Bulan Merah III
30
Sweet 30 : Gejolak Ibukota Bulan Merah IV
31
~ Arc 1 Bangkitnya Emperor Es End~ Sweet 31 : Emperor Es Xue Rong
32
~ Arc 2 Pertempuran Meng ~ Sweet 32 : Tujuan Xue Rong
33
Sweet 33 : Asosiasi Naga Manis
34
Sweet 34 : Istana
35
Sweet 35 : Restu Calon Mertua
36
Sweet 36 : Seribu Melayang Seketika
37
Sweet 37 : Eksekusi Publik
38
Sweet 38 : Festival Api
39
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!