*Seminggu sebelumnya.*
"Reny, Lilia, kalian boleh kembali," kata Elsa.
"Baik, Yang Mulia," sahut keduanya bersamaan.
Mereka bertiga sekarang berada hutan dekat istana. Elsa memerintahkan keduanya untuk kembali ke tugas mereka masing-masing.
Lilia adalah komandan unit pasukan khusus kerajaan Brama, sedangkan Reny adalah bawahannya. Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa mereka berdua adalah orang-orang yang Elsa pilih langsung. Karena apa yang mereka kerjakan adalah sesuatu yang hanya diketahui oleh Elsa dan kelima anak buahnya yang lain termasuk Lilia dan Reny.
"Kalau begitu, kami mohon izin undur diri," kata Lilia.
"Ya," sahut Elsa.
Keduanya pun langsung menghilang begitu saja, dari hadapan Elsa.
Elsa lalu berbalik dan berjalan pergi. "Aku tidak mengira kalau akan sampai selarut ini," gumamnya. Terlihat pakaian serba hitam yang ia kenakan perlahan berubah menjadi gaun mewah.
Dia tidak mengira kalau akan sampai di istana malam hari. Elsa saat itu pun berniat langsung menuju kamar Rain, bermaksud mengucapkan selamat padanya.
Bersamaan dengan langkah kakinya, Elsa menghilang seperti asap di tengah rindangnya pepohonan hutan di malam hari.
Dalam sekejap Elsa langsung berpindah yang tadinya di hutan sekarang berada tepat di depan pintu kamar putranya, Rain.
"Mengapa aku tiba-tiba sangat gelisah?" gumam Elsa sambil memegangi dadanya. Elsa hanya bingung dengan perasaannya sekarang. Kegelisahan yang dia rasakan seperti mengisyaratkan padanya bahwa baru saja ada kejadian buruk yang terjadi.
Walau Elsa tidak tahu apa itu, secara naluri Elsa seperti ingin sekali bertemu dengan anaknya William.
"Mungkin hanya perasaanku," gumam Elsa. Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak terjadi apa-apa.
Elsa langsung mengetuk pintu kamar Rain.
"Rain, apa kamu sudah tidur?" panggil Elsa sambil mengetuk pintu kamar Rain.
Namun, tidak ada jawaban sama sekali dari Rain.
'Apa mungkin dia sudah tidur,' pikir Elsa. Dia merasa tidak enak hati karena tidak hadir dalam acara kebangkitan putranya ini. Sebagai seorang ibu, dia merasa malu. Tetapi, mau bagaimana lagi. Dia memiliki hal yang lebih penting harus dia lakukan sebelum terlambat.
"Aku harus meminta maaf padanya besok," gumam Elsa. Dengan perasaan tidak enak itu, Elsa pun memutuskan untuk meminta maaf kepada Rain besok.
Saat Elsa berbalik, bermaksud untuk pergi. Terdengar suara pintu kamar Rain terbuka. Spontan Elsa langsung menghentikan langkahnya yang bermaksud pergi, dan melihat ada Rain dari balik pintu yang hanya terbuka sedikit.
"Rain? Kamu kenapa?" tanya Elsa yang melihat kantung mata Rain membengkak seperti habis menangis.
'Aku memang buruk,' batin Elsa. Dia mengira Rain menangis karena dirinya yang tidak hadir dalam acara kebangkitannya.
Elsa lalu mendorong lembut pintu kamar putranaya dan berjongkok menatap wajah anak berambut perak itu, dengan penuh kasih sayang. "Maaf, ibu benar-benar ada urusan, jadi tidak bisa menghadiri upacara kebangkitanmu," ucap Elsa sambil membelai lembut kepala Rain.
Tapi Rain menggelengkan kepalanya, dan berkata, "I-ibu, Wi-william! Wi-william."
Tatapan Elsa membesar melihat Rain yang tiba-tiba mulai menangis, dan sambil memanggil-manggil nama William.
"Rain, tenanglah … tidak apa, ceritakan pelan-pelan, ceritakan apa yang terjadi," pinta Elsa sambil membelai kepala anaknya, tapi terlihat di wajahnya ada rasa panik, saat mendengar nama William disebutkan.
Elsa merasakan kegelisahan dihatinya semakin terasa mengganggunya.
Rain pun menceritakan kejadian yang ia alami bersama William. Rain menceritakan apa yang terjadi pada William serta di mana dia sekarang.
Elsa yang tadi berusaha menyembunyikan rasa paniknya, dengan senyum di wajahnya. Setelah mendengar penjelasan Rain, semua itu hilang. Berubah menjadi ekspresi kaget yang sulit dijelaskan.
Tiba-tiba, saat itu ada suara seorang pria yang memanggilnya dari belakang.
"Elsa," panggil orang itu.
Elsa pun sontak menoleh.
"Sayang?!" Elsa melihat ada suaminya di sana, yang juga memasang wajah lesu.
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu," kata Desir. Lalu berbalik "Ikutlah dengan aku," pintanya dengan suara lemas.
Mendengar itu, Elsa pun hanya mengangguk. Lalu berbalik menatap Rain.
"Rain, tidak apa-apa … kamu jangan sedih, William pasti baik-baik saja, jadi jangan sedih," kata Elsa dengan senyum di wajahnya, sambil membelai kepala putranya itu.
"Hum," Rain hanya membalasnya dengan sekali anggukan lemas.
Setelah itu, Elsa pun berdiri dan berjalan pergi mengikuti suaminya.
...★★★...
...Dukung Karya ini bila suka dengan, Like dan Vote.~ Dan terima kasih atas Like dan Vote-nya....
...🙏🙏🙏...
......★★★......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
next
2021-12-07
0
@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️
kasian rose
2021-12-04
0
Pendekar
potong jalur
2021-03-25
1