*Diwaktu yang sama.*
Di hutan yang sama sekali tidak diketahui namanya. Tapi melihatnya sekilas ada nama yang sangat cocok untuk hutan ini. Kabut … hutan kabut, hutan yang benar-benar dipenuhi kabut.
Di antara kabut yang pekat, ada tiga sosok yang terlihat berjalan di antara pepohonan hutan itu. Sosok wanita berambut hitam panjang dan diikat kebelakang, matanya yang berwarna semu ungu terlihat berjalan paling depan. Dia mengenakan penutup wajah yang seperti masker, terbuat dari metal. Ada sepasang pedang pendek bermata satu di pinggangnya.
Dia adalah Elsa Van Bramasta. Ratu dari kerajaan Brama.
"Lilia, Reny, kalian berdua, waspadalah! Aku merasa ada yang tak beres dengan tempat ini!" Elsa mengingatkan kedua orang yang berjalan mengikutinya di belakang.
""Baik!"" Sahut keduanya.
Lilia adalah seorang wanita dengan rambut hitam pendek, dengan mata berwarna hijau terang. Ada enam buah belati yang menggantung di lingkar pinggangnya.
Orang yang ada di sebelahnya adalah seorang pria, dengan pedang besar di punggungnya. Namanya Reny, dia memiliki rambut coklat pendek, dengan warna mata hitam legam.
Keduanya juga mengenakan penutup wajah yang sama dengan Elsa.
"Yang Mulia, ak-," Reny seperti ingin mengatakan sesuatu. Tapi Elsa langsung menghentikannya.
"Reny, apa kamu lupa perintahku!?" Dengan nada tegas Elsa mengingatkan bawahannya itu.
"Ma-maaf, nona," balas Reny sambil meminta maaf.
Saat menjalankan misinya, Elsa melarang semua bawahannya memanggil dengan kehormatan. Itu dia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya. Mau itu di hutan sekalipun, bukan hal yang mustahil jika mereka sekarang, bisa saja diamati.
Membicarakan masalah diamati. Elsa sekarang memang merasakan ada beberapa sosok yang selalu mengawasi mereka bertiga dari kejauhan. Elsa tidak tahu apa itu, tapi dia sangat yakin.
"Reny, ada apa?" Elsa menanyakan kembali apa yang ingin Reny katakan sebelumnya.
"Aku merasa, sepertinya kita sedang dipantau, nona," ungkapnya.
Elsa mengangguk. "Ya, kamu benar." Ternyata bukan dirinya saja yang menyadarinya, tapi sepertinya Reny juga.
Bahkan Lilia yang tampak sangat waspada, juga menyadari itu.
Tiba-tiba dari balik kabut, muncul sekilas kilatan cahaya yang sepertinya kejauhan.
"Menghindar!" Elsa berteriak kepada kedua bawahannya. Dan ketiganya pun langsung melompat ke tiga arah berbeda, menghindari serangan itu.
*Daaarrrr
Kilat yang seharusnya menyambar mereka, kini mengenai tanah dan menghancurkan area di sekitarnya.
Suara ledakan yang sangat keras dengan diikuti gemuruh, mengubah hutan yang tadinya sunyi menjadi bising, dalam sekejap.
"Sepertinya tamu kita, tidak punya sopan santun, ya!" Elsa bergumam dengan ekspresi sangat waspada.
Terlihat tatapan tajamnya melihat ke arah kabut yang tebal. Tidak ada siapapun disana. Tapi dia merasakan, kehadiran yang kuat dari sana.
"Kalian berdua, bersiaplah, tamu kita sepertinya tidak hanya satu!" Elsa mengingatkan Lilia dan Reny.
" "Ya!" " Mendengar peringatan tuan mereka, keduanya pun langsung bersiap dengan senjata mereka masing-masing.
Perlahan sosok yang menyerangnya, berjalan keluar dari balik pekatnya kabut.
"Siapa kalian?!" Sosok itu berbicara dengan suara serak, dan nada mengancam.
Elsa menyipitkan matanya melihat sosok yang memiliki postur tubuh seperti manusia, tetapi dia juga memiliki taring dan tanduk yang panjang. Ditambah kulitnya yang berwarna biru tua, membuat siapapun yang melihatnya akan tahu bahwa dia bukan manusia.
"Jadi kalian memilih diam, ya," gumam sosok itu. "Baiklah aku mengerti!"
Dalam sekejap sosok itu menghilang dari tempatnya, dan tiba-tiba muncul di depan Elsa, dalam waktu yang sama.
Menggunakan pedang besar yang dia pegang, sosok itu langsung menyerang Elsa dengan niat membunuh yang luar biasa.
Elsa tentu tidak diam saja melihat itu. Menggunakan salah satu pedang di pinggangnya, menangkis serangan sosok ini.
*Taaank.
Benturan antara pedang Elsa dengan sosok itu menimbulkan cipratan api lumayan besar.
"Aku tak menyangka jika akan bertemu Demon disini," Elsa mengatakannya dengan dingin.
"Hee, sepertinya kamu lumayan juga ya," Demon tersenyum saat mengetahui bahwa wanita di depannya dapat dengan sangat mudah menangkis serangannya.
"Lumayan katamu? Pfft ... yah, terserah," Elsa hanya bisa menahan tawanya mendengar ocehan dari Demon di depannya ini.
"Hm?!" Demon mengerutkan keningnya. Dia melihat tubuh Elsa perlahan berubah transparan, dan lalu benar-benar menghilang dari tempatnya. "Ilusi?!"
"Ada apa? Apa ini pertama kalinya dirimu melihat ilusi?"
"Ugh! Se-sejak kapan!?" Demon mengerang dengan wajah kaget. Disaat dia mendengar suara Elsa di saat itu juga tubuhnya sudah berubah menjadi dua dari atas ke bawah.
"Sejak kapan? Apa itu masih penting?" Tanya Elsa dengan nada dingin.
*Bukk* Tubuh Demon itu pun terjatuh ke tanah kedua isi berbeda.
Demon ini sama sekali tidak mendengar atau menyadari pergerakan Elsa sama sekali. Ini sama seperti dengan dia mati, yang tanpa tau kapan musuhnya membunuh.
Setelah membunuh Demon ini. Elsa lalu menoleh kearah lain. "Jadi untuk kalian berdua? Mau sampai kapan kalian akan bersembunyi seperti itu?"
Para demon yang bersembunyi sekarang memasang wajah pucat ketakutan. Keduanya sadar, kalau musuh mereka berada di level yang sangat jauh berbeda.
"Aku serahkan sisanya pada kalian berdua," kata Elsa seolah tidak peduli dengan dua demon yang lain.
"Baik!" Sahut Reny dan Lilia bersamaan.
Setelah itu tubuh Elsa terlihat berubah menjadi asap dan menyatu dengan pekatnya embun.
★★★
Elsa perlahan muncul di tempat berbeda seperti hantu yang menampakkan wujudnya secara perlahan.
"Hutan ini benar-benar sangat aneh," gumam Elsa. "Semakin aku masuk lebih dalam, kabutnya juga semakin tebal."
Elsa mengerutkan keningnya. Tidak hanya masalah kabut. Tapi di hutan ini benar-benar sangat senyap. Bahkan suara serangga atau angin pun sama sekali tidak terdengar.
Saat Elsa melihat kebawah, rasa curiganya pun semakin kuat. "Apa ini benar-benar hutan?" Pertanyaan ini muncul, di kepalanya. "Bagaimana mungkin di hutan yang dipenuhi pohon sebanyak ini. Tidak ada satupun dedaunan yang jatuh?"
"Uhuk! Uhuk!" Elsa tiba-tiba batuk. Ada darah saat dia melihat di telapak tangannya. "Ahh, sepertinya tubuhku semakin memburuk," gumamnya dengan wajah sedih.
"Yah, ini juga demi anakku," terlihat senyum sedih saat dia menggumamkan itu. Lalu tanpa menghiraukan kondisi tubuhnya sendiri. Elsa pun melanjutkan berjalan masuk menuju tengah hutan.
...★★★...
...Dukung Karya ini bila suka dengan, Like dan Vote.~ Dan terima kasih atas Like dan Vote-nya....
...🙏🙏🙏...
......★★★......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
🇮🇩⭕Nony kinoy❃hiat🇵🇸
menegangkan
2022-01-24
0
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha
kekuatan apa itu?🤔🤔
2022-01-24
0
Ⴆι Ⴆσყ 404
hm kejam bngt
2022-01-24
0