BAB 17. Sebuah Kecupan Kecil

Keesokan paginya..

Zayn yang sejak shubuh sudah bangun sesuatu hal yang sudah menjadi kebiasaanya, setelah mandi kemudian Zayn kembali memakai setelan kemeja yang semalam Ia pakai karena tidak ada ganti, Ia membuka isi kulkas Thalia dan terlihat ada sedikit daging dan sayuran lalu diambilnya Ia belum kepikiran mau masak apa dipandangi sejenak bahan makanan tersebut lalu pandanganya terhenti ke sebuah tempat nasi lalu Ia putuskan akan masak nasi goreng daging sapi saja, Ia bergegas membuat bumbu dan dengan cekatan memasak bahan makanan tersebut.

Thalia yang masih tertidur pulas dikamar perlahan membuka matanya karena aroma bumbu nasi goreng yang dimasak Zayn menyeruak masuk kedalam kamarnya, suara sodet beradu dengan penggorengan mengusik telinga kecilnya, lalu dengan langkah gontai sambil mengucek matanya Ia berjalan kearah dapur betapa terkejutnya Dia saat melihat bosnya yang dikenal garang dan berwajah dingin itu dengan lincah memainkan wajan dan sodetnya diatas kompor bak seorang Chef profesioal Thalia sampai melongo melihatnya, Ia lalu duduk dengan tangan menopang dagunya memandangi punggung Zayn yang terlihat gagah dengan tersenyum, Zayn sendiri tidak menyadari bahwa Thalia sudah bangun dan sekarang memperhatikannya.

"Dilihat dari belakang terlihat gagah, huft.. Sayang Kamu bosku." Thalia bergumam dalam hatinya dan menarik nafas dengan kasar Ia juga sedikit melamun.

"Oh..Kamu sudah bangun rupanya? Cepat mandi kemudian sarapan, maaf Aku lancang buka-buka isi kulkas mu." Kata Zayn dengan santai sambil menaruh piring berisi hasil masakannya dimeja.

"Kamu yang berwatak garang bisa masak ternyata, hehe.. Seperti nya enak." Ledek Thalia yang tersadar dari lamunannya sambil nyengir kuda.

"Gosok gigi sana bau jigong nya kemana-mana, hehehe...sekalian mandi terus.." Ucapan Zayn terpotong karena disahut Thalia.

"Oke-oke.." Ucap Thalia yang tangannya sudah menyambar handuk yang ada di jemuran.

Zayn kembali dibuat geli karena tingkah Thalia yang seperti Anak-Anak. Ia berjalan ke arah jendela dan melihat keadaan di luar, lalu kembali memandangi ke arah pintu kamar mandi dan tertawa sendiri.

"Hehehe...Kamu pasti belum pernah sedekat ini Zavier." Zayn berdiri menyandar ke tembok dengan tangan dimasukkan celananya Ia berucap dalam hatinya bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman.

Ketika Thalia mandi terlihat dari dalam ada sebuah mobil berwarna hitam parkir didepan rumah ada seseorang yang keluar dan berdiri di depan rumah Thalia, Zayn mengintip kemudian tersenyum ternyata ada Zavier didepan, Ia kemudian keluar untuk menemuinya.

"Kamu nggak bisa ya liat Aku senang dikit." Ucap Zayn datar dengan nada rendah.

"Kalian nggak ngapa-ngapain kan? Sudah geram Aku sejak semalam, kulihat jam ku dan ku cek ternyata Kamu dari semalam nggak pulang." Kata Zavier dengan nada sinis.

"Aku hanya menemaninya lalu Aku tertidur entah kalau besok-besok nya, hehehe....masuklah Dia sedang mandi, habis ini temani Dia sarapan sebelum berangkat kerja." Berkata sambil masuk kedalam mobil yang berisi asistennya.

Zavier perlahan masuk kerumah Thalia yang sempit ketika sampai di tengah ruangan sebuah pintu terbuka menampakkan Thalia yang terlihat segar dengan rambut basahnya membuat Zavier menelan ludahnya. Thalia memandangi Zavier yang terlihat berbeda karena setelan yang Ia kenakan namun hanya terdiam sampai..

"Ayo sarapan." Ajak Zavier berjalan mendekat dan menarik tangan Thalia ke meja makan.

"Iya." Jawab Thalia pelan.

"Hemb.. ternyata enak juga masakannya seperti masakanya Ayah." Ucap Zavier dengan mulut penuh makanan.

"Kan Kamu yang masak...masak-masak sendiri dipuji sendiri, dasar aneh..." Thalia lirih mengatakannya sambil mengunyah makananya.

"Hehehe..." Zavier hanya tertawa.

Lima menit kemudian kedua orang tersebut selesai sarapan dan bergegas untuk berangkat kerja. Thalia kekeh tidak ingin semobil dengan Zavier karena Ia tidak ingin membuat kehebohan ditempat kerjanya, namun bukan Zavier namanya kalau apa yang menjadi kemauannya tidak dituruti, Ia langsung menggendong Thalia ala bridal style dan mendudukkannya di jok mobil depan lalu saat memasangkan sabuk pengaman kedua mata mereka bertemu dengan jarak yang begitu dekat, Thalia menahan nafasnya karena terpesona dengan ketampanan Zavier sang bosnya.

Zavier melihat bibir Thalia yang ranum itu tak tahan untuk melumatnya namun Ia hanya memberikan kecupan kecil dibibir nya, membuat Thalia terkejut dan membelalakkan matanya. Melihat ekspresi Thalia Zavier hanya tersenyum kecil kemudian menutup pintu mobil dan Ia berlari mengitari mobil dan duduk di belakang stir mobil kemudian melajukan mobilnya. Dua puluh menit kemudian mereka sampai di basement, mereka berdua turun bebarengan Thalia clingak clinguk kerah sekitar takut ada yang melihat dan nanti menggosipkannya yang tidak-tidak.

"Tenang saja di basement bagian ini jarang orang lewat hanya keluarga saja yang boleh melewati pintu khusus itu." Ucap Zavier sambil menunjuk kearah pintu.

"Tuan." Akbar datang menghampiri.

"Sa-sayaa pergi dulu ya ke pantry mau bertugas." Pamit Thalia, namun baru satu langkah sudah berhenti karena suara Zavier.

"Tunggu! Jangan lupa kopiku, Aku tunggu dimeja." Ucap Zavier yang kembali ke mode garangnya tatapannya dingin sorot matanya tajam, Ia berjalan dengan satu tangan masuk kekantong celananya.

"Iya.." Berucap dengan pandangan tertuju ke punggung Zavier yang berjalan menjauh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!