BAB 16. Zayn Menginap

Sepanjang perjalanan menuju restoran Thalia hanya terdiam menunduk, Ia meras sungkan dan sesekali melirik ke arah Zayn yang Ia masih tidak tahu bahwa orang yang berada disamping nya ini bukan Zavier bosnya. Thalia terpesona dengan ketampanan Zayn Sampai dibuat melongo.

"Memang Tuan Zavier ini tampak sekali, hidungnya yang mancung kulitnya putih terlihat cool, tapi..kalau mode serius sangatlah menakutkan." Thalia berucap dalam hati kecilnya.

"Hehehe..." Zayn tertawa.

Mendengar Zayn tertawa Thalia segera tersadar dari lamunannya dan kembali menunduk.

"Aku tampan kan? Kenapa berhenti melirikku hem..?" Ucap Zayn santai.

"Aaa...lagi-lagi Dia tahu apa yang Aku pikirkan, apa jangan-jangan..?" Thalia berucap dalam hati Ia merasa Zayn yang dikiranya Zavier ini bisa membaca pikirannya.

"Iya..Aku tahu semua yang Kamu pikir kan jadi..jangan berfikir macam-macam, Oia mengenai Ibumu Kamu tidak usah khawatir nanti ada bodyguard yang akan menjaganya, hehehe...ayo turun Kita sudah sampai." Zayn kemudian turun dan membukakan pintu untuk Thalia.

Mereka berdua menuju ruangan yang sudah dipersiapkan dan sudah tersaji berbagai menu masakan, Zayn menyuruh Thalia untuk mencicipi semuanya dan menghabiskannya. Thalia melihat makanan yang banyak dan terlihat sangat lezat merasa ingin menghabiskannya. Ia makan dengan sangat lahap Ia sedang dalam mode kelaparan karena sejak semalam belum ada sedikitpun makanan bahkan minuman yang masuk. Ia mengesampingkan rasa sungkan dan malu dulu saat ini yang dipikirkannya hanya makan mengisi perut kecilnya yang sangat kelaparan.

"Pelan-pelan, hehehe..." Zayn tersenyum manis melihat Thalia yang makan dengan lahap sama sekali tidak meras risi.

Ditempat lain masih berada dirumah sakit tepatnya diruangan Kakek Iskandar Bagaskara dengan kaki bersilang duduk di sofa dan membawa sebuah iPad melihat semua kelakuan anaknya yang begitu menjengkelkan lewat CCTV yang terpasang, namun Dia sama sekali tidak marah Dia tahu semua tentang Thalia lewat penyelidikan Asistennya Thalia Anak yang baik Bagas juga menyukainya yang Ia khawatirkan adalah dua Saudara kembar ini karena mereka berdua sama-sama jatuh cinta dengan wanita yang sama. Bagaskara takut jika nanti ada permusuhan diantara keduanya dan membuat Thalia merasa kebingungan mengenai siapa yang sudah Ia cintai.

"Dasar...bocah nakal ini yang namanya klien." Bagas mengusap wajahnya dengan kasar.

"Hehehe....maklum Tuan." Asisten Bagas nyengir kuda.

"Lalu gimana dengan Zavier...Aku tidak bisa membayangkan keduanya nanti dan Thalia pasti kebingungan, huft." Bagas menarik nafasnya dengan kasar.

Setengah jam kemudian Zayn dan Thalia selesai dengan makanan mereka dan Zayn memaksa untuk mengantarkan Thalia pulang agar membersihkan diri dan beristirahat Ia juga menyuruh agar setiap hari masuk kerja. Bukan Zayn namanya kalau Ia tidak bandel, sepanjang perjalanan Zayn banyak bicara hingga membuat Thalia pusing namun Ia merasa senang.

Lalu tak lama kemudian Mereka sampai di sebuah kontrakan kecil disebuah gang dekat dengan jalan raya dan tidak jauh dari hotel milik Zavier yang saat ini di kelola oleh Zayn. Zayn merasa kasihan karena kontrakan tersebut sangat sempit berbeda dengan rumah Bagaskara ataupun apartemennya.

"Ini rumahmu?" Tanya Zayn berjalan masuk dan mengedarkan pandangan nya keseluruhan ruangan.

"Iya..kenapa? Sempit ya?" Kata Thalia santai.

"Huft..Aku berjalan sampai harus ekstra hati-hati loh, sempit banget emang kok kalian betah sih tinggal disini." Zayn menghembuskan nafas kasar.

"Maklum... Kami ini orang biasa tidak sepertimu Tuan Zavier, sebenarnya Kami ada rumah yang agak besar dulu peninggalan almarhum Ayah tapi terpaksa Kami jual untuk biaya berobat ibuku dan Kami memilih untuk mengontrak ini juga kontrakan Kami yang kedua karena Kami menghindari paman yang kemarin itu." Jelas Thalia panjang dan lebar.

"Yasudah sana cepetan mandi." Ujar Zayn.

"Tuan mau pergi sekarang?" Tanya Thalia.

"Kau mengusirku? Hem...? Ucap Zayn dengan memicingkan matanya membuat Thalia bergidik ngeri.

"Kan Aku mau mandi." Ucap Thalia agak jengkel.

"Yasudah mandi sana, apa menunggu Aku mandikan?" Berucap dan beranjak dari tempat duduknya.

"Tidakk." Thalia langsung menyambar handuk dan masuk kedalam kamar mandinya dalam hatinya merasa kesal.

Zayn yang melihat tingkah Thalia hanya tertawa dan menyunggingkan sebuah senyuman. Beberapa saat kemudian Thalia keluar dari kamar mandinya dengan perlahan mengendap-endap masuk kedalam kamarnya dengan handuk melilit tubuhnya Ia buru-buru jadi lupa mengambil pakaian dulu terlihat Zayn yang terlelap disebuah sofa yang usang. Setelah berpakaian Ia mendekati Zayn dengan maksud menyuruhnya untuk pulang karena malam sudah larut namun melihat Zayn yang disangkanya Zavier tidur dengan pulas Ia merasa tidak tega dan mengurungkan niatnya untuk membangunkan Bos nya itu. Maka Thalia mengambil sebuah selimut dan menutupi tubuh bosnya itu, karena Ia sudah mengantuk Ia memutuskan masuk kedalam kamar dan segera beristirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!