BAB 14. Bagaskara Terkejut

Kakek Iskandar dirawat diruang ICU karena kondisinya yang kritis, beberapa saat kemudian Bagaskara dan Asistennya datang menghampiri kedua saudara kembar dan asisten mereka, Mereka berdua datang dengan jalan yang tergesa-gesa rasa cemas dan kekhawatiran menggelayuti pikiran Bagaskara, Zavier yang duduk dikursi bersama kedua asistennya sementara Zayn bersandar ditembok, semuanya tampak merasa cemas mendengar ada yang datang mereka semua menoleh kearah Bagaskara.

Bagaskara sempat tidak menyadari keberadaan Zavier karena Ia masih mengenakan maskernya, dan juga fokus pandangan jatuh ke Zayn yang bersandar ditembok.

"Bagaimana keadaan Kakek buyut Zayn?" Tanya Bagas dengan cemas.

"Masih kritis Yah..saat ini belum boleh melihat, kondisinya drop dan belum pulih." Ucap Zayn datar.

"Lalu...dimana Kakekmu disekap dan oleh Siapa? Dan..kenapa saat itu Aku tidak diberitahu? Lalu...Dia siapa?" Bagaskara memberondong pertanyaan sambil menunjuk kearah Zavier yang sedang duduk.

"Kakek di sekap oleh Feri Yah.. disebuah pabrik kosong... Kami mengikuti GPS yang dipasang dimobilnya." Jawab Zavier singkat sambil melepas maskernya.

"Hah! Ka-kamu...kamu saudara kembar yang lain! Jad-jadi kalian selama ini sudah bertemu!? Kenapa Ayah tidak diberitahu Zavier?" Bagaskara berbicara dengan tergagap sambil melirik tajam kearah Zayn yang disangkanya Zavier.

"Aku Zayn Ayah...hhhhh.." Kata Zayn sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Iya... Aku yang Zavier, selama beberapa bulan ini Ayah hidup dengan Zayn." Ucap Zavier nyengir menampilkan barisan giginya yang rapi.

"Aduuuhh...Ayah belum bisa mengenali masing-masing dari kalian, pantas saja Zavier yang kukenal selama ini tak banyak bicara selama beberapa bulan ini Ia sedikit berubah tapi yang jelas saat ini Ayah merasa sangat bahagia." Ucap Bagas lirih sambil memijit dahinya.

"Gampang Yah...Yang cerewet dan banyak tingkah itulah Zayn, kalau yang pendiam itu Zavier, keduanya sama-sama dingin dan keras kepala bahkan...menyukai perempuan yang sama pula." Akbar menyahut.

"Iya..betul...." Asisten nya Zayn juga menyahut.

"hehe.." Zavier tersenyum lebar.

"Hehehe..." Zayn mengusap rambut belakangnya dengan kasar.

"Benarkah itu...?" Tanya Bagas heran.

"Benar Tuan... Saya saja selama ini juga pusing Dia itu cerewet sekali, bisa tidak Aku ikut dengan Zavier saja." keluh Akbar.

"Kutabok Kau baru tahu rasa, makanya jangan kebanyakan serius pegel Aku kalau hanya diam saja gunanya Kamu kan juga buat nemenin Aku ngobrol." Zayn tidak terima.

"Huft.... keseringan hampir dua jam Kamu ngomong terus Zavier." Akbar kesal menarik nafas dengan kasar.

"Sudah..sudah Kita urus dulu Kakek Buyut dulu." Bagaskara kembali kemode cemasnya.

"Zayn Aku pergi dulu.. titip Ayah dan Kakek Buyut, kalau lama-lama bersama nanti dak Aryo tahu keberadaan Kita, kalau mereka berdua masih bertengkar nanti ditabok saja Yah." Pamit Zavier sambil melangkahkan kaki.

"Tapi.." Akbar keberatan.

"Baru saja bertemu Kamu mau pergi lagi Zavier?" Bagas juga keberatan.

"Kalau mereka berdua berada disini nanti ketahuan Aryo Ayah..." Jelas asisten Zayn sambil membungkuk memberi hormati dan melangkahkan kakinya mengikuti Zavier.

"Iya, lagi pula Aryo targetku selanjutnya meskipun Ia adalah Kakek Kita, Ayah tahu.. Aryolah dalang dari pembunuhan Ibu selama ini dan.. juga teman Ayah, Om Reihan." Jelas Zayn.

"Seperti yang Ku katakan kemarin Tuan yang dikatakan saksi itu benar." Asisten Bagaskara membenarkan.

"Lebih baik Kita semua pulang dan istirahat Ayah...disini ada lima bodyguard yang akan menjaga, lagi pula dokter yang menangani Kakek adalah kenalanku diyayasan jadi Ayah nggak usah terlalu khawatir." Ucap Zayn dengan dengan nada lirih namun terdengar.

"Ok..baiklah."

Keesokan paginya dokter yang menangani Kakek Iskandar menelfon bahwa Kakek sudah siuman dan membuka mata, namun masih terlihat lemah. Ia menanyakan semua keluarganya termasuk sikembar, tetapi belum boleh dijenguk karena masih lemah dan kondisinya belum stabil. Zayn yang dikabari oleh dokter kenalannya itu lalu memberitahu Ayah Bagaskara dan Juga Zavier, semua nya tampak merasa lega dan jika nanti boleh dijenguk maka mereka akan langsung datang ke RS.

Aryo yang tahu tentang Kakek Iskandar yang ditemukan merasa sedikit senang, namun juga sedikit merasa was-was Ia juga tahu bahwa semua perbuatannya Feri lewat berita yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi. Zayn lewat teman detektif nya telah mengurus mayat Feri dan mengungkap kejahatan yang dilakukannya, bukan hanya kejahatan terhadap Kakek Iskandar namun Ia menjadi salah satu tersangka dari kasus kecelakaan beberapa Tahun silam, hal ini membuat Aryo dan teman dikepolisiannya was-was.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!