Ikhbal saat ini sedang merasa cemas karena banyak petugas kepolisian yang dimutasi dan diganti dengan petugas dari kantor pusat, ada yang melapor kekantor pusat perihal kecelakaan beberapa Tahun silam yang tiba-tiba kasusnya ditutup, dan kini minta dibuka kembali Ia juga membawa beberapa foto, bahwa kecelakaan itu memang sebuah kesengajaan dan barang bukti sengaja dihilangkan.
Deva seorang detektif dari kantor pusat dan juga merupakan teman dekatnya Zayn, Ia mengatakan kepada seluruh staf bahwa ada pihak yang ingin kasusnya dibuka kembali Deva mengatakan dalam rapat pagi ini, bahwa bukan hanya kasusnya saja yang dibuka namun polisi yang ikut terlibat dalam menutupi tersangka sekaligus penghilangan barang bukti juga akan dikenakan pasal bahkan dicopot jabatannya. Perkataan Dava tersebut berhasil membuat nyali Ikhbal menjadi ciut.
Ikhbal segera memberitahu Aryo dan Aryo pun juga sangat terkejut Karena pada saat itu rekayasa yang dilakukan agar seolah-olah Ter jadi seperti kecelakaan sungguhan dilakukan dengan sangat rapi dan Hakim pun percaya kalau itu merupakan sebuah kecelakaan.
''Selidiki Ikhbal Siapa yang berani membuka kasusnya, Akan kubuat perhitungan dengannya.''
''Yang boleh membuka kasus kembali biasanya dari pihak keluarga, Aryo.'' Ikhbal memberitahu.
''Mungkinkah Bagaskara..'' Berucap dengan lirih.
Di tempat lain Feri kini diam-diam sedang pergi kesuatu tempat. Ia pergi menuju tempat penyekapan Kakek Iskandar. Feri tidak sadar bahwa mobil yang ditumpangi nya dipasang GPS oleh Anak buahnya Zayn. Dua orang Anak buah Zayn sudah mengikuti dari belakang dan sudah memberi tahu Akbar Asistennya Zayn. Begitupun Zavier Ia juga sudah dihubungi agar menyusul.
Feri membawa sebuah map berisi berkas pemindahan saham, bagaimanapun caranya Ia harus mendapat tanda tangannya Kakek Iskandar karena Feri ingin Aryo tidak berkutik, Ia sudah tidak mau di perintah Aryo lagi. Mobil Feri melaju kencang melewati terowongan dan terus melaju lurus menjauhi pusat Kota, hingga melewati rel kereta api menuju daerah pesisir pantai melewati terowongan kemudian berbelok kekanan setelah berbelok Asistennya sadar kalau sedang diikuti lalu setelah ada belokan tajam Asistennya menambah kecepatannya dan langsung berbelok cepat kesebuah gang kecil beruntung saat berbelok tidak ada orang atau kendaraan yang lewat, setelah melewati tikungan tajam bodyguard Zayn kehilangan jejak mobil Feri.
''Sialan!! Kita kehilangan jejak nya, Dia tahu mobilnya dibuntuti, Jack..telfon asisten Akbar.'' Ujar Rio bodyguard nya Zayn sambil mengedarkan pandangannya kejalan.
''Baik.'' Jack segera menelfon Akbar.
''Tut...'' Berdering.
''Ada masalah apa.'' Akbar menjawab dengan nada datar.
''Maaf bos..kami kehilangan jejak nya.'' Jack memberitahu dan mobil mereka melaju dengan agak pelan.
''Tambah kecepatan dan terus lurus saja agar tidak curiga, mereka berhenti di sebuah gang, Aku dan Zayn sudah memantau dan kami sedang mengikuti, nanti Aku kirim lokasinya." Tegas Akbar.
"Baik bos."
Mobil bodyguard Zayn melaju kencang, Feri terlihat tersenyum menyeringai dalam hati senang karena merasa sudah bisa menipu orang yang mengikutinya, namun yang tidak diketahui oleh Feri adalah kemanapun mobilnya jalan, nanti ada Zayn yang akan menyergapnya. "30" menit kemudian mobil Feri sampai di sebuah gudang bekas sebuah pabrik yang tidak terpakai kanan kiri semak belukar yang rumput nya menjulang tinggi dan juga berada di tempat yang terpencil jauh dari rumah-rumah penduduk.
Zayn dan Asistennya juga sampai namun mereka memarkirkan mobilnya agak jauh dari gudang tersebut, tak berapa lama Zavier yang memakai masker dan Asistennya juga sampai mereka semua turun dan mengendap-endap mencari celah untuk masuk kedalam. Mereka bersembunyi di semak belukar agar tidak ketahuan penjaga yang ada diluar pagar.
''Sebaiknya kita berpencar Zavier." Ucap Zayn pelan.
"Baiklah..kami kekanan ya, kamu berdua kekiri.'' Zavier sambil menunjuk.
"Aku mau sama Tuan Zavier aja, Kamu banyak omong cerewet budek telingaku week...." Ledek Akbar dengan lidah menjulur.
"Apa? Kutabok mulut mu biar tau rasa." Geram Zayn dengan nada pelan sambil tangannya diangkat.
''Memang benar kok, Kamu nggak budek selama ini bekerja denganny?" Sambil menunjuk Asistennya Zayn yang asli.
"Plak..plak.'' Kepala Zayn dan Akbar dikeplak Zavier.
"Bisa-bisanya kalian ini bertengkar..kalian mau bodyguard yang di depan menangkap Kita.'' Zavier menggeram pelan.
''Ikut Aku Akbar, lewat sini.'' Zavier bersama Akbar menuju belakang pabrik.
Sementara itu Feri kini sudah masuk kedalam ruangan dimana Kakek buyut Iskandar disekap, Feri memaksa dengan menodongkan sebilah pisau di leher Kakek Iskandar dan juga tak segan-segan tubuh yang tua renta itu di tendang nya hingga Ia tersungkur dilantai.
''Brak..brukh.'' Feri menendang kursi roda Kakek Iskandar hingga tersungkur dilantai.
''Kuulangi sekali lagi cepat tanda tangani Kakek Tua Bangka atau kulitmu yang keriput kukuliti hingga terlepas dari wajahmu yang tampan itu.'' Ancam Feri dengan sebilah pisau ditangannya.
''Lebih baik Aku mati daripada Aku harus menandatangani berkas itu....'' Lirih Kakek Iskandar dengan suara serakny.
''Bugh..'' Kakek Iskandar yang renta ditendangnya.
''Aahhkk...'' Kakek Iskandar berteriak dengan nada lemah dan suara seraknya tampak meringis menahan sakit.
''Bugh...'' Terkulai lemas dilantai rintihannya pun hampir tidak terdengar.
Memang Feri sungguh sangat kurang ajar tidak berperikemanusiaan tubuh renta itu harus lebam karena dihajar oleh Feri. Ambisinya yang ingin berada diatas Aryo membuatnya gelap mata. Sejujurnya Feri juga merasa kebingungan mau dibujuk dengan apa agar Iskandar patuh, di bunuhpun juga tidak Mungkin sebab malah Ia tidak akan mendapat apa-apa. Sampai Feri mendapatkan sebuah ide dengan cap jempol, lalu.. Ia menyuruh asistennya untuk mengambil tinta.
''Yaa.. benar cap jempol, bawakan Aku tinta.'' Ucap Feri.
''Baik Tuan.''
Tak berapa lama kemudian asistennya datang membawakan apa yang diminta Lalu menyuruh Iskandar untuk memberikan cap jempol namun lagi-lagi Ia tidak mau mengulurkan tangannya.
''Aku tidak mau...cuih..cuihh...'' Kakek Iskandar meronta bahkan meludahi Feri.
''Bangsat dor.. dor!!'' Feri kesal kemudian melampiaskan kemarahannya dengan menembak dua bodyguard di belakangnya.
Sementara itu Zavier dan Akbar yang sudah masuk kedalam merasa panik saat mendengar suara tembakan. Kemudian Ia mencari asal suara tersebut.
''Hah! Kakek...'' Zavier terkejut dan berkata lirih.
''Tenang Tuan...mari kita cari dan berdoa agar Kakek buyut baik-baik saja.
Begitupun Zayn Ia juga panik saat mendengar suara tembakan tersebut dan mencari asal suaranya, Suara tembakan itu terdengar keras karena tidak jauh dari tempatnya berada.
''hah!'' Zayn dan Asistennya Terkejut.
''Suara tembakkan Tuan.'' asisten memastikan.
''Iya.. sepertinya tidak jauh karena terdengar keras.'' Ucap Zayn.
''Dari arah sana Tuan.'' Asistennya memberitahu.
Zayn dan Asistennya mengendap-endap menuju ke lantai atas, semakin mendekat kesebuah ruangan terdengar suara orang bicara, semakin mendekat suara nya semakin jelas terdengar.
''Itu suara Feri...'' Lirih Zayn nyaris tak terdengar.
''Ada bodyguard dua disana.'' berucap dengan pelan.
"Dies!"
"Dies!"
Kedua bodyguard ditembak dengan pistol yang tidak menimbulkan suara.
''Braaakkk...'' Pintu didobrak.
''Bugh-bugh!'' Sesama asisten saling baku hantam.
"Greep..ehk.'' Feri dicekik Zayn
Keduanya terlibat perkelahian sengit sampai Feri jatuh tersungkur, kemudian Zayn membopong Kakek Iskandar keluar berlari secepat mungkin, namun saat sampai di tengah-tengah gedung Ia dihadang oleh Bodyguard Feri yang jumlahnya ada sekitar tiga puluhan. Zayn dan Asistennya akhirnya tumbang karena jumlah mereka yang tidak seimbang pistol ya Zayn juga kehabisan peluru jadi sudah tidak bisa buat Zayn dan Asistennya melawan, rupanya Feri masih sempat sadar dan menghubungi anak buahnya untuk menolong.
Feri tertawa terbahak-bahak dipapah bodyguard nya menuju ke tengah aula dimana Zayn terkapar, Ia melempar sebuah map berisi berkas.
''Cepat tanda tangani bangsat! Atau Kakek buyutmu ini Aku habisi." Feri mengancam dan melempar map ke wajah Zayn.
''Jangan mimpi Kau, Aku tidak akan menandatangi apapun." Ucap Zayn dengan senyum menyeringai.
"Bugh''
''Ehk''
"Kakek......" Teriak Zayn yang melihat Kakek buyutnya di tendang.
"Cepat tanda tangani atau akan kuhabisi saja Kakekmu itu.'' Ancam Feri.
Zayn saat ini tidak punya pilihan Ia mengiyakan untuk menandatangani saat bolpoin yang ada ditangan akan digoreskan dikertas itu, sebuah suara terdengar dengan lantang.
''Jangan ditandatangani Zayn!" Sambil melempar sepatu hingga bolpoin terlempar.
"Siapa Kalian!" Tanya Feri waktu Zavier datang mendekat dan para bodyguard bersiap untuk menghajarnya.
"Hah!! Ini tidak mungkin...Ka-kamu..wajahmu..sa-sama dengannya." Feri terkejut saat Zavier melepas maskernya.
''Hehehe.... kenapa?? Kamu terkejut??" Ucap Zayn dengan senyum smirknya dan berdiri di dekat Zavier.
''Hajar mereka.'' Ujar Feri dan bodyguard langsung mengepung siap untuk berkelahi.
Dari arah kanan menyerang Zayn, dari kiri menyerang Zavier, Anak buah Feri secara bergantian menyerang hingga kedua saudara kembar sampai kewalahan. Perkelahian terjadi juga dengan para asistennya mereka juga dikepung dan kedua asistennya jatuh tersungkur.
Saat kedua saudara kembar tersebut tidak bisa berkutik, tiba-tiba gelang mereka bersinar terang, gelang milik Zayn mengeluarkan senjata api besar dengan banyak peluru, dan milik Zavier mengeluarkan pedang samurai.
"Do-do-do-do-dorrrrrrrrrrr" Bodyguard Feri jatuh diberondong peluru oleh Zayn.
"Ahhk..ehkk.."
"Sring-Crek." Pedang Zavier melumpuhkan lawan.
"Kres, ehk."
Semua bodyguard Feri semua tumbang dalam hitungan menit saja. Kini tinggal Feri yang tersisa dan akan dibuat perhitungan dengan si Kembar.
"A-ampun..." Pinta Feri.
"Kau lihat orang tua yang terkapar itu..apa saat Ia bilang ampun Kau mengampuni??" Sengit Zavier sambil menunjuk.
"Dor!" Satu tembakan mengenai perut Feri.
"Akkkhh...!" Jerit Feri.
''Jleb..cruats.'' Pedang Zavier menusuk jantung Feri dan darah muncrat.
"Ehk..ekk..eh.." Feri terkapar bersimbah darah dengan mata melotot Ia mati seketika.
Zayn dan Zavier segera membawa Kakek Iskandar ke Rumah Sakit menggunakan mobil Zayn dan para Asistennya membawa mobil Zavier.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments