Malam Hari dirumah Aryo sang istri Rosa tengah menunggu diruang tamu kepulangan Aryo dengan perasaan cemas, semenjak mereka bertengkar dikantor Aryo kala itu Ia tidak lagi pulang kerumah, telpon nya juga sering diabaikan, Rosa takut diceraikan dan takut hidupnya terlunta-lunta seperti sebelum bersama dengan Aryo.
"Sudah jam "11" malam, Mas Aryo lagi-lagi tidak pulang, jangan-jangan.... Dia sudah tidak cinta lagi denganku? Tidak ini tidak boleh dibiarkan, Aku tidak mau hidup miskin lagi seperti dulu." Rosa bergumam sendiri.
Akhirnya Rosa memutuskan untuk menemui Aryo di Apartemennya. "15" menit kemudian Rosa dengan mengendarai mobil mewahnya sampai di sebuah apartemen milik Aryo, kemudian naik menggunakan lift tak berapa lama tiba didepan pintu apartemen nya.
"Ting tong"
"Ceklek." Aryo membukakan pintu dengan raut wajah dingin, Rosa masuk dan langsung memeluk suaminya itu.
"Untuk apa Kau datang kemari? Bukankah biaya bulan ini sudah kutransfer?" Ucap Aryo dingin.
"Apa, Mas tidak kangen Aku?? Kamu sekarang beda Mas? Aku, Kamu Abaikan sekarang." Sambil terisak Rosa bertanya.
"Kamu sudah tidak bisa membuatku bergairah Rosa, Kamu juga tidak bisa membantu keuangan perusahaanku, dengan Dia Aku merasa puas dan Dia juga bisa Aku andalkan." Ucap Aryo tanpa perasaan.
"Kamu tega Mas! ingat...rahasiamu masih ku simpan! Kecelakaan kenanga dan pembunuhan Indah serta Raihan Aku tahu semuanya!" Rosa mengancam.
"Greeep...ehkk." Aryo mencekik Rosa.
"Jangan mengancamku! Kau tahu bila Aku ingin sesuatu maka harus aku dapatkan, Kamu juga tidak terlantar Rosa, Kamu sampai saat ini masih menikmati harta kekayaanku!" Aryo berkata dengan nada tinggi dengan tangan masih mencekik.
"Bruukk...huhuhuhhu." Rosa tersungkur kelantai dan terisak.
"Pulanglah, Aku tidak mau berdebat denganmu." Suruh Aryo dengan nada datar.
"Bangsat Kamu Aryo!! Akan kubongkar kejahatanmu!" Ancam Rosa lalu bergegas melangkah pergi.
Rosa segera meninggalkan Apartemen Aryo dan melajukan mobilnya dengan kencang tujuannya adalah kerumah Bagas saat diperjalanan Rosa terlebih dahulu menelfon Bagas bermaksud ingin bertemu dan memberi tahukan kejahatannya Aryo, Ia juga bermaksud meminta perlindungan karena tahu bahwa Aryo akan mencelakakan nyawanya.
"Haloo..Bagaskara bisa kita bertemu ada sesuatu yang ingin aku jelaskan." Ucap Rosa.
"Haloo..Soal apa memangnya?" Bagaskara menjawab dengan nada datar.
"A-Aku minta maaf karena Aku sudah merebut kebahagiaan Ibumu, A-Aku tahu aku salah, kecelakaan Ibumu, kematian Indah dan sahabat mu..semua direkayasa ada yang membunuhnya,.semua ulah.... aaaaaa.....
"Tiiiin..Braaak...sreeeett...bruughh..duaaarrrr!"
Sambungan telepon terputus karena Rosa mengalami kecelakaan dan mobilnya meledak, Ia tewas seketika.
''Halloo...Rosa." Hening.
"Tuan...Rosa mengalami kecelakaan, Ia tewas seketika." Asistennya memberitahu.
"Apa! Ba-barusan telfon denganku memberitahu tentang kematian Ibu yang direkayasa, Indah dan Reihan juga ada yang membunuhnya, Ia mengajak bertemu tapi mendadak telpon terputus." Terkejut berkata dengan terbata-bata dan bernada tinggi.
Keesokan paginya pemakaman Rosa dilakukan, semuanya menghadiri termasuk Zayn. Semuanya menghadiri pemakaman itu hanya sekedar menghormati, tidak ada rasa sedih ataupun iba semua biasa saja. Hanya Aryo yang terlihat sedih dan muram namun itu hanya sekedar sandiwara, hanya Zavier dan Kakek Iskandar yang mengetahuinya karena mereka mampu membaca pikirannya Aryo. Banyak rekan bisnis yang turut hadir di pemakaman Rosa semuanya mengucapkan turut berduka kepada Aryo.
"Yang tabah ya bro.." Ucap salah satu rekan bisnis Aryo.
"Pak Aryo Saya perwakilan dari karyawan turut berduka cita ya."
"Iya... kalau ada salah dari istri Saya tolong dimaafkan, huhuhu." Aryo berkata sambil mengeluarkan air mata buayanya.
"Draaaamaaa..! Air mata buaya." Ucap Zavier yang jijik melihat tingkah laku Aryo.
"Sialann..!" Umpat Aryo dalam hati, matanya melirik ke arah Zavier.
Mendengar umpatan Aryo Zavier tersenyum menyeringai tanda mengejek lalu melangkah pergi.
*****************
Malam Hari, dikeluarga Bagaskara mengadakan acara pesta ulangtahun Kakek Iskandar, rekan-rekan bisnis Kakek Iskandar semuanya turut hadir, tak lupa Anak Yatim piatu juga diundang acara berlangsung dengan lancar dan khidmad, Ulantahun Kakek Iskandar lebih ke acara santunan anak yatim piatu dan pengajian.
"30" menit kemudian pengajian telah selesai namun banyak rekan bisnis yang masih berbincang-bincang sambil menikmati makanan yang tersedia karena kebanyakan semua kenal satu dengan yang lainnya jadi suasana terasa akrab. Kakek Iskandar yang duduk dengan Bagaskara dan Zavier diruang tengah merasa sangat senang dan bersyukur diusianya yang masih renta masih diberikan kesehatan dan umur panjang.
''Kakek bersyukur Bagas....Diusiaku yang sudah renta masih di berikan umur panjang dan juga kesehatan." Ucap Kakek Iskandar lirih dengan suara serak khasnya.
"Iya Kek...Bagaskara akan terus menjaga Kakek."
"Zavier juga Kek...." Ucap Zayn yang berperan sebagai Zavier.
"Lihat mereka Kek, Anak-anak Yatim piatu itu semua senang menikmati makananya, kasihan mereka..." Ucap Bagaskara dengan lirih dan mata yang berkaca-kaca. "Anakku...kamu dimana saat ini naakk..disini Ayah dan Kakakmu Zavier sedang berkumpul..Ya ALLAH jangan kau ambil Kakek Iskandar sebelum kedua anakku berkumpul biarkan Ia melihat kedua cicitnya." Bagaskara mengatakan dalam hati kecilnya termenung.
Zavier yang bisa membaca pikiran Ayahnya seketika meneteskan air matanya. ''Aku disini Yah...maaf semakin sedikit yang tahu semakin mudah bagiku untuk balas dendam, akan ku buktikan kepada semua orang kebusukan dan kejahatan Kakek Aryo!" Zayn menggeram marah berkata dalam hati.
Kakek Iskandar tersenyum melihat Cucu dan Cicitnya itu, Ia mengelus-elus punggung Zavier, Kakek Iskandar mengerti semua yang mereka pikirkan.
"Kakek...Aku pergi ambil minum dulu ya.." Zavier bangkit dan berjalan ke meja yang penuh dengan makanan dan minuman.
Diedarkan pandangan kesegala arah sambil memegang segelas air sirup, sambil berjalan perlahan dan menjatuhkan bokongnya di sofa pojok yang empuk, pandangan matanya terhenti tatkala melihat seorang yang dikenalnya sedang mendorong meja berisi minuman dan makanan untuk ditaruh dimeja yang sudah kosong saat tamu hendak makan atau minum stok dimeja masih banyak.
"Hehe...gadis kecil yang lugu...uang dari perusahaanku apa belum cukup untukmuu.." Zavier tersenyum lebar melihat Thalia dari kejauhan Ia bergumam sendiri sambil sedikit tertawa."
"Ehm...Kau harus bersaing dengan saudaramu jika kau juga menyukainya." Asisten Zavier berdehem menyadarkan Zayn dalam lamunan nya.
"Apa??" Zayn yang tersadar dari lamunanya tidak mendengar yang asistennya katakan, lau Asistennya mengulangi perkataan nya lagi.
"Kamu bersaing dengan saudaramu sendiri kalau kamu menyukainya...." Mengulang kembali ucapannya.
"Oh..Zavier menyukainya ternyata, Gadis itu pasti belum bisa membedakan kami, hehehe..." Lirih Zayn yang masih bisa didengar diiringi suara tertawa dengan senyum licik.
"Jangan-jangan Kamu merencanakan sesuatu Zayn.'' Asistennya curiga.
"Nikmati makananmu Aku melihat-lihat dulu." Zayn bangkit dan menjauh dari Asistennya.
Zayn berjalan ke arah dimana Thalia sedang sibuk mengisi makanan yang kosong.
"Ehm..boleh minta segelas minuman Nona?" Zayn basa-basi.
"Boleh Tuan ini, Hah..! Tu-tuan Zavier..." Thalia saat menyodorkan segelas minuman berteriak kaget melihat Zayn dihadapannya.
"Apa Aku ini terlihat seperti hantu thalia, huuufft.." Zayn mengusap wajahnya kasar.
"Maaf Tuan, hanya saja Saya kaget melihat Tuan di rumah ini.." Tanya Thalia dengan nada rendah.
"Tentu saja Aku disini.. Ini kan rumah Ayahku??" Zayn menjawab dengan Santai.
"Hehehe...." Thalia ketawa. "Kalau ramah gini kan gantengnya keliatan." Thalia melanjutkan ucapan dalam hatinya sambil meringis.
"Woii...malah meringis, Aku ganteng ya...???" Ucap Zayn dengan PD sambil mengusap rambutnya kebelakang.
"Hehehe.."
"Lalu...kenapa Kamu masih ambil job tambahan?? Memangnya nggak capek?" Zayn memberi perhatian.
"Em..anu..mm..Saya baru butuh banyak uang Tuan buat Ibu Saya yang sedang sakit dan..." Thalia tidak melanjutkan omongannya karena mendengar suara orang tertawa keras.
"Hahahahahaaa.....!" Yaa...yang masih hidup kan harus melanjutkan hidup!" Suara Aryo tanpa menggelegar saat ditanya teman bisnisnya, Ia sangat gembira.
"Aryooooo!!" Zayn menggeram marah dengan suara rendah,sorot matanya tajam giginya gemeletuk dan salah satu tangannya mengepal.
"Sa-sayaa permisi tuan." Thalia meninggalkan Zayn yang sedang dalam mode serius ini.
Aryo yang tadi pagi terlihat sedih kini sudah ceria kembali terlihat ia tertawa senang saat berbincang-bincang bincang dengan rekan bisnisnya, Zavier yang berdiri melihat Aryo dari kejauhan memandang dengan rasa jijik, Zavier yang muak dengan Aryo yang bermuka dua akhirnya Ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke bagian kolam renang.
Malam sudah sangat larut jam menunjukkan Jam "11" malam, tamu yang hadir sudah pada pulang hanya menyisakan keluarga inti.
"Zayn..Kamu lihat Kakek buyut nggak?? Tadi katanya pamit kekamar kecil tapi sampai sekarang belum kelihatan..tamu yang pulang terpaksa tidak pada pamit dengannya." Tanya Bagaskara menghampiri Zayn yang sedang berbaring di kursi pinggir kolam.
"Tidak Yah..Zayn tahunya sedang menyalami tamu." Ucap Zayn santai.
"TUAAAN...TUAAAANN!!!!!" Jenno Asistennya Bagaskara berlari mendekat.
"ADA APA!!!" Tanya Zayn dan Bagas bersamaan.
"KAKEK ISKANDAR DICULIK!!!!! Ia dipaksa masuk kemobil hitam oleh beberapa orang bertopeng, para bodyguard segera mengejar namun kehilangan jejaknya!!!" Jelas Jenno.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments