Ariana Kembali ke Rumah

Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela kamar rumah sakit. Ariana duduk di ranjang dengan senyum cerah, mengenakan pakaian biasa setelah sekian lama hanya mengenakan baju pasien. Hari ini adalah hari yang ia nantikan—hari di mana ia akhirnya diperbolehkan pulang.

Dewa berdiri di sampingnya, membantunya merapikan barang-barang. Ardan dan ibu mereka juga ada di sana, wajah mereka penuh kebahagiaan.

"Dokter bilang kondisi kamu sudah cukup stabil untuk rawat jalan," kata Ardan sambil tersenyum. "Tapi jangan lupa, kamu tetap harus jaga kesehatan."

Ariana mengangguk semangat. "Aku tahu, Bang. Aku janji nggak akan memaksakan diri."

Dewa tertawa kecil. "Aku bakal pastikan itu."

Perawat masuk dengan kursi roda, tetapi Ariana mengangkat tangan. "Aku mau coba jalan sendiri," ucapnya pelan.

Semua orang terdiam sesaat, lalu Ardan mengulurkan tangan untuk membantunya. Dengan sedikit usaha, Ariana berdiri dan melangkah perlahan. Dewa ada di sampingnya, siap menahan jika ia kehilangan keseimbangan.

Saat akhirnya ia berhasil berjalan tanpa bantuan, senyum bahagia muncul di wajahnya. "Aku pulang," bisiknya, matanya berbinar.

Dewa dan Ardan saling berpandangan, lalu tersenyum. Hari ini bukan hanya tentang Ariana yang pulang ke rumah—hari ini adalah awal baru bagi semua orang yang mencintainya.

...****************...

Kembali ke Rumah

Ariana menghirup udara segar begitu mobil mereka berhenti di depan rumah. Matahari sore memancarkan sinar hangat, menyelimuti halaman rumah yang terasa begitu familiar. Setelah berminggu-minggu di rumah sakit, akhirnya ia bisa kembali ke tempat yang selalu ia rindukan.

Ibu mereka membuka pintu dengan senyum bahagia. "Selamat datang di rumah, Nak."

Ariana tersenyum lebar. "Akhirnya…" bisiknya, matanya berbinar menatap sekeliling.

Ardan membantunya turun dari mobil, sementara Dewa sudah siap di sampingnya jika ia butuh bantuan. Namun, Ariana mencoba berjalan sendiri, meskipun langkahnya masih sedikit goyah.

Begitu masuk ke dalam rumah, aroma masakan menguar dari dapur. "Ibu masak makanan favoritmu," kata sang ibu dengan mata berkaca-kaca.

Ariana tersenyum haru. "Terima kasih, Bu. Aku rindu masakan Ibu."

Dewa yang berdiri di dekat pintu hanya tersenyum melihat kebahagiaan Ariana. Ia tahu betapa gadis itu merindukan rumahnya, suasananya, dan kehangatan keluarganya.

Ardan menepuk bahunya. "Sekarang tugas kita memastikan dia nggak kelelahan."

Dewa mengangguk. "Dan memastikan dia bahagia."

Ariana duduk di sofa ruang tamu, menatap sekeliling. "Aku pulang," katanya pelan, penuh syukur.

Hari itu, rumah kembali terasa lengkap. Ariana akhirnya berada di tempat di mana ia selalu merasa dicintai.

...****************...

Dewa yang Tak Diizinkan Pergi

Malam mulai menjelang, dan setelah seharian menemani Ariana kembali beradaptasi di rumah, Dewa akhirnya berdiri dari sofa, bersiap untuk pulang.

"Bu, Bang Ardan, aku pamit dulu ya," katanya sambil tersenyum.

Namun, sebelum ia sempat melangkah ke pintu, ibu Ariana langsung menahan tangannya dengan lembut. "Dewa, kenapa buru-buru pulang? Menginap saja di sini malam ini," ucapnya penuh harap.

Dewa tersenyum kecil, menggaruk tengkuknya. "Nggak enak, Bu. Lagipula, Ariana pasti butuh istirahat."

"Tapi kamu juga pasti capek setelah beberapa hari ini terus menemani Ariana," sahut Ardan. "Udah, nginap aja dulu. Besok baru pulang."

Ariana yang duduk di sofa menatap Dewa dengan mata berbinar. "Iya, Dewa. Aku masih mau ngobrol sama kamu. Lagian, rumah sakit aja kamu betah lama-lama, masa di rumah aku nggak?" godanya dengan senyum manis.

Dewa terkekeh pelan, lalu menghela napas pasrah. "Baiklah, baiklah. Aku nginap, tapi cuma semalam ya."

Ibu Ariana tersenyum lega. "Bagus, sekarang makan malam dulu. Baru nanti istirahat."

Dewa akhirnya duduk kembali, merasa hangat dengan perhatian keluarga Ariana. Malam itu, ia bukan hanya seorang sahabat bagi Ariana—ia sudah menjadi bagian dari keluarga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!