Hal-8

( Aku Memilih Mencintaimu Lewat Mimpi Karena Dalam Mimpi Kau Takpernah Berakhir, Aku Memilih Mencium Mu Lewat Angin karena Angin Lebih Lembut Dari Bibir Ku )

Meja Makan Yang Hanya Bersekat Menyambung Pada Dapur, tentu Saja Sania Yang Berada Di Dapur Bisa Mendengarkan Percakapan Mereka Di Meja Makan.

Sania Mematung Layaknya seorang Asisten Rumah Tangga Sungguhan, Saat Melihat Keluarga nya Aditya Yang Utuh Hati Sania Tentu saja langsung rindu pada ibunya.

" ibu Lagi Apa Yah Di Desa? Aku Kangen Banget Bu " Batin Sania Sambil mencuci piring yang berantakan di dapur

" Sania jika Sudah Selesai Kau Boleh Istirahat Yah Nak' Bereskan Meja Makan Nya Besok Pagi Saja " pekik Bu Ratih.

" iya Bu... " Rania Manut, dirinya Langsung Menyelesaikan Pekerjaan Nya Dan Segera Beristirahat

Kamar Aditya Dan Sania Berseberangan, Jujur Saja diri ini Merasa Asing Saat Tinggal Satu Atap Namun Tidak Bertatap Wajah, Apa Lagi berbagi Kesedihan Layaknya Pasangan Sungguhan. Tidak Pernah Jatuh Cinta Bukan Berati Tidak Memiliki Perasaan.

" Ya Allah Entah Rumah Tangga Seperti Apa Yang Sedang Aku Jalani? " Sania Duduk Di Atas Sajadah Setelah Selesai Melaksanakan Shalat isya.

kantuk Yang Mulai Datang Setelah dirinya Menangis Akhirnya Sania Tidur Berbalut Mukena Di Atas Sajadah.

.

.

Selepas Shalat Subuh Sania Langsung Membereskan Meja Makan Bekas Tadi Malam, Merapihkan Meja, Dan Segera Mencuci Piring Di Dapur

Menyapu Dan Mengepel Rumah Di Lakukan Siang Hari Karena Biasanya Sania Mencuci Baju Terlebih Dahulu.

Bu Ratih Yang Bangun Sehabis Shalat Subuh, Tentu Saja Tersenyum Bangga Pada Sania, Karena Ternyata Sania Sangat Rajin, Bu Ratih Tidak Berani Menyapa Dirinya Kembali Lagi Ke Kamar Membiarkan Sania Menyelesaikan Tugas Nya.

" Yah... Gadis Yang Di Bawa Aditya Dari Kampung ternyata Ia Sangat Rajin Sekali Yah " Bisik Bu Ratih Sambil Memeluk Sang Suami Dari Belakang.

" Iya Bu?.. Baguslah Kalau Begitu, Tapi Nanti Jika Ada ART Yang Kita Pinta Datang Bagai Mana Bu? " Pak Rizal Tampak Bingung.

" Apa Kita Akan memberhentikan Sania Saja Pak? " Namun Jika Melihat Kegigihan Sania Bu Ratih Dan Pak Rizal Tidak Tega.

" Kita Tanyakan Baiknya Saja Nanti Pada Aditya " Pak Rizal Mengecup Kening Sang Istri

Suara Alarm Pagi Berdenting, Hari ini Anak-Anak Sudah Kembali Bersekolah Setelah Hari Libur Panjang Mereka. Sania Membantu Bella Di Dapur Membuatkan Bekal Untuk Difa Dan Naura, Difa Adalah Anak Nya Bella Dan Farhan, Sedangkan Naura Adalah Anaknya Hanum Dan Salim.

Bu Ratih Dan Pak Nizar Kaka Beradik, Istri Pak Nizar Bernama Farah, Dan Farah Memiliki Dua Anak Salim, Dan Juga Farhan, Sementara Bella Dan Hanum Mereka Adalah Menantu Namu Mereka Sangat Rukun.

Dan Bu Ratih Adalah istri Nya Pak Rizal Beliau Hanya Di Karunia Satu Anak Saja Yaitu Aditya, Sejak Dulu Kedua Orang Tua Pak Nizar Dan Bu Ratih Sudah Meminta Wasiat Agar Mereka selalu Hidup Rukun Tidak Pernah Berdebat Masalah Keungan Apa Lagi Warisan, Mereka Semua Bekerja, Hanya Bu Ratih Saja Yang Tetap Di Rumah Menjadi Ibu Rumah Tangga.

" Sania Apakah Kau Sudah Menyetrika Seragam Sekolah Nya Naura Dan Juga Difa? " Ucap Hanum Yang Baru Saja Masuk Kedalam Dapur

" Belum Kak " Sania Tersenyum kecut Karena Memang ia Lupa.

" Tolong Yah Setrikakan Dulu, Biar Ini Aku Yang Buatkan " Hanum Mengambil Kotak Makan Di Tangan Sania.

" Baik Kak " Sania Langsung keluar Dari Dapur Melakukan Pekerjaan Nya Dengan Senang Hati Di Rumah Suami Nya.

Sania Merapihkan Baju Naura Dan Juga Difa, Setelah Selesai Di Setrika Sania Menggantung Nya di Gantungan Baju. Namun Saat Melihat Baju Kemeja Aditya di keranjang Yang Tampak Sangat kusut Sania Berinisiatif Menyetrika Nya.

" Kayanya Kurang Licin " Sania Kembali Menyemprotkan Pelicin Pakian Dan Menambah Suhu Kepanasan Pada Setrika Nya.

Namun Sayang Tampa Ia Sadari Sania Malah membuat Kemeja Aditya Bolong Karena Terlalu Panas " Ya Ampun Ini Gimana? Sania Kok Kamu Bisa Sih Ceroboh Banget " Batin Sania panik Saat Melihat Kemeja Aditya Bolong.

" Pasti Pak Aditya Akan Marah Besar " Sania Uring-uringan Karena Sudah Pasti Aditya Akan Memarahi Nya Lagi.

Benar Saja Tidak Lama Kemudian Aditya Keluar Dari Kamarnya Hanya Mengenakan kaus Dalam.. " Sedang Apa Kau Disini? Apa Kau melihat Kemeja ku yang Ku Taruh Disana? " Aditya Mencari Kemejanya Yang Memang Sengaja Ia Taruh Di Keranjang Niatnya Ia Akan Menyetrika Nya Sendiri Nanti.

Sania Menyembunyikan Kemeja itu Di Balik Badan Nya, " Itu Apa Yang Sedang Kau Sembunyikan Coba Lihat!" Aditya Yang Tampak Curiga ia Langsung Menarik Tangan Sania Benar Saja Kemeja Itu Ada Di Tangan Sania, Dan kemarahan Nya Langsung Meledak Saat Ia Membentangkan Kemeja Itu Namun Ternyata Sudah Bolong

" Apa Yang Kau Lakukan! " Matanya Membulat Sempurna Menekan Keras Tangan Sania.

" Apa Kau Tahu Kemeja Ini Akan Aku Kenakan Hari ini, Kenapa Kau Malah Merusak Nya " Hardik Aditya Tepat Di Depan wajah Sania.

Sania Hanya Terpejam Takut Saat Aditya Menatap Nya dengan Tatapan Seperti Siap Menerkam. " Pak Maaf Aku Hanya Ingin Membuat Baju Mu Rapih Saja, Aku Tidak Bermaksud Merusak Nya "

" Hai... Dengar Aku Tidak Menyuruh Mu Menyetrika Baju Ku! Karena Semua Yang kau Pegang Pasti Akan Rusak Dan Hancur " Pekik nya Lantang

Sampai Membuat Semua Yang Ada Di Dalam Rumah Melihat Kemarahan Aditya Pada Sania.

" Aditya Apa Yang Kau Lakukan itu Hanyalah Kemeja " Salim Berusaha Meredam Amarah Sodara Nya.

" Iya Nak Kau Bisa Berganti Dengan Kemeja Yang Lain, Lagi Pula Kemeja Mu Kan Bukan Hanya Itu Saja " Pak Rizal Berusaha Menenagkan Aditya.

Bu Ratih, Bu Farah, Hanum, Dan Juga Bella Berusaha Menenagkan Sania Karena Sania Sampai Menangis Sesengukan.

" Iya Aditya Kenapa Kau Malah Memarahinya " Ucap Bella Dan Juga Hanum

" Hah... Sudahlah " Aditya Membuang Kemeja Itu Tepat Di Hadapan Wajah Sania Tampa Berperasaan Dirinya Langung Meningalkan Sania Yang Menangisi Ketakutan

" Sudah Nak' Jagan Di Ambil Hati " Ucap Bu Ratih dan Bu Farah.

" Iya Sania Tenangkanlah Dirimu " Bella Dan Hanum Juga Menyuruh Sania Duduk.

Memang Jika Di Bilang, Semua Orang Di Rumah Aditya Sangat Perduli Kepada Sania Namun Sayang Nya Hanya Aditya Lah Yang Bersifat Kasar pada Sania.

.

.

" Lusa Adalah Pertunangan Aditya Dan Karina Kan Bi? " Bella sedang Berbincang Dengan Bu Ratih Di Ruang Kelurga

" iya Besok Kita Akan Belanja Memilihkan Persiapan Hantaran " Bu Ratih Sangat Semangat Menyiapkan Acara Pertarungan Anak Semata Wayang Nya.

Sania Yang Sedang Mengelap Kaca, Mendengar Hal Itu Tiba-Tiba Ada rasa nyeri di Hatinya " Kenapa Aku Harus Cemburu? Pak Aditya Kan Lebih Dulu Mengenalnya Di Bandingkan Diriku " Sania Menguatkan Dirinya Sendiri.

.

.

.

" Bersambung "

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***