Chapter 1

Talia Adhisty, 21 tahun. Ceria, bercita-cita menikmati hidup dengan caranya, dan agak sableng. Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi penyanyi terkenal yang tampil di panggung besar, dikelilingi sorakan penggemar. Namun, kenyataan tidak seindah mimpinya. Suara Talia … yah, bisa dibilang sangat unik. Dalam keluarga, ia selalu di sebut dengan 'Talia Fals'.

Orang tua dan kakaknya selalu sakit telinga setiap kali dia bernyanyi. Bagaimana tidak sakit telinga coba, suaranya saat bernyanyi memang tidak bisa diharapkan. Lari ke mana-mana pokoknya.

"Don’t stop believin’, hold on to that feelin’!"

Talia melantunkan lirik lagu Journey dengan penuh semangat, menutup telinganya sendiri ketika nada tinggi datang. Dia tahu suaranya tidak pas, tapi itu tidak pernah menghentikannya dan terus bernyanyi. Karena dia suka.

"TA-LIA!" Bisa nggak kamu berhenti teriak-teriak kayak babi berantem?!" teriak suara keras dari luar kamar. Itu suara mamanya, Lala yang sudah kebal dengan kegilaan putrinya.

"Ini bukan teriak, ma. Aku sedang latihan vokal! Ah, mama nggak asik ah!"

Talia berteriak balik sambil memutar matanya. Ia tahu mamanya selalu menganggap hobinya itu buang-buang waktu, tapi bagi Talia, menyanyi adalah kesukaannya. Selagi dia bahagia, dia tidak akan menganggapnya membuang-buang waktu.

Setelah mengenakan jaket kulit hitam, celana hitam,dan memasukkan sepasang headphone ke tas, Talia keluar dari kamar dengan senyum lebar yang seperti tak pernah luntur. Meski sering gagal dalam audisi menyanyi, dia selalu semangat ikut lagi dan lagi, demi kesenangannya. Seperti sore menjelang malam ini, lagi-lagi dia akan mencoba ikut audisi.

Makeup-nya seperti biasa, ala-ala anak punk yang nyentrik. Alis bawah matanya hitam sekali. Lipstik hitam, kuku hitam, pokoknya semuanya serba hitam. Padahal wajah aslinya cantik sekali, tetapi tertutup dengan penampilan nyentriknya yang agak aneh dan tidak biasa di mata orang pada umumnya.

Dia mengikuti audisi pencarian bakat yang diadakan di sebuah mall besar di pusat kota. Kali ini, dia yakin juri akan melihat potensinya. Bukan hanya soal suara, tapi juga soal penampilan dan energi panggungnya yang luar biasa. Talia percaya diri sekali dia akan lolos.

"Tal, yakin mau ikut lagi? Kemarin kan dibilang sama juri  kalo suara lo ... ya gitu, deh,"

Lintang, sahabatnya yang sudah menunggu di depan rumah dengan motor kawasaki ninja kesayangannya memastikan.

Talia naik ke boncengan sambil mendengus.

"Lintang, dengerin ya. Orang sukses itu bukan yang nggak pernah gagal, tapi yang nggak pernah menyerah!"

Lintang mendesah pasrah.

"Iya, iya, calon bintang rock." katanya lalu tertawa.

"Casen mana? Gak ikut?"

Casen adalah sahabat Talia yang lain, cowok keren, cool, dan populer di antara para wanita. Casen sudah populer semenjak mereka duduk di bangku SD. Bukan berarti Lintang tidak keren, Lintang juga keren dan populer seperti Casen, hanya saja kepribadian Casen yang misterius membuat cowok itu lebih banyak digilai para cewek.

"Ada, katanya dia bakalan langsung ke mall."

"Oh, okey jalan!" Talia menepuk bahu Lintang kuat.

Lintang menggeleng-geleng lalu menyalakan mesin motornya.

Sesampainya di mall, antrean peserta audisi sudah memanjang seperti ular. Ada yang berpakaian kasual, ada yang tampil glamor. Tapi jelas, hanya satu yang berdandan ala anak pang dengan makeup nyentriknya, Talia Adhisty.

Ketika gilirannya tiba, ia melangkah ke atas panggung kecil dengan penuh percaya diri. Juri di depannya, tiga orang dengan ekspresi datar, menatapnya penuh harap ... atau mungkin waspada.

Lintang dan Casen yang baru datang, menunggu di luar ruangan audisi. Di dalam, Talia memulai dengan perkenalan diri di hadapan ke-tiga juri.

"Halo juri, perkenalkan nama aku Talia Adhisty. Umur 21 tahun. Hari ini aku akan membawakan lagu Bohemian Rhapsody!"

Seorang juri berkacamata langsung mengernyit.

"Lagu yang ... cukup menantang. Kamu yakin akan membawakan lagu itu?"

Talia mengangguk kuat dan tersenyum lebar, mengambil napas, lalu mulai bernyanyi.

"Is this the real life? Is this just fantasy?"

Sepersekian detik, juri terdiam. Penonton pun ikut terkesima, bukan karena indahnya suara Talia, tapi karena …

Mereka tak yakin suara itu berasal dari manusia. Nada-nada tinggi terdengar seperti teriakan burung gagak kesurupan. Beberapa kru yang berada di dalam ruangan itu bahkan mulai menahan tawa.

Talia, seperti biasa, tetap percaya diri. Dia menutup mata, meresapi lagunya. Hingga akhirnya, seorang juri mengangkat tangan, menghentikannya.

"Stop! Stop ... cukup."

Talia membuka mata, tersenyum lebar.

"Keren, ya? Aku bisa nyanyi lagu yang susah!"

Juri menghela napas panjang. Salah satu di antara mereka menahan tawa, beberapa orang di belakang bahkan sudah tidak tahan dan tertawa dalam diam.

"Talia, nama kamu Talia kan?"

Talia menganggukkan kepala.

"Talia, suaramu sangat, sangat … unik."

"Aku tahu! Itu ciri khas aku!" balas Talia tersenyum lebar.

Juri menatapnya lama, lalu berkata,

"Aku suka semangatmu. Tapi... aku rasa panggung ini bukan untukmu. Kamu tidak lolos."

Talia terdiam sejenak. Lalu dengan senyum khasnya, ia berkata,

"Baiklah. Kalau nggak lolos di sini, aku pasti lolos di tempat lain! Terimakasih juru!"

Gadis itu pun turun dari panggung dengan langkah tegap, diiringi tatapan bingung penonton dan sahabatnya yang sudah siap menyambut dengan helaan napas panjang.

"Tal, lo nggak sedih?" tanya Lintang saat Talia keluar ruangan.

Lintang dan Casen berdiri bersebelahan, sama-sama menatapnya. Talia menatap kedua sahabatnya itu bergantian, ia belum bicara apa-apa. Sesaat kemudian ...

"Hwaaaa!"

Tangisan kencangnya berhasil mencuri perhatian orang-orang yang sedang mengantri di luar lapangan.

"Gue nggak lolos lagi! Padahal ini udah puluhan kalinya gue ikut audisi, kenapa sih juri nggak nyadar-nyadar kalau suara gue itu unik dan sulit di cari? Memangnya mereka pengennya suara yang kayak gimana? Suara unik, penampilan unik, wajah, jangan ditanya lagi. Menjual banget, tapi kenapa gak pernah di lolosin sih? Gue sedih, hwaaaa!"

Suara kencang Talia membuat orang-orang yang berada di sana merasa lucu bahkan ada yang tertawa. Ada yang merasa dia lebay, tapi kebanyakan merasa dia adalah tipe cewek percaya diri yang menghibur. Dia sedih, tapi gaya sedihnya menghibur orang-orang di tempat itu.

Lintang dan Casen yang malu. Kedua cowok itu memang selalu malu saat lagi bareng Talia, tapi sudah terbiasa juga. Karena dari kecil sudah bersama, pastinya mereka sudah tahu jelas sahabat mereka ini seperti apa. Malu-maluin, tapi kalo gak ada dia gak rame.

"Tal, ayo pergi dari sini. Lo gak sayang make-up emo lo rusak?"

"Nggak peduli! Malam ini gue mau sedih-sedih sendirian. Lo berdua pulang aja sana." setelah mengatakan itu, Talia berlari meninggalkan mereka.

"Talia! Woy! Udah malam ini! Ya elah tuh cewek." Lintang berteriak kencang, tidak sadar mereka ada di tengah-tengah keramaian.

"Biarin aja. Dia udah biasa gitu kan? Nanti juga dia cariin kita kalo udah bosen, atau pulang sendiri." ucap Casen. Talia memang selalu seperti itu.

Terpopuler

Comments

Nena Anwar

Nena Anwar

semangat Talia begitu tinggi tapi sayang bakat nyanyinya gak mendukung, sikap Talia yg bersebrangan dengan Damian akan memberikan warna di hidup Damian sungguh pasangan yg cocok mereka

2025-02-12

0

Salim ah

Salim ah

semangat Talia kamu pasti bisa😁
bisa merusak telinga orang lain maksudnya hihihi bersyandah Tal
sekali lg semangat buat kamu

2025-02-13

0

Melani Sunardi

Melani Sunardi

hihihihihi...... baru bayangin Tata nyanyi dan sepersekian detik suasana tiba" sunyi itu loh thor...... something bangeeeedd ya 😂😂😂😂

2025-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 PENOKOHON
2 Chapter 1
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
Episodes

Updated 101 Episodes

1
PENOKOHON
2
Chapter 1
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!