Setelah mengeluarkan peluru dari dalam perutnya, pria itu pingsan karena sakit saat pelurunya di cabut.
Shella membersihkan semua noda darah seluruh tubuh pria itu.
Setelah infus dipasang, teman Shella kembali ke dalam rumahnya.
Melihat pria itu tertidur tanpa menggunakan baju karena seluruh bajunya sudah di cuci oleh Shella.
Wanita itu mengambil selimut dan menutupinya.
Shella meninggalkannya pria yang masih tertidur.
Dia kembali ke kios bunga untuk meletakkan semua bunga yang di bawa nya tadi.
Tidak ada satu bunga pun yang berhasil di jualnya.
Shella membelikan makanan untuk dirinya dan pria itu.
Shella memilih bubur agar pria itu mudah memakannya.
Hari sudah semakin gelap, bulan sudah bersinar dengan terang saat wanita itu kembali datang ke rumahnya.
Dia melihat pria itu sudah membuka mata dan melihat ke arah langi rumahnya.
"Anda sudah bangun Tuan?
Maaf saya tadi meninggalkan anda sendirian, saya hanya membeli makanan untuk anda."
Shella membawa bubur yang telah di pindahkannya ke dalam mangkok dan sebuah air untuk pria itu.
"Tuan, sebaiknya anda makan biar anda memiliki tenaga dan anda cepat sembuh.
" Pria itu menatap Valeri dan dia tidak menjawabnya.
Shella telah duduk di sampingnya dan semangkuk bubur untuk disuapi ke pria itu.
"Terima kasih kamu sudah membantuku dan merawatku.
"Sama-sama Tuan, tapi maaf anda hanya bisa tidur di sofa jelek ini.
Disini hanya punya 1 kasur itupun untuk aku tidur."
"Tidak apa, ini sudah lebih dari cukup."
Shella menyuapkan satu sendok bubur ke dalam mulut pria itu.
"Jangan panggil aku Tuan, panggil saja namaku
Willy.
"Baik Tuan, eh maksudku Willy.
Kamu bisa memanggilku Shella.
" Wanita itu kembali menyuapkan buburnya.
"Wanita ini sangat baik dan telaten merawatku."
Willy terus memperhatikan Shella dalam merawatnya.
"Willy, bolehkan aku bertanya?".
"Tanyakanlah Shell apa yang mau kamu tanyakan!"
"Apa ada orang yang ingin membunuhmu? Lalu kenapa kamu ada di taman sendirian padahal taman sangat sepi tadi."
"Iya ada yang berusaha membunuhku.
" Willy terpaksa mengatakannya tapi memang benar ada yang ingin melenyapkan nyawanya.
Tragedi tembak menembak memang terjadi di taman itu tapi Willy tidak mau menyampaikannya.
"Aku bersembunyi disana agar mereka tidak berhasil membunuhku."
“Kenapa kamu ingin di bunuh? Apa kamu membuat kesalahan?".
Pertanyaan Shella membuat Willy tidak suka dan menatapnya.
"Maaf, kalau aku banyak bertanya."
Shella terus menyuapi bubur ke dalam mulut Willy hingga habis.
“Kamu tinggal sendirian disini?"
Shella mengambil tisu untuk membersihkan sisa makanan yang ada di bibir Willy.
"Iya, aku sendirian."
"Orang tuamu tidak ada?"
Pertanyaan Willy membuat Shella menghentikan tangannya yang akan mengambil gelas untuk di minumkan kepada Willy.
"Kedua orang tuaku sudah meninggal 1 tahun yang lalu."
"Maaf, aku tidak tahu."
"Tidak apa, kita yang bernyawa pasti akan meninggal.
" Shella memberikan minuman kepada Willy melalui sedotan.
"Di minum obatnya biar cepat sembuh."
Shella memberikan obat agar Willy meminumnya.
Willy terus memperhatikan wajah Valeri yang terlihat sedih setelah menyebut orang tuanya meninggal.
Willy merasa bersalah.
"Kamu bisa istirahat saja...Aku tinggal bekerja tidak apa-apa?
" Kata Shella setelah selesai mengurus Willy.
"Kamu bekerja? Inikan sudah malam?".
"Iya aku hanya bekerja sampai jam 11 saja.
Tapi kalau kamu masih butuh aku, aku akan meminta izin kepada bos untuk tidak masuk kerja."
Willy serba salah karena dia tidak ingin Shella meninggalkannya dengan kondisi yang seperti ini.
Tapi Willy juga tidak bisa menahannya.
"Pergilah, aku bisa sendiri.
Tapi dimana jas yang aku kenakan tadi ya shell?
"kemudian pergi Shella mengambilnya dan memberikannya kepada Willy.
“Ini Jas mu."
"Tolong ambilkan sesuatu di dalamnya.
Dikantong bagian dalam sebelah kanan."
Shella memasukkan tangannya dan mengeluarkan benda itu.
"Aaaaaaaaaaa."
Wanita itu terkejut saat dirinya memegang pistol milik Willy.
Pistol itu terjatuh kelantai.
"Apakah itu milikmu Will?"
"Iya, itu senjataku.
Tolong ambil kantong disebelah kirinya."
"Tidak, katakan itu apa lagi.
" Shella ketakutan kalau itu akan pistol lain yang dimiliki Willy.
"Ambil saja ,dan bantu aku."
Shella mengambilnya ternyata beberapa peluru.
Gadis itu memberikannya kepada Willy.
Willy meminta Shella mengisinya ke dalam senjata itu.
Awalnya Shella tidak mau tapi Willy terus meminta bantuan dan Shella di bantu oleh Willy.
"Aku harus berangkat sekarang, agar tidak terlambat "
Shelly pergi setelah berpamitan dengan Willy.
Pria itu kembali memilih tidur karena tidak tahu harus mengerjakan apa saat tubuhnya lemah seperti saat ini.
Setelah beberapa hari, kondisi Willy mulai membaik.
Infus di tangannya sudah di lepas.
Willy juga sudah bisa kembali berjalan hanya untuk ke kamar mandi.
Shella terus merawatnya dan membantunya untuk mengganti perban yang ada di perut dan di punggung.
"Lukanya sudah mulai mengering.
Apa kamu tidak ingin menghubungi keluarga agar bisa menjemputmu?"
"Kamu ingin mengusirku?"
"Oh tidak..tidak, bukan seperti itu.
Aku takut keluargamu akan khawatir mencarimu karena beberapa hari ini kamu tidak pulang."
"Tidak usah pikirkan itu."
Shella terus memberikan obat ke pada Willy.
Pria itu terpesona melihat kecantikan Shella dan kebaikan hati gadis itu.
Setelah selesai mengobati Willy, wanita itu akan mengambil makanan untuk Willy tapi Shella mendengar ada suara orang berteriak memanggil namanya.
"Shellaàaaaaaaa...!"
"Shella, keluar sekarang juga atau aku dobrak pintu rumahmu ini"
Shella berjalan menuju pintu rumah dan melihat orang yang terus berteriak memanggil namanya.
Shella terkejut melihat dua orang penagih hutang datang untuk meminta bayarannya karena sudah 3 hari Shella tidak membayarnya.
"Siapa Shell?", tanya Willy yang sedang menggunakan bajunya setelah di ganti perban oleh Shelly.
"Tidak apa, kamu tetap di dalam ya,,, Aku akan menemuinya."
Shelly keluar dari rumah dan kembali menutup pintu agar mereka tidak masuk dan melihat keberadaan Willy.
"Kenapa kalian datang kesini?
Aku pasti membayar hutangnya."
"Apa? Membayar hutang? Ini sudah 3 hari kamu tidak membayarnya.
Kapan akan kamu bayar".
"Aku akan membayarnya segera.
Aku kemarin sakit dan perlu biaya untuk membeli obat."
"Aku tidak peduli yang penting kamu harus membayarnya segera.
Semakin lama semakin banyak bunganya dan kamu tidak akan sanggup lagi membayarnya atau kamu mau menyerahkan tubuhmu kepada Bos."
Shelly menggeleng sambil menangis membayangkan dirinya akan di sentuh oleh pria tua yang menjadi lintah darat.
Willy memperhatikan dan mendengarkan semua percakapan mereka dari balik jendela.
Willy juga memperhatikan bagaimana kepala Shella yang sengaja di tunjuk-tunjuk dengan jari mereka.
Willy ingin membantunya tapi Willy tidak bisa keluar begitu saja takut kalau masih ada musuh yang mencarinya.
Willy mengepalkan ke dua tangannya saat melihat Shella menangis dan di dorong hingga terjatuh oleh orang itu.
Willy tidak tega melihat wanita baik itu menanggung semuanya sendirian.
Shella menghapus air matanya dan mencuci muka dengan air yang di tampung di depan curah saat hujan.
Shella masuk ke dalam rumah dan melihat Willy duduk sambil memperhatikannya.
"Aku akan mengambilkan makanan mu. Tunggu sebentar!"
Willy terus memperhatikan gerak gerik Shella.
Dia menyembunyikan semua penderitaannya seorang diri dan tidak pernah membaginya kepada siapapun selain Nenek Shema.
"Ini makananmu.
Kamu bisa memakannya sendirikan.
Aku harus pergi bekerja kembali.
"Shella meletakkannya di atas meja dan hendak pergi tapi Willy menahannya.
Shella kembali duduk di sofa sebelah Willy.
Wanita itu menunduk karena dia tahu kalau Willy pasti mendengar keributan tadi dengan lintah darat yang menagih hutang.
Willy menarik Shelly ke dalam pelukannya.
Wanita itu menangis dalam dekapan Willy.
Willy tahu kalau wanita itu memendam kesedihannya.
Willy sendiri tidak tahu kenapa dirinya sangat peduli kepada wanita ini.
Padahal orang tahu kalau dirinya sangat dingin dan kejam.
Tapi saat wanita ini menderita sisi yang entah datang dari mana bisa membuatnya ikut merasakan kesedihan dari wanita yang telah menolongnya.
Setelah merasa lega menangis di pelukan Willy, Shella melepaskan pelukannya dan tanpa sengaja mereka berdua saling menatap sangat dekat.
Hidung mereka saling bersentuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
0mezell
Semoga hidupmu berubah setelah bertemu willy sel❤️
2025-02-14
1
Say Yepz
marawat sampe sembuhh
2025-02-13
1