Dalam Tekanan Membuat Keputusan

Dengan langkah kasar, Marina menyeret Gendhis keluar dari dapur. Gendhis yang masih dibayangi rasa takut dan trauma, hanya bisa pasrah mengikuti tarikan Marina. Ia tahu, Marina tidak akan melepaskannya begitu saja. Pasti ada sesuatu yang ingin wanita tua itu lakukan padanya.

Marina membawa Gendhis ke ruang tamu, tempat Pedro dan Suzanna masih menunggu. Kedua orang tua Renan itu menatap Gendhis dengan tatapan yang penuh kasih sayang dan kekhawatiran. Mereka bisa merasakan ketakutan yang terpancar dari wajah gadis itu.

"Gendhis, Nak. Kami datang untuk menjemputmu," kata Pedro, dengan suara yang lembut.

"Kami ingin membawamu pergi dari sini. Kamu tidak pantas diperlakukan seperti ini," timpal Suzanna, dengan nada yang penuh perhatian.

Gendhis menatap Pedro dan Suzanna dengan tatapan yang penuh keraguan. Ia ingin sekali ikut bersama mereka, namun ia teringat akan ancaman Marina. Ia takut jika ia menolak, Marina akan membunuh Bismo.

"Saya ... saya tidak bisa ikut dengan kalian," kata Gendhis, dengan suara yang bergetar.

Pedro dan Suzanna terkejut mendengar perkataan Gendhis. Mereka tidak menyangka bahwa gadis itu akan menolak tawaran mereka.

"Kenapa, Gendhis? Apa yang membuatmu berubah pikiran?" tanya Pedro, dengan nada yang bingung.

"Kami janji akan melindungimu. Kamu tidak perlu takut lagi," timpal Suzanna.

Gendhis menunduk dan menggelengkan kepalanya. Ia tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepada Pedro dan Suzanna. Ia takut Marina akan melakukan sesuatu yang buruk kepada Bismo jika ia berani melawan.

"Saya ... saya memilih untuk tetap tinggal di sini," kata Gendhis, dengan suara yang lirih.

Marina, yang sedari tadi berdiri di samping Gendhis, tersenyum sinis. Ia merasa puas karena rencananya berjalan dengan lancar.

"Sudah dengar kan? Gendhis sendiri yang memilih untuk tinggal di sini. Kalian tidak punya hak untuk ikut campur urusan keluarga kami," kata Marina, dengan nada yang angkuh.

Pedro dan Suzanna saling berpandangan. Mereka berdua merasa curiga dengan sikap Gendhis yang tiba-tiba berubah. Mereka yakin, ada sesuatu yang disembunyikan oleh gadis itu.

"Gendhis, apa kamu yakin dengan keputusanmu? Apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan kepada kami?" tanya Pedro, dengan nada yang khawatir.

Gendhis terdiam sejenak. Ia kemudian menatap Pedro dan Suzanna dengan tatapan yang penuh arti. Ia ingin menyampaikan pesan kepada mereka, namun ia tidak tahu bagaimana caranya.

"Saya ... saya baik-baik saja di sini," kata Gendhis, dengan suara yang bergetar. "Saya tidak ingin merepotkan kalian."

Pedro dan Suzanna tidak percaya begitu saja dengan perkataan Gendhis. Mereka yakin, gadis itu sedang berbohong. Mereka bisa merasakan ketakutan dan tekanan yang dirasakan oleh Gendhis.

"Kami tidak akan menyerah, Gendhis," kata Pedro, dengan nada yang penuh tekad. "Kami akan mencari cara untuk membantumu."

"Kami akan kembali lagi," timpal Suzanna.

Pedro dan Suzanna kemudian pergi meninggalkan rumah itu dengan hati yang sedih dan kecewa. Mereka berdua berjanji akan kembali lagi untuk menyelamatkan Gendhis dari cengkeraman Marina dan Khalisa.

****

Setelah Pedro dan Suzanna pergi, Khalisa, dengan wajah bengisnya, mengambil vas bunga yang ada di meja dan melemparkannya ke kaki Gendhis. Vas bunga itu pecah berkeping-keping, dan serpihan-serpihannya mengenai kaki Gendhis. Gendhis terkejut dan meringis kesakitan.

"Rasakan itu! Kamu sudah berani kepada kami!" bentak Khalisa, dengan suara yang keras.

Marina, yang sedari tadi hanya diam, kini menyeringai sinis melihat Gendhis yang ketakutan. Ia merasa puas karena telah berhasil membuat gadis itu menderita.

"Kamu pikir kamu bisa lolos dari kami?" kata Marina, dengan nada yang merendahkan. "Kamu salah besar! Kamu tidak akan pernah bisa lari dari rumah ini."

Gendhis hanya bisa menangis dan menahan rasa sakit di kakinya. Ia sudah tidak berdaya menghadapi kemarahan Khalisa dan Marina. Ia merasa seperti tahanan di rumahnya sendiri.

"Saya mohon, Kak, Tante, jangan sakiti saya lagi," kata Gendhis, dengan suara yang bergetar.

Namun, Khalisa dan Marina tidak menghiraukan permohonan Gendhis. Mereka terus saja memarahinya dan mengancamnya.

"Kamu harus ingat satu hal, Gendhis," kata Khalisa, dengan nada yang penuh ancaman. "Kamu adalah milik kami. Kamu harus selalu menuruti semua perintah kami."

"Jika kamu berani mencoba untuk kabur dari rumah ini, kamu akan menyesal seumur hidupmu," timpal Marina, dengan nada yang tidak kalah kejam.

Gendhis semakin ketakutan mendengar ancaman Khalisa dan Marina. Ia tahu, kedua wanita itu tidak main-main dengan perkataannya. Mereka bisa melakukan apa saja untuk mempertahankan kekuasaan mereka.

"Saya tidak akan kabur, Kak, Tante," kata Gendhis, dengan suara yang lirih. "Saya akan tetap tinggal di sini."

"Bagus. Itu pilihan yang bijak," kata Khalisa, dengan nada yang sinis. "Tapi ingat, jangan pernah mencoba untuk mengkhianati kami. Jika kamu melakukannya, kamu akan tahu akibatnya."

Marina kemudian mendekati Gendhis dan mencengkeram lengannya dengan kuat. Ia menatap Gendhis dengan tatapan yang tajam dan penuh intimidasi.

"Kamu harus berjanji kepada kami, Gendhis," kata Marina, dengan suara yang pelan namun penuh ancaman. "Kamu harus berjanji tidak akan pernah mencoba untuk kabur dari rumah ini."

Gendhis tidak punya pilihan lain. Ia harus menuruti perintah Marina agar tidak mendapatkan masalah yang lebih besar.

"Saya berjanji, Tante," kata Gendhis, dengan suara yang bergetar. "Saya tidak akan kabur."

Marina melepaskan cengkeramannya dari lengan Gendhis. Ia tersenyum sinis melihat ketakutan di wajah gadis itu.

"Ingat baik-baik janji kamu, Gendhis," kata Marina. "Jangan sampai kamu melanggarnya."

Khalisa dan Marina kemudian meninggalkan Gendhis sendirian di ruang tamu. Gendhis terduduk lemas di lantai, air matanya terus mengalir. Ia merasa sangat sedih dan putus asa. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menghadapi Khalisa dan Marina.

****

Pedro dan Suzanna meninggalkan rumah keluarga Bimantoro dengan hati yang berat. Mereka berdua menyadari bahwa Marina dan Khalisa adalah dua orang yang sangat berbahaya. Mereka tidak akan segan-segan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan mereka, termasuk melakukan tindakan yang di luar nalar.

"Mereka berdua adalah orang yang sangat licik dan kejam," kata Pedro, dengan nada yang khawatir. "Kita harus berhati-hati dalam bertindak."

"Aku setuju denganmu, Pa," timpal Suzanna. "Kita tidak boleh gegabah. Kita harus menyusun rencana yang matang sebelum bertindak."

Pedro dan Suzanna kemudian berdiskusi tentang apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Mereka sepakat untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Mereka ingin memastikan bahwa setiap langkah yang mereka ambil tidak akan membahayakan Gendhis.

"Kita harus mencari cara untuk mendapatkan bukti tentang kejahatan mereka," kata Pedro. "Dengan bukti yang kuat, kita bisa membawa mereka ke pengadilan dan mendapatkan keadilan untuk Gendhis."

"Tapi bagaimana caranya, Pa?" tanya Suzanna. "Mereka pasti sudah menghilangkan semua bukti."

Pedro berpikir sejenak. "Kita harus mencari bantuan dari orang-orang yang bisa kita percaya," kata Pedro. "Kita membutuhkan seseorang yang berani melawan mereka."

Pedro dan Suzanna kemudian mencari informasi tentang orang-orang yang mungkin bisa membantu mereka. Mereka mencari tahu tentang orang-orang yang memiliki pengalaman dalam menghadapi kasus-kasus seperti ini.

Setelah beberapa hari mencari informasi, mereka akhirnya menemukan seseorang yang mereka yakini bisa membantu mereka. Orang itu adalah seorang pengacara yang terkenal berani dan jujur.

"Kita harus menemui pengacara ini," kata Pedro. "Dia pasti bisa membantu kita."

Pedro dan Suzanna kemudian menghubungi pengacara tersebut dan menceritakan semua yang telah terjadi. Pengacara itu bersedia membantu mereka dan berjanji akan mencari cara untuk membawa Khalisa dan Marina ke pengadilan.

"Ini adalah kasus yang sulit," kata pengacara itu. "Tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu kalian."

Pedro dan Suzanna merasa sedikit lega mendengar perkataan pengacara itu. Mereka berharap, dengan bantuan pengacara, mereka bisa mendapatkan keadilan untuk Gendhis.

Episodes
1 Ayah Pergi
2 Kakak Tahu
3 Penderitaan Berlangsung
4 Menguasai Rumah
5 Pria Tampan Dari Brazil
6 Amanat Dari Ayah
7 Mas Pulang
8 Tak Akan Tinggal Diam
9 Dua Wanita Hilang Akal
10 Mengakui Rahasia
11 Tirani yang Dimulai
12 Trauma Hebat
13 Makin Kejam Saja
14 Kesempatan Emas
15 Dalam Tekanan Membuat Keputusan
16 Uang dan Pengaruh
17 Harapan Dari Seorang Pemuda
18 Iblis Betina yang Kejam
19 Akhirnya Bisa Bebas
20 Drama Penggusuran
21 Sikap yang Mulai Goyah
22 Roda Keadilan
23 Pulang
24 Awal Babak Baru
25 Munculnya G Group Sebagai Penguasa
26 Wajah Baru Perkebunan dan Media
27 Penggabungan Dua Keluarga
28 Dua Keluarga yang Bersaing
29 Drama Penangkapan Selingkuhan
30 Karma Bagi Mereka yang Jahat
31 Perang Opini
32 Fakta Baru Soal Wanita Keji
33 Ribut dan Hilang Dari Tahanan
34 Kabar Dari Rusia
35 Dendam Dua Keluarga
36 Perang Dunia Maya
37 Konflik Orang Kaya
38 Siaga Tingkat Tinggi
39 Lancar Tanpa Halangan
40 Mafia China
41 Aliansi Dibalas Aliansi
42 Bisa Digagalkan
43 Ricuh di Dalam Penjara
44 Berakhir Dengan Petaka
45 Drama Penolakan Jenazah
46 Jalan Setelah Kericuhan
47 BM Media
48 Perubahan Susunan Membuat Resah
49 Hal Licik Digunakan
50 Ricuh yang Lain
51 Kaburnya Napi
52 Propaganda Untuk Membalas Kejahatan
53 Sekutu Mafia
54 Lawan Baru Datang
55 Bulan Madu di Kanada
56 Teror Saat Bulan Madu
57 Dendam Belum Usai
58 Penjagaan Ketat
59 Tindakan Jahat
60 Tahu Siapa Dalangnya
61 Kejadian di Surabaya
62 Penangkapan dan Kabar Dari Moskwa
63 Kebenaran Soal Khalisa
64 Selepas Dia Pergi
65 Kejutan di Sel Tahanan
66 Launching Produk
67 Pasangan Romantis
68 Ambisi Sang CEO Muda
69 Rencana Perjodohan Oleh Papa dan Mama
70 Bicara Langsung
71 Orang Tua Kandung
72 Pertemuan Calon Besan
73 Pesona CEO di Gym
74 Keputusan Sudah Diambil dan Memberi Jawaban
75 Pertemuan Dengan Calon
76 Tawaran Besan
77 Mas Suami Butuh Liburan
78 Kota Penuh Kenangan
79 Pergi Ke Pantai
80 Bertemu Sang Mantan Kekasih
81 Ambisi Mantan Kekasih
82 Pilu Ketika Bertemu Orang Tua Kandung
83 Bahasa Menjadi Kendala
84 Ketika Dia Datang Ke Kantor
85 Ancaman Datang Dari Dia
86 Anak Menjadi Sandera
87 Serangan Mendadak
88 Renan Dalam Bahaya
89 Dalam Genggaman Pengaruh Jahat
90 Siksaan Keji
91 Drama Tangis
92 Tertawa Di Atas Penderitaan
93 Rencana Kakak
94 Percobaan Kabur
95 Bisa Kabur
96 Anakku yang Malang
97 Kebenaran Akhirnya Menang
98 Kembali Bersatu
99 Penangkapan Biang Onar
100 Kabar Bahagia Dari Indonesia
101 Menjadi Manja
102 Adik Membantu Kakak
103 Ancaman Baru
104 Mulai Goyah
105 PHK Massal
106 Bebas Begitu Saja
107 Makin Tak Terkendali Saja Tingkah Keduanya
108 Kehadiran Malaikat Kecil
109 Jangan Nakal
110 Didorong Anak Kecil
111 Mencari Anak Hilang
112 Haru Kala Bisa Kembali Bersama
113 Berpisah Sementara
114 Koma
115 Masih Tak Sadar
116 Vonis Untuk Penjahat
117 Sedih Karena Eksekusi
118 Akhirnya Bangun
119 Bahagia Akan Datang
120 Boleh Pulang
121 Selamat Datang Kembali Nyonya
122 Anak yang Aktif
123 Ancaman Mantan Obsesif
124 Ledakan Kala Itu
125 Suster Diserang
126 Serangan Berlanjut
127 Masih Belum Ketemu
128 Kamu Kekuatanku
129 Setelah Berhasil Lari
130 Warga Lokal Membantu
131 Keluarga Kembali Utuh
132 Sikap Diam
133 Masih Tak Mau Mengakui
134 Sambutan Hari Ulang Tahun
135 Dia Kabur
136 Anak yang Lincah
137 Acara Ekspor
138 Ledakan Parah yang Membuat Trauma
139 Masih Buron
140 Drama Petasan Dan Kehilangan
141 Bayi Pintar
142 Petualangan Bayi Ajaib
143 Kembali Ke Rumah
144 Sel Isolasi
145 Tepuk Tangan
146 Mewarnai
147 Kucing
148 Ayam Dan Peter Pan
149 Waktu yang Indah
150 Kisah Klasik Dan Tepung
151 Rumput Dan Hewan
152 Kaburnya Penjahat Dan Teror Kembali
153 Drama Paket
154 Akhir Tragis yang Penuh Drama
155 Sudah Besar
156 Sukses
157 Ancaman Baru
158 Wanita Tidak Tahu Diri
159 Bumerang Untuk Penjahat
160 Makin Jahat
161 Lolos Lagi
162 Huru Hara Berbalut Siasat Jahat
163 Rasa Bersalah Pada Istri
164 Penipu Ulung
165 Dia Tidak Ada Di Rumah
166 Rasa Sesal Itu Ada
167 Kaki Kecil yang Lincah Dan Otak Cerdik
168 Kabar Baik Dari Polisi
169 Sabotase
170 Anak Hebat
171 Sasaran Teror Kembali
172 Karma Itu Ada
173 Membuat Dengan Cinta
174 Bujuk Rayu
175 Belum Puas
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Ayah Pergi
2
Kakak Tahu
3
Penderitaan Berlangsung
4
Menguasai Rumah
5
Pria Tampan Dari Brazil
6
Amanat Dari Ayah
7
Mas Pulang
8
Tak Akan Tinggal Diam
9
Dua Wanita Hilang Akal
10
Mengakui Rahasia
11
Tirani yang Dimulai
12
Trauma Hebat
13
Makin Kejam Saja
14
Kesempatan Emas
15
Dalam Tekanan Membuat Keputusan
16
Uang dan Pengaruh
17
Harapan Dari Seorang Pemuda
18
Iblis Betina yang Kejam
19
Akhirnya Bisa Bebas
20
Drama Penggusuran
21
Sikap yang Mulai Goyah
22
Roda Keadilan
23
Pulang
24
Awal Babak Baru
25
Munculnya G Group Sebagai Penguasa
26
Wajah Baru Perkebunan dan Media
27
Penggabungan Dua Keluarga
28
Dua Keluarga yang Bersaing
29
Drama Penangkapan Selingkuhan
30
Karma Bagi Mereka yang Jahat
31
Perang Opini
32
Fakta Baru Soal Wanita Keji
33
Ribut dan Hilang Dari Tahanan
34
Kabar Dari Rusia
35
Dendam Dua Keluarga
36
Perang Dunia Maya
37
Konflik Orang Kaya
38
Siaga Tingkat Tinggi
39
Lancar Tanpa Halangan
40
Mafia China
41
Aliansi Dibalas Aliansi
42
Bisa Digagalkan
43
Ricuh di Dalam Penjara
44
Berakhir Dengan Petaka
45
Drama Penolakan Jenazah
46
Jalan Setelah Kericuhan
47
BM Media
48
Perubahan Susunan Membuat Resah
49
Hal Licik Digunakan
50
Ricuh yang Lain
51
Kaburnya Napi
52
Propaganda Untuk Membalas Kejahatan
53
Sekutu Mafia
54
Lawan Baru Datang
55
Bulan Madu di Kanada
56
Teror Saat Bulan Madu
57
Dendam Belum Usai
58
Penjagaan Ketat
59
Tindakan Jahat
60
Tahu Siapa Dalangnya
61
Kejadian di Surabaya
62
Penangkapan dan Kabar Dari Moskwa
63
Kebenaran Soal Khalisa
64
Selepas Dia Pergi
65
Kejutan di Sel Tahanan
66
Launching Produk
67
Pasangan Romantis
68
Ambisi Sang CEO Muda
69
Rencana Perjodohan Oleh Papa dan Mama
70
Bicara Langsung
71
Orang Tua Kandung
72
Pertemuan Calon Besan
73
Pesona CEO di Gym
74
Keputusan Sudah Diambil dan Memberi Jawaban
75
Pertemuan Dengan Calon
76
Tawaran Besan
77
Mas Suami Butuh Liburan
78
Kota Penuh Kenangan
79
Pergi Ke Pantai
80
Bertemu Sang Mantan Kekasih
81
Ambisi Mantan Kekasih
82
Pilu Ketika Bertemu Orang Tua Kandung
83
Bahasa Menjadi Kendala
84
Ketika Dia Datang Ke Kantor
85
Ancaman Datang Dari Dia
86
Anak Menjadi Sandera
87
Serangan Mendadak
88
Renan Dalam Bahaya
89
Dalam Genggaman Pengaruh Jahat
90
Siksaan Keji
91
Drama Tangis
92
Tertawa Di Atas Penderitaan
93
Rencana Kakak
94
Percobaan Kabur
95
Bisa Kabur
96
Anakku yang Malang
97
Kebenaran Akhirnya Menang
98
Kembali Bersatu
99
Penangkapan Biang Onar
100
Kabar Bahagia Dari Indonesia
101
Menjadi Manja
102
Adik Membantu Kakak
103
Ancaman Baru
104
Mulai Goyah
105
PHK Massal
106
Bebas Begitu Saja
107
Makin Tak Terkendali Saja Tingkah Keduanya
108
Kehadiran Malaikat Kecil
109
Jangan Nakal
110
Didorong Anak Kecil
111
Mencari Anak Hilang
112
Haru Kala Bisa Kembali Bersama
113
Berpisah Sementara
114
Koma
115
Masih Tak Sadar
116
Vonis Untuk Penjahat
117
Sedih Karena Eksekusi
118
Akhirnya Bangun
119
Bahagia Akan Datang
120
Boleh Pulang
121
Selamat Datang Kembali Nyonya
122
Anak yang Aktif
123
Ancaman Mantan Obsesif
124
Ledakan Kala Itu
125
Suster Diserang
126
Serangan Berlanjut
127
Masih Belum Ketemu
128
Kamu Kekuatanku
129
Setelah Berhasil Lari
130
Warga Lokal Membantu
131
Keluarga Kembali Utuh
132
Sikap Diam
133
Masih Tak Mau Mengakui
134
Sambutan Hari Ulang Tahun
135
Dia Kabur
136
Anak yang Lincah
137
Acara Ekspor
138
Ledakan Parah yang Membuat Trauma
139
Masih Buron
140
Drama Petasan Dan Kehilangan
141
Bayi Pintar
142
Petualangan Bayi Ajaib
143
Kembali Ke Rumah
144
Sel Isolasi
145
Tepuk Tangan
146
Mewarnai
147
Kucing
148
Ayam Dan Peter Pan
149
Waktu yang Indah
150
Kisah Klasik Dan Tepung
151
Rumput Dan Hewan
152
Kaburnya Penjahat Dan Teror Kembali
153
Drama Paket
154
Akhir Tragis yang Penuh Drama
155
Sudah Besar
156
Sukses
157
Ancaman Baru
158
Wanita Tidak Tahu Diri
159
Bumerang Untuk Penjahat
160
Makin Jahat
161
Lolos Lagi
162
Huru Hara Berbalut Siasat Jahat
163
Rasa Bersalah Pada Istri
164
Penipu Ulung
165
Dia Tidak Ada Di Rumah
166
Rasa Sesal Itu Ada
167
Kaki Kecil yang Lincah Dan Otak Cerdik
168
Kabar Baik Dari Polisi
169
Sabotase
170
Anak Hebat
171
Sasaran Teror Kembali
172
Karma Itu Ada
173
Membuat Dengan Cinta
174
Bujuk Rayu
175
Belum Puas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!