Makin Kejam Saja

Gendhis terbangun dengan terkejut. Tubuhnya basah kuyup dan bau. Ia mencium bau amis dan menyengat dari air yang membasahi tubuhnya. Dengan susah payah, ia membuka matanya dan melihat sekelilingnya. Ia masih berada di ruang tamu, tempat ia pingsan setelah Prasojo mencoba melecehkannya.

Tiba-tiba, Marina muncul di hadapannya dengan wajah yang marah. Wanita tua itu membawa ember bekas cucian pel lantai dan menatap Gendhis dengan tatapan jijik.

"Bangun kamu, perempuan kotor!" bentak Marina, dengan suara yang kasar. "Kamu pikir kamu bisa tidur nyenyak setelah membuat masalah di rumah ini?"

Marina kemudian dengan sengaja menyiramkan sisa air cucian pel lantai yang ada di ember ke wajah Gendhis. Gendhis terkejut dan menjerit histeris. Air kotor itu masuk ke dalam mulut dan hidungnya, membuatnya mual dan ingin muntah.

"Rasakan itu! Kamu pantas mendapatkan hukuman karena sudah berani menggoda suami orang!" kata Marina, dengan nada yang sinis.

Gendhis menangis dan memohon ampun. Ia tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan untuk menghadapi kemarahan Marina.

"Tante, tolong maafkan saya. Saya tidak bersalah," kata Gendhis, dengan suara yang bergetar.

Namun, Marina tidak menghiraukan permohonan Gendhis. Ia terus saja memarahinya dan menyiksanya.

"Kamu ini memang perempuan tidak tahu malu! Sudah berani menggoda suami orang, sekarang masih berani berbohong!" kata Marina, dengan nada yang penuh amarah.

Tidak lama kemudian, Stefanny datang dan melihat kejadian itu. Ia juga ikut marah dan memarahi Gendhis.

"Gendhis, kamu ini memang benar-benar perempuan murahan! Sudah berani menggoda suami saya, sekarang masih berani berlagak tidak bersalah!" kata Stefanny, dengan nada yang sinis.

Stefanny kemudian menghampiri Gendhis dan menampar wajah gadis itu dengan keras. Gendhis terkejut dan merasakan pipinya panas dan sakit.

"Rasakan itu! Kamu pantas mendapatkan pelajaran karena sudah merusak rumah tangga orang!" kata Stefanny, dengan nada yang penuh kebencian.

Gendhis hanya bisa menangis dan pasrah menerima semua perlakuan kasar dari Marina dan Stefanny. Ia merasa sangat sedih dan putus asa. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menghadapi mereka.

"Ya Tuhan, berikanlah aku kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi semua ini," doa Gendhis, dalam hatinya.

****

Saat ketegangan mencapai puncaknya, Khalisa, dengan langkah yang tenang namun pasti, memasuki ruangan itu. Wajahnya datar, tanpa ekspresi, namun matanya memancarkan amarah yang terpendam. Seolah-olah kehadiran Marina dan Stefanny belum cukup, kini Khalisa datang menambah teror bagi Gendhis.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Khalisa mengambil piring yang ada di meja dan melemparkannya ke lantai dengan keras. Suara pecahan piring yang nyaring menggema di seluruh rumah, menambah rasa takut dan panik yang dirasakan oleh Gendhis. Ia tahu, ini adalah pertanda buruk.

Gendhis, yang sudah ketakutan sejak awal, kini semakin gemetar. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh ketiga wanita itu padanya. Ia merasa seperti mangsa yang siap diterkam oleh tiga predator yang lapar. Wajah mereka terlihat sangat seram, mata mereka melotot tajam, dan bibir mereka menyunggingkan senyum sinis yang membuat bulu kuduk Gendhis meremang.

"Kamu memang pantas mendapatkan pelajaran!" teriak Marina, dengan suara yang lantang.

"Kamu sudah membuat hidup kami susah!" timpal Stefanny, dengan nada yang tidak kalah kasar.

"Kamu harus belajar untuk menghormati orang yang lebih tua dari kalian!" bentak Khalisa, dengan suara yang penuh amarah.

Ketiga wanita itu kemudian secara bergantian memarahi dan menyiksa Gendhis. Mereka tidak peduli dengan tangisan dan permohonan ampun dari gadis itu. Mereka terus saja melampiaskan amarah dan kekesalan mereka kepada Gendhis, seolah-olah gadis itu adalah sumber dari semua masalah mereka.

Gendhis hanya bisa pasrah dan menerima semua perlakuan kasar dari ketiga wanita itu. Ia sudah tidak berdaya untuk melawan mereka. Ia hanya bisa berdoa dan berharap, suatu hari nanti, keadilan akan datang kepadanya.

"Ya Tuhan, berikanlah aku kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi semua ini," doa Gendhis, dalam hatinya.

Ia tidak tahu sampai kapan ia harus bertahan dalam situasi ini. Ia hanya bisa berharap, suatu saat nanti, ia akan bisa bebas dari cengkeraman ketiga wanita yang kejam itu.

****

Di kamarnya yang terkunci, Bismo mendengar dengan jelas jeritan Khalisa, Stefanny, dan Marina dari luar. Ia tahu betul apa yang sedang terjadi. Adiknya, Gendhis, pasti sedang dimarahi dan disiksa oleh ketiga wanita iblis itu. Hatinya hancur mendengar jeritan adiknya yang penuh ketakutan dan kesakitan.

Bismo ingin sekali keluar dari kamarnya dan menolong Gendhis. Namun, ia tidak berdaya. Tubuhnya masih sangat lemah akibat obat-obatan yang diberikan oleh Khalisa dan Marina. Ia tidak bisa bergerak atau bahkan berteriak. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur dan mendengarkan jeritan adiknya dengan hati yang hancur.

"Gendhis ... maafkan aku, Mas," gumam Bismo, dengan suara yang bergetar. "Aku tidak bisa melindungimu. Aku adalah kakak yang tidak berguna."

Air mata Bismo mulai menetes. Ia merasa sangat bersalah dan menyesal. Ia tahu, semua ini adalah salahnya. Ia telah membawa petaka bagi keluarganya karena telah menikahi Khalisa.

"Aku bodoh! Aku sangat bodoh!" kata Bismo, dengan nada yang penuh penyesalan. "Aku telah membuat kesalahan besar dalam hidupku. Aku telah menikahi wanita yang salah."

Ia teringat akan nasihat ayahnya, Haris, sebelum ia meninggal dunia. Ayahnya selalu berpesan agar ia berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Ayahnya tidak ingin ia mendapatkan wanita yang hanya menginginkan hartanya.

"Ayah ... maafkan aku, Ayah," kata Bismo, dengan suara yang lirih. "Aku tidak mendengarkan nasihatmu. Aku telah memilih wanita yang salah. Aku telah membawa bencana bagi keluarga kita."

Bismo kemudian teringat akan Gendhis. Ia sangat menyayangi adiknya itu. Gendhis adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki setelah ayahnya meninggal dunia. Ia tidak ingin Gendhis menderita karena ulahnya.

"Gendhis ... kamu adalah adik yang sangat baik. Kamu tidak pantas mendapatkan semua ini," kata Bismo, dengan nada yang sedih. "Aku berjanji akan melindungimu. Aku akan membuat mereka menyesal telah menyakitimu."

Bismo kemudian memejamkan matanya dan berdoa. Ia memohon kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan dan petunjuk. Ia ingin bisa melawan Khalisa dan Marina. Ia ingin menyelamatkan Gendhis dari cengkeraman kedua wanita itu.

"Ya Tuhan ... berikanlah aku kekuatan. Tunjukkanlah jalan yang benar," doa Bismo, dengan suara yang penuh harap.

Ia berharap, doanya akan dikabulkan. Ia percaya, Tuhan tidak akan pernah meninggalkannya dalam kesulitan.

****

Setelah puas melampiaskan amarah mereka kepada Gendhis, Khalisa dan Marina kembali ke ruang makan dengan wajah yang puas. Mereka berdua merasa telah memberikan pelajaran yang setimpal kepada gadis itu.

"Dia itu memang pantas mendapatkan semua ini. Dia sudah membuat hidup kita susah," kata Khalisa, dengan nada yang sinis.

"Iya, dia itu memang tidak tahu diri. Sudah berani melawan kita," timpal Marina, dengan nada yang tidak kalah sinis.

Mereka berdua kemudian memanggil semua asisten rumah tangga yang ada di rumah itu. Mereka ingin memberikan perintah kepada mereka.

"Kalian semua, dengarkan baik-baik!" kata Khalisa, dengan suara yang lantang. "Mulai sekarang, saya tidak mau ada satu pun dari kalian yang membantu Gendhis membersihkan rumah ini."

"Biar dia sendiri yang membereskan semua kekacauan yang telah ia buat," timpal Marina.

"Jika ada yang berani melanggar perintah saya, saya tidak akan segan-segan untuk memecat kalian!" ancam Khalisa, dengan nada yang penuh amarah.

Para asisten rumah tangga hanya bisa menunduk dan mengangguk. Mereka semua merasa takut dengan ancaman Khalisa. Mereka tahu, Khalisa dan Marina adalah orang yang sangat berkuasa di rumah itu. Mereka tidak mau kehilangan pekerjaan mereka hanya karena membantu Gendhis.

"Baik, Nyonya," jawab salah satu asisten rumah tangga, dengan nada yang ketakutan.

"Kami tidak akan membantu Gendhis," timpal asisten rumah tangga yang lain.

Khalisa dan Marina tersenyum puas mendengar jawaban dari para asisten rumah tangga. Mereka berdua merasa telah berhasil mengendalikan semua orang yang ada di rumah itu.

"Bagus. Kalian semua sudah mengerti," kata Khalisa. "Sekarang, kalian boleh kembali bekerja."

Para asisten rumah tangga kemudian pergi meninggalkan ruang makan dengan perasaan yang lega. Mereka tidak ingin berurusan dengan Khalisa dan Marina. Mereka hanya ingin bekerja dengan tenang dan aman.

Sementara itu, di kamarnya yang terkunci, Gendhis masih saja menangis dan meratapi nasibnya. Ia merasa sangat sedih dan putus asa. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menghadapi kekejaman Khalisa dan Marina.

"Ya Tuhan, berikanlah aku kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi semua ini," doa Gendhis, dalam hatinya.

Ia berharap, suatu hari nanti, keadilan akan datang kepadanya. Ia percaya, Tuhan tidak akan pernah tidur.

Episodes
1 Ayah Pergi
2 Kakak Tahu
3 Penderitaan Berlangsung
4 Menguasai Rumah
5 Pria Tampan Dari Brazil
6 Amanat Dari Ayah
7 Mas Pulang
8 Tak Akan Tinggal Diam
9 Dua Wanita Hilang Akal
10 Mengakui Rahasia
11 Tirani yang Dimulai
12 Trauma Hebat
13 Makin Kejam Saja
14 Kesempatan Emas
15 Dalam Tekanan Membuat Keputusan
16 Uang dan Pengaruh
17 Harapan Dari Seorang Pemuda
18 Iblis Betina yang Kejam
19 Akhirnya Bisa Bebas
20 Drama Penggusuran
21 Sikap yang Mulai Goyah
22 Roda Keadilan
23 Pulang
24 Awal Babak Baru
25 Munculnya G Group Sebagai Penguasa
26 Wajah Baru Perkebunan dan Media
27 Penggabungan Dua Keluarga
28 Dua Keluarga yang Bersaing
29 Drama Penangkapan Selingkuhan
30 Karma Bagi Mereka yang Jahat
31 Perang Opini
32 Fakta Baru Soal Wanita Keji
33 Ribut dan Hilang Dari Tahanan
34 Kabar Dari Rusia
35 Dendam Dua Keluarga
36 Perang Dunia Maya
37 Konflik Orang Kaya
38 Siaga Tingkat Tinggi
39 Lancar Tanpa Halangan
40 Mafia China
41 Aliansi Dibalas Aliansi
42 Bisa Digagalkan
43 Ricuh di Dalam Penjara
44 Berakhir Dengan Petaka
45 Drama Penolakan Jenazah
46 Jalan Setelah Kericuhan
47 BM Media
48 Perubahan Susunan Membuat Resah
49 Hal Licik Digunakan
50 Ricuh yang Lain
51 Kaburnya Napi
52 Propaganda Untuk Membalas Kejahatan
53 Sekutu Mafia
54 Lawan Baru Datang
55 Bulan Madu di Kanada
56 Teror Saat Bulan Madu
57 Dendam Belum Usai
58 Penjagaan Ketat
59 Tindakan Jahat
60 Tahu Siapa Dalangnya
61 Kejadian di Surabaya
62 Penangkapan dan Kabar Dari Moskwa
63 Kebenaran Soal Khalisa
64 Selepas Dia Pergi
65 Kejutan di Sel Tahanan
66 Launching Produk
67 Pasangan Romantis
68 Ambisi Sang CEO Muda
69 Rencana Perjodohan Oleh Papa dan Mama
70 Bicara Langsung
71 Orang Tua Kandung
72 Pertemuan Calon Besan
73 Pesona CEO di Gym
74 Keputusan Sudah Diambil dan Memberi Jawaban
75 Pertemuan Dengan Calon
76 Tawaran Besan
77 Mas Suami Butuh Liburan
78 Kota Penuh Kenangan
79 Pergi Ke Pantai
80 Bertemu Sang Mantan Kekasih
81 Ambisi Mantan Kekasih
82 Pilu Ketika Bertemu Orang Tua Kandung
83 Bahasa Menjadi Kendala
84 Ketika Dia Datang Ke Kantor
85 Ancaman Datang Dari Dia
86 Anak Menjadi Sandera
87 Serangan Mendadak
88 Renan Dalam Bahaya
89 Dalam Genggaman Pengaruh Jahat
90 Siksaan Keji
91 Drama Tangis
92 Tertawa Di Atas Penderitaan
93 Rencana Kakak
94 Percobaan Kabur
95 Bisa Kabur
96 Anakku yang Malang
97 Kebenaran Akhirnya Menang
98 Kembali Bersatu
99 Penangkapan Biang Onar
100 Kabar Bahagia Dari Indonesia
101 Menjadi Manja
102 Adik Membantu Kakak
103 Ancaman Baru
104 Mulai Goyah
105 PHK Massal
106 Bebas Begitu Saja
107 Makin Tak Terkendali Saja Tingkah Keduanya
108 Kehadiran Malaikat Kecil
109 Jangan Nakal
110 Didorong Anak Kecil
111 Mencari Anak Hilang
112 Haru Kala Bisa Kembali Bersama
113 Berpisah Sementara
114 Koma
115 Masih Tak Sadar
116 Vonis Untuk Penjahat
117 Sedih Karena Eksekusi
118 Akhirnya Bangun
119 Bahagia Akan Datang
120 Boleh Pulang
121 Selamat Datang Kembali Nyonya
122 Anak yang Aktif
123 Ancaman Mantan Obsesif
124 Ledakan Kala Itu
125 Suster Diserang
126 Serangan Berlanjut
127 Masih Belum Ketemu
128 Kamu Kekuatanku
129 Setelah Berhasil Lari
130 Warga Lokal Membantu
131 Keluarga Kembali Utuh
132 Sikap Diam
133 Masih Tak Mau Mengakui
134 Sambutan Hari Ulang Tahun
135 Dia Kabur
136 Anak yang Lincah
137 Acara Ekspor
138 Ledakan Parah yang Membuat Trauma
139 Masih Buron
140 Drama Petasan Dan Kehilangan
141 Bayi Pintar
142 Petualangan Bayi Ajaib
143 Kembali Ke Rumah
144 Sel Isolasi
145 Tepuk Tangan
146 Mewarnai
147 Kucing
148 Ayam Dan Peter Pan
149 Waktu yang Indah
150 Kisah Klasik Dan Tepung
151 Rumput Dan Hewan
152 Kaburnya Penjahat Dan Teror Kembali
153 Drama Paket
154 Akhir Tragis yang Penuh Drama
155 Sudah Besar
156 Sukses
157 Ancaman Baru
158 Wanita Tidak Tahu Diri
159 Bumerang Untuk Penjahat
160 Makin Jahat
161 Lolos Lagi
162 Huru Hara Berbalut Siasat Jahat
163 Rasa Bersalah Pada Istri
164 Penipu Ulung
165 Dia Tidak Ada Di Rumah
166 Rasa Sesal Itu Ada
167 Kaki Kecil yang Lincah Dan Otak Cerdik
168 Kabar Baik Dari Polisi
169 Sabotase
170 Anak Hebat
171 Sasaran Teror Kembali
172 Karma Itu Ada
173 Membuat Dengan Cinta
174 Bujuk Rayu
175 Belum Puas
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Ayah Pergi
2
Kakak Tahu
3
Penderitaan Berlangsung
4
Menguasai Rumah
5
Pria Tampan Dari Brazil
6
Amanat Dari Ayah
7
Mas Pulang
8
Tak Akan Tinggal Diam
9
Dua Wanita Hilang Akal
10
Mengakui Rahasia
11
Tirani yang Dimulai
12
Trauma Hebat
13
Makin Kejam Saja
14
Kesempatan Emas
15
Dalam Tekanan Membuat Keputusan
16
Uang dan Pengaruh
17
Harapan Dari Seorang Pemuda
18
Iblis Betina yang Kejam
19
Akhirnya Bisa Bebas
20
Drama Penggusuran
21
Sikap yang Mulai Goyah
22
Roda Keadilan
23
Pulang
24
Awal Babak Baru
25
Munculnya G Group Sebagai Penguasa
26
Wajah Baru Perkebunan dan Media
27
Penggabungan Dua Keluarga
28
Dua Keluarga yang Bersaing
29
Drama Penangkapan Selingkuhan
30
Karma Bagi Mereka yang Jahat
31
Perang Opini
32
Fakta Baru Soal Wanita Keji
33
Ribut dan Hilang Dari Tahanan
34
Kabar Dari Rusia
35
Dendam Dua Keluarga
36
Perang Dunia Maya
37
Konflik Orang Kaya
38
Siaga Tingkat Tinggi
39
Lancar Tanpa Halangan
40
Mafia China
41
Aliansi Dibalas Aliansi
42
Bisa Digagalkan
43
Ricuh di Dalam Penjara
44
Berakhir Dengan Petaka
45
Drama Penolakan Jenazah
46
Jalan Setelah Kericuhan
47
BM Media
48
Perubahan Susunan Membuat Resah
49
Hal Licik Digunakan
50
Ricuh yang Lain
51
Kaburnya Napi
52
Propaganda Untuk Membalas Kejahatan
53
Sekutu Mafia
54
Lawan Baru Datang
55
Bulan Madu di Kanada
56
Teror Saat Bulan Madu
57
Dendam Belum Usai
58
Penjagaan Ketat
59
Tindakan Jahat
60
Tahu Siapa Dalangnya
61
Kejadian di Surabaya
62
Penangkapan dan Kabar Dari Moskwa
63
Kebenaran Soal Khalisa
64
Selepas Dia Pergi
65
Kejutan di Sel Tahanan
66
Launching Produk
67
Pasangan Romantis
68
Ambisi Sang CEO Muda
69
Rencana Perjodohan Oleh Papa dan Mama
70
Bicara Langsung
71
Orang Tua Kandung
72
Pertemuan Calon Besan
73
Pesona CEO di Gym
74
Keputusan Sudah Diambil dan Memberi Jawaban
75
Pertemuan Dengan Calon
76
Tawaran Besan
77
Mas Suami Butuh Liburan
78
Kota Penuh Kenangan
79
Pergi Ke Pantai
80
Bertemu Sang Mantan Kekasih
81
Ambisi Mantan Kekasih
82
Pilu Ketika Bertemu Orang Tua Kandung
83
Bahasa Menjadi Kendala
84
Ketika Dia Datang Ke Kantor
85
Ancaman Datang Dari Dia
86
Anak Menjadi Sandera
87
Serangan Mendadak
88
Renan Dalam Bahaya
89
Dalam Genggaman Pengaruh Jahat
90
Siksaan Keji
91
Drama Tangis
92
Tertawa Di Atas Penderitaan
93
Rencana Kakak
94
Percobaan Kabur
95
Bisa Kabur
96
Anakku yang Malang
97
Kebenaran Akhirnya Menang
98
Kembali Bersatu
99
Penangkapan Biang Onar
100
Kabar Bahagia Dari Indonesia
101
Menjadi Manja
102
Adik Membantu Kakak
103
Ancaman Baru
104
Mulai Goyah
105
PHK Massal
106
Bebas Begitu Saja
107
Makin Tak Terkendali Saja Tingkah Keduanya
108
Kehadiran Malaikat Kecil
109
Jangan Nakal
110
Didorong Anak Kecil
111
Mencari Anak Hilang
112
Haru Kala Bisa Kembali Bersama
113
Berpisah Sementara
114
Koma
115
Masih Tak Sadar
116
Vonis Untuk Penjahat
117
Sedih Karena Eksekusi
118
Akhirnya Bangun
119
Bahagia Akan Datang
120
Boleh Pulang
121
Selamat Datang Kembali Nyonya
122
Anak yang Aktif
123
Ancaman Mantan Obsesif
124
Ledakan Kala Itu
125
Suster Diserang
126
Serangan Berlanjut
127
Masih Belum Ketemu
128
Kamu Kekuatanku
129
Setelah Berhasil Lari
130
Warga Lokal Membantu
131
Keluarga Kembali Utuh
132
Sikap Diam
133
Masih Tak Mau Mengakui
134
Sambutan Hari Ulang Tahun
135
Dia Kabur
136
Anak yang Lincah
137
Acara Ekspor
138
Ledakan Parah yang Membuat Trauma
139
Masih Buron
140
Drama Petasan Dan Kehilangan
141
Bayi Pintar
142
Petualangan Bayi Ajaib
143
Kembali Ke Rumah
144
Sel Isolasi
145
Tepuk Tangan
146
Mewarnai
147
Kucing
148
Ayam Dan Peter Pan
149
Waktu yang Indah
150
Kisah Klasik Dan Tepung
151
Rumput Dan Hewan
152
Kaburnya Penjahat Dan Teror Kembali
153
Drama Paket
154
Akhir Tragis yang Penuh Drama
155
Sudah Besar
156
Sukses
157
Ancaman Baru
158
Wanita Tidak Tahu Diri
159
Bumerang Untuk Penjahat
160
Makin Jahat
161
Lolos Lagi
162
Huru Hara Berbalut Siasat Jahat
163
Rasa Bersalah Pada Istri
164
Penipu Ulung
165
Dia Tidak Ada Di Rumah
166
Rasa Sesal Itu Ada
167
Kaki Kecil yang Lincah Dan Otak Cerdik
168
Kabar Baik Dari Polisi
169
Sabotase
170
Anak Hebat
171
Sasaran Teror Kembali
172
Karma Itu Ada
173
Membuat Dengan Cinta
174
Bujuk Rayu
175
Belum Puas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!