"Yaelah. Nggak usah ngambek. Aku terima syarat kamu. Aku bawa kamu jalan-jalan kemanapun kamu mau, terus aku yang traktir deh. Gimana?" Vhino berusaha membujuk Ghea.
Ghea sok berpikir. "Yaudah deh."
...*****...
Belakang Gedung Sekolah👈
"Aww, All!! Apa-apaan sih kamu! Sakit tau!"
Begitu Lisa sampai di belakang gedung, sekolah Al lagi-lagi menjewer telinganya. Lisa mengusap telinganya yang memerah itu.
Lisa celingukan ke kanan dan ke kiri memastikan sekelilingnya sudah aman. Nggak ada lagi tanda-tanda kehidupan selain mereka.
Lalu Lisa membalas Al dengan menginjak kaki kirinya.
Heran, dia sama sekali nggak kesakitan! Itu kaki atau batu coba!
"Siapa suruh kamu terlambat?!" Jawab Al santai.
Lisa menggertakkan kakinya kesal. Menatap mata Al tajam, tapi Al malah cengar-cengir seakan ada yang lucu.
"Tenang aja! Aku janji aku nggak akan membocorkan rahasiamu itu kepada siapapun kok." Kata Al seakan tau apa isi otak Lisa. "Tapi ada syaratnya. Terserah kamu mau setuju atau nggak. Pilihan sepenuhnya ada di tangan kamu."
Lisa mengernyit bingung "Sya-syarat?"
Al mengangguk santai. Kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Lisa. Dia membisikkan sesuatu.
"Kamu harus turutin semua kemauan aku. Kamu nggak boleh ngebantah sedikit pun perkataan aku selama seminggu." Al tersenyum puas penuh kemenangan.
"Whaat?" Lisa melotot mendengar syarat Al.
"Gimana? setuju?" Al mengangkat salah satu alisnya. "Deal or no deal?". Al mengulurkan tangannya di depan Lisa untuk bersalaman.
Lisa membalas uluran tangan Al "Deal". Lisa menjawab pasrah.
.
.
.
Lapangan Basket🏀
"Rey!Rey!Rey!Reeeyy!"
Suara itu tetap menggelegar dari sekeliling lapangan meski matahari menerjang tanpa ampun. Rey sungguh sangat mempesonakan mata para gadis di sekitar. Setiap gerakannya mulus, gesit, dan sukses menjebol ring.
"Reeeeyyy!"
Seandainya aja Al nggak membaca catatan rahasiaku, dan dia nggak menghancurkan mood ku. Mungkin kini aku akan ikut meneriaki nama 'Rey'.
"Lisa!Ayo dong ikut teriak! Teriakin Rey, kasih support!" Sarah menyikut pinggang Lisa, kemudian melanjutkan acara teriak-teriaknya lagi sambil lompat. "Aaalll!"
Lisa menutup telinganya rapat-rapat.
Buset dah... teriakan nih anak bikin gendang telingaku sakit! Dan sepertinya aku harus segera keluar dari kerumunan fanatik ini sebelum kupingku budek!
Lisa berdiri dari duduknya dan hendak pergi dari tribun, tapi masih memandang ke arah lapangan. Terakhir dia melihat Rey merebut gesit bola, Men-syut- nya, dan...
"Masuuuuuuuuuk!!
Hmm... Rey emang jagoan! Tapi maaf yah mood ku lagi gak baik hari ini jadi nggak bisa support kamu. Inti nya lopyou.
Lisa melangkahkan kaki nya pergi. Dia berjalan ke arah kelasnya mengambil tasnya dan pulang ke rumah.
.
.
.
🏠Rumah Keluarga Hariwijaya🏠
Lisa masuk kekamar nya dan menghempaskan dirinya di tempat tidurnya. Sejenak dia memejamkan mata ingin melupakan masalah nya.
"Dek?" Putra membuka pintu kamar Lisa. "Udah pulang." Putra berjalan memasuki kamar dan mendekat ke arah Lisa yang masih tiduran dengan seragam sekolah nya.
Lisa bangun dan duduk di pinggir tempat duduknya dengan muka masam.
Putra ikut duduk di samping adiknya "Kenapa?" Cerita sama kakak!"
"Kaaak....!" Lisa memeluk kakaknya dengan manja.
"Kenapa? ada masalah apa?" Tanya Putra merasa khawatir dengan sikap adiknya.
"Nggak kenapa napa kak!" Jawab Lisa.
"Beneran?"
Lisa mengangguk kan kepalanya "He em!"
"Kakak mau ke rumah teman kakak dulu yah, nggak lama kok."
"Ngapain?" Tanya Lisa.
"Cuma main. Bentar aja kok, kamu jaga rumah yah, jangan nakal!"
"Ya udah sana gih kakak pergi!" Lisa melepaskan pelukannya.
"Kakak pergi yah! Dadah!" Putra mengacak rambut Lisa, lalu berjalan keluar.
"Ihh kak Putra!" Kesal Lisa.
Lisa kemudian beranjak dari duduknya dan mengganti seragam sekolah nya. Kemudian membereskan semua buku-bukunya.
Setelah selesai dengan semua pekerjaannya Lisa berbaring di kasurnya. Kemudian dia mengambil Hp nya. Dia menghubungi Sarah.
^^^Me!^^^
^^^Hoii^^^
Partner Gibah🙆🏻♀️🌈🖤
paan?
^^^Me!^^^
^^^sini gih ke rumah.^^^
^^^Aku sendirian nih!^^^
Partner Gibah 🙆🏻♀️🌈
Loh? Kok bisa?
^^^Me!^^^
^^^Daddy aku kan^^^
^^^masih di kantor,^^^
^^^Mommy juga masih kerja,^^^
^^^dan kak Putra lagi^^^
^^^ke rumah teman nya^^^
Partner Gibah🙆🏻♀️🌈🖤
Ya udah sana ke rumah Rey😂
Biasanya kan kamu main
sama Rey atau belajar bareng😂
^^^Me!^^^
^^^Boro-boro belajar bareng,^^^
^^^di ajakin ngomong aja kagak.^^^
^^^Kamu kan tau Rey itu^^^
^^^udah berubah sekarang.^^^
PartnerGibah🙆♀🌈🖤
Iya deh. Tapi aku lagi
males keluar.
^^^Me!^^^
^^^Jadi nggak mau nih?^^^
Partner Gibah🙆♀🌈🖤
Iya ih! Kapan-kapan aja yah😁
^^^Me!^^^
^^^Ya udah aku habisin^^^
^^^aja puding nya Bi Asih😋^^^
Partner Gibah🙆♀🌈🖤
Bi Asih bikin puding?
Oke tunggu aku.
^^^Me!^^^
^^^Yeee. Dasar^^^
Lisa meletakkan Hp nya dan menunggu Sarah.
Sarah kan memang penggemar berat puding cokelat buatan Bi Asih. Menurutnya ada sesuatu yang spesial yang membuat puding Bi Asih beda dari puding-puding lain! Dari dulu sampai saat ini Sarah masih sangat suka dengan puding buatan Bi Asih.
.
.
.
"Kenapa sih kamu Lis? Kok dari tadi aku perhatiin kamu tuh aneh deh. Sejak kamu dipanggil ke ruang guru, sampai di lapangan tadi. Tumben-tumbennya kamu nggak antusias ngeliat Rey mu itu beraksi."
"Nggak papa kok! Aku lagi capek aja dari tadi pagi!" Lisa memulas senyum sambil mengemut sekali lagi sesuap puding dari piringnya.
Sarah balas tersenyum kepada Lisa. Sarah bangkit dari duduknya, dan mengambil satu lagi puding di meja. Dengan ini, total sudah empat puding yang diembat. Sedangkan Lisa, makan satu aja nggak kelar-kelar dari tadi.
"Oh iya, Rah... aku boleh nanya sesuatu nggak sama kamu?"
Sarah hanya mengangguk karena mulutnya masih penuh.
"Kenapa sih kamu suka sama Al?" tanya Lisa
Uhhuk! Uhhuk!
Mendengar pertanyaan itu, Sarah langsung tersedak.
Sarah buru-buru meneguk gelasnya. "Kok nanya nya aneh gitu sih?" Sarah malah tertawa kecil sambil mengerutkan alisnya.
"Kamu jangan mikir macem-macem ya! Aku hanya penasaran aja tau, kenapa kamu bisa sampe naksir sama spesies cowok reseh kayak si Al. Padahal kan masih banyak cowok lain yang lebih keren dari dia. Rey salah satu contohnya. Iyakan?"
Sarah malah menatap Lisa lurus-lurus. Matanya seakan berbinar bak matahari.
"Hmm... aku sendiri juga nggak tau jawabannya, Lis!" Sarah menaruh piring pudingnya, kemudian duduk di sebelah Lisa. "Yang pasti aku deg-degan setiap bertatapan muka sama dia. Aku pengen ketemu dia terus. Aku pengen... ah, jadi malu nih! Kamu siih! Pokoknya gitu deh, Lis!"
Muka Sarah memerah. Setelah tersenyum lebar, dia mendekap kedua pundak Lisa. "Yang namanya suka, ya suka aja, Lis. Nggak perlu alesan macem-macem."
Ucapan Sarah barusan langsung mengingatkan ku pada Rey. Deg-degan, pengen ketemu terus. Berarti mungkin benar kalau aku suka sama Rey, seperti Sarah suka sama Al? Seperti inikah definisi rasa suka itu?
.
.
.
Malam Hari🌛🌃
Hari ini nggak terlihat bulan dan bintang dari kamar Lisa. Yang ada hanya Rey dan Al yang sedang bercanda ria di balkon rumah seberang. Iya, Lisa bisa melihat keduanya jelas dari balik jendela kamarnya.
Ternyata mereka akrab juga yah! Eh iya, tapi kira-kira mau ngapain sih si cowok reseh itu di rumah Rey? Apa jangan-jangan topik tertawaan mereka itu... aku? Amit-amit. Semoga nggak. Awas aja kalau sampe si Al membocorkan isi kertas rahasiaku!
Lisa mengamati gerak-gerik mereka sambil mendengarkan musik dari hp nya.
Mereka masih bercanda, masih tertawa.
Ah, melihat Al jadi seperti mengingat lagi mimpi burukku. Besok kan aku harus di suruh-suruh sama si Al, harus nurutin semua perintahnya. Bisa keenakan tuh si cowok reseh. Tapi kalau kutolak syaratnya? Seisi sekolah akan tau perasaanku! Malu-maluin banget, malah bisa-bisa namaku jadi headline mading lagi! Kenapa sih dia harus tau isi catatan rahasiaku? Ngeselin banget.
"Lisaa... ayo makan malam! Menunya kepiting rebus kesukaan kamu nih!" teriak Mommy dari arah dapur.
Bersambung...
JANGAN LUPA LIKE KOMEN AND VOTE!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Hafiz Ghany
semangat berkarya Thor 💪❤️
2021-02-28
0