Matahari telah merangkak naik, tapi Isyana masih berada dialam mimpinya. Kemarin merupakan hari yang sangat berat dan melelahkan untuknya.
Isyana mulai terganggu dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah korden di jendela. Terlihat Isyana mulai bergerak tidak nyaman dengan tidurnya.
"Badanku rasanya remuk redam" Gumam Isyana masih tiduran di tempat tidur tapi mata mulai terbuka "aku kesiangan...! " Isyana mulai panik karena diluar jendela sudah begitu terang. Dia pun terduduk ditempat tidur dan melihat sekitar terasa asing. Dia mulai sadar ternyata dia tidak tidur dikamarnya melainkan di apartemen Briyan.
"Jam berapa ini? " Isyana melihat kearah jam yang ada dikamar itu. "Kenapa sudah jam 9? Aduh malu-maluin banget sih, sudah nebeng tempat orang... Bangun juga kesiangan" Isyana buru-buru turun dari tempat tidur. Dia berlari ke kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi kemudian dia keluar.
Setelah diluar kamar Isyana mencoba mengetuk kamar Briyan yang berada disebelah kamarnya. Tetapi sama sekali tidak ada jawaban. "Apa mungkin sudah berangkat kerja y..." Isyana menyimpulkan sendiri.
Isyana berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Sudah menjadi kebiasaannya setiap bangun tidur iya akan meminum 2 gelas air putih hangat untuk melancarkan peredaran darah dan membantu memperlancar detoksitas tubuh.
Setelah minum Isyana berjalan ke tempat jemuran untuk mengambil pakaiannya. Ternyata pakaiannya masih belum kering total. Dia urungkan untuk mengambil pakaiannya. Sejenak dia berfikir apa yang akan dia lakukan selama menunggu pakaiannya kering total. Pandangannya teralihkan dengan pemandangan yang tersaji dibalkon. Isyana berjalan ke arah balkon.
"Wah semua terlihat dari sini" Ucap Isyana takjub. Terlihat gedung-gedung menjulang tinggi dan terlihat banyak orang berlalu lalang dibawah, melakukan aktifitas mereka masing-masing.
Cukup lama Isyana berdiri di balkon melihat sekeliling. Dia mulai merasa lapar. Isyana kembali masuk dan berjalan ke dapur. Dibukanya lemari pendingin. Tidak ada apa-apa didalam, yang ada hanya air dingin.
"Apa-apaan ini? Kok gak ada isinya? " Gumam Isyana. Dia menutup lemari pendingin.
Isyana mulai menggeledah dapur. Mencari barangkali ada yang bisa dia makan. Tapi nyatanya memang tidak ada yang bisa dia temukan. Dia melihat di meja makan, ada roti disana. Didekatinya meja itu dan diambilnya roti tawar di tempat roti yang cuman tinggal 2 lembar.
"Apartemen semewah ini tapi penunjang kehidupan cuman 2 lembar roti tawar hehe" Ucap Isyana sambil melambai-lbaikan 2 lembar roti tawar ditangannya.
"Lumayan lah buat ganjal perut... " Isyana duduk di kursi tempat makan. Dia mengolesi roti itu dengan selai coklat yang ada dimeja makan dan dia pun memakan roti itu.
"HP gak ada... Gak bisa Hubungi Tari atau Ajeng kalau gini" Pikir isyana masih sambil menikmati roti "Uang juga gak punya" Dia berfikir agak lama, akhirnya dia ingat kalau hari ini ada janji ketemu Tari di tempat anak-anak kmaren.
"Aku bisa naik taksi dulu. Nanti sampe lokasi bisa pinjem uang sama Tari buat bayar taksi" Rencana brilian Isyana. Dia buru-buru memasukkan gigitan roti terakhir kedalam mulutnya.
Buru-buru isyana bangun dan berjalan kearah jemuran. Bajunya sudah cukup kering, dia ambil dan membawanya masuk ke kamar. Isyana masuk kekamar mandi untuk membersihkan badannya.
Tak menunggu lama dia pun sudah selesai mandi dan berganti dengan pakaian satu-satunya yang dia punya sekarang. "Ini yang dinamakan curingke, cuci kering pake hehehe... " Candanya melihat keadaannya sendiri.
Isyana berjalan ke arah pintu keluar dan mencoba membukanya. "Terkunci" Ucap Isyana "dimana kuncinya? " Dia mencari-cari kuncinya. Isyana baru ingat kalau semalam Briyan membuka pintu dengan kata sandi. Ini sih bakalan terkurung seharian.
"Tidaaakkk...! " Teriak isyana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Lady Red
curingke apadah tu
2022-01-17
0
Aan Nurhasanah
🤭🙈😂😂😂😂😂😂 bahasa mana itu curingke.....😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2021-09-13
0
Nabilah Hanum
wadidaawww..... 😁😁
2021-08-31
0