Zahra langsung ke kamar untuk membersihkan diri serta mencuci seragamnya yang kotor tadi. Zahra di rumah sendiri karena bunda sedang ke rumah kakek Zaky sedangkan ayah belum pulang kerja. Zahra enggan ke rumah kakek setelah kejadian di sekolah tadi. Zahra melihat ke arah tangannya yang telah menampar Intan, lalu berganti melihat surat yang akan di berikan pada bundanya nanti.
Zahra pun menunaikan ibadah shalat dan meminta ampunan kepada Allah SWT.
" Ya Allah ampuni hamba yang telah menyakiti Intan bukan maksud hamba berbuat seperti itu. Hamba khilaf ya Allah karna amarah ini."
Setelahnya Zahra pun tertidur. Zahra merasa begitu lelah. Hingga tak berapa lama, bunda pun pulang setelah dari rumah kakek. Bunda melihat Zahra tertidur pun membiarkannya padahal bunda tau bahwa Zahra belum makan siang. Tak berapa lama, Zahra pun terbangun terus membersihkan diri untuk melaksanakan ibadah shalat ashar karena sudah masuk waktunya. Zahra pun turun ke bawah mencari keberadaan bundanya di kamar serta membawa surat yang di berikan oleh guru konseling tadi.
" Bun .... bunda, Za boleh masuk ya ....?" tanyanya
" Masuk saja Za sayang .... ada apa Za ? bawa surat apa itu Za ?" tanya bunda yang melihat Zahra memegang amplop putih
" Sebelumnya Za mau menjelaskan semua dulu Bun .... Za juga minta maaf karena Za, bunda jadi terima surat ini " tutur Zahra dengan menundukkan wajah tak berani melihat ke arah bundanya.
Bunda pun meminta Zahra duduk di dekatnya. Zahra mulai menjelaskan semua yang terjadi di kantin tadi dan sebelum-sebelumnya. Antara dirinya dan Intan. Dan menjelaskan bahwa surat itu meminta orangtuanya untuk datang ke sekolah besok.
" Za .... minta maaf sekali lagi ya Bun .... ? Za tau Za salah sudah memukul teman Za sendiri. " sesal Zahra pada bunda.
" Iya sayang .... Zahra sudah tau itu perbuatan yang salah dan sudah mau mengakui serta meminta maaf pada Intan. Ya sudah besok bunda ke sekolah menemui guru Za. " sahut bunda sambil membawa Zahra dalam pelukannya.
" Za .... sudah makan nak ?" tanya bunda kemudian
" Nanti saja Bun sekalian nunggu ayah pulang, Za gak selera makan sekarang Bun ... Za mau bikin salad, bunda mau juga tidak ?" sahut Zahra sambil berdiri.
" Gak sayang .... Za bikin buat Za sendiri aja ya, bunda mau shalat dulu. " kata bunda
Zahra pun ke dapur untuk membuat salad yang diinginkannya. Sementara bunda menunaikan ibadahnya. Zahra tengah asyik menikmati salad-nya ketika ayah baru pulang. Setelah saling bertegur sapa, ayah masuk kamar untuk membersihkan diri karna hari sudah mau menjelang magrib. Dan semua penghuni rumah itu pun menunaikan ibadah shalat magrib berjamaah. Zahra lalu murottal di dampingi ayah sedangkan bunda tengah menghangatkan masakan nya tadi.
Begitulah kebersamaan Zahra dengan orangtuanya sambil menunggu waktu ibadah shalat isya'. Kemudian makan malam bersama. Setelahnya bersantai bersama penuh keceriaan sebelum kembali ke kamar dengan aktivitas masing-masing.
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
Keesokan harinya, bunda dan Zahra pergi ke sekolah bersama-sama. Sambil menunggu bunda berbincang dengan Anita dan Rania juga tentang kejadian kemarin. Tak lama guru Konseling mempersilakan bunda dan Zahra masuk sembari menunggu Intan beserta orangtuanya.
" Assalamualaikum pak ...." salam Intan sambil masuk ke ruangan tersebut bersama ibunya.
" Silahkan duduk Bu Ana .... " kata beliau mempersilahkan
"Terimakasih Pak ...." angguk Bu Ana dan melihat seorang wanita berhijab dengan putrinya.
Akhirnya bunda dan Zahra berbalik karena sebelumnya mereka duduk di depan meja Pak Budi. Sedangkan Intan dan ibunya duduk d kursi lain yang juga terdapat dalam ruangan tersebut. Betapa terkejutnya bunda dan Zahra melihat Bu Ana adalah bibik yang selama ini bekerja dengan Kakek Zaky.
" Bik Ana .... " sapa Zahra sopan padanya.
" Bu Riri .... non Zahra ...." kata bik Ana, barulah menyadari kalau Intan putrinya ribut dengan cucu majikannya.
" Ibu-ibu sudah saling kenal rupanya .... dengan begini masalah Intan dan Zahra dapat segera terselesaikan agar tidak menggangu proses belajar yang akan menghadapi ujian akhir " begitu kata Pak Budi membuka pembicaraan
Semuanya saling mendengarkan dan memahami apa yang di utarakan oleh Pak Budi selaku guru konseling siswa di sekolah itu. Sedangkan bik Ana tengah berkecamuk dalam hatinya merasa tidak enak pada anak dan cucu majikannya tersebut hingga tak berani menatap keduanya. Akhirnya semua terselesaikan dengan jalan damai dan saling memaafkan serta berjanji tidak akan mengulangi hal itu lagi.
Bunda dan Zahra pun berpamitan karena hari ini hari bebas para siswa yang menjalani try out. Keduanya berlalu hendak pulang sampai ada yang menyusul dan memanggil nama bunda dan Zahra. Sambil menunduk malu berhadapan dengan anak majikannya.
" Bu Riri .... saya minta maaf kalau Intan telah berbuat tidak baik pada non Zahra " permintaan maaf bik Ana
" Sudah bik .... gak usah di bahas lagi ya .... Za juga salah tak bisa menahan emosinya. " kata bunda halus
" Tapi Bu .... saya gak tau kalau yang di maksud Intan adalah non Zahra ...." jelas bik Ana lagi penuh penyesalan
" Za minta maaf ya bik .... sudah sakiti anak bik Ana .... sekali lagi Za minta maaf bik ...." kata Zahra pada bik Ana untuk menenangkannya.
Sedangkan Intan hanya heran dan juga melihat interaksi antara ibunya dengan Zahra. Bahkan selama ini, Intan tidak pernah tau kalau Zahra adalah cucu kakek Zaky, tempat ibunya bekerja selama ini.
" Ibu kenapa menundukkan wajah terus, ini kan salah Zahra yang mukul Intan Bu ....!" tuding Intan seenak jidatnya.
" Huusss .... jaga bicara kamu Tan ? Ibu gak pernah ajarkan kamu kurang ajar pada orang tua apalagi disini ada Bu Riri ibunya non Zahra. Ibu percaya pasti kamu yang bikin ulah sampai menerima tamparan dari non Zahra, cepat minta maaf yang benar Tan .... " hardik bik Ana dengan halus pada Intan putrinya.
" Kenapa Intan harus minta maaf lagi sih Bu .... Intan gak mau Bu " jawab Intan sambil melihat Zahra
" Lagian kenapa juga ibu panggil Zahra non .... kan ibu gak kerja di rumahnya " sanggah Intan lagi, sedangkan bik Ana hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya itu.
" Maaf Bu Riri , non ...." sesal bik Ana
" Intan .... ibu memang tidak bekerja di rumah Bu Riri tapi bekerja pada Pak Zaky yang merupakan ayah dari Bu Riri dan kakek dari non Zahra, yang memberikan bea siswa kepadamu dan siswa lainnya. " jelas bik Ana pada Intan yang tampak terkejut setelah mengetahui fakta tersebut.
" Maafin aku Zahra .... maaf Bu Riri .... maafin Intan ya Bu " sesalnya.
JANGAN LUPA VOTE, LIKE & KOMENTARNYA YA BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT UPDATE CERITANYA.
THANKS YOU
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Nur Ain
hahaha sombong..sebab lelaki bercakar ya
2022-12-20
0
Adel
Mampir di karyaku yang berjudul RINDUKU DI UJUNG SURGA ya kak...jangan lupa.
2020-11-29
1