Bab 7: Latihan Perdana 2

Setelah makan siang dan menikmati teh hangat bersama singkong rebus yang dibuat oleh Kakek Sapto, Kirana dan Ririn sudah merasa siap untuk melakukan latihan pertama mereka. Kakek Sapto memandang mereka dengan penuh kebijaksanaan seolah dapat membaca pikiran dan perasaan Kirana dan Ririn.

“Baiklah…. Kalian sudah siap?” tanya Kakek Sapto dengan suara tenang namun penuh wibawa.

Kirana dan Ririn saling memandang dan mengangguk dengan penuh semangat. “Siap Kek…!!!” jawab mereka serentak.

Kakek Sapto tersenyum. “Bagus… latihan pertama kita hari ini adalah fokus pada peningkatan fisik kalian. Bela diri bukan hanya gerakan-gerakan menghindar, bertahan dan menyerang… tapi juga tentang kekuatan dan ketahanan tubuh yang kuat. Jadi kalian harus kuat secara fisik dan mental dulu.”

“Baik Kek…!!” jawab mereka serempak.

Lalu Kakek Sapto mengajak mereka ke belakang pondok kecil itu. Ternyata di sana ada halaman kecil yang telah disiapkan beberapa alat latihan sederhana. Ada beberapa potongan batu, tongkat kayu dan dua utas tali yang tergantung di antara dua buah pohon kelapa.

Kirana dan Ririn saling memandang. “Kakek… kapan Kakek menyiapkan ini semua…?” tanya Kirana merasa terharu karena semua telah dipersiapkan dengan matang oleh Kakek Sapto.

Kakek Sapto tersenyum. “Kemarin setelah kakek mengantar kalian pulang… Kakek menyiapkan ini, agar kalian hari ini bisa langsung latihan,” jawab Kakek Sapto seraya mengambil tongkat kayu yang ada di sana.

“Pertama… Sekarang kalian lakukanlah pemanasan,” kata Kakek Sapto. “Kalian harus merenggangkan otot-otot kalian terlebih dahulu agar kalian tidak cidera pada saat latihan selanjutnya,” tambah Kakek Sapto.

“Siap Kek…!!!” jawab mereka berdua. Lalu mereka mengambil tempat masing-masing. Kirana dan Ririn mengikuti instruksi Kakek Sapto dengan serius. Mereka mulai dengan melakukan gerakan pemanasan dasar lalu dilanjutkan dengan lari kecil di sekitar halaman.

“Sekarang… kalian lari mengelilingi danau…!” perintah Kakek Sapto.

“Baik Kek…!” jawab mereka serempak. Udara siang menjelang sore yang terasa sejuk di sekitar danau itu membuat latihan mereka terasa lebih ringan, namun setelah satu putaran, napas mereka sudah menjadi terengah-engah.

“Kir… latihan ini cukup berat ya,” ucap Ririn sambil menghapus keringat yang ada di dahinya.

“Iya juga Rin… padahal baru lari-lari saja… padahal belum apa-apa…,” jawab Kirana sambil menarik napas dalam-dalam.

Kakek Sapto yang mendengar itu tertawa kecil. “Ini baru pemanasan Nak… Nanti latihan sesungguhnya akan lebih menantang lagi… Ayo lanjutkan dua putaran lagi…,” kata Kakek Sapto mengayun-ayunkan tongkat kayu yang dibawanya.

“Ha…. Dua putaran lagi…???,” sahut mereka bersamaan sambil menghembuskan napas panjang. “Semangat…..,” kata mereka saling memandang dan saling menyemangati.

Setelah pemanasan selesai, Kakek Sapto lalu mengajak mereka ke tumpukan batu yang ada di halaman belakang pondok itu. 

“Sekarang kita akan melatih kekuatan kalian dengan memindahkan tumpukan batu itu ke bawah pohon di sana. Itu akan membantu membangun otot-otot kalian,” kata Kakek Sapto memerintahkan mereka untuk memindahkan tumpukan batu itu ke bawah pohon nangka yang jaraknya sekitar 25 meter dari tempat semula.

Kirana dan Ririn saling memandang dan merasa sedikit ragu. Batu-batu itu kelihatan sangat berat.

“Jangan khawatir… kalian pasti bisa melakukannya…,” kata Kakek Sapto penuh keyakinan. “Mulailah dengan batu yang kecil terlebih dahulu dan lakukan pelan-pelan. Jangan sampai pinggang kalian lepas… ha… ha… ha…,” kata Kakek Sapto sambil tertawa.

Kemudian Kirana mengambil batu yang paling kecil dan mencoba mengangkatnya. Ternyata batu itu lebih ringan dari apa yang dibayangkannya. “Ternyata ini tidak terlalu berat Kek…,” katanya sambil tersenyum.

Lalu Ririn mencoba mengangkat batu yang ukurannya hampir sama tapi tangannya bergetar. “Ini berat juga. Kirana… kamu pasti punya kekuatan tersembunyi…,” katanya sambil tertawa dan berusaha membawa batu itu ke tempat yang ditunjukkan tadi oleh Kakek Sapto.

Mereka berdua sudah beberapa kali bolak-balik mengangkat dan membawa batu itu ke bawah pohon nangka. “Bagus… sekarang coba batu yang lebih besar...,” perintah Kakek Sapto.

Kirana mengambil batu yang lebih besar dan kali ini dia merasakan beban yang lebih berat. Tapi dia berhasil mengangkatnya meski wajahnya memerah. “Ini baru tantangan…,” katanya sambil tersenyum.

Ririn mencoba mengikuti tapi batu itu terlalu berat untuknya. “Aduh Kek…. Ini terlalu berat Kek… Aku tidak bisa…,” keluhnya.

Kakek Sapto tersenyum. “Tidak apa-apa Nak… Latihannya perlahan-lahan saja… Kalian tidak perlu terburu-buru… Yang penting adalah konsistensi.”

“Iya Kek…,” jawab mereka kompak. Kirana dan Ririn berusaha mengangkat batu-batu itu sesuai kemampuan mereka. Mereka sedikitpun tidak ada yang mengeluh, hanya peluh yang berceceran yang menunjukkan kesungguhan mereka dalam berlatih.

Latihan mengangkat batu itu diselingi canda tawa Kirana dan Ririn. Saat mereka mencoba mengangkat batu yang lebih besar, Kirana tiba-tiba berkata, “Rin… kalau kita bisa mengangkat batu sebesar ini, kira bisa jadi superhero… he… he… he…!”

Ririn tertawa. “Iya… kita bisa jadi ‘Super Kirana’ dan ‘Super Ririn’… ha… ha.. ha…. Tapi aku rasa kita masih jauh dari itu…,” katanya sambil tertawa.

Kakek Sapto juga ikut tertawa. “Kalian punya semangat yang bagus… Itu yang penting.”

Setelah latihan mengangkat batu dan beristirahat sejenak, Kakek Sapto mengajak mereka ke tali yang digantung di antara dua pohon kelapa. “Sekarang kita akan melatih keseimbangan kalian. Ini sangat penting dalam bela diri.”

Kirana dan Ririn memandang tali itu dengan sedikit keraguan. “Kek… Ini seperti sirkus..,” kata Ririn sambil tertawa.

Kakek Sapto itu tertawa. “Iya… tapi ini latihan yang penting juga. Latihan ini untuk bisa menjaga keseimbangan tubuh kalian saat bertarung.”

Lalu Kirana mencoba pertama kali. Dia dengan hati-hati naik ke atas tali tersebut sambil memegang tali yang di atasnya. Kirana mencoba menjaga keseimbangannya. Tapi setelah beberapa langkah, dia terjatuh dengan pantat jatuh terlebih dahulu. “Aduh… ini ternyata lebih sulit dari yang kukira…,” kata Kirana sambil tertawa dan membersihkan pantatnya dari daun-daun yang menempel di celananya.

Melihat Kirana terjatuh, Ririn meringis. Tapi dia berusaha mencobanya. Baru beberapa langkah saja dia sudah terjatuh, bahkan jatuhnya lebih ekstrem dari Kirana… dengan wajah terlebih dahulu menyentuh tanah. Untung saja jatuhnya tidak terlalu tinggi. “Ini sih tidak sakit… tapi malunya luar biasa… wkakakakakk…,” kata Ririn sambil tertawa ngakak. Kakek Sapto dan Kirana ikut tertawa melihat tingkah konyol Ririn.

“Tidak apa-apa Nak… latihan ini butuh waktu. Yang penting kalian tidak menyerah..!” kata Kakek Sapto sambil tersenyum.

Setelah cukup melakukan latihan hari ini, mereka istirahat sejenk kemudian berpamitan pada Kakek Sapto karena hari sudah menjelang sore. "Kami pulang dulu Kek... Terima kasih untuk hari ini Kek...," kata Kirana sambil salim kepada Kakek Sapto. Lalu Ririn juga mengikuti Ririn salim kepada Kakek Sapto.

"Kalian pulanglah... Tapi kalian harus hati-hati di jalan ya...," kata Kakek Sapto mengingatkan.

"Baik Kek...!" saut mereka kompak. Lalu mereka bergandengan berjalan menjauhi pondok Kakek Sapto.

Bagaimana kehidupan Kirana selanjutnya...? Ikuti bab selanjutnya...

Episodes
1 Bab 1: Kirana dan Kehidupannya
2 Bab 2: Ujian Tak Terduga
3 Bab 3: Pertolongan Kakek Misterius
4 Bab 4: Kemarahan Bibi Tari
5 Bab 5: Kejutan
6 Bab 6: Latihan Perdana
7 Bab 7: Latihan Perdana 2
8 Bab 8: Beasiswa dan Pilihan
9 Bab 9: Kebahagiaan dan Cibiran
10 Bab 10: Liburan dan Latihan
11 Bab 11: Pagi Penuh Kejutan
12 Bab 12: Awal yang Baru
13 Bab 13: Jerat di Balik Senyum
14 Bab 14: Kecemburuan Susi
15 Bab 15: Perseteruan Susi dan Kirana
16 Bab 16: Pembalasan Kirana
17 Bab 17: Bantuan Daniel
18 Bab 18: Percobaan Pelecehan
19 Bab 19: Upaya Penyelamatan
20 Bab 20: Misi Penyelamatan
21 Bab 21: Trauma Susi
22 Bab 22: Kemarahan Orang Tua Susi
23 Bab 23: Trauma dan Konsekuensi
24 Bab 24: Usaha dan Harapan
25 Bab 25: Pertemuan
26 Bab 26: Terluka Parah
27 Bab 27: Pertolongan Pertama
28 Bab 28: Kirana Terpaksa Berbohong
29 Bab 29: Perkenalan
30 Bab 30: Flashback
31 Bab 31: Pemulihan
32 Bab 32: Menghubungi Tuan Nugroho
33 Bab 33: Penghianat
34 Bab 34: Rencana Pulang
35 Bab 35: Penjemputan
36 Bab 36: Tuan Nugroho dan Satria
37 Bab 37: Tuan Nugroho dan Satria 2
38 Bab 38: Pulang
39 Bab 39: Perubahan Rencana
40 Bab 40: Menuju Singapura
41 Bab 41: Rindu
42 Bab 42: Berobat
43 Bab 43: Telponan
44 Bab 44: Ungkapan Perasaan dan Pesan Perpisahan
45 Bab 45: Di Negeri Paman Sam
46 Bab 46: Malam Penuh Ketegangan
47 Bab 47: Penghianat Beraksi Lagi
48 Bab 48: Pengkhianatan yang Mematikan
49 Bab 49: Badai di Tengah Ketenangan
50 Bab 50: Kejanggalan di Balik Layar
51 Bab 51: Hukuman Awal
52 Bab 52: Jejak yang Menghilang
53 Bab 53: Ke Jakarta
54 Bab 54: Hari Kelulusan
55 Bab 55: Bertemu
56 Bab 56: Ungkapan Perasaan
57 Bab 57: Restu Kakek Sapto
58 Bab 58: Rencana Keberangkatan
59 Bab 59: Berangkat
60 Bab 60: Rindu
61 Bab 61: Pertemuan Tak Terduga
62 Bab 62: Konflik dengan Bagas
63 Bab 63: Persahabatan
64 Bab 64: Rencana Penculikan
65 Bab 65: Jalan-Jalan
66 Bab 66: Penculikan
67 Bab 67: Kepanikan di Mansion
68 Bab 68: Bantuan Jonathan
69 Bab 69: Belum Terlacak
70 Bab 70: Dalam Keterbatasan
71 Bab 71: Petunjuk
72 Bab 72: Tebusan
73 Bab 73: Upaya Penyelamatan
74 Bab 74: Tertembak
75 Bab 75: Dirawat
76 Bab 76: Khawatir
77 Bab 77: Motif Mulai Terungkap
78 Bab 78: Motif Sesungguhnya
79 Bab 79: Pengakuan
80 Bab 80: Kekhawatiran Arif
81 Bab 81: Pertemuan Kirana dan Arif
82 Bab 82: Dukungan Paman Budi
83 Bab 83: Ucapan Terima Kasih
84 Bab 84: Bisa Pulang
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1: Kirana dan Kehidupannya
2
Bab 2: Ujian Tak Terduga
3
Bab 3: Pertolongan Kakek Misterius
4
Bab 4: Kemarahan Bibi Tari
5
Bab 5: Kejutan
6
Bab 6: Latihan Perdana
7
Bab 7: Latihan Perdana 2
8
Bab 8: Beasiswa dan Pilihan
9
Bab 9: Kebahagiaan dan Cibiran
10
Bab 10: Liburan dan Latihan
11
Bab 11: Pagi Penuh Kejutan
12
Bab 12: Awal yang Baru
13
Bab 13: Jerat di Balik Senyum
14
Bab 14: Kecemburuan Susi
15
Bab 15: Perseteruan Susi dan Kirana
16
Bab 16: Pembalasan Kirana
17
Bab 17: Bantuan Daniel
18
Bab 18: Percobaan Pelecehan
19
Bab 19: Upaya Penyelamatan
20
Bab 20: Misi Penyelamatan
21
Bab 21: Trauma Susi
22
Bab 22: Kemarahan Orang Tua Susi
23
Bab 23: Trauma dan Konsekuensi
24
Bab 24: Usaha dan Harapan
25
Bab 25: Pertemuan
26
Bab 26: Terluka Parah
27
Bab 27: Pertolongan Pertama
28
Bab 28: Kirana Terpaksa Berbohong
29
Bab 29: Perkenalan
30
Bab 30: Flashback
31
Bab 31: Pemulihan
32
Bab 32: Menghubungi Tuan Nugroho
33
Bab 33: Penghianat
34
Bab 34: Rencana Pulang
35
Bab 35: Penjemputan
36
Bab 36: Tuan Nugroho dan Satria
37
Bab 37: Tuan Nugroho dan Satria 2
38
Bab 38: Pulang
39
Bab 39: Perubahan Rencana
40
Bab 40: Menuju Singapura
41
Bab 41: Rindu
42
Bab 42: Berobat
43
Bab 43: Telponan
44
Bab 44: Ungkapan Perasaan dan Pesan Perpisahan
45
Bab 45: Di Negeri Paman Sam
46
Bab 46: Malam Penuh Ketegangan
47
Bab 47: Penghianat Beraksi Lagi
48
Bab 48: Pengkhianatan yang Mematikan
49
Bab 49: Badai di Tengah Ketenangan
50
Bab 50: Kejanggalan di Balik Layar
51
Bab 51: Hukuman Awal
52
Bab 52: Jejak yang Menghilang
53
Bab 53: Ke Jakarta
54
Bab 54: Hari Kelulusan
55
Bab 55: Bertemu
56
Bab 56: Ungkapan Perasaan
57
Bab 57: Restu Kakek Sapto
58
Bab 58: Rencana Keberangkatan
59
Bab 59: Berangkat
60
Bab 60: Rindu
61
Bab 61: Pertemuan Tak Terduga
62
Bab 62: Konflik dengan Bagas
63
Bab 63: Persahabatan
64
Bab 64: Rencana Penculikan
65
Bab 65: Jalan-Jalan
66
Bab 66: Penculikan
67
Bab 67: Kepanikan di Mansion
68
Bab 68: Bantuan Jonathan
69
Bab 69: Belum Terlacak
70
Bab 70: Dalam Keterbatasan
71
Bab 71: Petunjuk
72
Bab 72: Tebusan
73
Bab 73: Upaya Penyelamatan
74
Bab 74: Tertembak
75
Bab 75: Dirawat
76
Bab 76: Khawatir
77
Bab 77: Motif Mulai Terungkap
78
Bab 78: Motif Sesungguhnya
79
Bab 79: Pengakuan
80
Bab 80: Kekhawatiran Arif
81
Bab 81: Pertemuan Kirana dan Arif
82
Bab 82: Dukungan Paman Budi
83
Bab 83: Ucapan Terima Kasih
84
Bab 84: Bisa Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!