"Hem,,, papa gak sudi punya cucu dari wanita itu, biarkan saja kalau dia hamil anak kamu," teriak tuan Nigel, menatap putranya dengan sinis.
"Pa, biar gimanapun dia tetap cucu papa, papa gak bisa nolak dia," teriak Nicko, yang sudah tidak dapat menahan emosinya lagi, mendengar apa yang di katakan oleh sang papa barusan.
"Terserah kamu mau bilang apa, yang jelas papa gak sudi punya cucu dari anak musuh papa sendiri."
"Pa, sabar nanti sakit papa kambuh," nyonya Amelia, berusaha untuk menenangkan sang suami, yang saat ini juga sedang emosi.
Nicko pergi dari hadapan kedua orang tuanya, tampa berkata apa-apa, saat ini Nicko begitu marah pada papanya yang sudah menolak cucunya sendiri.
"Nicko, mau ke mana kamu Nicko, papa belum selesai bicara Nicko, kembali kamu Nicko," teriak tuan Nigel, melihat punggung putranya yang menaiki anak tangga. Tapi Nicko, tidak berbalik sama sekali.
"Pa, sudah biarkan Nicko menenangkan dirinya dulu, sekarang ini dia lagi emosi," ucap nyonya Amelia, meminta sang suami untuk duduk.
"Jadi pembangkang anak itu ma sekarang," kesal tuan Nigel.
"Sudah, tenang dulu sekarang ini papa juga lagi emosi, tenangin emosi dulu baru bicara baik-baik dengan Nicko."
Tuan Nigel, menghela nafas berat lalu melihat sang istri.
"Kapan keluarga Jaya akan datang ma?"
"Nanti malam, putrinya pak Jaya juga baru saja kembali dari Jerman."
"Kau beritahu Nicko, untuk siap-siap nanti malam, kalau calon tunangannya akan tiba nanti malam di rumah."
"Iya pa."
"Papa gak akan biarkan kamu bersama dengan anak musuh papa Nicko, kamu gak tau kalau orang tanya Andin sudah berusaha untuk melenyapkan papa dulu, tapi sayangnya maut malah menghampiri dirinya sendiri," ucap tuan Nigel, mengingat kejadian beberapa tahun silam.
* * *
Nyonya Amelia, mengetuk pintu kamar putra pelan, mendapat sahutan dari dalam kamar, nyonya Amelia, langsung saja masuk.
"Nak, kamu sedang apa?" Nyonya Amelia, melihat putra tunggalnya sedang, termenung di balik jendela.
Nicko berbalik, melihat sang mama yang menghampirinya.
"Ma, Dinda lagi hamil anak aku ma, dan aku harus ninggalin dia gitu aja, aku adalah laki-laki jahat ma, aku laki-laki yang gak bertanggung jawab ma," ucap Nicko, langsung memeluk sang mama dengan erat, air mata Nicko tumpah juga.
"Kenapa sampai hamil sayang, bukannya kalian cuma pacaran saja?"
"Aku yang salah ma, semua itu terjadi karena aku ma."
"Sudah jangan nangis, ini sudah terjadi, papa kamu gak suka kamu pacaran sama Dinda."
"Ma, tadi papa bilang gak mau punya cucu dari anak musuh, siapa musuh yang papa maksud ma?"
"Soal itu, mama juga gak terlalu tau sayang, tapi mama pernah denger kalau dulu papa kamu hampir mau di bunuh sama seseorang, tapi orang itu malah tewas sendiri," ucap nyonya Amelia.
Nicko berpikir keras, tentang perkataan papanya tadi, dalam hati pria itu sudah pasti ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh papanya.
"Ada apa mama ke sini?"
"Nanti malam keluarga pak Jaya akan datang bersama putrinya Karin, calon tunangan kamu sayang."
"Apa, calon tunangan Nicko, pasti papa kan yang sudah menjodohkan Nicko dengan teman bisnisnya itu, jadi karena ini papa maksa Nicko buat datang ke sini ma?"
"Nak, Karin anaknya baik dan berasal dari keluarga terpandang, jauh lebih sepada dengan kamu."
"Tapi aku gak suka ma, aku gak mau di jodohkan sama wanita yang bernama Karin itu, aku cuma cinta sama Dinda, cuma Dinda yang aku cinta ma, aku gak mau mengkhianati Dinda ma."
"Kamu harus mau Nicko, kalau gak Dinda dan anaknya akan celaka di Indonesia," suara bernada ancaman mengemang di kamar besar itu, tuan Nigel masuk dan menatap putranya dengan tajam.
"Papa ngancem aku?"
"Papa gak ngancam kamu, tapi kalau kamu menolak tunangan dengan Karin, jangan salahkan papa kalau papa akan berbuat nekat pada Dinda dan anaknya," ucap tuan Nigel.
Nicko menatap papanya dengan tajam, Nicko jelas tau kalau di Indonesia papanya punya banyak anak buah, dan tidak akan membutuhkan waktu lama untuk tuan Nigel, berbuat sesuatu yang dia mau.
"Kamu pasti gak tau kan, kalau Martin sudah meninggal sekarang," ucapan tuan Nigel, membuat Nicko kaget.
"Papa tau dari mana?"
"Papa bisa tau dari mana aja nak, Martin meninggal karena kecewa setelah tau anaknya hamil dan pria yang menghamilinya pergi jauh ke luar negri."
Nicko menggeleng pelan, memikirkan nasib kekasihnya yang jauh di sana, apa lagi Dinda saat ini dalam keadaan hamil anaknya, entah seperti apa perasaan Dinda saat ini.
"Kamu tinggal pilih saja, mau dia dan anaknya tetap aman dan kamu tunangan sama Karin, atau menolak dan dia juga anaknya akan...."
"Baik, aku akan ikutin apa kata papa, tapi aku mohon tolong jangan sakiti Dinda dan anak ku pa, aku mohon, sudah cukup Dinda sakit karena aku tinggalkan," ucap Nicko, membuat tuan Nigel tersenyum senang.
"Oke, nanti malam persiapkan dirimu, jangan kecewakan papa, kalau mau Dinda dan anaknya selamat," ucap taun Nigel, lalu keluar dari kamar putranya.
"Maafkan aku sayang, aku terpaksa lakuin ini, aku gak punya pilihan lain, papaku terlalu berkuasa saat ini dan aku belum punya kemampuan untuk membantu kamu, aku sayang kamu dan anak kita," ucap Nicko dalam hati, menatap fotonya dan Dinda, yang ada di dompetnya.
* * *
Oouueekkk....
Oouueekkk....
Dinda lagi-lagi memuntahkan semua isi perutnya, saat ini Dinda sedang berada di kampus, karena ada satu mata kuliah yang harus ia ikuti.
"Din, kamu kok muntah-muntah terus, kaya orang hamil aja," ucap salah satu mahasiswa, menatap Dinda dengan heran.
"Iya, cuma orang hamil yang muntah-muntah gitu, kamu lagi hamil Din?"
Dinda menunduk sedih, percuma saja ia tutupi, to nanti juga kan perutnya akan membesar, dan semua anak-anak kampus akan tau.
"Gak salah lagi, dia pasti hamil tu."
"Tapi kamu kan belum nikah Din, kamu hamil di luar nikah ya?"
Banyak pertanyaan yang di lontarkan oleh teman-temannya itu, tapi Dinda memilih pergi dari toilet dan kembali ke kelas lagi.
"Din, kamu gak apa-apa kan? Muka kamu pucat banget?" Tanya Dewi, menatap Dinda khawatir.
"Aku gak apa-apa kok Wi," jawab Dinda memaksa untuk tersenyum.
Dosen lalu masuk, dan mata kuliah pun di mulai.
Sedangkan di luar kelas, para mahasiswa sudah heboh tentang gosip yang katanya Dinda hamil di luar nikah.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
A R
kasian dinda. mending dinda dan ibu pindah saja 😢😢
2025-02-14
0