Kekecewaan orang tua

Bu Fatmin dan sang suami menatap, putri semata wayang mereka saat ini sedang basah kuyup karena hujan, Bu Fatmin bisa melihat wajah sedih putrinya itu.

"Nak, kamu dari mana aja, kenapa pulang basah-basahan begini?"

Dinda menatap kedua orang tuanya dengan mata berkaca-kaca, Dinda langsung bersimpuh di kaki kedua orang tuanya, menangis dengan pilu, memikirkan nasibnya saat ini.

"Ibu, bapak, maafkan Dinda, Dinda anak yang gak tau diri, Dinda anak gak berguna, maafkan Dinda bapak, ibu," Dinda memeluk kaki kedua orang tuanya, dengan isak tangis yang begitu pilu.

Bu Fatmin, sudah tidak dapat menahan air matanya juga, melihat kondisi putrinya saat ini, Dinda terlihat begitu rapuh sudah bisa Bu Fatmin tebak, kalau laki-laki yang menghamili putrinya pasti tidak akan bertanggung jawab.

"Nak, kamu kenapa? Ayo berdiri jangan seperti ini."

"Gak pak, Dinda udah kotor pak, Dinda kotor," ucap Dinda, menatap kedua manik bapaknya.

"Kotor? Maksud kamu apa nak?" Pria paruh baya itu bertanya dengan penasaran, menatap putrinya. Sedangkan Bu Fatmin, hanya diam saja dan sudah tidak dapat menahan tangisnya lagi.

"Dinda hamil pak."

"Apa!" Pria paruh bayah itu, memegang dadanya yang terasa sesak, membuat bu Fatmin langsung panik seketika.

"Bapak, bapak gak apa-apa?"

"Bapak gak apa-apa Bu," pria paruh baya itu lalu melihat putrinya.

"Siapa yang sudah menghamili kamu nak?"

"Pacar Dinda pak, tapi sekarang dia sudah pergi ke luar negeri," ucap Dinda, menatap wajah kecewa kedua orang tuanya.

Bapaknya Dinda, terdengar beristigfar beberapa kali, sambil menyapu dadanya yang terasa tidak enak, cobaan yang baru saja mereka hadapi, benar-benar membuat pria paruh baya itu syok, dan sedih atas masalah yang menimpa putrinya.

"Bapak kecewa sama kamu nak, kamu adalah putri bapak satu-satunya, kenapa bisa jadi seperti ini nak."

"Maafkan Dinda pak, maafkan Dinda," tangis Dinda kembali pecah, melihat bapaknya, Bu Fatmin juga masih menangis di dekat sang suami.

"Bu, tolong bawah bapak ke kamar Bu."

"Iya pak, ayo ibu bantu," Bu Fatmin, membawa sang suami masuk ke dalam kamar, sedangkan Dinda menatap kepergian kedua orang tuanya.

Sampai di kamar, Bu Fatmin membantu sang suami untuk berbaring dengan pelan.

"Bu, apa kita gagal menjaga putri kita?"

"Tidak pak, kita sudah menjaga Dinda dengan baik selama ini, hanya saja takdir seseorang berbeda, mungkin ini sudah menjadi takdir Dinda dari sang pencipta pak."

"Tapi bagaimana nanti Bu, dia hamil tampa suami Bu, apa kata orang-orang Bu, putri kita belum menikah dan pasti mereka akan berbicara gak baik."

"Sudah menjadi resiko pak, kita hanya bisa menerima apa yang sudah terjadi, biar bagaimanapun, Dinda tetaplah putri kita."

"Bu, kalau terjadi apa-apa sama bapak, tolong jaga Dinda dan anaknya ya, anak yang ada di kandungan Dinda harus lahir dengan selamat, dia tidak berdosa, dia hanya kesalahan kedua orang tuanya, dia cucu kita Bu."

"Bapak gak boleh ngomong gitu pak," Bu Fatmin, menatap suaminya dengan sedih.

Pria paruh baya itu tersenyum kecil, menggenggam tangan sang istri dengan lembut dan penuh cinta.

"Bapak mau tidur Bu," ucap pria paruh baya itu, lalu memejamkan kedua matanya sambil menggenggam tangan sang istri.

"Bapak, bangun pak, bapak," panggil Bu Fatmin, tapi sang suami sudah tidak merespon.

"Bapak bangun bapak, bapak jangan bercanda bapak."

Mendengar teriakan sang ibu, Dinda dengan cepat masuk ke dalam kamar kedua orang tuanya, dan melihat sang ibu yang sedang membangunkan sang suami sambil menangis.

"Bu, bapak kenapa Bu?"

"Ibu juga gak tau nak, bapak kamu cuma bilang mau tidur, tapi ibu panggil-panggil sudah tidak bangun lagi," ucap wanita baya itu, sambil menangis.

"Bapak, bangun bapak, jangan seperti ini bapak," Dinda juga berusaha untuk membangunkan bapaknya, tapi tetap saja hasilnya nihil pak Martin tak juga membuka mata.

"Innalillahi wainnailaihi Raji'un," ucap Bu Fatmin, dengan air mata yang tak dapat di bendung.

"Bapak gak mungkin, bapak gak mungkin ninggalin kita Bu, bapak masih baik-baik saja tadi Bu, bapak bangun pak, maafkan Dinda pak, bangun pak," Dinda memeluk bapaknya dengan erat, tapi pak Martin sudah terbaring diam dan tidak bergerak.

"Bapak, maafkan Dinda, semua ini salah Dinda pak," isak Dinda.

"Bapak kamu sudah tidak ada nak, bapak kamu sudah meninggalkan kita," ucap Bu Fatmin, menatap putrinya dengan sedih dan air mata terus mengalir.

"Bu, maafkan Dinda, ini semua adalah salah Dinda, Dinda yang sudah bikin bapak meninggal Bu, coba aja kalau Dinda tidak mengatakan hal yang bikin bapak kecewa, mungkin bapak gak akan ninggalin kita Bu, maafin Dinda Bu," kamar itu penuh dengan isak tangis ibu dan anak, melihat jasad pak Martin yang terbaring kaku di tempat tidur.

Dinda memeluk dan mencium bapaknya untuk yang terakhir kalinya, Dinda menatap wajah bapaknya yang terlihat pucat itu.

Baru beberapa jam lalu, ia melihat bapaknya baik-baik saja, tapi sekarang pria yang menjadi cinta pertamanya itu sudah pergi meninggalkan mereka.

"Kenapa masalah datang bertubi-tubi seperti ini, aku hamil dan ayah dari anak yang aku kandung pergi begitu saja, sekarang bapak juga sudah pergi meninggalkan aku sama ibu," ucap Dinda dalam hati, dengan tatapan kosong.

"Sudah malam, sekarang istirahat ya, bapak akan di makamkan besok jam sepuluh pagi, ibu sudah memberitahu tetangga-tetangga kita, untuk bantu-bantu besok," ucap Bu Fatmin, menyentuh pundak putrinya.

"Maafkan Dinda Bu."

"Sudah, ini sudah menjadi takdir, kita harus ikhlas menerimanya, sekarang kamu istirahat ya," ucap Bu Fatmin, yang mendapat anggukan dari Dinda.

Dinda berjalan pelan masuk ke dalam kamarnya, duduk di sisi ranjang dan mengusap perutnya yang masih rata.

"Sayang, ibu janji akan membesarkan kamu, cuma Oma dan kamu yang ibu punya, opa sudah pergi meninggalkan kita sayang," ucap Dinda, seorang diri dan air mata kembali mengalir lagi.

****

Terpopuler

Comments

A R

A R

😭😭😭

2025-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!