Bab 18 Tes Bintara Pertama

Dua bulan kemudian,

     Pendaftaran bintara PK tahun ini sudah dibuka, Sakala kembali mempersiapkan dirinya untuk mengikuti pendaftaran bintara tahun ini. Dia segera mendaftar via online, setelah itu ia mempersiapkan syarat-syarat yang harus dibawa saat tes pertama seminggu kemudian.

     Semua persyaratan sudah lengkap, dari ijasah pertama dan terakhir yang sudah dilegalisir di sekolah setempat, juga sudah terlampir. Sakala bisa bernafas lega.

     Hari-hari ia berlatih, baik fisik maupun akademik. Semua soal bekas bintara tahun lalu yang pernah diberikan Dallas, sudah ia pelajari sampai Sakala hafal semua.

     Sakala merasa lega karena sudah ada sedikit bayangan mengenai tes yang akan dia hadapi.

     "Saka mengikuti pendaftaran tentara itu lagi?" tanya Syafana menatap sang putra semata wayang.

     "Iya, Ma. Doakan Saka, ya," ucapnya berharap seraya meraih tangan Syafana lalu diciumnya.

     Kali ini tidak ada lagi penolakan dari Syafana, dia sudah ikhlas sang anak daftar tentara. Sebab keinginannya sang putra sudah terlihat sejak kecil. Jadi, jika dilarang pun akan percuma, hanya akan membuat Sakala sedih. Hanya doa yang mampu Syafa berikan untuk sang anak, agar apa yang dicita-citakan maupun dijalaninya sukses.

     "Kapan tes pertama?" Syafana melepaskan tangan Saka, ia berdiri lalu menuju dapur, membuatkan jus jambu biji merah untuk Saka.

     Suara blender membuat gaduh ruangan, Saka belum menjawab pertanyaan Syafa sebelum sang mama kembali dan berhenti memainkan blender.

    "Ini, jus jambu batu merah, baik untuk tubuh Saka. Mumpung pohonnya sedang berbuah lebat, mama sengaja dibikin jus, agar buahnya tidak jatuh dan jadi sampah," ujar Syafa memberikan satu mug penuh jus jambu merah untuk Saka.

     "Terimakasih, Mama." Saka menerima mug itu dan langsung diseruputnya. Saka memang menyukai jus jambu merah, terlebih jus itu buatan sang mama.

     "Saka tesnya minggu depan, Ma. Seperti biasa, tes awal meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan serta penyerahan persyaratan administrasi pada panitia. Kalau tes pertama lolos, maka hari itu juga semua Catam akan diberi nomor punggung atau nomor peserta Catam," ujar Saka menjawab pertanyaan sang mama tadi.

     Syafa tersenyum dan mengangguk. "Semoga Saka lolos dan lancar di tes pertama maupun tes selanjutnya sehingga diterima jadi bintara," harap Syafa tulus.

     "Ngomong-ngomong, di kesatuan mana pendaftaran ini dibuka dan dilaksanakan?" korek Syafa, dia tiba-tiba saja ingin tahu kesatuan mana Sakala daftar bintara kali ini. Beda cerita saat Saka daftar tamtama dua bulan yang lalu, Syafana tidak pernah mau tahu di kesatuan mana Saka daftar TNI atau tamtama.

     "Di kesatuan Ajenxxx III Siliwangi," jawab Sakala.

     Sejenak Syafa termenung, mengingat di mana Dallas berdinas. Sayangnya saat itu Dallas memang belum penempatan. Hanya saat pendaftaran, Dallas pun di kesatuan yang sama, kesatuan yang disebutkan Saka barusan, dan Syafa masih ingat saat Dallas menyebutkan di mana ia akan tes pertama kali.

     Syafana mengangguk, duganya tidak mungkin Dallas saat ini berdinas di tempat atau di kesatuan yang saat ini menjadi tempat pendaftaran Bintara PK tahun ini. Lagipula, bisa jadi Dallas berdinas di kota yang sama, akan tetapi kesatuan berbeda. Sebab di kota Bdg ini kesatuan tentara itu tidak hanya Ajenxxx, melainkan banyak.

     "Sekali-kali kalau tesnya selesai lebih cepat, tengok emak dan abahmu di Bdg. Mereka sudah sangat kangen sama Saka," ungkap Syafa.

     "Iya, Ma. Saka juga pengennya begitu. Kalau waktunya masih siang, insya Allah Saka mampir ke rumah emak dan abah." Sakala setuju, jika nanti pulang dari tes lebih siang, maka ia ingin menemui emak dan abahnya.

     Hari itupun berlalu, Syafa dan Saka melewatinya dengan sukacita.

***

     Seminggu kemudian, tepatnya hari ini hari Senin, Sakala sudah mempersiapkan diri untuk pergi ke kota Bdg. Tes pertama, Saka tidak ingin terlambat datang ke kesatuan.

     Dari selesai subuh, Syafana pun sudah menyiapkan sarapan Sakala dan air bekal di dalam sebuah botol.

     "Saka hati-hati, ya, di jalan. Jangan ngebut atau menyerobot jalur orang. Mama doakan tes pertama sukses dan lancar," ucap Syafa seraya meraih bahu Sakala lalu dirangkulnya, kemudian ia cium keningnya. Anak semata wayang yang semakin hari semakin tampan. Semakin mirip pula dengan wajah Dallas. Namun, Syafana selalu melimpahkan kasih sayangnya terhadap putra semata wayangnya yang patuh dan penurut itu.

     "Iya, Ma. Terimakasih banyak, Mama selalu mendoakan Saka dan menyayangi Saka," balas Saka berkaca-kaca.

     "Sudah, jangan cengeng. Kamu harus kuat, jangan sedih-sedih seperti ini." Syafa mengusap air mata di sudut mata Saka yang hampir jatuh. Saka tersenyum haru.

     "Saka janji akan kuat dan bersemangat. Agar Saka bisa membanggakan Mama dan Papa di surga," singgungnya kembali menyebut papa yang diduganya sudah meninggal.

     Mendengar hal itu, Syafa merasa bersalah, ia berkaca-kaca. Sakala melihatnya, justru Sakala merasa bersalah terhadap sang mama.

     "Sakala minta maaf, setiap Saka mengingat papa, Mama selalu sedih. Sekali lagi Saka minta maaf, Saka tidak bermaksud membuat Mama sedih dan teringat papa yang sangat Mama cintai," ujar Sakala seraya menatap Syafana serba salah.

     "Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu pergi, ya. Mama tidak mau kamu kesiangan tiba di kesatuan. Doa mama untukmu, Sayang," ucap Syafana mengalihkan perasaan sedihnya karena merasa bersalah terhadap Sakala atas kebohongannya.

     "Baiklah, Saka berangkat, ya. Assalamualaikum." Saka berpamitan, motornya segera melaju meninggalkan Syafana yang menatapnya dari depan rumah.

     "Maafkan mama, Ka. Mama sedih bukan berarti mengingat papanya Saka. Tapi, mama sedih karena sudah membohongi Saka. Mama minta maaf," bisiknya seraya mengusap air matanya yang kini benar-benar mengalir.

     Sementara Saka yang kini sudah berada di jalan, masih kepikiran dengan sang mama yang tadi terlihat sedih saat ia menyinggung sang papa.

     "Saka minta maaf, Ma. Mama selalu sedih jika Saka membahas tentang papa. Betapa besarnya cinta mama untuk papa. Saka bangga sama mama karena cintanya terhadap papa begitu besar," batin Saka merasa bersalah.

     Tidak terasa, motornya sudah sampai di depan gerbang kesatuan Ajenxxx. Saka segera melewati gerbang itu, lalu memarkir motornya dengan baik.

     Sakala segera berlari menuju kerumunan para calon pendaftar bintara tahun ini, ia ikut bergabung di sana.

     Tepat jam 8.00 Wib, setelah apel pagi, panitia penyelenggara pendaftaran bintara PK tahun ini menyeru calon pendaftar untuk berbaris dan mengikuti tes pertama, yaitu pengukuran tinggi badan dan berat badan.

     Lagi-lagi Sakala lolos, tinggi badan maupun berat badannya ideal dan masuk ke dalam syarat-syarat bintara kali ini. Setelah ini, dia dan teman-teman yang lain yang sudah diukur tinggi badan, diarahkan untuk berbaris di koridor, untuk menyerahkan berkas pribadi berupa administrasi.

     Mata Saka bergulir seakan sedang mencari seseorang. Sayang sekali sepertinya orang yang ia maksud tidak ada di dalam jajaran panitia pendaftaran kali ini.

     "Sakala, akhirnya anak itu datang," gumam seseorang dari balik sebuah ruangan dengan senyum lebar. Dia Dallas, yang kali ini tidak disibukan sebagai panitia pendaftaran bintara. Pantas saja, saat Saka mencari tidak didapatinya Kapten yang satu itu.

Terpopuler

Comments

KAISAR DEWA PENDOSA

KAISAR DEWA PENDOSA

nomor caba kan tor😀

2025-03-20

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

semangat saka. pasti berhasil

2025-03-29

1

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

🍃🦂 Nurliana 🦂🍃

Makin penasaran 🤣

2025-03-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Talak Saat Pendidikan
2 Bab 2 Syafa Diungsikan
3 Bab 3 Wajah Yang Mirip 99 Persen
4 Bab 4 Pernikahan Dallas
5 Bab 5 Bakat Saka Sudah Terlihat Sejak SD/ 18 Tahun Kemudian
6 Bab 6 Kembaran
7 Bab 7 Permohonan Dallas
8 Bab 8 Insiden di Pagi Hari
9 Bab 9 Sakala Gugur
10 Bab 10 Vidio Pernikahan Dallas dan Syafana yang Masih Tersimpan Rapi
11 Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru
12 Bab 12 Obrolan Asik Bersama Pelanggan Baru
13 Bab 13 Bertemu Masa Lalu
14 Bab 14 Syafa Sudah Menikah
15 Bab 15 Mencocokkan Syafana dengan Mama Sakala
16 Bab 16 Kesedihan Dallas
17 Bab 17 Mengenai Mimpi Daisya dan Sakala
18 Bab 18 Tes Bintara Pertama
19 Bab 19 Penemuan Yang Sangat Mencengangkan
20 Bab 20 Sakala Darah Daging Dallas
21 Bab 21 Sakala Diajak ke Rumah Dallas
22 Bab 22 Mencuri Rambut Sakala Untuk Tes DNA
23 Bab 23 Hasil Tes DNA 99% Identik
24 Bab 24 Cerita Mas Lalu Bidan Dista
25 Bab 25 Sosok Di Balik Cerita Bidan Dista
26 Bab 26 Kebingungan Bu Sarma
27 Bab 27 Mobil Yang Mengikuti Syafa
28 Bab 28 Mimpi Sakala
29 Bab 29 Dallas Dianggap Sudah Meninggal
30 Bab 30 Pesan Asing
31 Bab 31 Pertemuan Itu
32 Bab 32 Dallas Terus Terang
33 Bab 33 Jangan Hancurkan Hidupku Untuk Kedua Kali!
34 Bab 34 Pertemuan Dallas dan Kedua Orang Tua Syafana
35 Bab 35 Pertemuan Kembali Syafana Dan Dallas
36 Bab 36 Keharuan Dan Rasa Was-was Menantikan Pengumuman Kelulusan
37 Bab 37 Kelulusan Sakala (Siswa Terbaik)
38 Bab 38 Dallas dan Sakala Sudah Saling Mengenal
39 Bab 39 Sakala Mengetahui Papanya Masih Hidup
40 Bab 40 Terpaksa Meminta Bantuan Dallas
41 Bab 41 Dallas Dipukuli
42 Bab 42 Seperti Bom Waktu Yang Meledak
43 Bab 43 Dallas Dirawat
44 Bab 44 Sakala Menyesal
45 Bab 45 Sakala Takut Dallas Meninggal
46 Bab 46 Menunggu Balasn WA Dari Dallas
47 Bab 47 Menemui Dallas
48 Bab 48 Cerita Daisya Tentang Dallas
49 Bab 49 Syafana Dan Dallas
50 Bab 50 Pelukan Dan Ciuman Yang Tanpa Rencana
51 Bab 51 Cerita Dallas
52 Bab 52 Pernikahan Dallas Sesungguhnya
53 Bab 53 Sakala Mulai Pendidikan
54 Bab 54 Ada Yang Hilang Dan Cemburu
55 Bab 55 Aku Tidak Akan Merebut Sakala
56 Bab 56
57 Bab 57 Dompet Syafana Jatuh
58 Bab 58 Suara Di Samping Sakala
59 Bab 59 Permintaan Sakala
60 Bab 60 Menumpahkan Marah Terhadap Dallas
61 Bab 61 Permintaan Bersyarat
62 Bab 62 Permohonan Maaf
63 Bab 63 Keikhlasan Hati Syafana
64 Bab 64 Perasaan Lega
65 Bab 65 Orang Tua Dallas Mendatangi Orang Tua Syafana
66 Bab 66 Kabar Dallas
67 Bab 67
68 Bab 68 Saling Memaafkan
69 Bab 69 Kejutan Untuk Dallas Dan Syafana
70 Bab 70 Menjenguk Dallas di Rumah Dallas
71 Bab 71 Pertemuan Daisya dan Syafana
72 Bab 72 Tergelincir
73 Bab 73 Seandainya Diberi Kesempatan
74 Bab 74 Makanan Favorit
75 Bab 75 Ini Salahku
76 Bab 76 Titip Mama
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 Talak Saat Pendidikan
2
Bab 2 Syafa Diungsikan
3
Bab 3 Wajah Yang Mirip 99 Persen
4
Bab 4 Pernikahan Dallas
5
Bab 5 Bakat Saka Sudah Terlihat Sejak SD/ 18 Tahun Kemudian
6
Bab 6 Kembaran
7
Bab 7 Permohonan Dallas
8
Bab 8 Insiden di Pagi Hari
9
Bab 9 Sakala Gugur
10
Bab 10 Vidio Pernikahan Dallas dan Syafana yang Masih Tersimpan Rapi
11
Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru
12
Bab 12 Obrolan Asik Bersama Pelanggan Baru
13
Bab 13 Bertemu Masa Lalu
14
Bab 14 Syafa Sudah Menikah
15
Bab 15 Mencocokkan Syafana dengan Mama Sakala
16
Bab 16 Kesedihan Dallas
17
Bab 17 Mengenai Mimpi Daisya dan Sakala
18
Bab 18 Tes Bintara Pertama
19
Bab 19 Penemuan Yang Sangat Mencengangkan
20
Bab 20 Sakala Darah Daging Dallas
21
Bab 21 Sakala Diajak ke Rumah Dallas
22
Bab 22 Mencuri Rambut Sakala Untuk Tes DNA
23
Bab 23 Hasil Tes DNA 99% Identik
24
Bab 24 Cerita Mas Lalu Bidan Dista
25
Bab 25 Sosok Di Balik Cerita Bidan Dista
26
Bab 26 Kebingungan Bu Sarma
27
Bab 27 Mobil Yang Mengikuti Syafa
28
Bab 28 Mimpi Sakala
29
Bab 29 Dallas Dianggap Sudah Meninggal
30
Bab 30 Pesan Asing
31
Bab 31 Pertemuan Itu
32
Bab 32 Dallas Terus Terang
33
Bab 33 Jangan Hancurkan Hidupku Untuk Kedua Kali!
34
Bab 34 Pertemuan Dallas dan Kedua Orang Tua Syafana
35
Bab 35 Pertemuan Kembali Syafana Dan Dallas
36
Bab 36 Keharuan Dan Rasa Was-was Menantikan Pengumuman Kelulusan
37
Bab 37 Kelulusan Sakala (Siswa Terbaik)
38
Bab 38 Dallas dan Sakala Sudah Saling Mengenal
39
Bab 39 Sakala Mengetahui Papanya Masih Hidup
40
Bab 40 Terpaksa Meminta Bantuan Dallas
41
Bab 41 Dallas Dipukuli
42
Bab 42 Seperti Bom Waktu Yang Meledak
43
Bab 43 Dallas Dirawat
44
Bab 44 Sakala Menyesal
45
Bab 45 Sakala Takut Dallas Meninggal
46
Bab 46 Menunggu Balasn WA Dari Dallas
47
Bab 47 Menemui Dallas
48
Bab 48 Cerita Daisya Tentang Dallas
49
Bab 49 Syafana Dan Dallas
50
Bab 50 Pelukan Dan Ciuman Yang Tanpa Rencana
51
Bab 51 Cerita Dallas
52
Bab 52 Pernikahan Dallas Sesungguhnya
53
Bab 53 Sakala Mulai Pendidikan
54
Bab 54 Ada Yang Hilang Dan Cemburu
55
Bab 55 Aku Tidak Akan Merebut Sakala
56
Bab 56
57
Bab 57 Dompet Syafana Jatuh
58
Bab 58 Suara Di Samping Sakala
59
Bab 59 Permintaan Sakala
60
Bab 60 Menumpahkan Marah Terhadap Dallas
61
Bab 61 Permintaan Bersyarat
62
Bab 62 Permohonan Maaf
63
Bab 63 Keikhlasan Hati Syafana
64
Bab 64 Perasaan Lega
65
Bab 65 Orang Tua Dallas Mendatangi Orang Tua Syafana
66
Bab 66 Kabar Dallas
67
Bab 67
68
Bab 68 Saling Memaafkan
69
Bab 69 Kejutan Untuk Dallas Dan Syafana
70
Bab 70 Menjenguk Dallas di Rumah Dallas
71
Bab 71 Pertemuan Daisya dan Syafana
72
Bab 72 Tergelincir
73
Bab 73 Seandainya Diberi Kesempatan
74
Bab 74 Makanan Favorit
75
Bab 75 Ini Salahku
76
Bab 76 Titip Mama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!