Bab 13 Bertemu Masa Lalu

     Sementara itu, Syafana yang sudah berada di jalan, kini bersiap menaiki grab yang sudah ia pesan tadi. Tujuannya kali ini akan ke pasar buah dalu dekat simpang empat sebelum belokan ke kota Bdg. Syafana akan membeli oleh-oleh di pasar itu. Berbagai buah segar maupun oleh-oleh khas kota itu banyak dijual di sana.

     Grab yang ditumpangi Syafana tiba di simpang empat pasar, dia berhenti di sana. Setelah membayar ongkos, Syafana segera menuruni grab. Syafana diam sejenak untuk melihat situasi aman, karena untuk ke pasar itu dia harus menyebrang.

     Syafana berhasil menyebrang meski kakinya terpincang-pincang, lalu ia berbelanja buah-buahan dan makanan lain untuk oleh-oleh ayah dan ibunya. Setelah cukup, Syafana menyudahi belanjanya.

     Syafana berjalan menuju halte untuk menunggu grab yang akan dipesannya. Sesekali kakinya meringis karena memang terasa sakit. Sayang sekali, sebelum Syafana tiba di halte yang hanya beberapa meter lagi, kaki Syafana tiba-tiba saja kepleset karena kebetulan atas trotoar itu sedikit basah akibat gerobak tahu yang sering lewat di atasnya. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil dari arah yang sama berhenti tepat di samping Syafana kepleset.

     Pengendara itu berhenti, lalu segera turun dari mobilnya. Dengan sigap ia menghampiri perempuan yang kepleset itu. Di tangan kanannya ia memegang kantong kresek hitam yang entah apa isinya, yang terpaksa ia jatuhkan ke lantai trotoar.

     "Aduhhh," ringisnya terdengar.

     "Mbak, mari saya bantu. Barusan saya melihat dari belakang, Mbak terpleset. Mari, tangannya saya angkat. Maaf, ya, Mbak," ujar pengendara itu sembari memberanikan diri mengangkat tangan kanan Syafana, meskipun segan.

     Tanpa memperhatikan wajahnya, pengendara itu segera memapah Syafana menuju jok depan di samping kiri. Pintu mobil berhasil dibuka dengan lebar, lalu Syafana dipersilahkan menaiki mobil itu.

     "Tidak perlu Pak, saya masih kuat jalan, saya mau pesan grab untuk ke rumah orang tua saya," ujar Syafana disertai ringisan dengan wajah yang sejak tadi menunduk memperhatikan kaki kanannya yang terasa sakit.

     Pengendara itu termenung sejenak, ia seperti berusaha mengenali suara itu.

     "Tidak apa-apa, duduklah dulu. Saya hanya khawatir sama Mbak. Tadi saya juga seperti melihat kaki Mbak sakit, terlebih tadi kepleset," balas pengendara itu sembari menuju trotoar dan meraih kantong kresek yang tadi dilepaskan perempuan yang ditolongnya.

     Pengendara itu memasukkan kantong kresek milik Syafana di jok belakang, lalu ia menutup pintu samping yang diduduki Syafana. Ia berlari mengitari mobilnya dan memasuki pintu sebelah. Kini pengendara itu sudah berada di belakang kemudi.

     "Pak, saya harus segera pergi, saya akan memesan grab. Saya harus segera ke rumah orang tua saya," ucap Syafana memohon sembari mendongak, perlahan wajahnya ia tolehkan ke arah si pengendara yang menolongnya.

     "Tidak apa-apa, biar saya antar Mbak ke rumah orang tua Mbak," ujarnya menjanjikan untuk mengantar," ujarnya seraya menegakkan wajah dan menatap ke arah samping perempuan yang ditolongnya.

     Perubahan mimik wajah keduanya langsung berubah, ketika dua pasang mata itu saling bersitatap. Baik Syafana dan pengendara yang menggunakan seragam dinas PDH dengan atasannya dibalut jaket loreng tentara itu, sama-sama kaget dengan mulut menganga.

     "Kak Dallas," batin Syafana menyebut satu nama.

     "Syafana," ucapnya menyebut perempuan di sampingnya.

     Syafana merubah posisi tubuhnya, lalu ia berusaha meraih pegangan pintu bermaksud membukanya. Namun sayang, pintu itu sudah terlanjur dikunci pengendara itu. Pengendara itu benar Dallas, nama yang disebut dalam hati Syafana.

     "Tolong, buka kuncinya, saya mau keluar. Saya harus pergi untuk ke rumah orang tua saya," mohonnya terdengar putus asa dan takut.

     "Sya, apakah kamu sudah tidak kenal aku, Kak Dallas? Selama ini aku sudah mencarimu ke mana-mana, tapi akhirnya kita dipertemukan di tempat ini. Kembalilah padaku Sya, aku sangat merindukanmu, aku tersiksa berpisah denganmu," ungkap Dallas sembari memeluk tubuh Syafa yang berbalut pakaian muslimah, dari belakang.

     Syafa tersentak, ia berusaha melepaskan pelukan Dallas. "Saya mohon lepaskan saya. Saya tidak kenal Anda. Tolong, saya mohon," pintanya sambil terisak.

     Dallas perlahan melepaskan pelukannya, tapi ia tetap tidak membuka kunci mobilnya. Kali ini ia tidak mau kehilangan Syafa.

     "Sya, kamu tidak kenal aku? Aku Dallas. Aku yang telah membuatmu kecewa, aku mohon maafkan aku. Karena saat itu, aku terpaksa melakukannya," ucapnya penuh penyesalan.

     "Saya mohon buka kuncinya dan turunkan saya, kalau tidak, maka saya akan berteriak," ancamnya dengan tubuh yang tetap menyamping menghadap pintu.

     "Tidak. Aku lebih baik memilih kamu berteriak dan membiarkan orang-orang melakukan sesuatu terhadapku, agar kesalahanku dahulu termaafkan," tantang Dallas tidak gentar.

     "Anda jangan menantang Pak, tidakkah Anda kasihan dengan orang-orang terdekat Anda, anak istri Anda yang mencintai Anda? Bagaimana kabarnya jika mereka tiba-tiba mendengar kabar Anda babak belur dikeroyok massa hanya karena orang yang tidak Anda kenal seperti saya?" Syafa berkata dengan bergetar.

     "Aku tidak mempunyai keluarga, Sya. Aku tidak memiliki anak dan istri. Hidupku hampa setelah melepaskanmu," ungkap Dallas lagi berharap Syafa terenyuh dan iba.

     "Saya tidak mau tahu cerita Anda, Pak. Saya hanya minta, buka kunci pintu mobil ini, saya mau keluar," ujar Syafana tidak peduli dengan cerita Dallas, yang dia inginkan hanya keluar dari mobil ini.

     "Baik, akan aku buka kuncinya dan kamu boleh keluar. Tapi, setelah aku mengantarkanmu ke rumah orang tuamu. Kamu mau ke rumah ibu bapakmu, kan?" Dallas segera menyalakan mesin mobil, lalu menjalankan mobil itu menuju kediaman orang tua Syafana.

     "Anda tidak perlu repot-repot antar saya Pak Dallas, karena saya tidak pernah mau merepotkan orang lain," cetus Syafa penuh penekanan. Dallas merasa senang saat Syafa berhasil menyebutkan namanya meskipun diucapkan dengan nada marah.

     "Aku tidak repot Sya, aku justru senang bisa mengantarkan mu. Aku bahagia bisa bertemu kamu, setelah belasan tahun aku tidak bisa menemukanmu," ungkap Dallas lagi dengan tangan yang tetap fokus pada kemudi.

     Syafana terdiam, dia tidak mau lagi berkata-kata di depan laki-laki yang pernah membuatnya terluka 19 tahun yang lalu.

     Karena terlanjur berjalan, Syafana memilih membiarkan laki-laki di sampingnya melajukan mobilnya ke arah rumah kedua orang tuanya, kalaupun berdebat terus, Syafana tentu saja akan sangat lelah, belum lagi kakinya tadi terpleset, jadi semakin sakit saja jika ia tetap ngotot dan berdebat.

     "Sya, kamu semakin cantik dan anggun. Apakah, kamu sudah menikah lagi sejak hari itu?" Dallas mengungkapkan tanya yang sejak dulu ingin ia ketahui jawabannya ketika ia termenung dan memikirkan Syafana.

     Tidak ada jawaban, Syafana tidak mau lagi bicara dengan laki-laki di sampingnya, ia sudah lelah.

     "Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi. Tapi, bagaimana dengan kakimu, apakah masih sakit?" Dallas masih belum menyerah memberi perhatian, sebab ia memang mengkhawatirkan kaki Syafana.

     Syafana tidak menjawab juga. Dia diam seribu bahasa. Tanpa terasa, mobil Dallas sudah tiba di depan rumah kedua orang tua Syafana. Syafana mendongak, ternyata dia sudah sampai. Dengan buru-buru ia membuka pintu itu, tapi masih juga dikunci.

     Syafana terpaksa memutar tubuhnya, lalu meminta Dallas membuka kunci pintu mobil itu dibuka.

     "Saya mohon buka kuncinya, saya harus keluar." Dallas puas menatap Syafa saat wanita yang baginya semakin anggun dan cantik itu bicara meskipun nadanya marah.

     Dallas membuka kunci itu, dengan cepat Syafa melengos membalikkan badan dan membuka pintu mobil. Dengan tergesa ia keluar, lalu membalikkan badan ke arah Dallas.

     "Terimakasih Pak Dallas, saya harap kita tidak dipertemukan lagi," ucapnya seraya berbalik tanpa menoleh Dallas lagi. Syafana berjalan menuju rumah orang tuanya dengan kaki terpincang.

     "Syafa, Syaaa."

     Sia-sia, Syafana sama sekali tidak menoleh. Dallas kecewa, walau demikian dia tetap bersyukur bisa dipertemukan Syafana kembali setelah sekian lamanya.

     "Aha, kresek hitam milik Syafa tertinggal," ujarnya saat mata Dallas menuju jok belakang. Dallas tersenyum, dia seperti diberi kesempatan untuk mendekati Syafana lagi melalui kantong kresek yang tertinggal.

Bersambung,

Terpopuler

Comments

Choky Ritonga

Choky Ritonga

deyulita " Segampang itu kah dimatamu " wanita usia 18 tahun di buntingin tanpa tanggungjawab " dan di maafkan!!! otak mu isinya sampah melulu " SIAL baca cerita ini 🥵

2025-03-21

5

Esther Lestari

Esther Lestari

untung kresek nya ketinggalan...jadi ada alasan untuk ketemu😂

2025-03-12

5

Choky Ritonga

Choky Ritonga

cerita sampah Thor " Ssegampang itu Thor " sdh buntingin ga tanggungjawab " aku belum tahu nih pengarang cerita ini laki apa perempuan " kalau laki2 " kamu itu sampah

2025-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Talak Saat Pendidikan
2 Bab 2 Syafa Diungsikan
3 Bab 3 Wajah Yang Mirip 99 Persen
4 Bab 4 Pernikahan Dallas
5 Bab 5 Bakat Saka Sudah Terlihat Sejak SD/ 18 Tahun Kemudian
6 Bab 6 Kembaran
7 Bab 7 Permohonan Dallas
8 Bab 8 Insiden di Pagi Hari
9 Bab 9 Sakala Gugur
10 Bab 10 Vidio Pernikahan Dallas dan Syafana yang Masih Tersimpan Rapi
11 Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru
12 Bab 12 Obrolan Asik Bersama Pelanggan Baru
13 Bab 13 Bertemu Masa Lalu
14 Bab 14 Syafa Sudah Menikah
15 Bab 15 Mencocokkan Syafana dengan Mama Sakala
16 Bab 16 Kesedihan Dallas
17 Bab 17 Mengenai Mimpi Daisya dan Sakala
18 Bab 18 Tes Bintara Pertama
19 Bab 19 Penemuan Yang Sangat Mencengangkan
20 Bab 20 Sakala Darah Daging Dallas
21 Bab 21 Sakala Diajak ke Rumah Dallas
22 Bab 22 Mencuri Rambut Sakala Untuk Tes DNA
23 Bab 23 Hasil Tes DNA 99% Identik
24 Bab 24 Cerita Mas Lalu Bidan Dista
25 Bab 25 Sosok Di Balik Cerita Bidan Dista
26 Bab 26 Kebingungan Bu Sarma
27 Bab 27 Mobil Yang Mengikuti Syafa
28 Bab 28 Mimpi Sakala
29 Bab 29 Dallas Dianggap Sudah Meninggal
30 Bab 30 Pesan Asing
31 Bab 31 Pertemuan Itu
32 Bab 32 Dallas Terus Terang
33 Bab 33 Jangan Hancurkan Hidupku Untuk Kedua Kali!
34 Bab 34 Pertemuan Dallas dan Kedua Orang Tua Syafana
35 Bab 35 Pertemuan Kembali Syafana Dan Dallas
36 Bab 36 Keharuan Dan Rasa Was-was Menantikan Pengumuman Kelulusan
37 Bab 37 Kelulusan Sakala (Siswa Terbaik)
38 Bab 38 Dallas dan Sakala Sudah Saling Mengenal
39 Bab 39 Sakala Mengetahui Papanya Masih Hidup
40 Bab 40 Terpaksa Meminta Bantuan Dallas
41 Bab 41 Dallas Dipukuli
42 Bab 42 Seperti Bom Waktu Yang Meledak
43 Bab 43 Dallas Dirawat
44 Bab 44 Sakala Menyesal
45 Bab 45 Sakala Takut Dallas Meninggal
46 Bab 46 Menunggu Balasn WA Dari Dallas
47 Bab 47 Menemui Dallas
48 Bab 48 Cerita Daisya Tentang Dallas
49 Bab 49 Syafana Dan Dallas
50 Bab 50 Pelukan Dan Ciuman Yang Tanpa Rencana
51 Bab 51 Cerita Dallas
52 Bab 52 Pernikahan Dallas Sesungguhnya
53 Bab 53 Sakala Mulai Pendidikan
54 Bab 54 Ada Yang Hilang Dan Cemburu
55 Bab 55 Aku Tidak Akan Merebut Sakala
56 Bab 56
57 Bab 57 Dompet Syafana Jatuh
58 Bab 58 Suara Di Samping Sakala
59 Bab 59 Permintaan Sakala
60 Bab 60 Menumpahkan Marah Terhadap Dallas
61 Bab 61 Permintaan Bersyarat
62 Bab 62 Permohonan Maaf
63 Bab 63 Keikhlasan Hati Syafana
64 Bab 64 Perasaan Lega
65 Bab 65 Orang Tua Dallas Mendatangi Orang Tua Syafana
66 Bab 66 Kabar Dallas
67 Bab 67
68 Bab 68 Saling Memaafkan
69 Bab 69 Kejutan Untuk Dallas Dan Syafana
70 Bab 70 Menjenguk Dallas di Rumah Dallas
71 Bab 71 Pertemuan Daisya dan Syafana
72 Bab 72 Tergelincir
73 Bab 73 Seandainya Diberi Kesempatan
74 Bab 74 Makanan Favorit
75 Bab 75 Ini Salahku
76 Bab 76 Titip Mama
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 Talak Saat Pendidikan
2
Bab 2 Syafa Diungsikan
3
Bab 3 Wajah Yang Mirip 99 Persen
4
Bab 4 Pernikahan Dallas
5
Bab 5 Bakat Saka Sudah Terlihat Sejak SD/ 18 Tahun Kemudian
6
Bab 6 Kembaran
7
Bab 7 Permohonan Dallas
8
Bab 8 Insiden di Pagi Hari
9
Bab 9 Sakala Gugur
10
Bab 10 Vidio Pernikahan Dallas dan Syafana yang Masih Tersimpan Rapi
11
Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru
12
Bab 12 Obrolan Asik Bersama Pelanggan Baru
13
Bab 13 Bertemu Masa Lalu
14
Bab 14 Syafa Sudah Menikah
15
Bab 15 Mencocokkan Syafana dengan Mama Sakala
16
Bab 16 Kesedihan Dallas
17
Bab 17 Mengenai Mimpi Daisya dan Sakala
18
Bab 18 Tes Bintara Pertama
19
Bab 19 Penemuan Yang Sangat Mencengangkan
20
Bab 20 Sakala Darah Daging Dallas
21
Bab 21 Sakala Diajak ke Rumah Dallas
22
Bab 22 Mencuri Rambut Sakala Untuk Tes DNA
23
Bab 23 Hasil Tes DNA 99% Identik
24
Bab 24 Cerita Mas Lalu Bidan Dista
25
Bab 25 Sosok Di Balik Cerita Bidan Dista
26
Bab 26 Kebingungan Bu Sarma
27
Bab 27 Mobil Yang Mengikuti Syafa
28
Bab 28 Mimpi Sakala
29
Bab 29 Dallas Dianggap Sudah Meninggal
30
Bab 30 Pesan Asing
31
Bab 31 Pertemuan Itu
32
Bab 32 Dallas Terus Terang
33
Bab 33 Jangan Hancurkan Hidupku Untuk Kedua Kali!
34
Bab 34 Pertemuan Dallas dan Kedua Orang Tua Syafana
35
Bab 35 Pertemuan Kembali Syafana Dan Dallas
36
Bab 36 Keharuan Dan Rasa Was-was Menantikan Pengumuman Kelulusan
37
Bab 37 Kelulusan Sakala (Siswa Terbaik)
38
Bab 38 Dallas dan Sakala Sudah Saling Mengenal
39
Bab 39 Sakala Mengetahui Papanya Masih Hidup
40
Bab 40 Terpaksa Meminta Bantuan Dallas
41
Bab 41 Dallas Dipukuli
42
Bab 42 Seperti Bom Waktu Yang Meledak
43
Bab 43 Dallas Dirawat
44
Bab 44 Sakala Menyesal
45
Bab 45 Sakala Takut Dallas Meninggal
46
Bab 46 Menunggu Balasn WA Dari Dallas
47
Bab 47 Menemui Dallas
48
Bab 48 Cerita Daisya Tentang Dallas
49
Bab 49 Syafana Dan Dallas
50
Bab 50 Pelukan Dan Ciuman Yang Tanpa Rencana
51
Bab 51 Cerita Dallas
52
Bab 52 Pernikahan Dallas Sesungguhnya
53
Bab 53 Sakala Mulai Pendidikan
54
Bab 54 Ada Yang Hilang Dan Cemburu
55
Bab 55 Aku Tidak Akan Merebut Sakala
56
Bab 56
57
Bab 57 Dompet Syafana Jatuh
58
Bab 58 Suara Di Samping Sakala
59
Bab 59 Permintaan Sakala
60
Bab 60 Menumpahkan Marah Terhadap Dallas
61
Bab 61 Permintaan Bersyarat
62
Bab 62 Permohonan Maaf
63
Bab 63 Keikhlasan Hati Syafana
64
Bab 64 Perasaan Lega
65
Bab 65 Orang Tua Dallas Mendatangi Orang Tua Syafana
66
Bab 66 Kabar Dallas
67
Bab 67
68
Bab 68 Saling Memaafkan
69
Bab 69 Kejutan Untuk Dallas Dan Syafana
70
Bab 70 Menjenguk Dallas di Rumah Dallas
71
Bab 71 Pertemuan Daisya dan Syafana
72
Bab 72 Tergelincir
73
Bab 73 Seandainya Diberi Kesempatan
74
Bab 74 Makanan Favorit
75
Bab 75 Ini Salahku
76
Bab 76 Titip Mama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!