Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru

     Syafana hari ini terlihat sibuk di butiknya dibantu salah satu pegawai, memasukkan beberapa gaun muslimah yang dipesan salah satu pelanggan baru. Ini sebuah kesempatan bagus untuk Syafana, karena butiknya kembali mendapatkan pelanggan baru yang ingin barangnya dikirim langsung oleh owner.

     Tadinya, Syafana bermaksud mengirimkan barang itu via jasa paket. Sayangnya, karena Syafana belum pernah pengalaman dalam mengirimkan barang menggunakan jasa paket, karena kebanyakan pelanggannya datang langsung ke butik, akhirnya Syafana menawarkan barang diantar langsung.

Untungnya si pelanggan baru, menerima tawaran Syafana, dia bilang biar sekalian bertemu langsung dan berkenalan dengan Owner. Syafana tidak keberatan, terlebih dirinya memang jarang bepergian sejauh ini dalam mengirimkan barang.

     "Hitung-hitung sambil menyelam minum air, alias mengirimkan barang sambil jalan-jalan," sunggingnya bahagia.

     "Mama mau ke mana, apakah mau mengirimkan pesanan barang? Kenapa tidak pakai jasa paket saja, Ma, biar simple?" usul Sakala yang hari ini dia pun akan pergi, karena ada janji dengan salah satu panitia penerimaan Catam kemarin yang sempat mengirimkan pesan WA padanya.

     "Iya, mama mau mengirimkan langsung barang ini ke pelanggan. Mama dapat pelanggan baru, Ka." Syafana terlihat senang.

     "Tapi, kaki Mama masih sakit, bukan?" Sakala melihat kaki kanan Syafana dengan rasa khawatir.

     "Iya, tapi mama perginya menggunakan grab. Kamu tenang saja, jangan terlalu mengkhawatirkan mama," balas Syafana sembari menatap bangga sang anak yang selalu perhatian dan berbakti padanya.

     "Terimakasih, ya, Ka. Sudah menjadi anak mama yang baik dan berbakti untuk mama. Mama yakin setiap langkah kaki dan cita-cita Saka, akan dikabulkan Allah selama itu di jalan baik. Karena mama tahu, Saka adalah anak yang selalu melindungi mama disaat mama sedih, sakit maupun senang," ungkap Syafana sembari merangkul sang anak. Bulir bening tiba-tiba muncul di sudut mata tanpa bisa ditahan, sebagai pertanda dia bangga terhadap Sakala.

     "Saka juga terimakasih sama Mama, karena sudah menjadi Mama sekaligus papa untuk Saka. Saat Saka rindu dengan papa, Mama selalu menggantikan sosok papa di samping Saka. Saka rindu papa, tapi Saka hanya bisa mendoakan papa, semoga papa selalu bahagia di surga," balas Saka membuat ulu hati Syafana sakit.

     Sakala yang selalu ia beri keyakinan bahwa sang papa sudah meninggal sejak ia dalam kandungan. Dan kini keyakinan itu telah mengakar. Kadang saat Sakala ingin menjumpai kubur sang papa, Syafana bingung harus mengatakan apa, karena ia sesungguhnya tidak bisa menunjukkan di mana kuburan sang papa. Pada akhirnya Syafana hanya bisa berbohong tentang keberadaan kuburan sang papa.

     "Kuburan papa, berada jauh di kota Papua." Selalu kalimat itu yang diberikan Syafana jika Saka menanyakan kuburan sang papa. Syafana bilang papanya Saka meninggal karena serangan KKB. Padahal semua itu karangan belaka, yang seringkali Syafana sesali, semua terpaksa ia lakukan dengan tujuan supaya Sakala tidak lagi mencari sosok papa yang saat ini sebenarnya masih ada.

     "Baiklah kalau begitu, mama harus segera bersiap, karena grab pesanan mama sudah menuju ke sini. Barang mama juga sudah disiapkan bulek Mimin." Syafana bangkit setelah melerai rangkulan Sakala.

     "Saka juga nanti siang akan berangkat, Ma. Saka ada janji sama salah satu panitia penerimaan Catam kemarin, dia akan memberi bocoran soal tes bintara tahun kemarin. Siapa tahu, tahun ini soal-soal yang kemarin muncul lagi di tes bintara tahun ini," beritahu Sakala berharap.

     "Oh, ya? Jam berapa kamu berangkat?"

     "Siang, Ma, setelah Dzuhur."

      "Baiklah, kalau begitu kamu hati-hati, ya. Mama juga sepertinya nanti setelah mengirimkan barang ke pelanggan, akan mampir ke rumah abah dan emak kamu di kota Bdg. Karena kebetulan pelanggan mama berada di kota Ciasem," ujar Syafana.

     "Oh, ya? Sampaikan salam Saka buat emak dan abah." Sakala terlihat gembira mendengar Syafana akan mampir ke rumah abah dan emaknya. Padahal iapun selama ini sudah rindu dengan emak dan abahnya itu. Setiap pulang dari kesatuan ketika ia masih tes, Saka berniat mampir ke rumah emak dan abahnya. Sayangnya selalu tidak keburu, karena pulang dari kesatuan saat itu sudah menjelang sore.

     "Iya, nanti mama sampaikan salam kamu. Baiklah, mama harus segera pergi, karena mama masih harus mencari alamat pelanggan baru mama itu di kota Ciasem." Syafana segera keluar dari butiknya diantar Bulek Mimin.

     Tidak lama dari itu, grab yang dipesan Syafana datang, Syafana segera menghampiri dan masuk ke dalam grab. Sakala dan Bulek Mimin melambaikan tangan dan menatap kepergian grab yang membawa Syafana pergi beserta barang yang dibawanya.

     Kurang lebih dua jam, grab yang ditumpangi Syafana tiba di kota Ciasem. "Alamatnya komplek Margatilu nomer 33, ya, Mbak?" tanya Supir grab.

     "Betul Pak," ujar Syafana seraya menoleh ke samping kanan jalan. Karena jalan yang dilewati grabnya ini sudah berada di kawasan komplek Margatilu. "Nah itu sepertinya Pak, di depan," tunjuk Syafana pada sebuah plang di atas pagar pembatas.

     "Betul, Mbak. Baik, akhirnya sudah sampai," ujar Supir itu seraya menghentikan mobilnya. Supir itu tidak turun, sebab barang bawaan penumpangnya tidak berat dan banyak, hanya satu kantong besar yang masih mampu dijinjing Syafana.

     "Terimakasih banyak, ya, Pak," ucap Syafana seraya memberikan ongkos yang ia lebihkan sedikit.

     "Kembaliannya, Mbak." Supir itu mengulurkan uang kembalian.

     "Tidak usah, Pak. Ambil saja," ujar Syafana sembari menuruni grab. Supir itu terlihat bahagia, lalu melajukan kembali grabnya setelah Syafana benar-benar turun.

     Syafana menjinjing kantong besar itu dengan kaki masih terpincang-pincang bekas tertimpa motor kemarin. Kepalanya kini tengadah melihat alamat yang tertera di sana. Alamat itu sama dengan alamat yang diberikan pelanggan barunya.

    "Bidan Dista? Oh rupanya pelanggan baruku seorang Bidan?" bisiknya sembari berjalan memasuki gerbang. Sebuah rumah mewah dan megah, yang jarak dari pintu gerbangnya lumayan jauh.

     Syafana berjalan sembari melihat sekeliling, rumah ini sepertinya bersebelahan dengan sebuah klinik khusus anak dan ibu hamil.

     Tepat di depan pintu, Syafana mulai mengetuk dan mengucap salam.

     "Assalamualaikum."

     "Waalaikumsalam." Selang beberapa detik pintu itu dibuka oleh seorang wanita paruh baya, yang diperkirakan usianya enam tahun lebih tua dari Syafana, dia menggunakan baju setelan jas tapi bukan seragam Bidan, berhijab setengah dada.

     "Dengan siapa, ya?" tanya wanita itu heran seraya menatap lekat ke arah Syafana

     "Benar ini dengan Bu Dista Permata yang memesan busana muslimah pada butik Syafana?" tanya Syafa meyakinkan.

     "Iya betul, saya sendiri. Ini yang mengantar pesanan saya itu? Apakah Mbak owner nya langsung?" tanya wanita yang mengaku Dista Permata tersenyum ramah.

     "Betul. Saya sendiri."

     "Owalah, ternyata pemiliknya masih muda dan cantik. Silahkan masuk dulu, Mbak," sambut Bidan Dista mempersilahkan Syafana masuk.

     Siapakah Bidan Dista? Masih ingat nggak?

Terpopuler

Comments

Rabiatul Addawiyah

Rabiatul Addawiyah

mantan istri Dallas dua2nya neh 😅

2025-03-07

6

Merica Bubuk

Merica Bubuk

Masiiihh... mantan istri'y Dallas

2025-03-02

1

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

ingatlah yang gak mau di cerai Dallas 😂

2025-03-02

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Talak Saat Pendidikan
2 Bab 2 Syafa Diungsikan
3 Bab 3 Wajah Yang Mirip 99 Persen
4 Bab 4 Pernikahan Dallas
5 Bab 5 Bakat Saka Sudah Terlihat Sejak SD/ 18 Tahun Kemudian
6 Bab 6 Kembaran
7 Bab 7 Permohonan Dallas
8 Bab 8 Insiden di Pagi Hari
9 Bab 9 Sakala Gugur
10 Bab 10 Vidio Pernikahan Dallas dan Syafana yang Masih Tersimpan Rapi
11 Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru
12 Bab 12 Obrolan Asik Bersama Pelanggan Baru
13 Bab 13 Bertemu Masa Lalu
14 Bab 14 Syafa Sudah Menikah
15 Bab 15 Mencocokkan Syafana dengan Mama Sakala
16 Bab 16 Kesedihan Dallas
17 Bab 17 Mengenai Mimpi Daisya dan Sakala
18 Bab 18 Tes Bintara Pertama
19 Bab 19 Penemuan Yang Sangat Mencengangkan
20 Bab 20 Sakala Darah Daging Dallas
21 Bab 21 Sakala Diajak ke Rumah Dallas
22 Bab 22 Mencuri Rambut Sakala Untuk Tes DNA
23 Bab 23 Hasil Tes DNA 99% Identik
24 Bab 24 Cerita Mas Lalu Bidan Dista
25 Bab 25 Sosok Di Balik Cerita Bidan Dista
26 Bab 26 Kebingungan Bu Sarma
27 Bab 27 Mobil Yang Mengikuti Syafa
28 Bab 28 Mimpi Sakala
29 Bab 29 Dallas Dianggap Sudah Meninggal
30 Bab 30 Pesan Asing
31 Bab 31 Pertemuan Itu
32 Bab 32 Dallas Terus Terang
33 Bab 33 Jangan Hancurkan Hidupku Untuk Kedua Kali!
34 Bab 34 Pertemuan Dallas dan Kedua Orang Tua Syafana
35 Bab 35 Pertemuan Kembali Syafana Dan Dallas
36 Bab 36 Keharuan Dan Rasa Was-was Menantikan Pengumuman Kelulusan
37 Bab 37 Kelulusan Sakala (Siswa Terbaik)
38 Bab 38 Dallas dan Sakala Sudah Saling Mengenal
39 Bab 39 Sakala Mengetahui Papanya Masih Hidup
40 Bab 40 Terpaksa Meminta Bantuan Dallas
41 Bab 41 Dallas Dipukuli
42 Bab 42 Seperti Bom Waktu Yang Meledak
43 Bab 43 Dallas Dirawat
44 Bab 44 Sakala Menyesal
45 Bab 45 Sakala Takut Dallas Meninggal
46 Bab 46 Menunggu Balasn WA Dari Dallas
47 Bab 47 Menemui Dallas
48 Bab 48 Cerita Daisya Tentang Dallas
49 Bab 49 Syafana Dan Dallas
50 Bab 50 Pelukan Dan Ciuman Yang Tanpa Rencana
51 Bab 51 Cerita Dallas
52 Bab 52 Pernikahan Dallas Sesungguhnya
53 Bab 53 Sakala Mulai Pendidikan
54 Bab 54 Ada Yang Hilang Dan Cemburu
55 Bab 55 Aku Tidak Akan Merebut Sakala
56 Bab 56
57 Bab 57 Dompet Syafana Jatuh
58 Bab 58 Suara Di Samping Sakala
59 Bab 59 Permintaan Sakala
60 Bab 60 Menumpahkan Marah Terhadap Dallas
61 Bab 61 Permintaan Bersyarat
62 Bab 62 Permohonan Maaf
63 Bab 63 Keikhlasan Hati Syafana
64 Bab 64 Perasaan Lega
65 Bab 65 Orang Tua Dallas Mendatangi Orang Tua Syafana
66 Bab 66 Kabar Dallas
67 Bab 67
68 Bab 68 Saling Memaafkan
69 Bab 69 Kejutan Untuk Dallas Dan Syafana
70 Bab 70 Menjenguk Dallas di Rumah Dallas
71 Bab 71 Pertemuan Daisya dan Syafana
72 Bab 72 Tergelincir
73 Bab 73 Seandainya Diberi Kesempatan
74 Bab 74 Makanan Favorit
75 Bab 75 Ini Salahku
76 Bab 76 Titip Mama
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Bab 1 Talak Saat Pendidikan
2
Bab 2 Syafa Diungsikan
3
Bab 3 Wajah Yang Mirip 99 Persen
4
Bab 4 Pernikahan Dallas
5
Bab 5 Bakat Saka Sudah Terlihat Sejak SD/ 18 Tahun Kemudian
6
Bab 6 Kembaran
7
Bab 7 Permohonan Dallas
8
Bab 8 Insiden di Pagi Hari
9
Bab 9 Sakala Gugur
10
Bab 10 Vidio Pernikahan Dallas dan Syafana yang Masih Tersimpan Rapi
11
Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru
12
Bab 12 Obrolan Asik Bersama Pelanggan Baru
13
Bab 13 Bertemu Masa Lalu
14
Bab 14 Syafa Sudah Menikah
15
Bab 15 Mencocokkan Syafana dengan Mama Sakala
16
Bab 16 Kesedihan Dallas
17
Bab 17 Mengenai Mimpi Daisya dan Sakala
18
Bab 18 Tes Bintara Pertama
19
Bab 19 Penemuan Yang Sangat Mencengangkan
20
Bab 20 Sakala Darah Daging Dallas
21
Bab 21 Sakala Diajak ke Rumah Dallas
22
Bab 22 Mencuri Rambut Sakala Untuk Tes DNA
23
Bab 23 Hasil Tes DNA 99% Identik
24
Bab 24 Cerita Mas Lalu Bidan Dista
25
Bab 25 Sosok Di Balik Cerita Bidan Dista
26
Bab 26 Kebingungan Bu Sarma
27
Bab 27 Mobil Yang Mengikuti Syafa
28
Bab 28 Mimpi Sakala
29
Bab 29 Dallas Dianggap Sudah Meninggal
30
Bab 30 Pesan Asing
31
Bab 31 Pertemuan Itu
32
Bab 32 Dallas Terus Terang
33
Bab 33 Jangan Hancurkan Hidupku Untuk Kedua Kali!
34
Bab 34 Pertemuan Dallas dan Kedua Orang Tua Syafana
35
Bab 35 Pertemuan Kembali Syafana Dan Dallas
36
Bab 36 Keharuan Dan Rasa Was-was Menantikan Pengumuman Kelulusan
37
Bab 37 Kelulusan Sakala (Siswa Terbaik)
38
Bab 38 Dallas dan Sakala Sudah Saling Mengenal
39
Bab 39 Sakala Mengetahui Papanya Masih Hidup
40
Bab 40 Terpaksa Meminta Bantuan Dallas
41
Bab 41 Dallas Dipukuli
42
Bab 42 Seperti Bom Waktu Yang Meledak
43
Bab 43 Dallas Dirawat
44
Bab 44 Sakala Menyesal
45
Bab 45 Sakala Takut Dallas Meninggal
46
Bab 46 Menunggu Balasn WA Dari Dallas
47
Bab 47 Menemui Dallas
48
Bab 48 Cerita Daisya Tentang Dallas
49
Bab 49 Syafana Dan Dallas
50
Bab 50 Pelukan Dan Ciuman Yang Tanpa Rencana
51
Bab 51 Cerita Dallas
52
Bab 52 Pernikahan Dallas Sesungguhnya
53
Bab 53 Sakala Mulai Pendidikan
54
Bab 54 Ada Yang Hilang Dan Cemburu
55
Bab 55 Aku Tidak Akan Merebut Sakala
56
Bab 56
57
Bab 57 Dompet Syafana Jatuh
58
Bab 58 Suara Di Samping Sakala
59
Bab 59 Permintaan Sakala
60
Bab 60 Menumpahkan Marah Terhadap Dallas
61
Bab 61 Permintaan Bersyarat
62
Bab 62 Permohonan Maaf
63
Bab 63 Keikhlasan Hati Syafana
64
Bab 64 Perasaan Lega
65
Bab 65 Orang Tua Dallas Mendatangi Orang Tua Syafana
66
Bab 66 Kabar Dallas
67
Bab 67
68
Bab 68 Saling Memaafkan
69
Bab 69 Kejutan Untuk Dallas Dan Syafana
70
Bab 70 Menjenguk Dallas di Rumah Dallas
71
Bab 71 Pertemuan Daisya dan Syafana
72
Bab 72 Tergelincir
73
Bab 73 Seandainya Diberi Kesempatan
74
Bab 74 Makanan Favorit
75
Bab 75 Ini Salahku
76
Bab 76 Titip Mama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!