Bab 2 Syafa Diungsikan

     Mereka bertiga pulang dari klinik membawa tanya di dalam benak masing-masing.

     Tiba di rumah, Syafa dibiarkan tenang dulu, karena Bu Sarma dan Pak Syakir melihat Syafa begitu sedih dan tertekan.

     "Minumlah dulu. Setelah perasaanmu tenang, kamu harus ceritakan sama bapak dan ibu." Bu Sarma memberikan segelas teh hangat untuk Syafa. Syafa meraih gelas itu, lalu diteguknya air teh hangat di dalam gelas itu.

     Pak Syakir memintal-mintal tembakau di depan teras rumahnya, sebelum ia membakarnya dengan api lalu menyesapnya. Pikirannya masih melayang dengan kejadian yang menimpa Syafana di klinik tadi.

     "Ceritakan sama ibu, apa yang membuat kamu berbicara seperti tadi di klinik? Bukankah ada baiknya suamimu tahu kalau kamu saat ini sedang mengandung? Ibu tahu, Dallas saat ini baru saja pendidikan, dan berita ini tentu saja akan membuatnya shock. Tapi, bagaimanapun juga dia tetap harus tahu. Lagipula kenapa kalian tidak berusaha mencegahnya? Bukankah ibu pernah memberitahu kalau kalian bisa menahannya dengan berKB. Harusnya salah satu dari kalian mau mengalah." Suara Bu Sarma mulai terdengar dari dalam rumah, sehingga Pak Syakir mulai berdiri, lalu mematikan lintingan rokoknya sebelum memasuki rumah.

     Syafana diam terpaku, dia tidak tahu harus berkata apa. Yang ada air matanya justru mengalir semakin deras mengingat satu kalimat yang didengarnya dari bibir Dallas semalam.

     Kata talak sudah terlontar, otomatis dia kini janda dan sudah tidak ada ikatan pernikahan lagi dengan Dallas.

     "Kami bukan mau menekanmu, tapi kami harus tahu apa yang sebenarnya terjadi sama kamu, Syafa. Berikan nomer Hp suamimu biar bapak menghubunginya dan memberitahukan keadaanmu," pinta Pak Syakir.

     "Tidak perlu Pak."

     "Kenapa?"

     "Karena Kak Dallas sudah memberikan talak untuk Syafa lewat telpon."

     "Apa? Kurang ajar." Jawaban Syafana mengundang rasa terkejut dan tidak percaya pada Pak Syakir dan Bu Sarma.

     "Tidak mungkin, ini tidak mungkin. Bukankah dia sendiri yang meminta pernikahan ini dengan alasan untuk ketenangan? Tapi, setelah kamu mengandung kenapa dia tega menalakmu? Benar-benar tidak bisa dibiarkan. Bapak akan menghubunginya atau kalau perlu mendatanginya ke kesatuannya." Kemarahan Pak Syakir tidak terbendung sampai terdengar kalimat ancaman.

     "Tidak perlu, Pak. Syafa mohon, jangan mendatangi kesatuannya Kak Dallas. Kak Dallas belum tahu kalau Syafa hamil." Syafana memohon, entah apa yang dipikirkannya.

     "Lantas, apa yang akan kita lakukan, sementara dirimu hamil? Bapak akan menghubungi Dallas, biar dia tahu kalau kamu hamil," ngotot Pak Syakir sembari merebut gawai Syafana dan mulai mencari nomer Dallas.

     Bu Sarma ikut gelisah dan panik, perempuan paru baya itu hanya bisa duduk gelisah dan termenung sedih memikirkan nasib anaknya saat ini.

     Sayang sekali, nomer Dallas yang sudah beberapa kali dihubungi, sama sekali tidak aktif. Membuat Pak Syakir kecewa dan marah.

     "Nomer suamimu tidak aktif." Pak Syakir mendesah kecewa, tatap matanya tajam ke depan.

     "Kita susul ke rumahnya, bapak harus meminta penjelasan dari keluarganya," putus Pak Syakir.

     "Syafa tidak tahu di mana rumahnya, Pak. Syafa belum pernah diajak ke rumahnya." Ungkapan Syafa yang lirih dan tertahan oleh tangis, membuat Pak Syakir dan Bu Sarma mendengus putus asa. Apa yang harus mereka perbuat kalau sudah seperti ini?

     "Kita harus apa, Bu? Kenapa Dallas memperlakukan anak kita dengan tega seperti ini? Kenapa kita harus percaya dengan permintaan dia saat dia mengajak Syafa menikah siri dengan alasan supaya dia tenang, tapi buktinya seperti ini?" Pak Syakir berkata menahan tangis. Dia seakan putus asa, bagaimana caranya mengatasi Syafa yang kini hamil, tapi Dallas tidak bisa dihubungi.

     "Bagaimana dengan omongan tetangga, jika mereka melihat perut Syafa yang besar, sedangkan mereka tidak tahu kalau Syafa sudah menikah siri dengan lelaki itu?" lanjut Pak Syakir dengan mata menerawang jauh ke depan.

     Syafana bangkit dan berlalu dari ruangan itu, ia tidak kuasa menanggung derita kedua orang tuanya akibat kehamilannya ini bersama Dallas. Syafa memasuki kamar, lalu menangis di sana. Dia tidak bisa membayangkan harus apa setelah ini?

     Bu Sarma terdiam, ia kehilangan kata-kata. Semuanya bagai mimpi buruk di siang bolong yang datang bagaikan badai yang menghantam tanpa diduga.

     Kembali bayangan Dallas saat meminta dirinya untuk menikahi Syafa secara siri terbayang.

     "Dallas mohon ijin sama ibu dan bapak, Dallas ingin menikahi Syafa. Dallas mencintai Syafa, dan Dallas tidak ingin kehilangan Syafa. Supaya Dallas tenang, sementara Dallas akan menjalani pendidikan, bagaimana kalau Dallas dan Syafa menikah siri dahulu? Ini semua agar Dallas merasa tenang, karena antara kami sudah ada ikatan pernikahan," mohon Dallas sebulan lebih yang lalu tanpa menimbulkan kecurigaan apapun terhadap kedua orang tua Syafana.

     "Apakah pernikahan siri ini akan baik untuk hubungan kalian? Sementara Syafa baru saja lulus SMA. Bapak dan ibu tidak ingin kelak ada yang dirugikan salah satu pihak." Kala itu Pak Syakir sedikit ragu dengan permohonan Dallas.

     "Bapak dan ibu yakin sama Dallas, Dallas tidak mungkin menyakiti Syafana. Sebab Dallas sangat mencintai Syafana. Nanti, setelah masa dinas dua tahun, Dallas akan segera mengajukan pernikahan ke kesatuan," ujarnya lagi meyakinkan, sehingga Bu Sarma dan Pak Syakir percaya begitu saja dengan permintaan Dallas.

     Akhirnya Dallas dan Syafana sah menjadi suami istri secara siri malam itu. Disaksikan dua orang saksi dan seorang Ustadz yang menikahkan. Pak Syakir menjadi wali nikah untuk Syafana. Sungguh malam itu sebuah malam yang mengharukan sekaligus membahagiakan, meskipun pernikahan mereka masih dirahasiakan dari tetangga maupun kesatuan Dallas.

Sebulan kemudian,

     "Bu, perut Syafa semakin hari semakin besar. Apakah kita akan tetap diamkan Syafa di sini? Kita harus ungsikan Syafa dari sini. Bapak tahu harus ke mana Syafa diungsikan," ujar Pak Syakir terdengar was-was.

     "Terserah Bapak saja. Demi kebaikan Syafa, ibu setuju dengan keputusan yang Bapak ambil," ujar Bu Sarma setuju.

     Tanpa perlawanan, Syafana akhirnya diungsikan ke suatu tempat yang kira-kiranya aman dari omongan tetangga maupun lingkungan setempat.

     "Kamu akan menyesal, Kak, karena telah memperlakukan Syafa seperti ini. Syafa tidak akan pernah memaafkan apa yang telah Kak Dallas lakukan pada Syafa dan keluarga Syafa seperti ini," tekad Syafa saat mobil travel mulai membawanya pergi dari kediaman kedua orang tuanya.

     Lelehan air mata membasahi pipi Syafa. Syafa pergi bagaikan seorang perempuan yang sudah hilang harga diri. Kepergiannya dari rumah kedua orang tuanya, hanya demi harga diri dan martabat kedua orang tuanya.

    "Maafkan Syafa, Pak, Bu. Syafa tidak bisa membuat bapak dan ibu bangga terhadap Syafa," batin Syafa sembari mengusap perutnya yang semakin membesar.

Bersambung

Mohon dukungannya ya teman-teman.

Terpopuler

Comments

Yuni Ngsih

Yuni Ngsih

Thooooor ceritramu baru nongol dah bikin kezel ,eneg ,kasian syafa yg lagi hamil dasar laki" dzolim ....tdk tanggung jawab ....acccccch ....😠😠😠 ....tapi kynya ceritramu bgs Thor kena ke orang baca termasuk aq....he💪💪💪

2025-03-26

5

Alfhatan Fhatan

Alfhatan Fhatan

baru baca sj aku SDH sedih.krn cerita awal mirip kehidupan KK sepupuku...dan tgl 14 belas besok ponakanku mw nikah.. keluarga TDK mw pake wali bapaknya.🥹🥹

2025-04-09

1

M⏤͟͟͞R Sepiaa

M⏤͟͟͞R Sepiaa

syafa sengaja tidak mau memberitahu Dallas karena sakit hati dan ingin balas dendam 🤔
balas dendam dengan cantik, dong. sekolah lagi setelah anaknya lahir, buktikan pada laki-laki itu bahwa kamu wanita berharga yang tidak bisa ditindas

2025-03-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Talak Saat Pendidikan
2 Bab 2 Syafa Diungsikan
3 Bab 3 Wajah Yang Mirip 99 Persen
4 Bab 4 Pernikahan Dallas
5 Bab 5 Bakat Saka Sudah Terlihat Sejak SD/ 18 Tahun Kemudian
6 Bab 6 Kembaran
7 Bab 7 Permohonan Dallas
8 Bab 8 Insiden di Pagi Hari
9 Bab 9 Sakala Gugur
10 Bab 10 Vidio Pernikahan Dallas dan Syafana yang Masih Tersimpan Rapi
11 Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru
12 Bab 12 Obrolan Asik Bersama Pelanggan Baru
13 Bab 13 Bertemu Masa Lalu
14 Bab 14 Syafa Sudah Menikah
15 Bab 15 Mencocokkan Syafana dengan Mama Sakala
16 Bab 16 Kesedihan Dallas
17 Bab 17 Mengenai Mimpi Daisya dan Sakala
18 Bab 18 Tes Bintara Pertama
19 Bab 19 Penemuan Yang Sangat Mencengangkan
20 Bab 20 Sakala Darah Daging Dallas
21 Bab 21 Sakala Diajak ke Rumah Dallas
22 Bab 22 Mencuri Rambut Sakala Untuk Tes DNA
23 Bab 23 Hasil Tes DNA 99% Identik
24 Bab 24 Cerita Masa Lalu Bidan Dista
25 Bab 25 Sosok Di Balik Cerita Bidan Dista
26 Bab 26 Kebingungan Bu Sarma
27 Bab 27 Mobil Yang Mengikuti Syafa
28 Bab 28 Mimpi Sakala
29 Bab 29 Dallas Dianggap Sudah Meninggal
30 Bab 30 Pesan Asing
31 Bab 31 Pertemuan Itu
32 Bab 32 Dallas Terus Terang
33 Bab 33 Jangan Hancurkan Hidupku Untuk Kedua Kali!
34 Bab 34 Pertemuan Dallas dan Kedua Orang Tua Syafana
35 Bab 35 Pertemuan Kembali Syafana Dan Dallas
36 Bab 36 Keharuan Dan Rasa Was-was Menantikan Pengumuman Kelulusan
37 Bab 37 Kelulusan Sakala (Siswa Terbaik)
38 Bab 38 Dallas dan Sakala Sudah Saling Mengenal
39 Bab 39 Sakala Mengetahui Papanya Masih Hidup
40 Bab 40 Terpaksa Meminta Bantuan Dallas
41 Bab 41 Dallas Dipukuli
42 Bab 42 Seperti Bom Waktu Yang Meledak
43 Bab 43 Dallas Dirawat
44 Bab 44 Sakala Menyesal
45 Bab 45 Sakala Takut Dallas Meninggal
46 Bab 46 Menunggu Balasn WA Dari Dallas
47 Bab 47 Menemui Dallas
48 Bab 48 Cerita Daisya Tentang Dallas
49 Bab 49 Syafana Dan Dallas
50 Bab 50 Pelukan Dan Ciuman Yang Tanpa Rencana
51 Bab 51 Cerita Dallas
52 Bab 52 Pernikahan Dallas Sesungguhnya
53 Bab 53 Sakala Mulai Pendidikan
54 Bab 54 Ada Yang Hilang Dan Cemburu
55 Bab 55 Aku Tidak Akan Merebut Sakala
56 Bab 56
57 Bab 57 Dompet Syafana Jatuh
58 Bab 58 Suara Di Samping Sakala
59 Bab 59 Permintaan Sakala
60 Bab 60 Menumpahkan Marah Terhadap Dallas
61 Bab 61 Permintaan Bersyarat
62 Bab 62 Permohonan Maaf
63 Bab 63 Keikhlasan Hati Syafana
64 Bab 64 Perasaan Lega
65 Bab 65 Orang Tua Dallas Mendatangi Orang Tua Syafana
66 Bab 66 Kabar Dallas
67 Bab 67
68 Bab 68 Saling Memaafkan
69 Bab 69 Kejutan Untuk Dallas Dan Syafana
70 Bab 70 Menjenguk Dallas di Rumah Dallas
71 Bab 71 Pertemuan Daisya dan Syafana
72 Bab 72 Tergelincir
73 Bab 73 Seandainya Diberi Kesempatan
74 Bab 74 Makanan Favorit
75 Bab 75 Ini Salahku
76 Bab 76 Titip Mama
77 Bab 77 Dallas Ingin Melamar
78 Bab 78 Dallas Kembali Mengungkapkan Niatnya
79 Bab 79 Mempertemukan Sakala Dengan Orang Tua Dallas
80 Bab 80 Meminta Pendapat Sakala
81 Bab 81 Gaun Dan Kemeja Yang Senada
82 Bab 82 Beri Kesempatan Sebulan
83 Bab 83 Aku Mencintaimu
84 Bab 84 Ciuman Gercep
85 Bab 85 Seperti Dikejar Deadline
86 Bab 86 Fitting Baju Pengantin
87 Bab 87 Bertemu Bidan Dista
88 Bab 88 Mungkin Ini Ujian Menghadapi Pernikahan
89 Bab 89 Doa Dan Dukungan Sakala
90 Bab 90 Lagi-lagi WA Bidan Dista
91 Bab 91 Hanya Untuk Menyampaikan Rindu
92 Bab 92 Pernikahan
93 Bab 93 Mengusir Nyamuk
94 Bab 94 Rencana Bulan Madu
95 Bab 95 Berangkat Bulan Madu
96 Bab 96 Takut Gempa Dan Tsunami
97 Bab 97 Kebahagiaan Syafana di Pantai
98 Bab 98 Gelora Asmara di Kala Senja
99 Bab 99 Menyatukan Hasrat Cinta
100 Bab 100 Bulan Madu Usai
101 Bab 101 Bertemu Bidan Dista Kembali
102 Bab 102 Sambutan Keluarga
103 Bab 103 Kejujuran Syafana
104 Bab 104 Belum Move On
105 Bab 105 Jangan-jangan?
106 Bab 106 Sebuah Kejutan
107 Bab 107 Doa Yang Terkabul
108 Bab 108 Cewek Cowok
109 Bab 109 Dallas Siap Siaga
110 Bab 110 Perhatian Keluarga
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 Talak Saat Pendidikan
2
Bab 2 Syafa Diungsikan
3
Bab 3 Wajah Yang Mirip 99 Persen
4
Bab 4 Pernikahan Dallas
5
Bab 5 Bakat Saka Sudah Terlihat Sejak SD/ 18 Tahun Kemudian
6
Bab 6 Kembaran
7
Bab 7 Permohonan Dallas
8
Bab 8 Insiden di Pagi Hari
9
Bab 9 Sakala Gugur
10
Bab 10 Vidio Pernikahan Dallas dan Syafana yang Masih Tersimpan Rapi
11
Bab 11 Mengantar Pesanan Pelanggan Baru
12
Bab 12 Obrolan Asik Bersama Pelanggan Baru
13
Bab 13 Bertemu Masa Lalu
14
Bab 14 Syafa Sudah Menikah
15
Bab 15 Mencocokkan Syafana dengan Mama Sakala
16
Bab 16 Kesedihan Dallas
17
Bab 17 Mengenai Mimpi Daisya dan Sakala
18
Bab 18 Tes Bintara Pertama
19
Bab 19 Penemuan Yang Sangat Mencengangkan
20
Bab 20 Sakala Darah Daging Dallas
21
Bab 21 Sakala Diajak ke Rumah Dallas
22
Bab 22 Mencuri Rambut Sakala Untuk Tes DNA
23
Bab 23 Hasil Tes DNA 99% Identik
24
Bab 24 Cerita Masa Lalu Bidan Dista
25
Bab 25 Sosok Di Balik Cerita Bidan Dista
26
Bab 26 Kebingungan Bu Sarma
27
Bab 27 Mobil Yang Mengikuti Syafa
28
Bab 28 Mimpi Sakala
29
Bab 29 Dallas Dianggap Sudah Meninggal
30
Bab 30 Pesan Asing
31
Bab 31 Pertemuan Itu
32
Bab 32 Dallas Terus Terang
33
Bab 33 Jangan Hancurkan Hidupku Untuk Kedua Kali!
34
Bab 34 Pertemuan Dallas dan Kedua Orang Tua Syafana
35
Bab 35 Pertemuan Kembali Syafana Dan Dallas
36
Bab 36 Keharuan Dan Rasa Was-was Menantikan Pengumuman Kelulusan
37
Bab 37 Kelulusan Sakala (Siswa Terbaik)
38
Bab 38 Dallas dan Sakala Sudah Saling Mengenal
39
Bab 39 Sakala Mengetahui Papanya Masih Hidup
40
Bab 40 Terpaksa Meminta Bantuan Dallas
41
Bab 41 Dallas Dipukuli
42
Bab 42 Seperti Bom Waktu Yang Meledak
43
Bab 43 Dallas Dirawat
44
Bab 44 Sakala Menyesal
45
Bab 45 Sakala Takut Dallas Meninggal
46
Bab 46 Menunggu Balasn WA Dari Dallas
47
Bab 47 Menemui Dallas
48
Bab 48 Cerita Daisya Tentang Dallas
49
Bab 49 Syafana Dan Dallas
50
Bab 50 Pelukan Dan Ciuman Yang Tanpa Rencana
51
Bab 51 Cerita Dallas
52
Bab 52 Pernikahan Dallas Sesungguhnya
53
Bab 53 Sakala Mulai Pendidikan
54
Bab 54 Ada Yang Hilang Dan Cemburu
55
Bab 55 Aku Tidak Akan Merebut Sakala
56
Bab 56
57
Bab 57 Dompet Syafana Jatuh
58
Bab 58 Suara Di Samping Sakala
59
Bab 59 Permintaan Sakala
60
Bab 60 Menumpahkan Marah Terhadap Dallas
61
Bab 61 Permintaan Bersyarat
62
Bab 62 Permohonan Maaf
63
Bab 63 Keikhlasan Hati Syafana
64
Bab 64 Perasaan Lega
65
Bab 65 Orang Tua Dallas Mendatangi Orang Tua Syafana
66
Bab 66 Kabar Dallas
67
Bab 67
68
Bab 68 Saling Memaafkan
69
Bab 69 Kejutan Untuk Dallas Dan Syafana
70
Bab 70 Menjenguk Dallas di Rumah Dallas
71
Bab 71 Pertemuan Daisya dan Syafana
72
Bab 72 Tergelincir
73
Bab 73 Seandainya Diberi Kesempatan
74
Bab 74 Makanan Favorit
75
Bab 75 Ini Salahku
76
Bab 76 Titip Mama
77
Bab 77 Dallas Ingin Melamar
78
Bab 78 Dallas Kembali Mengungkapkan Niatnya
79
Bab 79 Mempertemukan Sakala Dengan Orang Tua Dallas
80
Bab 80 Meminta Pendapat Sakala
81
Bab 81 Gaun Dan Kemeja Yang Senada
82
Bab 82 Beri Kesempatan Sebulan
83
Bab 83 Aku Mencintaimu
84
Bab 84 Ciuman Gercep
85
Bab 85 Seperti Dikejar Deadline
86
Bab 86 Fitting Baju Pengantin
87
Bab 87 Bertemu Bidan Dista
88
Bab 88 Mungkin Ini Ujian Menghadapi Pernikahan
89
Bab 89 Doa Dan Dukungan Sakala
90
Bab 90 Lagi-lagi WA Bidan Dista
91
Bab 91 Hanya Untuk Menyampaikan Rindu
92
Bab 92 Pernikahan
93
Bab 93 Mengusir Nyamuk
94
Bab 94 Rencana Bulan Madu
95
Bab 95 Berangkat Bulan Madu
96
Bab 96 Takut Gempa Dan Tsunami
97
Bab 97 Kebahagiaan Syafana di Pantai
98
Bab 98 Gelora Asmara di Kala Senja
99
Bab 99 Menyatukan Hasrat Cinta
100
Bab 100 Bulan Madu Usai
101
Bab 101 Bertemu Bidan Dista Kembali
102
Bab 102 Sambutan Keluarga
103
Bab 103 Kejujuran Syafana
104
Bab 104 Belum Move On
105
Bab 105 Jangan-jangan?
106
Bab 106 Sebuah Kejutan
107
Bab 107 Doa Yang Terkabul
108
Bab 108 Cewek Cowok
109
Bab 109 Dallas Siap Siaga
110
Bab 110 Perhatian Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!