The Old New Things

“Arrggghhh, gara-gara Akasia nih! Liburan gue jadi nggak asyik.” Selena marah-marah di kamarnya. "Gue udah menelan harga diri buat minta maaf ke Akasia, padahal tinggal dia bujuk aja Endry supaya akur lagi sama gue." Ia melirik boneka yang baru saja ia temukan.

‘Cerita apa dia? Tentang saingannya?’ Hayashi yang ada di boneka itu menebak dalam batinnya, ‘Kalau memang tidak suka, racuni saja, selesai.’

“Diam-diam gue udah racuni makanannya sih. Hah, seandainya membunuh itu nggak kena pidana, bakal gue lakukan deh! Sayangnya gue cuma bisa kasih makanan yang bikin dia alergi waktu minta maaf. Endry pasti lihat muka jeleknya waktu alerginya kumat di tempat kerja. Hahahaha, rasain!” Cerita Selena seolah menjawab saran Hayashi.

Hayashi terkejut dengan kesinambungan jawabannya. Ia yakin hanya berkata dalam hati, ‘Apa dia bisa menebak suara batinku? Sakti juga perempuan ini. Lagipula jarang aku bertemu perempuan dengan pemikiran segila ini.’ Hayashi mengagumi keberanian dan kenekatan perempuan di depannya, ‘Menarik!’

Selena melihat jam, “Waktunya pulang ke Jakarta. Lu harus ikut ya, nanti gue ceritakan lebih banyak.” Ia mengambil boneka Jepang itu dan membawanya dengan satu tangan, sementara di tangan lain ia menggeret kopernya. Ia menaiki mobil masih dengan mendekap bonekanya. Ia mengabaikan obrolan teman-teman wanitanya yang menurutnya membosankan.

“Lu harus tau, gue udah tujuh tahun bersahabat dengan Endry. Tujuh tahun! Dan itu hancur cuma karena Akasia, karena satu cewek doang. Padahal selama ini gue yang selalu ada buat Endry, gue bantu dia semampu gue, dan kita sering pergi bareng kemanapun. Gue yang paling tahu tentang Endry, cuma gue yang dia butuhkan.” Selena bercerita dengan penuh kekesalan, menyambung curhatannya begitu sampai di kediamannya di Jakarta.

‘Memang kesalahan apa sih yang sudah kamu lakukan?’  Hayashi membatin heran.

“Padahal gue cuma omongin kenyataan tentang kondisi keluarga Akasia yang memang amburadul, itu pun ke teman-teman sekelas aja. Tanpa gue omongin juga itu kayaknya udah jadi rahasia umum, deh. Eh gue dibilang sengaja nyebarin aib. Dan berbicara tentang Akasia, dia juga nggak sepolos itu kok. Nih lihat, dia juga kasih ancaman ke gue,” Selena membuka ponselnya dan mencari chat Akasia, “Gue bacain ya.

'Selena, ini ultimatum dari gue. Gue tahu kelakuan jahat lu ke cewek-cewek di sekitar Endry, gue juga tahu lu nggak mau Endry tahu soal perbuatan lu itu. Karena itu, terserahlu mau cari masalah sama siapa, but don't mess with me! Jangan pernah celakain tubuh gue lagi, atau gue bongkar semua kelicikanlu ke Endry. Ingat itu!’”

‘Kejahatanmu seperti apa?’ Hayashi curiga.

“Berlebihan banget dibilang jahat! Gue cuma jaga Endry dari cewek-cewek genit. Kalau ada yang coba dekati Endry atau kegenitan sama dia, gue kasih pelajaran doang. Paling cuma gue siram air pel terus dikunciin di kamar mandi, atau taruh cicak mati di tasnya atau kolong mejanya, atau dislengkat aja, nanti juga jatuh, malu sendiri. Tapi tanpa Endry tahu ya, di depan dia sih gue gadis manis yang baik dan lembut,” Selena menerangkan, “Siapa suruh dekati Endry, he is mine!”

‘Hebat, kamu tahu cara menyingkirkan sainganmu dengan taktik.’ Hayashi mengagumi strategi perempuan itu.

“Emang gue jahat ya kalau jagain pendamping masa depan gue? He and i mean to be together. Sejak kelas 3 SD gue sudah klop banget sama Endry, ortu kita juga teman akrab, lancar banget kayaknya jalan menuju masa depan gue yang cerah berdua, sampai tiba-tiba si Akasia muncul dan ngejegal aja gitu. Hell no!” Selena mempertanyakan, “Gue cuma realistis, menjaga keutuhan rencana masa depan gue.”

‘Kenapa cerita kepadaku? Bukan ke teman-temanmu?’ Hayashi mempertanyakan kejanggalan yang ia temukan.

“Kalau orang lihat gue ngobrol sama boneka begini mungkin gue bakal disangka gila kali ya. Teman-teman cewek gue itu nggak ada yang nyambung sama gue, mereka selalu meremehkan masalah gue karena mereka lihat gue hidup makmur. Mereka nggak paham, ada banyak masalah yang nggak bisa diselesaikan cuma dengan uang.” Gadis itu menertawakan hidupnya, “Segitunya kesepian kali ya gue. Gimana nggak, orangtua gue aja anggap rumah ini kayak terminal, kalau butuh ya datang, nanti pergi lagi buat urus kerjaannya, sibuk banget. Nggak masalah sih gue, gue bisa sendiri kok,” Selena mencoba menampik perasaannya sendiri.

‘Bohong.’ Hayashi membatin sambil tersenyum paham. Ia juga pernah berlagak kuat dan independen seperti itu, hingga akhirnya ia sadari, tanpa bantuan dari orang-orang di sekitarnya ia tidak akan mampu sampai di puncak kejayaannya, pada akhirnya ia baru menyadari ia bisa berdiri di titik terhebatnya karena bantuan dari orang-orang sekitarnya. Bahkan ia pernah menggantungkan kebahagiaan hatinya pada satu wanita.

“Oke, sejujurnya gue berharap orangtua gue bisa lebih sering bersama gue. Tapi gue nggak mau merengek kayak anak manja buat minta itu, tunggu kesadaran mereka sendiri aja.” Selena berkata lebih jujur kali ini.

Seseorang mengetuk pintu kamar Selena, hingga gadis itu mempersilakannya, “Maaf non, sudah waktunya latihan anggar.” Lapor seorang wanita yang tampaknya bekerja untuk keluarga itu.

“Lu mau lihat gue berpedang nggak? Biar lu tahu gimana kerennya gue. I'll show you how good i am, i'm a lot better than her for sure!” Selena mempersiapkan pakaian ganti di tasnya dan membawa serta boneka Jepangnya.

Di tempat Selena latihan anggar, boneka Jepang itu ditaruh untuk menyaksikan gadis itu berpedang dengan cekatan melawan pelatihnya. Pemandangan itu membuat Hayashi ingat dan merindukan masa lalunya. Ia sebenarnya salut dengan kekuatan dan kemahiran gadis itu, kalau saja ia mau menekan egonya sendiri. Kemampuannya mempertahankan apa yang dirasa menjadi miliknya pun cukup membuat Hayashi bangga, meski prakteknya salah, ‘Tunggu, apa mungkin aku bisa berhasil kalau aku memakai strategi sebrutal dia ya?’ Hayashi jadi berandai-andai, andai saja ia bukan pria yang terlalu idealis mungkin ia akan seradikal gadis itu.

Tapi satu yang ia pahami, gadis ini suka mendominasi. Ia jarang melihat tipe wanita seperti ini, dan tidak menyangka sekarang ada di genggaman tangannya, ‘Kukira dulu cuma Kemuning wanita yang bisa mendominasiku.’ Pikirnya sambil tertawa dalam hati, menertawai nasibnya sendiri.

Siang itu kamar pribadi Selena sepi, Selena si pemilik kamar sedang bersekolah. Boneka Hayashi duduk dengan sabar menunggunya. Meski diam pikirannya dipenuhi oleh rasa empatinya kepada Selena. Dimatanya gadis pemilik kamar mewah tersebut sebenarnya beruntung karena bisa memiliki apapun yang ia bisa beli. Tapi ia juga bisa mengerti rasa kesepian gadis itu dan menjadi prihatin dengannya, itu memang masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan uang. Belum lagi sahabatnya yang mendadak menjauhinya. Pasti berat rasanya hidup sendiri tanpa kawan akrab, ia tidak bisa membayangkan karena selama hidupnya kawan-kawan anggota pasukannya selalu menjadi pendukungnya.

Ia jadi teringat dengan Endo, kaki tangannya yang mengkhianatinya. Orang kepercayaannya yang telah didapuknya sebagai sahabat yang malah membunuh wanita yang dicintai dan paling menginspirasinya. ‘Kenapa Endo melakukan itu?’ Hayashi mengingat-ingat apa perilaku Kemuning yang mungkin menyinggung Endo. 

Hayashi terbawa suasana, terbayang kejadian setelah tragedi di masa lalunya itu. Ia menyerahkan Endo untuk ditangani pasukannya, sementara ia ikut memulangkan jasad Kemuning ke kediamannya dengan rasa bersalah memenuhi rongga dadanya. Sesampainya di sana ia meminta maaf kepada orangtua Kemuning hingga berlutut, ia merasa sangat menyesal karena gagal mengawasi bawahannya hingga kehilangan nyawa wanita cerdas yang dicintainya itu.

Setelah kematian wanitanya dunianya terasa kelabu, semua serba hitam dan putih. Ia kembali kepada ketegasannya, tidak pernah mau menemui Endo lagi dalam pengasingannya di penjara. Hayashi khawatir jika ia menemui Endo, ia akan membunuh anak buahnya itu tanpa bisa dikontrol.

Ia terlalu kehilangan sosok wanita yang dicintainya hingga hatinya terasa kebas. Saat ia tenggelam dalam depresi, ia berencana menuju sebuah hutan untuk membunuh dirinya sendiri, seppuku dengan pedang kebanggaannya. Sebelum ia melaksanakan niatnya itu ia lebih dulu pamit ke orangtua Kemuning, disitulah ia menerima sumpah serapah yang mengubah wujudnya menjadi seperti ini.

“Dasar pongah! Kau sangka selama ini hanya dirimu yang unggul, bukan? Sampai bertemu Kemuning, wanita yang mampu menggenggam kendali atas pikiran dan perbuatanmu . Adakah siapapun orang lain yang mampu sedemikian mempengaruhi laku hidupmu?  Biarlah engkau tenggelam dalam kesombonganmu itu, menjalani kesendirian hingga habis daya. Hingga nanti apabila takdir mempertemukanmu dengan wanita lain yang mampu mengunggulimu dengan akal, budi, serta memperlakukanmu sebagai manusia sejati, barulah kutukan ini akan luruh!”

Hayashi merasakan perubahan dalam dirinya, badannya terasa membesar dan berat, “Hah, kenapa ini?” Gumamnya, hingga ia menyadari ia sudah berwujud manusia seperti dulu.

Ia mendekati kaca besar yang menempel di dinding kamar itu, memastikan itu adalah sosoknya persis seperti ingatannya terakhir kali, lengkap dengan hakama yang dikenakannya untuk rencananya bunuh diri, “Aku menjadi manusia lagi?" Pekiknya girang, sebelum menyadari ia tetap harus menyembunyikan diri, "Apa yang harus kulakukan kalau begini? Bagaimana kalau Selena pulang nantinya?"

Beberapa saat kemudian Hayashi menjadi sosok boneka kembali, ‘Fyuh, ternyata cuma sementara.’ Batinnya sedikit kecewa sekaligus lega. Ia pikir mungkin kedepannya ia harus bersiap-siap jika benar-benar berhasil melunturkan kutukan itu sepenuhnya.

Terpopuler

Comments

Miu Nh.

Miu Nh.

selena punya boneka juga ya,, bonekanya itu nanti juga jadi manusia kan?

ugh! cowok jepang dan cowok belanda
cuman, romansa ny kurang ngena yah ~gemes!!

2025-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 My Best Buddy
3 and Now Partner in Crime
4 Sense of Nostalgia
5 Prejudice
6 Starting Point
7 Relate
8 Such a Long Night
9 Conflict
10 The Apologize
11 And The Plan Canceled
12 Home Sweet Home
13 Stuck
14 The Lost Colonel
15 Seeking The Past
16 The Old New Things
17 Probability
18 Friends
19 Friends II
20 Bullying
21 Entertained
22 Bullying II
23 Accident
24 After Incident
25 Nihon Matsuri
26 You've Got a Friend
27 Behind the Scene
28 School Festival
29 Reunion
30 Hidden Feeling
31 Birthday Bash
32 The Last Dance
33 Keep Being Hidden
34 Presence
35 Longing
36 The Answer
37 It Takes Good Teamwork to Raise a Child
38 Love Hate Relationship
39 Picnic
40 Love Hate Relationship II
41 Synchronize Our Frequencies
42 a Symphony Unraveling
43 Attachment
44 Attachment II
45 Destiny's Veil
46 The Letter
47 The Abduction
48 The Abduction II
49 Transactional Love
50 Disappear into Thin Air
51 New Horizon
52 My Roots
53 Stalker
54 Stalker II
55 a Goodbye
56 That's What Friends are For
57 Betrayal
58 Another Work to Do
59 Broken Heart
60 Reconciliation
61 Paranormal Experience
62 Gomenasai
63 Superhero
64 Graduation
65 Farewell Amsterdam
66 Welcome Home
67 Acceptance
68 Comeback
69 a Pleasant Surprise
70 Worries
71 Take a Chance
72 For The Queen I Adore
73 Misunderstanding
74 Engagement
75 Employee Gathering
76 Employee Gathering II
77 What a Surprise
78 What a Surprise II
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Prolog
2
My Best Buddy
3
and Now Partner in Crime
4
Sense of Nostalgia
5
Prejudice
6
Starting Point
7
Relate
8
Such a Long Night
9
Conflict
10
The Apologize
11
And The Plan Canceled
12
Home Sweet Home
13
Stuck
14
The Lost Colonel
15
Seeking The Past
16
The Old New Things
17
Probability
18
Friends
19
Friends II
20
Bullying
21
Entertained
22
Bullying II
23
Accident
24
After Incident
25
Nihon Matsuri
26
You've Got a Friend
27
Behind the Scene
28
School Festival
29
Reunion
30
Hidden Feeling
31
Birthday Bash
32
The Last Dance
33
Keep Being Hidden
34
Presence
35
Longing
36
The Answer
37
It Takes Good Teamwork to Raise a Child
38
Love Hate Relationship
39
Picnic
40
Love Hate Relationship II
41
Synchronize Our Frequencies
42
a Symphony Unraveling
43
Attachment
44
Attachment II
45
Destiny's Veil
46
The Letter
47
The Abduction
48
The Abduction II
49
Transactional Love
50
Disappear into Thin Air
51
New Horizon
52
My Roots
53
Stalker
54
Stalker II
55
a Goodbye
56
That's What Friends are For
57
Betrayal
58
Another Work to Do
59
Broken Heart
60
Reconciliation
61
Paranormal Experience
62
Gomenasai
63
Superhero
64
Graduation
65
Farewell Amsterdam
66
Welcome Home
67
Acceptance
68
Comeback
69
a Pleasant Surprise
70
Worries
71
Take a Chance
72
For The Queen I Adore
73
Misunderstanding
74
Engagement
75
Employee Gathering
76
Employee Gathering II
77
What a Surprise
78
What a Surprise II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!