dokter tetangga

"Hemm...."Dewa membuka matanya, dia sedikit bingung...."kenapa kamu bisa masuk?" tanya Dewa sambil menahan rasa dingin ditubuhnya. "Itu...anu....pintu rumah kamu tidak ditutup, terus tadi saya dengar kamu mengigo...saya pikir kamu sakit makanya saya masuk dan ternyata kamu memang lagi sakit...." jelas Vanda.

"Ayo kamu pindah kekamar saja" sambung Vanda sambil membantu Dewa berdiri, Vanda memapah Dewa menuju kamarnya. Dewa naik ketempat tidur, Vanda melihat kaki dewa masih memakai sepatu, dia segera membantu Dewa melepas sepatunya dan membuka kaus kakinya. "Em...itu kamu harus buka jaketnya?" kata Vanda.

"Eh jangan...biarkan saja" seru Dewa cepat. Dewa takut kalau Vanda melihat luka tembak dibahunya makanya dia melarang Vanda membukanya. Vanda tidak memaksa dewa membuka jaket, Dengan penuh perhatian dia menarik selimut untuk menutup badan Dewa yang semakin menggigil.

"Kamu baring dulu saya pergi mengambil air untuk kompres" Vanda kemudian keluar dari kamar dewa menuju dapur.

Dia mencari tempat untuk mengompres tapi dia tidak tau perkakas didapur itu. Kemudian dia berbalik lalu keluar dari rumah Dewa, dia segera berlari kecil menuju rumahnya. Dia mengambil tempat untuk kompres dan handuk bersih dari rumahnya tidak lupa dia membawa kotak obat. Setelah itu dia keluar lagi tidak lupa Vanda mengunci rumahnya.

Vanda kembali kerumah dewa sambil menenteng kotak obat dan tempat untuk mengompres. Dia kedapur mengambil air dari kulkas lalu dia masuk kedalam kamar Dewa. Dewa yang kembali tertidur tidak tahu apa yang dilakukan oleh Vanda si dokter tetangga.

Dengan hati-hati Vanda mulai merawat Dewa yang suhu badannya sangat panas. Dia mulai mengompres dahi Dewa. Sambil mengompres dia duduk disamping tempat tidur. Sesekali Vanda melirik wajah Dewa yang kelihatan pucat. Setelah cukup lama mengompres dia melepas kain kompres itu lalu meletakan diatas meja samping tempat tidur.

Dewa yang tidur terlentang dengan posisi tangan kanannya ada diatas dada, Vanda mau memindah posisi tangan dewa itu kesamping. Saat dia memegang tangan Dewa untuk dipindahkan, tiba-tiba suara merintih kesakitan keluar dari mulut Dewa.

Vanda yang kaget langsung melepaskan tangan Dewa, lalu dengan perlahan dia kembali mengangkat tangan itu, vanda merasa ada yang lengket di telapak tangan Dewa. Dia lalu memeriksanya ternyata itu darah yang mengumpal, dengan penuh hati-hati dia menyingsingkan lengan jaket Dewa. Betapa terkejutnya dia melihat Luka yang masih mengerluarkan darah itu.

"Ternyata dia terluka pantas saja wajahnya terlihat pucat, ini seperti luka yang masih baru karena lukanya belum kering" gumannya.

Dia segera menyingkap selimut yang menutupi Tubuh Dewa dengan sangat hati-hati Dia menarik resleting jaket yang dipakai Dewa, dengan penuh perjuangan dia membalikan tubuh dewa yang sudah tenggelam dalam tidurnya.

Setelah jaket itu terbuka vanda kembali membalikkan tubuh Dewa...."ahhh....." Pekik Vanda melihat darah yang sudah kering di bahu Dewa...perban yang menutupi luka itu sebelumnya sudah hampir terlepas. "Apa yang telah terjadi padanya? Kenapa lukanya banyak sekali...." Suara Vanda yang seperti berbicara dengan dirinya sendiri.

"Hemmmm...." tiba-tiba Dewa membuka matanya. Dia melihat Vanda yang duduk ditopang lututnya berada disampingnya, Dewa kemudian melihat kelengannya dia sadar jaketnya sudah dilepas.

"Jangan menghubungi siapapun, kalau kamu punya obat tolong obati saja"....suara Dewa seperti memelas karena tubuhnya sangat lemas sekarang.

....Vanda hanya menganguk...."kamu tidur dulu saya pergi mengambil obat dulu dirumah saya" sahut Vanda.

Dewa tidak menjawabnya dia kembali menutup matanya. melihat itu Vanda segera bergegas keluar dari kamar Dewa. Vanda berlari-lari kecil kerumahnya. Dia mencari obat yang tersedia dirumahnya tapi itu tidak cukup, dia mulai panik saat dia mengambil ponsel dari sakunya untuk menelepon dia teringat lagi dengan pesan Dewa tadi untuk tidak memberitahu siapapun.

Sebagai seorang Dokter dia memahami situasi ini apalagi dia sedikit mengerti dengan profesi Dewa.

Akhirnya dia keluar dari kamarnya sambil menyambar tas yang ada diatas meja kamarnya. Dia berjalan agak cepat untuk keluar dari kompleks perumahan itu, sesampainya dipos satpam dia melihat pak Dave sedang duduk diluar posnya. Akhirnya muncul ide di benaknya.

Dia berjalan mendekati pos satpam itu...."selamat malam pak....maaf pak ini....saya mau minta bantuannya pak..."sapa Vanda sambil

mengutarakan maksudnya.

...Ia non apa yang bisa saya bantu....? Kata pak Dave. "Ini pak...." Vanda meminta bantuan pak Dave untuk megantarnya ke apotek, tapi pak Dave tidak bisa mengantar karena yang jaga malam ini hanya dia sendiri dia tidak bisa meninggalkan tugasnya, pak Dave menyarankan Vanda untuk menggunakan motor matic miliknya saja karena dia tidak bisa mengantarnya.

Akhirnya vanda menerima ide pak Dave "Baik pak saya pinjam dulu sebentar ya pak...."...

..." Ia non hati-hatu jangan ngebut non...." Pesan pak Dave.

Vanda segera menaiki motor matic itu memacunya menuju dijalan raya yang mulai lenggang karena sudah hampir jam sepuluh malam. Vanda kemudian berhenti disebuah apotek yang buka dua puluh empat jam. Dia membeli infus, jarum suntik, obat bius, pereda nyeri dan obat anti septik serta berapa jenis obat lainnya untuk mengobati Dewa. Setelah semuanya sudah dibungkus dia membayar obag yang dibelinya. Setalah itu dia langsung pulang, dalam perjalanan pulang dia melihat sebuah kedai makanan, dia berhenti lalu memesan tiga kotak makanan. Lalu kemudian dia melanjutkan perjalannan kerumahnya.

Tidak lama kemudian motor yang dikendarai Vanda memasuki gerbang perumahan disana sudah ada pak Dave yang sedang duduk sambil memegang segelas kopi ditangannya.

Vanda memberhentikan motor lalu turun dari motor...."pak terimakasih sudah mengizinkan saya memakai motornya tadi, ini ada makanan pak..." Vanda menyerahkan sekotak makanan yang dibelinya tadi kepada pak Dave. "Aduh Non Vanda kenapa repot-repot begini, saya sudah makan tadi" tolak pak Dave dengan halus. "Tidak apa-apa pak tadi kebetulan saya juga beli makanan jadi sekalian saya bungkusin buat bapak satu" dia menyerahkan kotak makanan tersebut kepada pak Dave yang dengan enggan menerimanya. "Sekali lagi terimakasih ya pak, saya masuk dulu...."vanda balik kanan menuju rumahnya dengan tergesa-gesa.

Pak Dave yang mau mengatakan sesuatu hanya melongo melihat kepergian Vanda yang tampak buru-buru itu, dia hanya menggeleng sambil tersenyum melihat tingkah Vanda.

....

Sementara itu Vanda kembali kerumahnya dia meletakan tas dikamarnya, lalu mengambil alat tensi dan termometer dari kotak perlengkapannya.

Dia lalu keluar dari rumahnya menuju rumah Dewa. Dia melihat jam sudah hampir setengah sebelas malam, dia tersadar ternyata dia cukup lama meninggalkan Dewa tadi. Dia masuk kerumah Dewa langsung menuju kamarnya.

Setelah itu dia mulai memasang infus dan termometer diketiak Dewa.

Dia lalu mengambil kembali termometernya dia lihat suhu panas dibadan Dewa mulai turun, dia mulai menyuntikan Dewa setalahnya dia membuka perban dibahu Dewa, membersihkan luka itu kemudian dia mejahit luka yang tampak masih berdarah tersebut.

Proses pengobatan yang dilakukan Vanda hampir satu jam baru selesai.

Kelar mengobati Dewa dia merapikan kembali selimut dan mengembalikan obat-obat kedalam tempatnya. Membuang semua kapan dan kain kasa yang dia gunakan ketempat sampah.

Dirasa semuanya sudah beres Vanda melihat ada Sofa dikamar tersebut, dia kemudian duduk disana. Dia memperhatikan sekeliling kamar yang tampak rapi, didalam kamar itu ada sebuah Tv LED yang berukuran besar tegantung didinding tengah kamar itu. Ada gambar pemandangan juga, kamarnya sangat rapi dan bersih gumannany dalam hati. Tidak lama kemudian Vanda merasakan matanya berat karena kantuk yang menyerangnya. Vanda sudah tidak sadar lagi akhirnya dia tertidur disofa.

.....

Waktu sudah menunjukan pukul tiga pagi, Dewa yang tersadar dari tidurnya karena merasa bahunya yang perih akhirnya terbangun. Dia juga merasa perutnya sangat lapar, lalu Dewa tersadar setelah menoleh kearah sofa. "Ternyata dia masih disini" guman Dewa. Dia melihat Vanda yang tidur disofa tanpa selimut, dengan sangat hati-hati akhirnya dewa bangun mengambil bantal dan selimut. Dia mendekati Vanda yang tertidur sambil memegang infus ditangan kanan dan selimut serta bantal ditangan kiri. Dewa meletakan bantal dikepalanya lalu menyelimuti tubuh Vanda.

Mungkin karena gerakan Dewa tadi membuat Vanda terjaga dari tidurnya. Dia melihat Dewa yang berjalan kearah pintu keluar kamar..."kamu mau kemana?" Tanya Vanda yang mengejutkan Dewa yang hendak memegang handle pintu kamarnya. "Eh....kamu....maaf menganggu tidurmu...em itu saya lapar....." Kata Dewa tersipu malu. "Sudah....kembali kesini, jangan banyak gerak dulu..." Sergah Vanda. Dengan patuh akhirnya Dewa kembali ketempat tidurnya.

"Tadi saya beli makanan tapi mungkin sudah dingin, saya panaskan dulu didapur...kamu tunggu disini saja..."kata Vanda. Dewa hanya mengangguk saja....

Vandapun keluar dari kamar Dewa menuju dapur...terdengar suara microwave yang dibuka dari dapur.

*****

(BERSAMBUNG)

Ayo guys berikan komentar kalian tentang Novel ini

Terpopuler

Comments

Asmar Aco

Asmar Aco

mantap

2025-03-23

1

lihat semua
Episodes
1 Misi penyelamatan seorang Dokter dari Tangan penculik
2 mission complete
3 kembali ke Mandar
4 Dude jadi ayah
5 kembali
6 tetangga baru
7 minta bantuan
8 Sebuah Misi
9 menumpas teroris
10 tewasnya pimpinan teroris
11 terluka
12 pesan
13 di hadang
14 pulang
15 dokter tetangga
16 Di rawat dokter tetangga
17 jalan
18 salah paham
19 memilih pensiun
20 mobil baru
21 Duel
22 Mabuk
23 Agen wanita
24 Agen Rahasia 2
25 insiden di Kafe
26 Dude hilang
27 penyelamatan
28 Duel
29 ternyata pensiun seorang Diri
30 di ajak
31 meminta izin
32 pertama kali diantar ketempat kerja
33 memukul orang lagi
34 Tiger bertekuk lutut lagi
35 misi balas dendam
36 misi gagal
37 marahan
38 Pertemuan dua wanita
39 menginap lagi
40 Vanda merajuk
41 ancaman Jack
42 kesombongan Jack
43 akhir cerita Jack
44 penyergapan si ahli racun
45 tewasnya si ahli racun
46 Cemburu yang mengemaskan
47 trik Vivi
48 Gegara Luka
49 Dewa Sembuh
50 Dewa bermain Gitar di Kafe
51 Harimau Kuning meminta Bantuan
52 menolak Bertemu
53 Vanda ingin ikut Pulang kampung
54 Calon Istri idaman
55 Di hadang gengster
56 terjebak Hujan
57 bidadari
58 benaran Bidadari
59 kamu mau ninggalin aku?
60 mengemaskan
61 Hamara masih ada
62 Aset berharga
63 Menyusup
64 Penyergapan
65 Yonah si Penghianat
66 Hasim yang megenaskan
67 Hasim tertangkap
68 bertemu calon mertua
69 Bertemu kembali
70 Vanda yang Tantrum
71 Rencana Pasukan Iblis Neraka
72 Dewa di rujak empat wanita sekaligus
73 Vanda merajuk lagi
74 penyerbuan ke markas mafia
75 Agen Rahasia juga bergabung
76 kamu mencintainya?
77 di rujak ibu-ibu
78 terancam pindah planet
79 siap ke Pluto?
80 Rencana besar
81 Survey kantor baru
82 Vanda merajuk lagi
83 Vanda galau
84 di tinggal pergi
85 Vivi dan Vanda dua Tom and Jerry
86 perjodohan akal-akalan Vivi
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Misi penyelamatan seorang Dokter dari Tangan penculik
2
mission complete
3
kembali ke Mandar
4
Dude jadi ayah
5
kembali
6
tetangga baru
7
minta bantuan
8
Sebuah Misi
9
menumpas teroris
10
tewasnya pimpinan teroris
11
terluka
12
pesan
13
di hadang
14
pulang
15
dokter tetangga
16
Di rawat dokter tetangga
17
jalan
18
salah paham
19
memilih pensiun
20
mobil baru
21
Duel
22
Mabuk
23
Agen wanita
24
Agen Rahasia 2
25
insiden di Kafe
26
Dude hilang
27
penyelamatan
28
Duel
29
ternyata pensiun seorang Diri
30
di ajak
31
meminta izin
32
pertama kali diantar ketempat kerja
33
memukul orang lagi
34
Tiger bertekuk lutut lagi
35
misi balas dendam
36
misi gagal
37
marahan
38
Pertemuan dua wanita
39
menginap lagi
40
Vanda merajuk
41
ancaman Jack
42
kesombongan Jack
43
akhir cerita Jack
44
penyergapan si ahli racun
45
tewasnya si ahli racun
46
Cemburu yang mengemaskan
47
trik Vivi
48
Gegara Luka
49
Dewa Sembuh
50
Dewa bermain Gitar di Kafe
51
Harimau Kuning meminta Bantuan
52
menolak Bertemu
53
Vanda ingin ikut Pulang kampung
54
Calon Istri idaman
55
Di hadang gengster
56
terjebak Hujan
57
bidadari
58
benaran Bidadari
59
kamu mau ninggalin aku?
60
mengemaskan
61
Hamara masih ada
62
Aset berharga
63
Menyusup
64
Penyergapan
65
Yonah si Penghianat
66
Hasim yang megenaskan
67
Hasim tertangkap
68
bertemu calon mertua
69
Bertemu kembali
70
Vanda yang Tantrum
71
Rencana Pasukan Iblis Neraka
72
Dewa di rujak empat wanita sekaligus
73
Vanda merajuk lagi
74
penyerbuan ke markas mafia
75
Agen Rahasia juga bergabung
76
kamu mencintainya?
77
di rujak ibu-ibu
78
terancam pindah planet
79
siap ke Pluto?
80
Rencana besar
81
Survey kantor baru
82
Vanda merajuk lagi
83
Vanda galau
84
di tinggal pergi
85
Vivi dan Vanda dua Tom and Jerry
86
perjodohan akal-akalan Vivi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!