BAB 18

"Kamu kan bilang kalau kamu mau lepasin Bian, dulu! Tapi kenapa omonganmu nggak sesuai sama kelakuan?" tanya Regina begitu mereka berada di salah satu sudut taman sekolah.

"Apa maksutmu?" tanya Miki bingung.

"Kamu tahu maksutku, Mik!" sengap Regina terlihat tidak senang.

Miki yang pendek, mencoba memandang wajah penuh emosi Regina yang memiliki badan lebih tinggi darinya.

"Aku beneran nggak paham," sahut Miki masih berusaha tenang.

"Ck!!" Regina lalu mengambil Hp dan menyalakannya.

Ia terlihat sibuk sesaat, mengotak-atik Hp-nya. Beberapa menit kemudian ia menunjukkan hp-nya ke arah Miki.

"Kamu sengaja kan?!!" hardik Regina sambil memajukan screen Hp nya ke depan mata Miki.

Miki mengernyit sesaat, kemudian mencoba memfokuskan pandangannya.

"Bian...," desis Miki begitu menyadari wajah pada foto itu.

Detik berikutnya mata Miki terbelalak. Itu foto yang ia ambil di awal tahun baru tahun ini. Ketika dirinya dan Bian tengah berkencan.

Miki pun semakin sadar. Regina tengah membuka galeri IG-nya. Ia ingat dengan jelas, foto itu ia post pada IG pribadinya. Dan bagaimana bisa Regina membuka IG miliknya?

Miki merasa aneh.

"Sejak kapan kamu ngefollow IG-ku? Aku sama sekali nggak pernah ngerasa nerima permintaan followmu," Miki mendongak dan memandangi Regina dengan penuh tanya.

Regina tidak menjawab.

"Gimana bisa kamu buka IG-ku kecuali kamu follow aku, secara IG-ku aku private? Kamu pakek fake akun buat follow IG-ku?" mata Miki mengernyit tidak percaya.

"Yang jelas bukan itu permasalahan!! Kamu bilang ngelepasin Bian! Kenapa masih nyimpen banyak foto dia di IG-MU??!!" sambar Regina.

"Ini!!" Regina menunjukkan foto lain.

"Ini!!!"

"Dan masih banyak yang lain!!! Kenapa kamu simpen?!?" Regina menggila.

"Kenapa aku nggak boleh? Melepas bukan berarti nggak boleh mengenang kan?" tanya Miki balik.

"Apa mau mu sebenernya? Bukannya kamu udah janji nggak akan ngusik aku sama Bian?"

"Mana pernah aku ngusik kalian. Emang pernah?" tantang Miki balik.

Regina tidak menyahut. Wajahnya merah padam, terlihat sekali ia tengah menahan emosinya.

"Hapus foto itu..., hapus sekarang!!" Sentak Regina.

"Nggak!!" sambar Miki tidak gentar. "Kamu udah ambil Bian..., ambil!! Peluk dia!! Tapi jangan pernah ngusik kenanganku! Kamu..., kamu yang baru dateng di antara kita..., jangan pernah usik sama kenangan yang masih aku pegang!!" tambahnya dengan suara tinggi.

"Tapi dia cowokku sekarang!!! Apa kata orang nanti? Mereka pikir kita pasangan nggak bahagia!" sentak balik Regina.

"Ngapain kamu mikir soal itu?? SEMUA ORANG JUGA UDAH TAHU, DUA TAHUN BIAN JADI COWOKKU!! SEBELUM CEWEK MACEM KAMU NGGAK TAHU MALU GODAIN BIAN!!" cecar Miki mengeluarkan semua emosi yang selama ini hanya ia pendam dalam diamnya.

PLAK!!

Tamparan keras mendarat di pipi Miki.

Miki tertegun. Lalu setetes darah segar nampak akan mengalir dari sudut bibirnya. Ia menahan perihnya lalu memandang Regina dengan sengit.

Ia tidak terima dengan pukulan yang tidak seharusnya ia dapat. Yang seharusnya di tampar itu dia!! Regina!! Perempuangila itu merebut Bian dari sisinya!!

Miki bersiap akan menampar Regina, yang kemudian terurungkan lantaran suara menggelegar Bian terdengar memanggil namanya.

"MIKI!!!"

Miki tertegun, terdiam di tempat.

Sedangkan Regina ia berlari ke arah Bian seakan mengadu.

"Kamu mau ngapain?" tanya Bian disela langkahnya sebelum kemudian Regina berhambur kepelukannya.

"Kamu yang ngapain? Gimana bisa ngebiarin pacarmu ngebully mantanmu," jawab Miki yang enggan berbalik memandang lawan bicaranya.

"Bully??" ulang Bian.

"Aku nggak bully. Aku cuma mau dia ngehapus foto-foto kamu di IG dia. Tapi dia nya nggak mau and marah ngamuk-ngamuk," Regina benar-benar mengadu dengan liciknya.

"Foto?" Desis Bian. "Kamu masih nyimpen foto-foto kita?" tanyanya kemudian pada Miki yang masih memunggunginya.

"Iya. Kenapa?" tanya Miki balik.

Ia yang melihat sosok Olive dan Ali hendak menghampiri untuk menolongnya pun segera memeberi tanda untuk tidak perlu ikut campur.

"Hapus..., tolong hapus," ucap Bian membuat Miki makin sakit hati.

"Kalau aku nggak mau??"

"Aku mohon...."

Miki tidak langsung menjawab. Ia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia tengah mencoba menahan air matanya.

"Bae, kita jalan hampir dua tahun lebih..., banyak hal terjadi di balik semua foto-foto itu. Kamu pikir aku nggak mau hapus?? Aku mau..., tapi hatiku nggak mampu!" ucap Miki berusaha membulatkan suaranya, ia juga tanpa sadar memanggil Bian dengan nama kesayangan keduanya.

"Jadi kamu nggak akan hapus itu? Kamu nggak kasian sama Regina?"

DEG! Jantung Miki berdegup kuat.

Kasian?

Pada Regina???

"Kasian...?? Sama Regina?? Apa kamu nggak kasian sama aku??" ucap Miki menahan getir nan perih di hatinya.

Ia sama sekali tak berbalik sedikit pun.

"Miki..., please..., jangan mulai...," pinta Bian. "Kita sepakat buat pisah baik-baik kan?" lanjutnya.

"Ya..., kamu yang minta...," sahut Miki langsung.

"Hhh..., kalo gitu, hapus foto-fotonya."

"Nanti..., nanti aku hapus."

"Selama kamu masih nyimpen foto-foto itu..., kamu nggak akan bisa move on dari aku."

"Bener! Kita ini maunya kamu juga bahagia. Cepet-cepet move on dari Bian terus dapet cowok baru!!" sahut Regina sok care.

"Bilang aja kamu nggak tenang  selama aku masi kosong. Bilang aja takut Bian balik sama aku, makanya kamu sok-sokan care kayak gitu!" sengit Miki yang masih tidak memutar badannya.

"Kamu itu–"

"Hop!! Stop!" sambar Bian memutus perkataan Regina. "Ya udah. Terserah kamu..., tapi aku harap kamu bisa cepet hapus semua foto kita," lanjutnya.

Miki tidak menjawab. Ia hanya menggigit bibir bawahnya getir. Ia merasa terbuang dan tidak berharga lagi.

Bagaimana tidak, Bian..., ia seakan tidak menghargai foto-foto penuh kenangan mereka berdua. Meminta Miki segera menghapusnya.

Miki makin menggigit bibir bawahnya penuh pedih.

Tap,tap..Tap,tap...Tap,tap...

Miki mendengar langkah Bian dan Regina mulai berlalu.

"Bian!" panggil Miki yang masih mempertahankan posisinya.

Bian dan Regina menghentikan langkahnya. Keduanya kemudian menoleh kearah punggung Miki.

"Tolong suruh pacarmu buat unfollow  fake akun dia dari IG-ku..., atau aku nggak akan pernah hapus foto-foto itu!" ancam Miki.

"Hhhh...,ok!" sahut Bian setalah ia melirik jengah kearah pacar barunya.

Begitu langkah kedua sejoli anyaran itu semakin menjauh, kedua sahabat terbaik Miki itu pun berlari dari tempat persembunyiannya. Merengkuh Miki masuk dalam pelukan Ali.

Membiarkan Miki menangis pedih tanpa suara.

****

Kepala Emeris terasa pening begitu ia berusah membuka matanya. Ia mengernyit sembari menggrilyakan tangannya di atas meja lampu di samping tempat tidur.

Ia akhirnya menemukan benda yang membuatnya bangun dari tidur paginya

"Ya...," sapanya dengan suara super parau.

"Kamu dimana? Sejam lagi rapat sama SPV area. Jangan lupa juga kalo jam sebelas siang ini kamu janji ketemu sama Pak Dirga!" cerocos Thomas.

Emeris mengernyit sembari memutar pandangannya ke segala penjuru arah.

"Wait..., aku dimana?" tanyanya bingung sendiri, mendapati view di depannya terasa asing.

"Hah? Lha nggak tahu!" sahut Thomas ikutan bingung.

"Aduh..., ntar, palaku...," Emeris berusaha bangkit dan ingin duduk, ketika kemudian ia mendapati sebuah lengan merangkul perutnya.

Ia menoleh pada pemilik lengan tangan nan langsing itu.

"Tina...," desis Emeris begitu mengenali wajah pulas seorang wanita yang masih tertidur di samping.

"Kamu sama Tina?" tanya Thomas yang dapat mendengar perkataan bos nya.

"Hmm...," jawab bos ganteng itu.

Ia lalu terdiam sesaat mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!