Gadis itu adalah gadis model pada olshop yang beberapa waktu lalu di tunjukkan oleh Ruby padanya.
Senyum geli pun terkembang dibibirnya. Itu karena ia teringat akan ekspresi dongkol di wajahnya pada setiap foto di olshop tersebut.
Tapi melihatnya secara real semacam ini membuat Emeris cukup terkejut. Nyatanya sosok itu memanglah sangat mungil dan imut. Lebih cantik di real ketimbang di foto. Mungkin karena saat ini gadis itu tengah tersenyum dengan malunya.
... ...
"Lucunya...," desis Emeris yang terus-terusan diserang sengatan pada tiap ujung bibirnya hingga membuatnya tersenyum tiada henti karena gadis itu.
"Turun!" seru Toya yang sudah berdiri di hadapannya.
Seketika itu juga Emeris segera tersadar dari lamunannya. Iya benar! Seorang Emeris baru saja melamum gara-gara seorang gadis Hobbit yang muncul di deretan penonton.
Emeris mendongak kearah Toya beberapa saat kemudian beranjak dari duduknya.
Ia melangkah dan kemudian menyusup kedalam formasi dance teamnya. Menari seirama dengan team. Kompak dan energik.
Keintensan gerakan dance itu melonggar dan memberi ruang bagi tiap member untuk show up dan bersolo dance di tengah-tengah arena.
Sembari menunggu giliran mata Emeris terus menerus mengarah pada sosok Hobbit yang benar-benar membuatnya takjup. Sejujurnya sudah sejak awal ia kembali turun ke arena, matanya terasa enggan beranjak pada sang Hobbit.
Ia pun kemudian mempunyai ide gila. Ia menunggu hingga gilirannya solo dance untuk melancarkan serangan.
Waktu itu pun tiba. Emeris bukannya melangkah ketengah arena, ia jutru membalikkan badan lalu berjalan lurus kearah Hobbit itu berdiri terbengong-bengong memandanginya.
Penonton membelah begitu Emeris melewati mereka. Dan inilah moment dimana si 190cm bertemu dengan 158cm.
Gadis Hobbit itu mendongak mentok untuk menatap wajah Emeris yang berdiri sangat dekat di depannya.
Sejurus kemudian Emeris mulai ngedance keren nan sexy di hadapan gadis Hobbit itu. Seketika itu juga, si gadis terlihat tegang dan seakan tidak dapat bernapas.
Kelakuan absurd seorang M membuat Toya dan team melongo tidak percaya. Apa lagi Gisti. Mulutnya sampai terbuka lebar melihat M berdance sexy macam itu di hadapan seorang gadis yang sangat ia kenal.
Suasana makin menggila. Seruan dan jeritan para gadis memekakkan telinga. Itu karena Emeris dengan gilanya melepas topinya dan meloloskan t-shirt polos yang ia kenakan. Sekali lagi itu semua dilakukan di depan gadis Hobbit yang tidak berdosa itu.
Perut datar, otok kencang di sana sini. Eight pack yang sempurna terpampang tanpa sensor. Dada bidang yang tak dapat diragukan lagi mampu membuat mu nyaman bila bersandar di atasnya.
Pemandangan gratis macam itu sangatlah sayang untuk luput dari sorotan kamera. Jadilah semua berbondong-bondong mengeluarkan smartphone mereka dan merekam aksi gila nan absurd seorang M.
BRUKK!!
Gadis Hobbit itu jatuh terduduk secara tiba-tiba.
Emeris pun seketika itu juga menghentikan tariannya. Ia berdiri dengan dada pidangnya yang naik turun ngos-ngosan. Matanya diarahkan kebawah, pada gadis Hobbit yang mendongak menatapnya dengan bingung dan tidak percaya. Selain itu, wajah lucunya terlihat tegang dan syok.
Di balik masker itu, senyuman penuh kepuasan terukir nyata. Ia puas karena berhasil mengusili gadis lucu itu. Dan makin puas dengan hasil yang ia dapat. Wajah penuh keterkejutan yang lebih lucu dan imut dari sebelumnya.
Yang jelas itu membuat hati Emeris bahagia dan senang tiada kira.
*****
Miki menyelinap di sela-sela penonton lain. Hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan posisi yang sangat strategis. Barisan ke 2 dari depan. Di samping nya ada Olive dan Ali yang menemani.
"Wah!! M!!" seru Miki girang melihat idolanya tengah beraksi.
"Wah, kita datengnya pas bnget ya. Pas si M beraksi!!" Olive tidak mau kalah girangnya.
"Yeeee!! Itu soalnya kalian bisa ontime! Nggak kayak biasanya!" sambar Ali dengam mata yang terus mengamati pergerakan M. Ia juga mengidolakan M.
Miki dan Olive saling berpandangan kemudian, lalu melongos memoncongkan bibirnya kearah lain. Mencemooh sahabat mereka yang tengah berlagak paling disiplin saja. Setelahnya, keduanya kembali fokus pada aksi M. Mereka bertiga juga ikut bersorak sorai tidak karuan ketika M menggila dengan tariannya.
Mata Miki terus mengekori sosok M yang menarik diri kebelakang arena untuk break minum. Miki terus mengamati gelagat M yang memposisikan dirinya sedemikian rupa untuk hanya sekedar minum. Terlihat jelas kalau M tidak ingin wajahnya terlihat.
Sejujurnya Miki sangat penasaran dengan alasan seorang M yang berlagak sangat miterius dengan menyembunyikan wajahnya di balik topi dan juga masker hitam itu. Lihat saja, kali ini M terlihat sangat rempong dengan botol minum dan masker wajahnya.
Ia tidak bisa menenggak air dalam botol itu dengan mendongakkan wajahnya kemudian mendorong isi air dalam botol kedalam mulutnya. Ia terlihat celingukan ke kanan dan kekiri, lalu kemudian sosok Gisti datang dengan sedotan hitam di tangannya. Dan lihatlah kemudian, betapa cantiknya sosok macho itu meminum sebotol air mineral dengan sebatang sedotan.
Miki lantas tersenyum geli melihat tingkah rempong M kala ingin minum.
Walau pun demikian, Miki masih saja terus mengamati M. M yang kemudian menuntaskan minumnya. M yang lalu menutup botol minuman itu. M yang setelahnya meletakkan botol minuman itu dilantai dan menbarkan pandangannya. Detik berikutnya pandangan mereka bertabrakan.
DEG!!
Jantung Miki berdegup kuat. Sorot mata yang tajam dan dalam menusuk dari celah kecil antara moncong topi dan masker hidung hitamnya. Memandang lurus ke arah Miki tanpa berkedip.
Salting.
Miki membuang pandangannya kearah lain. Beberapa detik ia menahan kepalanya untuk stay pada posisinya sembari mengatur napas dan jantungnya yang tiba-tiba berdrumband ria di dalam. Ia berharap ketika ia kembali membalikkan wajahnya, sorot mata yang mengarah pada dirinya itu menghilang.
Naasnya, tatapan itu masih menghujam jantung Miki ketika ia kembali memalingkan wajah ke posisi semula. Gadis mungil itu makin membeku di tempat.
"M.... Ini mataku nggak minus kan? Ah nggak lah! mataku normal. M liatin aku ya....Ah! iya nih!" gumam Miki lirih semakin salah tingkah. Mendadak ia seakan merasakan kalau tubuhnya tengah diikat kencang oleh tatapan mata M. Sehingga membuatnya tidak dapat bergerak dan mau tidak mau harus membalas tatapan itu.
"Hhhhh!!" Miki mendengus lega ketika tatapan mengikat M berhasil lepas darinya. Itu berkat Toya. Karena abangnya si Gisti itu menyuruh M untuk turun bersama yang lain.
M menurut dan bergabung ke dalam dance grup. Miki kembali menikmati tarian M. Sesekali ia melemparkan pandangannya kearah Olive dan Ali yang berada di samping kanannya. Sepertinya kedua sahabatnnya itu tidak tahu akan peristiwa bersejarah yang baru saja terjadi padanya.
M MEMANDANGINYA TANPA BERKEDIP!!!
Apa hari ini aku keliatan cantik banget ya? Apa barusan M terpesona sama aku? batin Miki girang seorang diri.
Ia tersenyum dengan absurdnya di tengah-tegah keriuhan itu. Untung kedua sahabatnya terlalu sibuk mengamati show yang epic sekali di tengah arena itu, sehingga tidak mnyadari kalau salah seorang sahabatnya sedang terserang tanda-tanda gangguan jiwa.
Yaitu tertawa-tawa sendiri tanpa sebab yang jelas.
"Abis ini M solo!" seru Olive seraya menyikut Miki.
Seketika itu juga, Miki tersadar. Ia lalu menoleh ke Olive yang memandang lurus ke depan. Ia pun kemudian mengikuti arah pandangan Oliv.
ia melihat M yang diam di tempat seakan menunggu gilirannya untuk bersolo dance, setelah giliran temannya selesai.
It's time!! M SOLO DANCE!!!
Semua penonton bersorak menyemangati M. Tapi bukannya menari, M malah berbalik badan dan berjalan ke arah kerumunan penonton.
Miki terbelalak kaget menyadari arah langkah M mengarah tepat padanya.
Lho?? batinya bingung.
M melangkah semakin mendekat. Hingga ia berada di depan baris penonton. Para penonton di barisan depan Miki membelah ketika menyadari kalau M akan terus melangkah maju. Para penonton itu mempersilahkan M lewat dan kini berdiri tepat di hadapan Miki.
Miki mendongak berusaha memandang wajah M yang hanya menampakkan sepasang mata yang menyorot dingin kearahnya.
Miki menelan ludah, ia tidak mengerti kenapa M bisa berdiri tepat di hadapannya.
Detik berikutnya. Tubuh Miki dibuatnya menegang. Dari jempol kaki hingga pangkal rambut di kepalanya. Bagaimana tidak tengang, tiba-tiba saja M bergerak menari dan meliukan badannya dengan sexy nya.
Bahkan karena jarak yang dekat, Miki bisa mengdengar hembusan napas tidak stabil M yang terus menebar ke sexyan di hadapannya.
Jantung Miki makin bertegup tidak karuan. Dan semakin tidak karuan karena tiba-tiba M membuka topi dan memperlihatkan rambut lebat berwarna hitam kemerahan dengan poni lebat layaknya para kpop idol.
kali ini napas Miki tertahan. Gerakan ayunan kepala M membuat rambut-rambutnya terkibas dan berkibar kesana kemari. Menghempaskan aroma segar maskulin yang berasal dari sampo rambut yang sehari-hari ia pakai.
"WAAAAH!!!" teriakan penonton semakin riuh dan menggila.
Itu karena M semakin berulah. Ia melepas t-shirt hitamnya tepat di hadapan gadis imut nan innocent itu.
Miki semakin tidak bisa bernapas, di suguhi sajian tahu kotak bertumpuk-tumpuk dan bantal kekar di dada yang bidang. Manic mata Miki bergunjang, ia tidak sanggup memelototi semua otot yang terpapang live di hadapannya. Manic mata Miki kemudian bergulir mencoba menatap mata M yang terlihat begitu tajam dan membius.
"Ah...,aku nggak kuat...," desis Miki lemas berbarengan dengan tubuhnya yang merosot kelantai.
"Miki!" seru Olive dan Ali yang sedari tadi hanya megap-megap tidak percaya melihat sahabatnya mendapat perlakuan seistimewa itu dari seorang M yang miterius.
"Kamu nggak apa-apa?” tanya Olive yang ikut berjongkok mencoba mengecek keadaan Miki. Disusul Ali kemudian.
"Oliv...,Al..., ini bukan mimpi kan???” tanya Miki mendadak ling-lung.
"Mimpi apanya? Real non!" sambar Ali gemas.
"Hah..., jadi beneran M nari di depan aku?" rancau Miki makin tidak jelas.
"Hahaha..., kamu nggak apa-apa kan?" tiba-tiba terdengar suara berat yang membuat ketiganya segera menoleh ke sumber suara.
Rupanya M sudah ikut bercongkok di hadapan Miki dan kedua sahabatnya. Tentunya t-shit itu juga sudah terpasang kembali di tempatnya semula dan juga topi.
"M...," desis Miki sambil memandangi M dengan tidak percaya.
"Iya?" sahut M dengan suara yang terdengar sangat menawan untuk ukuran seorang laki-laki misterius. Biasanya suara-suara jenis seperti itu dimiliki laki-laki yang berwajah tampan.
"Aaaah!!" tiba-tiba Miki menjerit dengan begonya yang kemudian langsung mendapat jitakan dari para sahabatnya.
"Ngagetin aja ah!!" maki Ali.
"Tahu nih!!" sambung Olive berbarengan dengan tampolan tangan berat Olive pada sebelah lengannya.
"Hahaha...," tawa M makin terdengar renyah. “aku bantu berdiri" tuturnya sembari menjulurkan tangannya.
Miki terkesiap, bukannya menyambut tangan itu. Ia malah memandangi M.
Kedua alis M lantas terangkat tinggi. Barulah kemudian Miki meraih tangan itu dan bangkit dengan bantuan tarikan tangan M.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments