Acara

"Baju anda sudah saya siapkan,acara di mulai 7:30,anda bawa mobil sendiri atau di jemput?" tanya Faizal

"Jemput saja saya lagi malas menyetir"

"Baiklah jam 7 malam kami sudah sampai di rumah utama" ujar Faizal

"Siang ini kita rapat di Mall Ciputat pak"

"Siapkan semua bahan nya katakan pada Ratih untuk menghubungi pak Handoyo,kerja sama dengan perusahaan nya kita batalkan saya tidak mau ambil resiko karena perusahaan beliau akan bangkrut"

"Siap pak" jawab Faizal

"Satu lagi minggu depan minta seluruh kepala cabang untuk berkumpul awal bulan akan di adakan acara Gathering bersama keluarga mereka masing-masing"

"Dalam rangka apa pak?"

"Perayaan proyek di Surabaya, kita untung besar jadi semua karyawan boleh menikmati nya"

"Baik" jawab Faizal lagi lalu segera pergi

Baskara mengambil ponsel nya untuk menghubungi mama Winda.

"Kenapa Bas,ada masalah?"

"Tidak,aku hanya ingin minta tolong pada mama siapkan Nayla untuk aku bawa ke acara makan malam"

"Makan malam?"

"Iya ma"

"Tapi Nayla sedang hamil Bas tidak boleh keluar terlalu lama"

"Paling lama satu jam ma"

"Ya sudah mama minta teman mama antar gaun dulu"

"Terimakasih ma"

"Iya" sahut mama Winda

"Kenapa tiba-tiba Baskara ingin membawa Nayla ya" gumam mama Winda

****

"Bu.....mbak Nayla sudah bekerja" ucap Tari pelan

Bu Maya hanya menghela nafas panjang tak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Apa ibu mau bicara dengan mbak Nayla?" tanya Tari lagi

"Belum saat nya Tar"

"Bu,aku tau ibu kecewa tapi Mbak Nayla anak ibu juga bu,ada cucu ibu di perut nya meskipun kita tidak satu atap dengan mbak Nayla setidaknya ibu memberikan kekuatan pada nya bu,mbak Nayla sudah menderita di luar sana"

"Tar,ibu sayang pada mbak mu,ibu sayang pada kalian tapi ibu belum bisa Tar,ibu nggak kuat bicara dengan mbak mu"

"Bu....-"

"Sudah ibu mau istirahat" potong bu Maya

Bu Maya bukan tidak mau bicara pada Nayla tapi jika mendengar suara anak pertama nya itu justru akan membuat Maya makin kepikiran.

****

"Nay, ini gaun nya nak"

"Gaun apa ma?" tanya Nayla bingung

"Bukan nya kamu dan Baskara akan makan malam di luar"

"Makan malam?" tanya Nayla semakin bingung.

"Baskara nggak ngomong sama kamu Nay?"

"Nggak ngomong apa-apa ma"jawab Nayla

"Astaga tuh anak gimana sih ngajakin kamu keluar tapi malah bilang nya sama mama,kamu pake' aja gaun nya sayang nanti Baskara pulang kalian langsung berangkat, dandan yang cantik ya"

"Tapi ma-"

"Udah,mama sudah siapkan semua nya"

Nayla semakin bingung dengan tingkah Baskara hari ini,apa ini kelanjutan drama mereka siang tadi pikir Nayla.

****

"Ma,Nayla mana?"

"Lagi siap-siap,kamu mau bawa Nayla ke acara kok nggak bilang sama Nayla sih Bas,dia jadi bingung"

"Aku lupa kalau nggak ada nomer Nayla ma"

"Astaga.... nggak jelas banget kamu Bas" ketus mama Winda

"Malam bu Winda,pak Baskara" sapa Faizal yang baru datang.

"Kita berangkat sekarang pak?" tanya Faizal

"Ma tolong panggilkan Nayla"

"Nayla siapa pak?" tanya Faizal bingung

"Anak saya" jawab mama Winda tersenyum manis

"Saya pikir pak Baskara mengajak bu Dena lagi secara saya dengar bu Dena ikut bergabung di perusahaan kita" ceplos Faizal membuat Baskara menghela nafas panjang dia tidak ingin mama nya tau Dena bekerja di kantor nya lagi.

"Bas"panggil mama Winda meminta penjelasan.

"Aku punya alasan ma"

"Alasan apa?"

"Ma,aku sudah selesai" ucap Nayla yang baru keluar dari kamar nya.

Gaun berwarna pink dengan riasan natural membuat Nayla seperti seorang princess, Baskara pun sampai terpesona melihat bumil ini.

Faizal menatap Nayla lekat dia seperti pernah melihat perempuan ini tapi dia lupa di mana.

"Kondisi kan mata kamu Faizal dia anak mama" marah mama Winda membuat Faizal menundukkan pandangan nya.

"Kamu cantik sekali sayang"puji mama Winda

"Makasih ma"

"Pilihan mama memang tidak pernah gagal" ucap perempuan tua ini sambil tersenyum puas.

"Sudah sana kalian berangkat nanti malah telat, ingat Baskara jaga Nayla baik-baik jangan sampai sesuatu terjadi pada nya"

Baskara menggeleng kecil dia serasa menjadi anak tiri oleh mama nya sendiri.