Kekacauan

“Apa ini,” gumamnya dengan bingung dan mulai duduk di sebuah sofa yang berhadapan langsung dengan balkon kamarnya.

(Aska…. ini aku Indri…. Kau mungkin lupa denganku, aku teman kuliahmu dulu. Aku minta maaf untuk semua kejadian ini, kau terlihat begitu kelelahan dengan masalah yang kau hadapi Aska, aku tidak tau wanita mana yang menyakitimu hingga kau bisa tertidur selama 1 hari. Aska aku harap tidak ada kemarahan antara kau dan aku. Tapi Aska sungguh aku mengatakan ini dengan jujur, hal inilah yang selama ini aku tunggu. Dan ya untuk pekerjaanmu aku benar benar merasa bersalah, sebagai gantinya itu ada uang di dalam laci meja mungkin saja akan kau perlukan nanti. See you Indri…..)

Aska meremas kertas itu dengan rasa kesalnya, ia benar benar mencoba utuk mengingat siapa indri yang ada di surat ini.

Sampai ia mengingat jika ini sudah hari kedua ia berada di sini, tanpa berfikir panjang, pria itu mencari keberadaan ponselnya.

Fikirannya begitu kacau, semua berkecamuk dan berkeliaran begitu sibuk di kepalanya, siapa Indri? 1 hari? Pekerjaan? ini benar benar hancur.

Dengan terburu buru, sembari mengisi daya ponselnya yang mati, Aska mulai mengenakan pakaiannya, dan membuka laci meja yang ada di sana. Benar saja uang sebanyak 20 juta tersusun rapi di dalam sana.

“Kau mencoba membayarku untuk satu malam?” ucap Aska sembari mengeluarkan uang itu dan menyimpannya di dalam sebuah bag kecil yang selalu ia bawa.

Tidak berfikir panjang, Aska mulai menyalakan ponsel miliknya, dan beralan sedikit tergesa keluar dari kamar hotel itu, ini kali pertama ia di jebak oleh seorang wanita yanng membuatnya hilang akal.

Meja resepsionis adalah tempat pertama yang di tuju pria itu.

“Atas nama Indri ya pak?” ucap seorang wanita dengan lembut, Aska hanya diam sembari mengangguk pelan.

“Admin sudah di selesaikan untuk 5 hari ke depan pak,” ucapnya yang membuat Aska semakin kebingungan.

“5 hari?”

“Ya Pak,” jawabnya dengan sopan.

“Ini…. Terimakasih,” ucap Aska sembari menyodorkan guestroom Keys ke hadapan resepsionis itu. Aska berjalan dengan cepat keluar dari kamar hotel, tarikan nafasnya begitu berat kali ini, getaran ponsel yang dari tadi membuatnya kesal.

“Aska…..”

“Diam…. Tunggu aku di kontrakan aku akan ke sana sekarang,” ucapnya sembari mematikan ponsel.

Ia menghentikan sebuah taksi dengan fikiran yang masih kacau. Di perjalan pria itu benar benar berfikir keras, kenapa wanita itu begitu berambisi untuk menjebaknya, dan perkataan itu…. (Penantian yang sudah lama itu artinya…. Dia menungguku hanya untuk melakukan itu?) gumam Aska di dalam hatinya.

Tidak terlalu lama di perjalanan kendraan biru itu mulai berhenti tepat di sebuah kontrakan miliknya, ia melihat ada beberapa motor yang terparkir di sana juga dengan motor kesayangannya.

Dengan helaan nafas dalam, Aska mulai berjalan membuka pagar rumahnya, wajahnya begitu kusut dan terlihat begitu berantakan.

“Aska….” ucap Zayn yang baru saja menyadari kehadiran pria itu.

“Ada apa denganmu? Dari mana saja kau?” tanya Rendi yang membuat pria itu menarik nafas dalam.

“Aska….”

“Kau baik baik saja? Setidaknya kabari kami kondisimu,” sahut Leo dengan panik, semua cercaan pertanyaan itu sama sekali tidak di jawab Aska, dia hanya diam duduk bersender pada ranjangnya.

“Apa!!??? pengajuan itu di batalkan???” tanya Aska yang membuat tiga temannya saling melirik.

“Kami sudah mencoba untuk mencari Alsan agar pengajuan pindahmu bisa di Acc, tapi karena kau tidak hadir dan melalaikan pekerjaan kantor semua jadi berantakan Aska,” ucap Leo yang membuat Aska menatap Rendi.

“Ini yang kau inginkan dariku??? Bukan begini caranya jika kalian ingin melihatku seperti aska yang kalian kenal! Ah! Bajingan!” ucap pria itu yang membuat dua temannya terlihat bingung dan takut.

“Maksudmu?” tanya Rendi dengan bingung.

“Aku bersamamu malam itu, kenapa kau membiarkan wanita itu menemaniku!!!” bentak Aska dan mulai tersulut emosi.

“Aska dengar…. aku akui itu kesalahnku, tapi aku tidak punya pilihan lain. Dia aku tau siapa Indri dia teman kuliahmu bukan? ada apa?” ucap Rendi dengan bingung.

“Aku tidak mengenalnya!” tegasnya dengan penuh penekanan.

“Dia mengenalmu… dan beberapa kali aku pernah melihatmu berbincang dengannya,” ucap Rendi yang masih belum mengerti dengan situasi saat ini.

“Dia juga menelfonku kalau kau sudah berada di kontrakanmu, Aska aku sudah katakan jika situasi malam itu tidak…”

“Kau menyalahkanku!!!!” ucap Aska yang mulai berdiri dan mengenggam leher pria itu.

“Lalu sekarang kau juga menyalahkanku!!!” sambung Rendi yang semakin memperkeruh suasana.

“Sudah… sudah…” Zayn dan juga Leo mencoba untuk menghentikan pertengakaran mereka hingga aska melepaskan cengkramannya.

Tanpa mengatakan hal apapun, Rendi berjalan keluar dengan wajah kesalnya, mengerti dengan situasi saat ini Zayn ikut berjalan menyusul kepergian Rendi, sementara Aska masih dengan nafas sesaknya kembali duduk dan mengusap rambutnya dengan kasar.

“Tenangkan dirimu,” ucap Leo yang mengerti dengan kondisi sang teman saat ini.

“Semuanya hancur!!” umpat Aska dengan begitu berantakan.

“Aku tidak tau apa yang terjadi padamu Aska, tapi…. Sungguh Rendi juga mengatakan jika wanita yang bernama Indri itu menghubunginya dan mengatakan jika kau sudah berada di kontrakan,” ucap Leo yang sama sekali tidak di jawab oleh pria itu.

“Bukankah Rendi juga mengenal Indri, meskipun tidak terlalu dekat tapi mereka cukup mengenal, wajar saja dia membiarkanmu untuk pulang bersama wanita itu, lagi pula dengan kondisimu yang mabuk berat tidak memungkikan untuk menggunakan motor,” ucap Leo yang membuat pria itu menarik nafas dalam.

“Aku tau kau sangat kacau saat in, tapi ingat jangan sampai merusak pertemanan kita hanya karena keegoisan kalian, tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar saat ini,” ucap Leo sembari menepuk pelan punggung pria itu.

“Rendi juga tidak menginginkan hal ini terjadi, dia hanya memikirkan keselamatanmu malam itu, fikirkan lagi Aska jangan sampai kau terjebak dengan kemarahanmu sendiri,” jelas Leo yang membuat pria itu terdiam.

“Aku hanya memberitahu mu saja, Rendi juga meminta kami untuk menarik pengajuan pindah karena pengajuanmu di tolak,” ucap Leo dan berjalan pergi meninggalkan pria itu, Aska benar benar terdiam mendengar ucapan sang teman, ia merasa di rugikan saat ini tapi ternyta teman temannya juga melakukan hal fatal untuk bisa bersama sama dengan nya.

Aska dan 4 temannya memang tengah mengajukan pengajuan pindah ke bandara yang lebih besar di kota lain, karena income yang di dapatkan di sana cukup menjanjikan, tapi dia tidak pernah berfikir jika semua akan menjadi seperti ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!