Sementara saat ini, Aska baru saja menghentikan kendraan roda duanya di tepi jalanan yang cukup gelap, ia menatap seorang anak kecil yang tengah duduk sembari menikmati roti di atas sebuah karung usang.
“Hey….”
“Bang Aska….” teriak antusias anak itu, hingga membuat beberapa orang keluar berhamburan dengan begitu antusias mendekati Aska dan mengecup punggung tangan pria itu secara bergantian.
“Ini makan malam, maaf abang datang terlambat,” ucapnya membagikan beberapa nasi kotak yang tadi ia beli menggunakan uang hasil dari caffe.
“Terimakasih bang….” Kalimat itu secara bergantian terus saja di dengar oleh Aska, ia muai menemani anak anak itu untuk bercerita kegiatan mereka, juga bernyanyi bersama mereka, hingga sudah menujukkan pukul 12 malam, Azka mulai kembali mengendarai kendaraan kesayangannya menembus jalanan kota pada malam hari.
Bisa di tebak, seorang Aska tidak akan menggunakan uangnya untuk keperluan pribadi karena kepentingan anak jalanan lebih dari segalanya untuknya.
Aska tidak bisa melihat mereka kelaparan, karena menahan lapar karena tidak ada uang cukup membuatnya ikut merasakan apa yang mereka rasakan, Aska akan selalu meberikan nasi kotak dan beberapa cemilan untuk anak anak itu dari hasilnya bernyanyi, entahlah…. Tapi ada kepuasan tersendiri dari diri pria itu saat melihat senyuman dan lahapnya makan anak anak jalanan itu.
Malam berlalu begitu cepat, mentari pagi kembali menyapa mereka yang akan beraktifitas. Begitu juga dengan Aska pria itu mulai berjalan santi memasuki area kantornya, lagi dan lagi ia melihat Dwi yang tersenyum manis menyapanya di pagi hari.
Bukan menolak atau jual mahal unuk di sapa seorang wanita hanya saja jika seperti itu Aska sedikit “terganggu”
“Pagi Pak…” sapa seorang pria dengan menunduk hormat.
“Pagi….” Ucapnya dengan ramah, Aska tertarik melihat sebuah pemandangan di mana anak perempuan dengan usia 5 tahun tengah berdiri dengan sebuah boneka juga sebuah permen lolipop di tangannya.
“Cepat Ibu… cepat….” Rengeknya dengan manja hingga membuat seorang wanita muda yang terlihat begitu kesusahan itu menarik nafas dalam.
“Sebentar sayang…. Ibu masih mencoba menghubungi ayahmu,” decak kesal wanita itu sembari merapikan beberapa tentengannya.
“Kau mungkin butuh ini,” ucap Aska sembari mendorong troli besi ke arahnya.
“Huft… terimakasih pak,” ucapnya dan langsung menyusun beberapa bawaannya ke sana.
“Hay…. Ucap gadis kecil itu sembari melambaikan tangannya.
“Hay….” Jawab singkat Aska sembari berjongkok.
“Siapa namamu?” tanya Aska sembari mengusap pelan kepala gadis kecil itu.
“Kayla….” Jawabnya dengan seulas senyuman manis.
“Aku Aska,” ucap Aska yang di angguki olehnya.
“Salam kenal pak Aska….” ucapnya dengan menunduk sopan, Aska hanya tersenyum sembari mengelus kepala bocah itu dengan pelan.
“Rambutmu cantik, berapa usiamu?” tanya Aska dengan lembut.
“5 tahun,” ucapnya yang membuat Aska terdiam. Ia hanya mengangguk pelan dan tersenyum tipis.
“Ayah….” Teriak bocah itu mengejar seorang pria yang tersenyum ke arahnya.
Melihat hal itu Aska hanya sedikit menoleh dan berlalu pergi meninggalkan keluarga yang membuatnya berfikir jauh ke belakang.
Mengingat masa lalu bukanlah sebuah hal yang di inginkan seseorang tapi kadang ia datang begitu saja dan membuat rasa canggung itu kembali di rasakan.
Hari ini semua berjalan seperti biasa, Aska menikmati pekerjaanya yang hampir saja selesai, begitu juga dengan karywan yang lain, untuk menghindari Dwi, Aska memilih memesan makanan dan menikmatinya sendri di ruangan dengan beberapa tumpukan berkas itu.
“Permisi Pak…” ucap seorang pria yang baru saja masuk.
“Hm… Rizki, kau sudah makan?” tanya Aska menghentikan suapannya.
“Sudah pak,” ucapnya dengan sopan.
“Apa semua berkasnya sudah selesai?”
“Sudah pak,” jawabnya yang membuat Aska mengangguk paham.
“Hmmmm pak…” Rizki terlihat sedikit gugup saat ini.
“Ya?”
“Aku…. Aku…”
“Ada apa?” tanya Aska yang masih menikmati maknan di hadapannya.
“Pak…. Ada yang ingin aku sampaikan pak,” ucap Rizki yang terlihat begitu gugup.
“Ada apa?” Pria itu hanya diam dengan mata yang tertutup.
“Baiklah, 1 jam lagi temui aku di smooking room,” ucap Aska sembari melirik jam tangannya.
“Baik pak,” Rizki hanya menunduk sopan dan berjalan keluar.
Entah apa lagi kini yang menjadi permasalahn hidup pria itu, setelah menyelesaikan makan siangnya, Aska sedikit bersantai karan hari ini semua pekerjaannya berjalan cukup lancar.
Sementara di tempat lain 3 sejoli itu masih duduk menatap foto seorang wanita berhijab.
“Kau yakin Aska akan menerimanya?” tanya Leo dengan serius.
“Entahlah, tapi menurutku ini cukup cantik, bukannya tipe pria itu wanita yang berhijab?” sambung Zan yang di angguki sang teman.
“Tapi apa nanti dia akan menerima Aska?” sambung Rendi yang membuat mereka saling melirik.
“Siapa yang tidak terpukau dengan pesona pria itu? Jadi menurutku semua akan berjalan dengan lancar,” ucap Rendi yang di angguki oleh Zayn.
“Baiklah, kau sudah buat janji dengannya?”
“Sudah, nanti malam pukul 8,” ucap Rendi dengan sangat antusias.
“Cepat juga kau jika masalah janji dengan perempuan ya,” ucap Zayn yang mengakui kehebatan sang teman jika masalah perempuan.
“Ya….. dia memang hebat jika membuat janji dengan peremuan, tapi tidak hebat dalam mencari pasangan hidupnya,” sambung Leo yang membuat Zayn menahan tawa.
“Apa maksudmu?” tanya Rendi yang mulai tidak terima dengan ucapan sang teman.
“Ada apa Ini?” tanya Aska yang baru saja hingga membuat mereka terdiam.
“Aska….” pria itu hanya diam menatap aneh ke arah 3 temannya.
“Kau…. kau….”
“Ada apa?” tanya Azka yang mulai mencium sedikit hal mencurigakan pada tiga temannya.
“Tidak…. Hm…… begini Rendi…. Ya Rendi punya sedikit rezeki untuk berbagi….” Ucap Zayn yang membuat Rendi kebingungan.
“Aku?” tanya pria itu dengan bingung, Leo dengan cepat menyenggol pria itu untuk menjalankan aksinya.
“Ooooo ya…. ya…. caffee…. Nanti kita rayakan di caffe,” sambung Rendi yang membuat Aska mengangguk santai.
“Baiklah, berikan lokasinya,” ucap Aska dengan santai.
“Aku akan mengirimnya nanti,” ucap pria itu dengan senyuman manisnya. Aska hanya menggeleng melihat tingkah 3 temannya itu dan berjalan pergi meninggalkan mereka.
“Aska kau akan kemana?” teriak Zayn melihat kepergian temannya.
“Depaan,” jawab pria itu dengan santai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments