Gadis itu menatap lama ke arah Aska yang maish berbincang kacau kepada sang teman.
Tanpaknya pria itu mulai bicara melantur yang terlihat jelas saat wajah sang teman mulai kewalahan bicara dengannya.
“Permisi,” ucap gadis itu yang berjalan menghampiri mereka.
“Hay…. Kau Indri bukan?” ucap pria itu yang membuat gadis bernama indri itu tersenyum tipis.
“Ya…. apa dia Aska?” tanya Indri dengan pelan.
“Hm…..”
“Ada apa dengannya?”
“Sebentar kau mengenalnya?” tanya pria itu dengan bingung.
“Hm…. Aku teman kuliahnya dulu, kami tidak terlalu akrab tapi cukup saling mengenal,” ucapnya yang di angguki oleh pria itu.
“Ada apa dengannya? Tidak biasanya dia seperti ini,” ucap Indri dengan bingung.
“Biasa putus cinta,” ucap pria itu yang di angguki paham oleh Indri.
“Kau akan membawanya pulang?” tanya Indri lagi sembari menatap Aska dengan serius.
“Hm…. Ini sudah pukul 4 besok aku akan bekerja,” ucapnya sembari melirik jam yang ada di tangannya.
“Oooo begitu rupanya, begini saja, kau bisa pulang sekarang, aku akan membantunya,” ucap Indri yang membuat pria itu sedikit bingung.
“Maksudmu?”
“Hm… begini, kebetulan aku kemari menggunakan mobil, jadi nanti aku akan minta bantuan temanku,” ucapnya yang membuat pria itu menatap Aska dengan sedikit keraguan.
“Tapi…”
“Tenang saja… aku temannya, aku mengerti apa yang dia butuhkan,” ucap Indri yang mulai duduk di samping Aska.
“Jangan menatapku seperti itu, aku tidak akan berbuat aneh aneh ke pada temanmu,” ucap Indri yang membuat pria itu terkekeh pelan.
“Baiklah kalau begitu, Indri aku percaaya padamu, jangan sampai kau merusak citra temanku,” ucapnya yang membuat Indri mengacungkan jempolnya.
“Baiklah, Aska jangan terlalu berlebihan, aku harus ke kantor besok….. jangan sampai semua jadi berantakan,” ucap pria itu yang membuat Aska sedikit mengangguk dan kembali menyenderkan kepalanya di meja yang cukup berantakan itu.
“Aku titip temanku, jangan sampai…”
“Tenang saja….” Ucap Indri sembari mengedipkan sebelah matanya.
Indri hanya memperhatikan Aska dari jarak dekat, tidak bisa di pungkiri pria yang kini di pengaruhi minuman itu adalah salah satu pria yang pernah menjadi targetnya dulu.
Cukup sulit untuk mendapatkan seorang Aska semua tau itu, beberapa kali ia mencoba untuk mendekati pria itu namun ia hanya mendapatkan hasil yang nihil.
Aska mulai mengakat kepalanya dan sedikit melirik ke samping.
“Siapa kau….” gumamnya dengan pelan.
“Aku Indri…. Kau melupakanku?” tanyanya dnegan pelan.
“Indri?”
“Hm…. Teman satu kampus denganmu dulu, mungkin kau tidak terlalu memperhatikanku, tapi aku selalu memperhatikanmu,” gumamnya dengan pelan sembari membelai lembut rambut Aska.
Pria itu yang terbuai dengan sentuhan Indri mulai mengangkat kepalanya ia menatap gadis yang ada di sampingnya dan mencoba untuk mengumpulkan kesadaran penuh.
“Aku harus pulang di mana Rendi?,” ucapnya yang mulai berdiri dan sedikit sempoyongan saat akan berdiri.
“Astaga…. Kau benar benar mabuk Aska, ayo… aku akan membantumu,” Indri mulai mengalungkan lengan kekar Aska kebagian pundaknya dan menata jalan pria itu dengan sangat hati hati.
“Aku…. Aku membenci wanita itu,” gumamnya dengan mata yang sayu, langkah kakinya terus saja mengikuti arahan Indri, pandangan yang buram, kepala yang terasa pusing juga dunia khayal yang membuatnya memandang dunia sedikit berguncang.
“Ayo…. Hati hati,” Indri menopang tubuh pria itu dengan begitu hati hati masuk ke dalam sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari sana.
Tanpa berfikir panjang, gadis itu mulai mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju suatu tempat, bukan arah yang sama menuju kontrakan yang di huni oleh Aska.
“Maafkan aku Aska…. Jika dengan cara yang baik aku tidak bisa mendapatkanmu, mari mencoba jalan yang sedikit ekstrim….” Ucapnya dengan senyuman tipis dan mulai menginjak gas mobil itu ke sebuah hotel yang berada tak jauh dari sana.
Dengan begitu hati hati, gadis itu mulai membawa Aska untuk naik ke kamar yang sudah ia pesan. Dengan menggunakan lift, seperti sudah menjadi pelanggan tetap di sana, semua karyawan hotel hanya sedikit melirik dan tanpak mengerti apa yang akan gadis itu lakukann.
“Istirahatlah di sini,” ucapnya sembari membaringkan tubuh aska di sebuah kasur berukuran besar dalam kamar yang tanpak sudah di siapkan.
“Aku sudah lama menantikan moment ini Aska…. Sejak awal kita bertemu, tapi kau selalu jual mahal dan tidak pernah membalas senyumanku,” ucapnya yang mulai duduk di samping tubuh pria iu.
“Kau tau betul harga wajah tampanmu Aska, hingga tidak semua orang dapat menyentuhnya, tapi sungguh ini benar benar membuatku merasa berada di dalam mimpi, seorang Angkasa yang di kenal tampan dan dingin itu kini berada di atas ranjang dan satu kamar denganku,” gumamnya sembari mengusap pelan wajah Aska yang masih tertidur pulas karena efek alkohol yang cukup tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments