“Dia calon istriku bang….” Ucapnya yang mulai bicara hingga membuat Aska menghentikan kalimatnya.
“Dia berkhianat di depanku,” ucap Rizki yang berhasil membuat Aska terdiam.
“Aku percaya padanya bang, semua keinginannya berusaha untuk aku penuhi, tapi di hari itu dia benar benar merusak semuanya, aku benar benar membenci wanita itu….” Ucapnya dengan pilu.
“Aku tidak tau di mana kurangnya? Jika masalah waktu itu hanya tentang pekerjaanku…. Di depan mataku bang…. Di depan mataku dia tertidur tanpa busana bersama pria lain….” Ucap Rizki dengan air mata yang mulai berlinang di manik hitamnya.
“Aku tau aku kurang memberinya waktu untuk kami bersama, aku tau…. Aku tau jika dia juga butuh teman untuk bercerita, semampuku aku lakukan sebisaku, tapi apa yang dia berikan…..”
“Sekarang aku mengerti…” gumam Aska menatap pria yang mencoba menahan tangisnya itu.
“Apa yang harus aku katakan pada orang tuaku dan orang tuanya Bang…. Kami sudah melakukan acara lamaran, acara pernikahan akan di langsungkan bulan depan, kemaren aku memutuskan untuk membatalkan pernikahan itu, aku begitu mencintainya bang…. Tapi sakit ini terlalu dalam bang….” Ucapnya tertunduk pilu sembari mengusap rambutnya dengan kasar.
“Aku berharap kami akan menikah, bahkan baju pengantin yang akan di gunakan besok sudah kami siapkan tapi……. Bajingan!!!” umpatnya dengan begitu kesal.
“Aku mencoba fokus dalam pekerjaanku, aku mencoba untuk baik baik saja tapi ternyata aku gagal bang…. Semunya….”
“Ya…. aku mengerti…..” ucap Aska membiarkan pria itu mengatur nafasnya karena sedikit cerita yang ia bagikan.
“Aku mencintainya bang…. Sangat mencintainya,” gumam pria itu yang membuat Aska mengangguk paham.
"Cinta yaa… “ ucap Aska dengan pelan. ”Begini.... Cinta itu terbagi menjadi banyak hal, bisa ia mengajarimu. Bisa juga memberikan keindahan, ketenangan, serta kebahagiaan tetapi untuk 2 orang yang saling memberikan. Tidak hanya mengharapkan kembali bahkan jangan pernah berharap yang ia balas itu sama… Nah sekarang kau ada diantara banyaknya arti cinta…. “ ucap Aska yang membuat Rizki terdiam.
“Aku sudah mengenalnya begitu lama Bang…. Aku…” Rizki kembali bungkam saat tidak bisa melanjutkan ucapannya sama sekali.
“Kau menyesal?” tanya Aska yang membuat pria itu menarik nafas dalam.
“Aku tidak menyesal bang, hanya saja dia memberi penjelasan dengan menyalahkan jika semua ini karenaku, semua yang dia lakukan karena aku terlalu sibuk di luar….”
"Aku tidak tau harus apa…. tapi aku akan mencoba untuk memikulnya,” perkataannya yang lirih membuat Aska mengangguk paham.
“Hanya karena kau bisa memikulnya itu bukan berarti tidak berat, aku mengerti…. Kadang tersenyum menyakinkan diri sendiri kuat adalah satu satunya pilihan yang kau bisa, kau adikku…. Terserah kau ingin mendengar ucapanku atau tidak,” ucapnya dengan tenang.
“Sulit bukan berada di posisi ini, kau tau dirimu sendiri sedang berantakan tapi kau harus di paksa untuk menjaga dan memahami hati manusia lainnya, beri sedikit ruang untuk dirmu sediri,” ucapnya yang terlihat masih sangat tenang.
“Aku tidak kuat bang… ini benar benar membuatku lelah,” ucapnya dengan pelan.
“Tidak ada hidup tanpa masalah, tidak ada perjuangan tanpa rasa lelah tetaplah bertahan, kau di lahirkan untuk menjadi penopang Rizki…. Tidak ada di tuliskan dalam takdirmu jika kau harus menyerah dengan luka kecil….” Ucap Aska dengan serius.
“Dengar…. selezat apapun rasa buahnya kemarin…. Itu kemarin. Hari ini buah itu sudah busuk…. Buanglah! Jika tetap memakannya kau akan jatuh sakit…” ucap Aska dengan penuh penekanan, Rizki hanya diam memahami apa yang di ucapkan pria itu.
“Kau tau aku pernah mendengar nasehat yang menjadi salah satu tiang dalam hidupku sekarang. Jadilah orang baik dengan memaafkan orang lain. Tapi jangan jadi orang bodoh dengan mempercayainya lagi. Berprasangka baiklah pada semua orang. Tapi jangan sangka semua orang baik padamu,” ucapnya yang di angguki pelan oleh pria itu.
“Aku hanya memberikan apa yang aku tau padamu, jika kau ingin dia kembali padamu, silahkan saja, jangan lupa siapkan penawar racunnya jika dia kembali memberi hal yang sama padamu,” pria itu menarik nafas dalam dan tersenyum tipis.
“Yang kau lakukan tidak salah, memutuskan tali demi keselamatanmu juga penting… bangkit lagi…. Tetap semangat, memang sulit…. Tapi perjuanganmu masih panjang, perbaiki dirimu dan perbanyak uangmu, karena jika kau sudah berada di atas nanti, jangankan gadis…. Istri orang saja akan tunduk di kakimu,” gurau Aska yang membuat pria itu sedikit tersenyum.
“Jika kau terus memikirkan hal bodoh itu, ingat satu hal…. Masa depanmu akan di atur oleh masa lalumu.”
“Ingat satu hal Rizki…. Ketika yang di minta dunia itu bukan lagi tentang bahagiamu setiap waktu, tapi hati yang luas agar kau mampu menerima segala sesuatu. Percayalah satu persatu akan kau lewati…. Satu persatu akan di mudahkan dan satu persatu semua nya akan terselesaikan, berikan semuanya pada yang kuasa percayalah semua akan baik baik saja.”
“Bermainlah dengan logikamu sampai kau tau, bahwa setiap kejadian punya alasan APA dan KENAPA,” Aska mulai berdiri dengan seulas senyuman tipis.
“Aku tau berada di posisimu sangat sulit…. Benar adanya mungkin ketika mereka di luar sana yang tidak merasakan hal yang sama denganmu mereka akan mengatakan jika kau terlalu berlebihan dalam mencintai seorang wanita, jika kau terlalu bodoh menanggapi masalah cinta…. Tapi percayalah…. Kau hanya bisa di mengerti oleh orang yang pernah berada di posisimu,” ucapnya yang membuat Rizki tertegun.
“Ayo bangkit bajingan…. Jadilah seperti yang kau mau…. Tanyakan pada fikiranmu…. Ikuti kata hatimu, jangan lihat siapapun yang jadi penghalang semua itu, ingat… jadi baik, penurut, setia dan tulus hanya akan di perlakukan seperti sampah,” ucap Aska sembari menepuk pelan pundak pria itu.
“Kasihani dirmu sendiri, menjauhlah kau sudah tidak di perlukan lagi, kau sudah tidak di butuhkan lagi, jangan biarkan dirimu menderita hanya karena seorang wanita,” ucap Aska dengan senyuman tipisnya.
“Ini sudah sore, pulanglah…. Jangan lupa makan, isi perutmu atau nanti berita viral akan di gantikan dengan berita kematianmu,” ucap Aska yang membuat Rizki mulai tertawa, Aska hanya menarik nafas pelan dan mulai berjalan keluar dengan santai.
“Bang….”
“Ya?”
“Terimakasih,” ucap Rizki yang membuat Aska mengangguk pelan.
Kadang dunia memang tidak adil memperlakukan setiap manusia, ya…. itu menurut pendapat mereka saja, tapi kenyataannya dunia hanya sedikit mencoba bermain dengan mental mental pejuang di dalamnya, karena untuk berada di atas tidaklah mudah, badai yang menerjang lebih tidak tentu arah di atas sana…. Hujan yang akan turun bahkan lebih deras dari biasanya, jadi ketika cinta mencoba melatih mentalmu, itu hanya debu kecil dari permainan dunia.
Dari kecil aku tidak terbiasa mengekspresikan apa yang aku rasa, hingga beranjak dewasapun saat aku merasakan semua rasa sakit dan hal hal yang berat aku hanya menanggapinya dengan diam. Tanpa mengeluh dan banyak bicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments