Pendekatan Dwi

“ Di mana dia?” gumamnya dengan pelan dan mulai keluar dari kontrakannya.

Tidak memikirkan banyak hal, Aska melajukan kendraan kesayangannya dengan kecepatan sedang, dengan mengantongi hadiah kecil untuk sang kekasih membuatnya tidak sabar untuk menemui wanita itu.

GHT…. Nama yang tertera pada sebuah papan besar dengan warna kelap kelip pada lampunya. Sebuah club malam dan juga resto yang cukup di kenal banyak pemuda di kota itu.

Tanpa berfikir panjang Aska berjalan masuk sembari bersiul kecil, seorang pria menghampirinya hingga membuat pria itu sedikit kaget.

“Ck… mengagetkanku saja, ada apa? cepatlah aku ingin menemui Widia,” ucapnya dengan santai.

“Di sana, lihat….. aku tidak akan melarangmu melakukan apapun,” ucap pria itu sembari menujuk ke arah sebuah meja saji yang berada tak jauh dari sana.

Deg….

Seketika mesin waktu berhenti berputar, Aska terdiam melihat pemandangan yang ada di depannya, Widia… wanita yang ia rindukan, wanita yang begitu ia cintai kini berada satu meja bersama pria lain, satu kotak kecil dengan sebuah cincin di hadapkan di depannya. Tidak dapat berbohong ekspresi wajah dari gadis itu membuat Aska kehilangan kata kata. Senyuman juga anggukan kecil hingga membuat pria di hadapannya memasangkan cincin indah itu ke jarinya.

“Aska…” sang teman yang mengerti dengan kondisi sang teman mencoba untuk menenangkannya.

“Bajingan!” umpatnya dengan pelan.

Tanpa mengatakan hal apapun, pria itu berjalan keluar dengan tatapan datarnya, tidak menghiraukan panggilan dari sang teman, laju kendraan roda duanya melaju begitu cepat.

Kacau dan rumit, fikirannya begitu buntu saat menyaksikan hal buruk itu, perempuan yang selama ini dia rindukan, begitu ia rindukan, setiap hari setiap jam bahkan tak jarang Aska mengatakan kalimat rindu untuk sang kekasih, tanpa di duga ini kejutan yang di berikan wanita itu padanya.

Laju kendraan itu begitu cepat hingga beberapa hampir membuat kecelakaan di jalanan, tidak menghiraukan teriakan semua orang pria itu masih mencoba untuk melajukan kendraannya dengan kecepatan tinggi. Hingga akhirnya ia mulai menghentikan kendraan itu pada sebuah bangunan mewah yang cukup gelap, namun ada beberapa kendaraan mewah yang terparkir di sana.

Dengan tatapan kosongnya Aska berjalan masuk ke dalam sebuah lift, bayangan senyuman wanita itu membuatnya begitu terpuruk.

Ting….. sebuah pintu lift mulai terbuka memperlihatkan cahaya remang, rumitnya cahaya bola disko yang memantulkan cahaya ke berbagai arah tidak mengubah cara pandang pria itu.

Ia berjalan dengan tatapan kosong dan duduk di sebuah meja sembari mengakat tangannya pada seorang pria yang berpakaian rapi di sana.

“Aska sudah lama kau tidak kemari,” ucapnya dengan seulas senyuman.

“Hm…” jawabnya dengan singkat sembari membakar sebatang rokok di mulutnya.

“Hey…. Sudah lama kau tidak kemari,” sahut seorang pria yang baru saja datang sembari merangkul pria itu.

“Sudah aku katakan bukan? perempuan hanya merumitkan hidup, bersenang senanglah, kau tidak akan mendapatkan surga yang kau inginkan jika tunduk di kaki perempuan,” ucapanya yang membuat Aska sedikit melirik pria itu.

“Randi sudah cerita padaku, dia tau kau pasti akan kemari,” ucapnya dan mulai duduk di samping snag teman. Aska hanya diam menikmati minuman berwarna itu. Cognac nama minuman yang ia pilih hingga membuat sang teman menatapnya sembari tersenyum miring.

“Dia cukup membuatmu hancur Aska,” ucapnya yang tidak di dengarkan oleh pria itu.

Seperti yang di ketahui banyak orang minuman yang terkenal dengan kadar alkohol yang tinggi itu akan membuat seseorang cepat berada di dunia hayalnya.

“Aska sudah….” Sang teman mencoba untuk menghentikan pria itu karena kondisi Aska mulai memburuk. Tidak ada sedikit katapun yang keluar dari mulurnya, ia hanya diam menikmati musik di temani dengan wanita wanita seksi yang mulai mengelilinginya.

Cukup lama ia menghabiskan waktu malam itu, hingga waktu sudah menujukkan pukul 4 subuh, dengan jalan sempoyongan Azka mulai berjalan keluar di bantu oleh beberapa temannya.

“Hey…. Tidak… tidak… aku akan mengendarai motoku sendiri,” ucapnya menepis tangan sang teman yang akan membawanya kesebuah mobil.

“Aska kau sedang mabuk…” sahut seorang pria yang mencoba memberi pengertian ke pada pria itu.

“Ssssstttttt….. aku tidak mabuk, dunia hanya sedikit berputar,” ucapnya dengan santai dan mulai berjalan ke arah sepeda motornya.

“Ya….. beginilah hidup…. Jangan menaruh harapan terlalu besar pada seseorang bukan……” celotehnya sembari mengenakan sebuah Helm.

“Aska….”

“Sssssttttt jangan berteriak ke padaku…. Aku tidak suka mendengar hal itu,” ucapnya menatap sang tman dengan tatapan yang sayu.

“Kalian pulanglah, aku akan mengikutinya di belakang,” ucap seorag pria yang di angguki dengan sedikit khawatir oleh pria lainnya.

“Cepat kabari kami jika kau sudah berhasil membawanya pulang.”

“Hm….”

“Kau tau Rendi…. Hanya Ibuku yang setia padaku… ya Ibu….. huft….. aku sangat merindukannya,” racau pria itu dan mulai menyalakan mesin motornya.

“Tapi kau tau satu hal….. Ibuku sedikit pemarah…. Tapi aku tidak menyalahkannya, karena dia mengalami kehidupan yang keras jadi jangan pernah menyenggolnya atau nanti kau akan di terkam…..” Aska terus saja meracau bicara banyak hal.

Laju kendraan itu mulai ia paju dengan kecepatan sedang hingga membuat Randi dengan cepat mengikutinya, benar saja…. Kecepatan sedang itu hanya berlangsung selama 5 menit.

Bak sebuah petir, Aska melaju dengan kecepatan tinggi hingga membuat sang teman khawatir, beberapa kali kendraan roda dua itu akan menambrak kendaraan lain, dan benar saja sebuah truk di persimpangan jalan berhasil mengentikan laju kendaraan pria itu.

BBBRAAAAKKKK!!!!!!

“Aska!!!!!!!” teriak sang teman saat melihat tubuh pria itu terlempar ke jalanan.

Panik…. Pria itu dengancepat menghentikan kendaraannya dan melihat kondisi sang teman degan panik.

“Hallo buk, maaf menganggu waktunya, Aska kecelakaan,” ucap Randi yang bicara di ujung telfon.

#Flashback on#

“Permisi Pak,” suara itu berhasil membuyarkan lamunan Aska.

“Ya?”

“Ada kiriman dari seseorang untuk anda,” ucapnya yang membuat Aska mengerutkan dahinya.

“Untukku?” jawabnya sembari memperhatikan sebuah paperbag yang di suguhkan oleh pria itu.

“Ya pak….”

“Hm…. Baiklah terimaksih,” ucapnya dan mulai memeriksa isi paperbag yang ia pegang saat ini, sebuah coffe dingin dengan sebuah pena ada di sana.

(Maaf bang, tadi penamu jatuh…. Dan ini coffe untuk di kantor nanti, semangat untuk hari ini bang, salam kenal…. Dwi)

Aska menarik nafas dalam dan menyimpan pena miliknya yang tanpa sadar terjatuh saat ia berjalan tadi, namun dengan coffe itu Aska melihat sekelilingnya dan menghampiri seorang cleaning service yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.

“Istirahat dulu pak…” sapa Aska yang membuat pria paruh baya itu mengangguk sopan.

“Eh pak Aska, selamat siang pak,” sapanya dengan sopan.

“Siang…. Sudah makan siang pak?” ucapnya dengan sopan.

“Sudah Pak, tadi di bawakan bekal sama istri,” ucapnya menunjuk sebuah kotak bekal di dalam kantong kresek.

Terpopuler

Comments

uwu.__.uwu

uwu.__.uwu

Mantap banget thor, plotnya bikin gak bisa berhenti baca!

2025-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!