“Hm…. Maaf aku membeli tas baru, temanku bilang itu keluaran terbaru,” ucapnya yang membuat Aska mengangguk paham.
"Kau menyukainya?"
"Sangat, itu benar benar indah, maafkan aku karena uang yang kau berikan tidak cukup untuk...."
“Tidak masalah aku akan transfer untuk mu selama 2 bulan ke depan, kau bisa menggunakan dengan baik bukan?” tanyanya yang di angguki cepat oleh wanita itu.
Saat Aska sibuk dengan ponselnya, deringan ponsel dari tas wanita itu membuatnya sedikit gugup dan dengan cepat mematikan suara itu.
“Ada apa? kenapa tidak menjawabnya?” tanya Aska dengan bingung.
“Itu tidak penting, pasti temanku lagi… dia memang tidak akan membiarkan aku tenang jika bersamamu,” ucapnya dan mulai merangkul tangan pria itu.
"Kenapa?"
"Dia cemburu aku mendapatkan pria sepertimu," jawabnya dengan sedikit manja.
“Sudah…. Aku sudah transfer uang 5jt untuk keperluanmu selama 2 bulan ini, nanti akan ku transfer kembali ingat jangan macam macam selama aku tinggalkan, aku mencintaimu, jangan kecewakan aku,” ucap Aska yang membuat gadis itu mengangguk.
“Widia…. Kau tau siapa aku bukan? sekali saja noda kesalahan itu kau buat, aku tidak seperti laki laki lain, tidak ada kata maaf dari mulutku,” ucap Aska yang membuat gadis itu terdiam.
“Hey…. Ada apa? apa ada masalah dengan ucapanku?” tanya Aska yang bingung dengan respon wanita bernama Widia itu.
“Tidak…. Aku akan menunggumu, cepatlah kembali,” ucap wanita itu yang di angguki Aska.
Hari demi hari terus berlalu, Aska benar benar di sibukkan dengan banyak pekerjaan di kota lain, tak jarang ia mendapatkan pujian karena pekerjaan yang begitu sempurna ia selesaikan, reward yang dia dapatkan begitu menguntungkan, komunikasi dengan sang kekasihku cukup intens dia lakukan, sebisa mungkin jika memiliki waktu untuk istrahat dia selalu mengabari sang wanita.
Namun siapa yang tidak mengerti dengan situasi pacaran jarak jauh, komunikasi hanya menjadi pelengkap, Aska tidak merasakan apapun saat ini, banyak wanita yang mencoba menggodanya, namun di fikirannya saat ini hanya ada Widia dan baginya hanya satu wanita dan itu cukup.
Lagi pula semua fasilitas sang kekasih selalu dia penuhi, walaupun masih status pacaran tapi Aska begitu menjaga wanita itu agar semua keinginannya terwujud, tidak ada penolakan tentang apapun yang gadis itu inginkan, meskupun dia harus menahan hal penting lebih dulu agar wanitanya bahagia. Sedikit memuakkan bukan? ya..... terlalu lebay…. Tapi kembali lagi, karena cinta!
Waku sudah berjalan 2 bulan lebih, Aska benar benar tidak sabar untuk kembali ke kota asalnya menemuii sang pujaan hati, sampai akhirnya hari kedua di bulan 3 Aska mendapatkan keberuntungan karena menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang di tentukan.
“Selamat Aska… progres yang kau berikan di terima dengan baik, dan semua ini benar benar menakjubkan,” ucap seorang pria sembari berjabat tangan dengannya.
“Terimakasih pak, semua ini juga karena bantuan Anda,” ucapnya dengan sungkan.
“Tidak Aska…. Semua orang mengakui kepintaranmu, benar benar luar biasa, aku bangga memiliki asisten sepertimu, sekarang pulanglah, ini tiketmu, ini reward dari perusaan untukmu, dan ini uang saku dariku,” ucapnya memberikan beberapa amplop putih ke tangan pria itu.
“Tapi pak…. Ini belum…”
“Ah sudahlah…. Jangan terlalu di fikirkan kau sudah begitu banyak membantuku,” ucapnya yang membuat Aska menunduk hormat.
“Terimakasih banyak pak… terimakasih banyak….” Ucapnya dnegan sungkan.
“Sesuai dengan janjiku…. Kau akan naik jabatan setelah ini,” ucap pria itu yang membuat Aska semakin bahagia.
“Terimakasih banyak pak…”
“Ya sudah, bersiaplah, pesawatmu akan berangkat 4 jam lagi… aku masih ada urusan, lagi pula anak dan istriku masih betah di kota ini,” ucapnya dengan sedikit berbisik, Aska hanya mengangguk paham dan tersenyum dengan penuh hormat.
Ini benar benar luar biasa untuknya, mendapatkan jabatan baru, reward yang begitu besar, pujian tentang pekerjaan dan pastinya dia bisa kembali ke kota asal untuk menemui sang pujaan hati.
“Aku tidak akan memberi tau widia kabar gembira ini, dia akan senang jika melihatku kembali dengan cepat,” ucapnya dengan penuh semangat dan mulai berkemas.
Tidak menunggu waktu yang lama, peswat yang ia tumpangi mulai meninggalkan kota itu, dengan hati yang sangat sangat rindu akan kekasih pria itu menyiapkan beberapa hadiah agar sang kekasih bisa bahagia atas kedatanganya.
Pesawat itu mulai PushBack dari Parking Stand dan setelah Announcement dari Pramugari (awak cabin) burung besi itupun mulai bergerak dan melaju dengan perlahan ke arah RUNWAY kemudian Pesawat (Aircraft) itu Take-off dari sebuah bandara kota asalnya, (Depature) atau sering diebut keberangkatan. setelah 2 jam dalam perjalanan udara (In-Flight). tanpa berfikir panjang, Aska bergegas menuju kontrakannya agar bersiap siap untuk memberi sebuah kejutan kepada sang kekasih.
Dia begitu merindukan wanita itu dan sengaja mengatakan jika satu hari ini dia tidak bisa di hubungi karena pekerjaan yang begitu sibuk, itu bagian dari rencananya untuk membuat kejutan pada wanita yang ia cintai saat itu.
Tengah bersiap siap dengan penampilan yang begitu sempurna, deringan ponsel beberapa kali membuat pria itu berdecak kesal.
“Ck…. Aku hanya menikmati hari liburku apa mereka tidak mengertii dengan kesibukanku.”
“Ya katakan,” uca Aska dengan kesal.
“Aska di mana kau?” tanya seorang pria dari ujung telfon.
“Ada apa?” tanyanya sembari mengenakan jam tangannya.
“Maaf ada kabar buruk untukmu,” ucap pria itu yang membuat Aska sedikit bingung.
“Maksudmu?”
“Hm….. begini sekarang aku di GHT.”
“Lalu?”
“Kau bisa kemari sebentar saja?” tanya snag teman yang membuat [ria itu melirik jam tangannya yang sudha menunjukkan pukul 9 malam.
“Aduh maaf aku harus menemui Widia, ini sudha pukul 9, dia tidak akan bisa di kunjungi kalau lewat am 9 malam,” ucapnya yang membuat pria di ujung telfon itu terdiam.
“Widia?”
“Hm… ada apa?”
“Di mana dia sekarang?” tanya pria itu yang membuat Aska semakin bingung.
“Mungkin dia sudah tertidur, telfon dan waku dari tadi tidak di respon,” ucapnya dnegan santai.
“Kemarilah kau akan melihat dia dimana,” ucapnya yang membuat Aska terdiam.
“Apa maksudmu? Dia sedang sakit… jangan membuatku berfikir buruk,” ucap Aska dengan kesal.
“Aku tidak bermaksud membuatmu berfikir jauh tapi cobalah kemari, ada hal penting yang harus kau lihat sendiri,” ucapnya yang lagi lagi membuat Aska terlihat bingung.
“Baiklah, tunggu aku di sana 5 menit lagi aku akan ke sana,” ucapnya dengan serius dan mematikan sambungan telfon itu.
Dengan perasaan sedikit gelisah Aska mencoba menghubungi Widia beberapa kali dan mengirimkan pesan singkat untuk wanita itu, tapi tidak ada jawaban sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments