ep4. Ide gila Luna

"Save flight ya sayang.., Sampai jumpa lagi di lain waktu"

Adi memeluk mesra tubuh Luna. Tampak air mata Luna mengalir deras di pipinya yang mulus.

"Tidak bisakah kita semalam lagi bersama?"

Luna menatap Adi dengan sayu.

"Maafkan aku ya sayang.., Kita harus kembali ke realita dulu. Jakarta-Bandung dekat kok.., Kita masih bisa sering-sering bertemu.."

Ucap Adi sambil mengusap-usap punggung gadis cantik itu.

Terdengar panggilan untuk penumpang jurusan Denpasar - Bandung. Dengan perlahan Luna menghapus air matanya.

"Kamu harus janji..., Kita dalam waktu dekat ini bertemu lagi."

Luna terus menatap Adi, Seakan dirinya tidak ingin berpisah dari lelaki itu.

"Iya sayang.., Sudah masuk pesawat sana.. Nanti ketinggalan loh"

Adi memeluk Luna sekali lagi, Lalu melepas pelukannya dan membantu Luna menghapus air mata di pipinya.

"bye sayang"

"bye cintaku"

Adi mengecup mesra bibir Luna. Lalu Luna melangkah perlahan meninggalkan Adi.

Perpisahan kali ini terasa berat bagi Luna, Empat hari di Bali membuat hubungan mereka terasa semakin erat.

Begitu juga dengan Adi, kali ini rasa cinta nya pada Luna terasa semakin dalam. Tetapi di satu sisi, Perasaan bersalahnya pun juga tak kalah besarnya kepada istrinya, Ayu.

"Maafkan aku Ayu"

Gumamnya lirih.

.....

Adi memacu kendaraannya dengan dengan cepat. Beberapa menit kemudian Adi sudah tiba dirumahnya.

Dengan antusias Ayu menyambut kedatangan Adi yang sedang mengeluarkan koper dari bagasi mobilnya.

"Mas..., Kamu sudah pulang..? Aku kangennnnnn"

Ayu berlari ke pelukan Adi.

"Aku juga kangen banget.."

Adi menyambut pelukan hangat Ayu. Lalu mengecup lembut kening istrinya.

"Sudah makan...? Gimana disana..?"

Ayu menggandeng tangan suaminya saat mereka hendak masuk kedalam rumah.

"Aku sudah makan tadi di Bandara. Kerjaan lancar.."

Adi tersenyum ragu.

"Loh.. kok seperti gak yakin gitu sih..? Apa ada masalah?"

Ayu menatap Adi mencoba mencari kejujuran dimata suaminya.

"Gak ada kok sayang.., Semua lancar kok.., Cuma aku lumayan capek, Jadi aku istirahat dulu ya"

Tanpa menunggu jawaban dari Ayu, Adi langsung masuk ke kamar mereka. Lalu merebahkan dirinya di atas ranjang.

"Mau aku pijetin mas?"

Ayu duduk di samping tubuh Adi yang sedang terbaring. Dan mulai memijat tubuh suami nya.

"Gak usah.., Terimakasih ya. Izinkan aku tidur ya sayang.."

Ayu menghela nafas lalu mengangguk, Dan meninggalkan suaminya yang tampak mulai tertidur.

.....

"Mas bangun.., Sudah pagi.."

Ayu membelai lembut rambut suaminya.

"Hmmmmm.. honey.., Aku masih ngantuk.."

Dengan masih memejamkan mata, Adi menggeliat menarik sendi-sendi tubuhnya yang terasa pegal.

"*H*oney..?"

Ayu mengerutkan keningnya saat mendengar Adi memanggil nya dengan sebutan yang berbeda dari biasanya.

Adi langsung membuka matanya lebar-lebar saat mendengar pertanyaan dari Ayu. Lalu Adi menatap Ayu yang sedang duduk di tepi ranjang.

"Hmmm.., Kamu gak suka dipanggil honey..?"

Adi menatap istrinya dengan salah tingkah.

"Ya..Enggak juga sih..., Cuma aneh aja kenapa tiba-tiba kamu panggil aku dengan sebutan honey. Aneh aja rasanya mas.."

Ayu tertawa lebar sambil menatap suaminya yang terlihat semakin serba salah.

"Atau jangan-jangan salah sebut lagi nih..! Jangan-jangan panggilan sayang buat yang lain ya..."

Ayu menatap suaminya dengan tatapan menyelidik dan cemberut manja.

"Kamu itu apa-apaan sih..! Kamu itu curiga sama aku..?! Nuduh aku iya..?!!"

Ayu terkejut mendengar jawaban dari Adi. Tidak biasanya Adi membentak dirinya seperti ini. Dan tidak biasanya Adi terlihat sangat marah.

"Mas..., Aku gak bermaksud.......

"Alaaaaaah udah lah...! Susah ngomong sama orang curigaan kayak kamu..! Aku mau mandi dulu..!"

Adi beranjak dari ranjang, Lalu masuk ke kamar mandi. Ayu hanya bisa terdiam, Dirinya masih tidak percaya Adi membentaknya dan bersikap seperti itu kepadanya.

"Apa mas Adi lagi ada masalah di kantornya ya..?"

gumam Ayu.

Dengan risau, Ayu menunggu Adi di meja makan. Ayu langsung berdiri saat melihat Adi sedang melangkah turun dari lantai atas.

"Mas sarapan dulu..."

Ayu memberanikan diri untuk mengajak Adi sarapan. Adi menuju meja makan tanpa menghiraukan kata-kata Ayu. Lalu ia mengambil sepotong roti dan mengolesinya dengan selai strawberry kesukaannya.

"Mas masih marah..?"

Dengan ragu Ayu membuka percakapan. Adi menatap Ayu dengan dingin. Terlihat jelas masih terselip amarah di matanya.

"Maafin aku ya mas.. Aku bukan meragukan kamu, Aku hanya bercanda.."

Ayu tertunduk sedih.

"Bercanda..? Apa meragukan aku itu bercanda..?"

Adi menatap Ayu dengan penuh amarah.

"Gak biasanya mas marah-marah begini, sebenarnya ada apa sih mas..?"

Ayu menatap Adi dengan khawatir.

"Bukan urusan mu..!"

Adi meraih tasnya lalu meninggalkan Ayu di meja makan sendirian.

Lelaki itu langsung pergi ke kantor tanpa berpamitan kepada Ayu seerti biasanya.

.....

Ayu melamun di depan komputernya saat ia baru saja tiba di kantor. Dirinya tidak habis pikir mengapa suaminya begitu marah saat dia bercanda. padahal, Selama ini Adi tidak pernah marah saat Ayu bercanda seakan-akan mencurigainya.

Tetapi pagi ini, Sikap Adi begitu berbeda. Seakan-akan di pikiran Adi banyak sekali masalah hingga membuatnya menjadi gampang emosi.

"Dear.. kok bengong..?"

Niken menyentuh pelan pundak Ayu.

"Apa yang lagi lu pikirkan..?"

"Ah.., Gak ada kok"

Ayu tersenyum tipis kepada Niken.

"Bohong ah.., Pasti ada apa-apa nih. Gak biasanya lu begini.."

Niken menatap mata sahabatnya yang mulai berembun.

"Cerita dong.., Dari pada lu simpan sendiri.."

Niken mencoba membujuk Ayu untuk menceritakan apa yang ada di pikiran Ayu.

"Beneran.., Gak ada apa-apa kok Nik.."

Ayu masih berusaha tersenyum untuk menyembunyikan kegalauannya.

"Ok lah.., Kalo lu butuh teman bicara, Gue siap mendengarkan. Jangan lupa, Gue sahabat elu.."

Niken menepuk-nepuk pundak Ayu, Lalu gadis itu kembali ke meja kerjanya. Sedangkan Ayu mengangguk dan tersenyum kepada Niken.

Niken adalah orang pertama yang Ayu kenal saat baru saja bekerja di Perusahaan ini.

Hingga saat ini hubungan mereka sangat baik, Bahkan sudah seperti saudara sendiri bagi Ayu.

.....

Ponsel Adi berdering saat dirinya baru saja hendak turun untuk makan siang. Lelaki itu merogoh saku celananya, Lalu melihat nama yang tertera di layar ponsel miliknya. Buru-buru ia mengangkat panggilan dari Luna.

"Iya hon..."

Adi menyapa Luna dengan mesra.

"Kamu di kantor kan..?

Terdengar suara manja Luna dari seberang sana.

"Iya honey.."

Sahut Adi sambil memperhatikan langkah kakinya saat menuruni anak tangga.

"Turun dong.., Aku ada di bawah nih.."

Adi terperanjat mendengar ucapan Luna.

"Di bawah mana honey..?"

Tanya Adi mencoba memastikan bahwa dirinya tidak salah mendengar.

"Ya..Di bawah.., Di depan gedung kantor kamu honey. Jangan lama-lama ya sayang, Aku tunggu.."

Luna mengakhiri panggilannya.

Adi langsung menuruni anak tangga dengan cepat. Setelah tiba di bawah, Adi langsung keluar dari gedung kantornya dan menyapu pandangannya ke segala arah.

Di seberang jalan, Terlihat wanita cantik itu sedang berdiri dengan koper besar di sampingnya. Dengan terburu-buru, Adi menyebrangi jalan dan menemui wanita pujaan hatinya itu.

"Luna.., Apa yang kamu lakukan di sini..?"

Adi menarik tangan Luna untuk sedikit menjauh dari depan gedung perusahaan tempat dirinya bekerja.

"Aku gak bisa jauh dari kamu, Aku ingin selalu melihat kamu setiap hari..!"

Nada suara Luna meninggi, Terlihat butiran air mata mulai membasahi pipinya.

"Tapi gak gini juga Honey.., Kamu mau tinggal dimana coba..? "

Adi terlihat mulai panik.

"Aku ingin tinggal bersamamu..!"

Dengan tegas Luna mengungkapkan keinginan nya.

"Ti...Tinggal bersama..? Di...Dimana..?"

Adi tak percaya mendengar keinginan Luna untuk tingga bersama dirinya.

"Dirumah mu..!"

Adi tersentak mendengar jawaban Luna.

"Luna.., Ini ide gila..! Ini tidak mungkin sayang... Aku sudah ada istri..!"

Adi mulai terlihat kacau.

"Aku tidak peduli, Aku ingin selalu melihatmu setiap hari..!! Walaupun aku harus melihatmu di samping dia. Asal aku bisa melihatmu, Itu tidak masalah.."

Adi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, Saat ia mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Luna.

"Lunaaa... Lunaaa.. Apa yang harus aku bilang kepada istriku, Bila membawamu kerumah..?"

"Bilang saja aku adiknya Angga. Yang ingin mencari pekerjaan di Jakarta, dan di titipkan Angga dirumah kalian"

Adi menatap wajah Luna dengan putus asa. Matanya mencoba mencari sedikit saja keraguan di mata kekasihnya itu. Tetapi, Tidak sedikitpun Adi melihat keraguan di mata Luna.

Tekad Luna sudah bulat untuk tinggal di rumah Adi.

"Ok..., Ok..., Beri aku waktu dua hari untuk berpikir. Untuk sementara, Kamu stay di hotel dulu ya sayang.."

Adi berusaha membujuk Luna, Sambil memijat kening nya yang tidak pusing.

"Satu hari..!"

Bentak Luna sambil menghentakkan kakinya di atas trotoar.

"Ba.. Baiklah.., Satu hari.."

Adi menghela napasnya dengan berat. Lelaki itu kembali kedalam area kantor nya, Lalu mengambil mobil untuk mengantarkan Luna ke hotel yang biasa mereka singgahi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***