Bab 7

"Sayang peluk " Fajri dengen manjanya meminta di peluk oleh Aisha, hasrat nya sudah di ujung tanduk ,namun ia tak akan tega menyakiti Aisha yang sedang dalam kondisi yang kurang Vit , setelah keguguran ,Aisha disarankan untuk tidak sering melakukan hubungan suami istri untuk sementara waktu demi kebaikan Aisha.

"sayang pengen yah ?" Aisha sadar suami nya kini tengah dilanda rasa gelisah karena tak dapat menyalurkan hasrat nya, Aisha merunduk masuk kedalam selimut , membuat Fajri mulai tertawa mesum saat menyadari Aisha akan menggunakan cara lain untuk memuaskan hasrat nya.

Aisha selalu berusaha menjadi istri yang sempurna bagi Fajri, ia selalu rela melakukan cara apapun untuk memuaskan suami nya jika ia sedang tak bisa melayani Fajri seperti biasanya.

..

"sayang ,aku harus rapat lagi nih " ke esokan pagi nya Fajri kembali meminta izin untuk pergi rapat,

"di hari libur mas ?" tanya Aisha seakan merasa keberatan dengan Fajri yang harus bekerja di hari libur.

"Maaf yah cantik , Mas pergi dulu ,pak Agung sudah menunggu"

Fajri berpamitan ia tampak buru - buru, Aisha mengantarnya hingga mobil , Aisha seakan belum rela di tinggal Fajri bekerja di hari libur.

"mas aku izin ke rumah sakit aja yah ,boleh kan? ,bosan di rumah ,aku mau melihat kondisi pasien rawat inap "

Aisha mengirim pesan kepada Fajri, ia memilih untuk pergi ke Rumah Sakit untuk menemani Resa, Adinda masih di rawat disana, Fajri membalas dan mengizinkan Aisha untuk pergi ke Rumah Sakit.

Setelah bersiap , Aisha pergi menuju Rumah Sakit, ia tak terburu - buru karena hari ini dirinya libur.

"Kenapa mereka di izinkan pulang? Padahal saya belum mengizinkan Adinda untuk pulang, kondisi nya masih lemah " Aisha kesal dengan perawat yang sedang berjaga ,ia mengizinkan Resa membawa pulang Adinda yang masih dalam perawatan, Resa pulang subuh tadi.

Aisha sudah menghubungi Resa ,Resa beralasan bahwa suami nya meminta Adinda untuk pulang , ia tak bisa membantah perintah suami nya, Aisha hanya bisa pasrah ia memutuskan untuk memeriksa kondisi pasien yang lain yang masih dalam perawatan.

Aisha juga menyempatkan diri untuk mengajarkan perawat yang masih magang, ia tak pelit dengan ilmu yang dimiliki nya , ini juga di lakukan agar para perawat magang tak melakukan kesalahan saat merawat pasien demi menjaga komitmen Rumah Sakit tempat nya bekerja.

"Dokter Aisha , ada pasien darurat !"

Aisha berlari menuju Unit Gawat Darurat Anak.

"Masya Allah Pak Agung ? kenapa anak nya?" Aisha cukup bingung melihat pak Agung dan istrinya datang untuk mengantar buah hati mereka yang masih berumur empat tahun ke Rumah Sakit, bukan kah suami nya tadi izin rapat bersama pak Agung pikir nya , namun Aisha tak memikirkan hal itu ,ia akan menangani anak pak Agung yang sedang kejang terlebih dahulu.

"Alhamdulillah ,Adit hanya demam biasa pak ,buk , kejang ini sudah biasa menyerang anak- anak usia empat tahun sebagai respon dari pertahanan anti bodi di tubuh mereka, kita hanya perlu menunggu demam nya turun dan setelah itu sudah bisa dirawat di rumah " Aisha menjelaskan dengan lemah lembut dan tenang , ia memang terkenal sebagai Dokter Anak dengan kemampuan Public Speaking yang baik.

"Alhamdulillah" pak Agung dan Istrinya merasa lega sekarang, mereka yang mengenal Aisha mengucapkan rasa terimakasih nya.

"Masya Allah ,bapak sedang rapat kan? Pasti kaget yah mendengar Adit kejang - kejang, Mas Fajri tadi sampai terburu - buru karena takut telat rapat katanya "

Pak Agung bingung dengan pertanyaan Aisha ,dirinya hari ini tak ada jadwal rapat apapun dan hanya diam si rumah menikmati hari libur.

"loh saya gak ada jadwal rapat , tidak tahu jika Dosen fakultas lain mengadakan rapat ,karena kami berbeda program studi" ujar pak Agung ,Aisha hanya mengangguk , ia kini mulai merasa curiga kepada suami nya sendiri ,dua kali sudah Aisha merasa di bohongi oleh Fajri.

"oh ya gimana kopi pilihan saya , mantap kan pasti?" pak Agung menanyakan kopi yang ia pilihkan untuk Aisha saat Fajri memintanya untuk membantu memilihkan kopi untuk Aisha.

"loh kopi yang di beli pak Fajri itu loh, saya kan lagi beli kopi buat istri saya , pak Fajri kebetulan juga mau beliin kamu kopi ,dia ajak saya masuk lagi buat pilih kopi yang mantap ,gimana ? Mantap kan?" pak Agung menjelaskan.

"oh jadi itu pak Agung yang pilih kah ? Waduh itu kopi nya saya sampai Minta di belikan lagi sama mas Fajri saking mantap nya" Aisha terpaksa berbohong demi menjaga kehormatan Fajri dihadapan pak Agung, pak Agung cukup puas dengan jawaban Aisha yang memuji kemampuan nya dalam memilih kopi yang enak.

"jadi bapak berbeda Prodi yah dengan mas Fajri ,jadi nya gak pernah Rapat bersama?" Aisha bertanya untuk memastikan bahwa Fajri dan pak Agung tak pernah ada rapat bersama.

Setelah menerima jawaban dari pak Agung yang tak pernah ada rapat dengan Fajri ,Aisha mulai paham situasi nya ,Fajri yang selalu keluar dan pamit untuk rapat bahkan di hari libur rupanya menyembunyikan sesuatu,bahkan pertemuan nya dengan pak Agung di kedai kopi juga merupakan kebetulan yang menjadi kebohongan Fajri.

Aisha cukup terpukul,karena selama ini pernikahan nya adalah pernikahan impian orang - orang di sekitar nya ,walau Aisha belum di karuniai buah hati namun keharmonisan nya dengan Fajri berhasil menjadi panutan orang - orang di sekitar nya.

Aisha pamit pulang setelah di rasa tak ada pasien yang benar - benar harus ia tangani, ia mempercayakan semua nya kepada para perawat yang bertugas.

"Loh mas ? Sudah pulang ternyata" ucap Aisha yang melihat Fajri sudah ada di rumah.

Fajri beralasan rapat nya di tunda, sehingga ia bisa pulang.

"Mas ? Apa ada yang mau di bicarakan?" Aisha mendekati Fajri yang sedang melihat - lihat ikan hias di aquarium.

"enggak ada sayang , kenapa ? Kamu mau tanya sesuatu ? Atau kamu mau cerita ?" Fajri mengalihkan perhatian nya kepada Aisha.

"tidak ada mas ,aku hanya khawatir karena suamiku akhir - akhir ini jarang bercerita dan terlihat sangat kelelahan" ucap Aisha, ia semakin merasa kecewa dengan kebohongan demi kebohongan yang di ucapkan oleh Fajri kepadanya, Fajri meminta maaf dengan sikap nya akhir - akhir ini ,dengan beralasan sedang tak enak badan.

Aisha akan mulai mengawasi Fajri , namun untuk saat ini Aisha akan bersikap bodoh saja dan tak akan menunjukkan rasa kecewa nya.

"mas mau di masakan apa ?" tanya Aisha kepada Fajri yang mulai sibuk dengan ponsel nya.

"apa saja sayang , apapun itu asal kamu yang masak mas akan makan" Fajri menjawab tanpa melirik Aisha ia seakan terhipnotis oleh ponsel nya.

Aisha mulai memasak dan menyajikan makan siang untuk mereka berdua , Fajri masih seperti biasa ,ia akan makan dengan lahap masakan Aisha dan setelah selesai ia akan berterimakasih dan memuji masakan Aisha, tak ada yang berubah dalam rumah tangga mereka selain kepercayaan Aisha yang mulai meredup.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***