Bab Tiga Belas

Setelah mengucapkan peringatan pada Melli, kakak iparnya, Kaisar mengajak Haura menuju dapur untuk melihat mamanya masak. Telah lama rasanya tak melakukan hal itu.

Sejak meninggalnya sang papa, Kaisar menghabiskan waktunya di kamar. Dia juga mengalami depresi sehingga harus rutin meminum obat untuk melupakan trauma dan rasa bersalahnya.

Semua berawal saat papanya Wijaya Kusuma menentang hubungannya dengan sang kekasih yang bernama Angel.

Kaisar tak pernah mau lagi mengurus perusahaan yang telah diberikan padanya. Sebagai anak tunggal, dia berhak atas semua harta milik orang tuanya. Sedangkan, Yusuf walau hanya anak angkat, tetap diberikan satu perusahaan cabang.

Hubungan Kaisar dan papanya semakin lama semakin buruk, apa lagi sejak Angel memilih menikah lagi.

"Semua karena Papa dan Mama yang tak pernah merestui hubunganku dengan Angel. Dia lelah harus merebut hati kalian dan menunggu restu, sehingga memilih menikah dengan pria lain," ucap Kasar suatu hari.

Anak dan bapak itu kembali bertengkar saat Pak Wijaya mengatakan jika Angel bukanlah wanita setia, memilih menikah dengan pria lain dan meninggalkan Kaisar.

"Jika dia memang setia dan serius denganmu, pasti akan berusaha meyakinkan kami untuk menerimanya. Buktinya saat tahu Papa dan Mama kurang suka dengannya, bukannya memperbaiki sikap, justru menghasut kamu untuk menjauhi kami!" seru Papa Wijaya.

Mama Kartini hanya diam. Tak tahu harus berkata apa. Dia ingin membela sang suami, takut putranya pergi dari rumah.

"Gimana dia mau merubah sikap? Apanya yang harus di rubah? Aku tak melihat ada yang salah dengan sikapnya. Papa dan Mama saja yang memang tak menyukai Angel. Aku tak akan menikah kalau tidak dengan dirinya!"

"Apa kau lupa jika dia telah menikah?" tanya Papa Wijaya.

"Aku yakin dia menikah hanya karena kecewa dengan hubungan kami. Akan aku buat dia berpisah dengan suaminya dan kami bisa menjalin hubungan lagi!"

Mendengar ucapan sang putra, emosi Pak Wijaya tak bisa dikendalikan. Dia lalu mengangkat tangannya dan melayangkan tamparan dengan keras ke wajah sang putra.

"Dasar bodoh! Emangnya wanita di dunia ini hanya satu Angel sehingga kau menunggu jandanya?"

"Mungkin perempuan bukan hanya Angel seorang, tapi aku hanya mencintai dirinya. Aku lebih baik dibunuh dari pada di paksa menikah dengan wanita lain!"

"Kalau begitu pergilah kau dari rumah ini. Kau coba datangi dia dengan modal dengkul mu, apakah perempuan matre seperti Angel mau menerima kamu? Papa yakin dia tak akan mau denganmu. Selama ini dia bertahan karena kau sering membelikan hadiah, sejak aku membatasi keuanganmu, kau lihat, dia memilih menikah dengan pria lain!" seru Papa Wijaya dengan nada tinggi.

"Aku tak percaya dengan pikiran Papa. Semua karena Papa dan Mama yang tak pernah menyukainya, sehingga tak melihat sedikitpun kebaikannya. Tanpanya aku tak akan jadi seperti ini. Aku lebih baik pergi dari rumah ini jika memang masih tak direstui menikah dengannya!" ucap Kaisar dengan nada tinggi.

"Pergilah kau dan jangan pernah kembali. Langkahi mayatku jika kau masih mau menikah dengannya," balas Papa Wijaya. Pria itu lalu masuk ke kamar setelah mengatakan itu. Dia mengunci pintu dari dalam.

Melli dan Yusuf yang mendengar pertengkaran itu hanya melihat tanpa ikut campur dengan pertengkaran itu. Dalam hati mereka bahagia melihat ayah dan anak itu saling selisih paham. Berharap tak ada jalan keluar untuk pertengkaran yang terjadi.

"Semoga saja Kaisar itu memang pergi dari rumah, agar semua perusahaan Papa yang pegang!" seru Melli dengan tersenyum.

"Aku juga berharap begitu, agar tak ada jalan keluar atas semua masalah ini. Biar Kaisar itu tak diakui anak lagi," balas Yusuf.

Sementara itu di ruang tamu, Kaisar yang ingin meninggalkan rumah, tangannya di tahan sang mama.

"Jangan pergi Kaisar. Cobalah bicara dengan kepala dingin. Jangan dengan emosi," ucap Mama Kartini.

"Papa dan Mama tak akan pernah merestui hubunganku, jadi untuk apa aku di sini!" jawab Kaisar.

"Kaisar, bukan mama membela Papa, mungkin maksud papa, agar kamu jangan mengganggu rumah tangga Angel. Dia telah menikah. Apa kata orang jika tau kamu tetap berhubungan dengannya? Kita bicarakan lagi semuanya ya," bujuk Mama Kartini.

"Maaf, Ma. Aku tak bisa kalau ujung-ujungnya aku diminta menjauhi Angel!" seru Kaisar.

Saat Kaisar baru melangkah, terdengar suara pecahan kaca dari kamar papanya. Langkah kaki pria itu terhenti. Mama Kartini langsung berlari menuju kamar. Kaisar mengikuti juga langkah sang mama. Sedangkan Melli dan Yusuf hanya melihat dari jauh apa yang terjadi, bukan mereka tak mendengar suara pecahan itu.

"Mas ... Mas, ada apa? Buka pintunya, Mas," teriak Mama Kartini.

Beberapa memanggil, tak jua pintu di buka. Mama Kartini mulai merasa kuatir. Dia lalu minta sang putra mendobrak pintu. Yusuf yang mendengar permintaan ibunya segera keluar dari persembunyian.

Mama Kartini terlihat sangat khawatir dan cemas, dia meminta Kaisar dan Yusuf untuk mendobrak pintu kamar karena dia kuatir terjadi sesuatu dengan suaminya.

"Tolong dobrak saja pintu ini segera!" perintah Mama Kartini.

Kaisar dan Yusuf terlihat sedikit ragu, tapi mereka akhirnya memutuskan untuk mendobrak pintu kamar. Saat pintu telah terbuka, mereka terkejut melihat Papa Wijaya tergeletak di lantai kamar.

Mama Kartini langsung histeris dan berlari menuju kamar, dia menangis dan meminta Kaisar dan Yusuf untuk segera membawa Papa Wijaya ke rumah sakit.

"Kaisar, Yusuf, tolong cepat bawa papa kalian ke rumah sakit! Tolong, cepat!" Mama Kartini berteriak, dengan air mata yang mengalir di wajahnya.

Kaisar dan Yusuf langsung beraksi, mereka membawa Papa Wijaya ke mobil dan segera membawanya ke rumah sakit. Mama Kartini ikut serta, masih dalam keadaan histeris dan cemas.

"Jika terjadi sesuatu dengan papa, semua ini karena salahmu!" seru Yusuf sambil mengendarai mobil. Kaisar yang berada di samping abangnya hanya diam. Dia memang sudah merasa sangat bersalah.

Saat mereka tiba di rumah sakit, dokter langsung memeriksa Papa Wijaya dan memutuskan untuk membawanya ke ruang operasi. Papa Wijaya terkena serangan jantung. Mama Kartini terlihat sangat cemas dan khawatir, dia tidak bisa berhenti menangis.

Kaisar dan Yusuf berusaha untuk menenangkan Mama Kartini, mereka berjanji untuk selalu ada di sampingnya dan membantunya dalam menghadapi situasi ini.

Tapi Mama Kartini masih tidak bisa berhenti menangis, dia terus meminta dokter untuk menyelamatkan suaminya. Kaisar dan Yusuf hanya bisa berdiri di sampingnya, berharap jika operasi yang dilakukan pada papanya berjalan lancar dan Pak Wijaya selamat.

"Ya Tuhan, sembuhkan papa. Aku janji akan menjauhi Angel jika papa sembuh," gumam Kaisar dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Sintia Dewi

Sintia Dewi

lah...apa gk punga malu ya si meli menentng keputusan mertuangya dan menjelek2an iparnya didepan ibu andunganya yg mana suaminya si yusuf hanya anak angkat...yusuf betapa istri dan anakmu manusia gk tau diri..tunggu si kyla aja ini tau kebenaranya klok william ayahnya hanya anak angkat dn gk ada hungan darah sm keluarga kaisar..apa gk nangis darah nantik dia udh capek2 rebut wilian taunya hanya anak dr anak angkat/Joyful/

2025-03-18

0

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

ohhh tetbysta di yusuf anak sngkat, ga sebagus namanya yusuf tp hatinya busuk sm ky istri dsn anaknya busuk

2025-02-12

3

ken darsihk

ken darsihk

Ooh baru paham kalau Yusuf hanya anak angkat dari orang tua nya Kaisar , dan anak angkat itu beserta istri dan anak nya ingin menguasai harta orang tua nya Kaisar
Gasss Kaisar kamu harus bangkit dan 💪💪karena kamu lah pewaris tunggal yng lebih berhak atas semua nya

2025-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab Satu
3 Bab Dua
4 Bab Tiga
5 Bab Empat
6 Bab Lima
7 Bab Enam
8 Bab Tujuh
9 Bab Delapan
10 Bab Sembilan
11 Bab Sepuluh
12 Bab Sebelas
13 Bab Dua Belas
14 Bab Tiga Belas
15 Bab Empat Belas
16 Bab Lima Belas
17 Bab Enam Belas
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Pengantin Pengganti Tanpa Nasab
48 Bab Empat Puluh Enam
49 Bab Empat Puluh Tujuh
50 Bab Empat Puluh Delapan
51 Bab Empat Puluh Sembilan
52 Bab Lima Puluh
53 Bab Lima Puluh Satu
54 Bab Lima Puluh Dua
55 Bab Lima Puluh Tiga
56 Bab Lima Puluh Empat
57 Bab Lima Puluh Lima
58 Bab Lima Puluh Enam
59 Bab Lima Puluh Tujuh
60 Bab Lima Puluh Delapan
61 Bab Lima Puluh Sembilan
62 Promo Novel
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Prolog
2
Bab Satu
3
Bab Dua
4
Bab Tiga
5
Bab Empat
6
Bab Lima
7
Bab Enam
8
Bab Tujuh
9
Bab Delapan
10
Bab Sembilan
11
Bab Sepuluh
12
Bab Sebelas
13
Bab Dua Belas
14
Bab Tiga Belas
15
Bab Empat Belas
16
Bab Lima Belas
17
Bab Enam Belas
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Pengantin Pengganti Tanpa Nasab
48
Bab Empat Puluh Enam
49
Bab Empat Puluh Tujuh
50
Bab Empat Puluh Delapan
51
Bab Empat Puluh Sembilan
52
Bab Lima Puluh
53
Bab Lima Puluh Satu
54
Bab Lima Puluh Dua
55
Bab Lima Puluh Tiga
56
Bab Lima Puluh Empat
57
Bab Lima Puluh Lima
58
Bab Lima Puluh Enam
59
Bab Lima Puluh Tujuh
60
Bab Lima Puluh Delapan
61
Bab Lima Puluh Sembilan
62
Promo Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!