Bab Lima

"Om Kaisar, si bujang lapuk dari hutan itu? Apa kamu mau, Haura?" tanya William.

Oma Kartini tentu saja tak terima putranya di katakan orang hutan. Dia melempar William dengan bantal kursi.

"Jaga ucapanmu! Kaisar itu Om kamu!" seru Oma Kartini dengan raut marah.

"Aku bicara apa adanya, Oma. Om Kaisar tak pernah merawat tubuhnya. Jenggotan, dan kumis seperti ikan lele. Apa Oma pikir, Haura akan mau menerimanya?" tanya William sambil memandang ke arah Haura. Sepertinya ingin tahu jawaban gadis itu.

"Apa lagi dia itu seperti kulkas empat pintu, sangat dingin. Tak cocok dengan Haura yang sangat ceria!" seru William.

Haura menjadi merinding mendengar ucapan William. Jika benar tampangnya Kaisar seperti yang digambarkan pria itu, apa dia bisa bersanding dengan mahkluk itu? Tanya Haura dalam hatinya. Di tambah pria itu sangat dingin, bisa-bisa dia jadi beku.

"Nggak ... nggak mungkin!" ucap Haura spontan. Dia membayangkan Om Kaisar seperti orang hutan.

"Oma dengar sendiri'kan? Haura tak mau menikah dengan Om Kaisar," ucap William dengan tersenyum.

"Bukan kamu yang menentukan. Lebih baik kamu urus si Kayla. Pengkhianat cocok dengan pecundang seperti kamu!" seru Oma.

"Aku tak mau menikahi Kayla. Aku maunya Haura. Hubunganku dengan Kayla terjadi karena kekhilafan!"

Bertepatan dengan ucapannya, seseorang masuk. Dia mendengar apa yang William ucapkan.

"Kau tak bisa lari dari tanggung jawab, William. Sekarang kamu mengatakan hubungan kita karena kekhilafan. Saat berdua, kamu menikmati hubungan kita," ucap Kayla.

Ternyata tamu yang datang adalah Kayla. Tak ada yang menyadari bunyi bel karena sibuk dengan pikiran masing-masing.

Oma Kartini menatap Kayla dengan mata tajam. Dari awal bertemu, dia memang kurang suka dengan kehadiran wanita itu.

"Apa kau tak memiliki sopan santun? Masuk ke rumah orang itu seharusnya mengucapkan salam!" seru Oma Kartini.

"Aku sudah memencet bel, Oma. Kalau tak mana tau bibi ada tamunya!" seru Kayla mencoba membela diri.

Kayla tampak cemberut mendengar ucapan Oma. Dia menyadari jika wanita paruh baya itu kurang menyukainya. Namun, dalam hatinya berkata tak peduli. Suka atau tidak, Oma harus menerima dirinya sebagai cucu menantu.

"Oma tak mengatakan bunyi bel tapi salam!" seru Oma tak mau kalah. Kayla tampak menarik napas mendengar ucapan oma.

Kayla berjalan masuk dan memilih duduk di samping William. Dia dan pria itu saling pandang, sepertinya sang pria tak menyukai kehadirannya.

"Apa kau ingin lari dari tanggung jawab? jika kau tak mau menikah denganku, akan aku katakan pada semua media apa yang kau lakukan denganku, agar semua orang tahu bagaimana kelakuan keturunan dari Wijaya Kusuma!" seru Kayla.

Oma Kartini mengepalkan tangannya. Nama almarhum suaminya selama ini tak pernah jelek. Jangan sampai karena masalah ini, semua orang jadi mencap jelek pada keluarga mereka.

"Kita melakukan atas dasar suka sama suka. Tak ada paksaan. Jika kau hamil, itu resiko'mu. Dari awal aku tak pernah menjanjikan akan menikahi'mu!" ujar William dengan penuh emosi.

Oma Kartini memandang Kayla dan William dengan mata yang tegas. Sepertinya wanita itu jengah mendengar pertengkaran keduanya. "Kayla, William, Oma minta kamu berdua menyelesaikan masalah ini di luar," Oma Kartini berkata, dengan suara yang lugas. "Oma tidak suka mendengar perdebatan kalian berdua di dalam rumahku."

Kayla dan William terlihat sedikit terkejut dengan permintaan Oma Kartini, tapi mereka tidak berani membantah. Mereka berdua keluar dari rumah, meninggalkan Oma Kartini dan Haura di dalam.

"Baiklah, Oma. Aku hanya ingin Oma mengingatkan William untuk bertanggung jawab dengan kehamilanku ini secepatnya. Bagaimana manapun anak yang aku kandung ini adalah darah daging William, keturunan Wijaya Kusuma!" seru Kayla.

Setelah mengucapkan itu, Kayla keluar dari rumah tanpa menunggu jawaban dari Oma Kartini.

Saat mereka berdua berada di luar, Kayla langsung menyerang William dengan kata-kata yang tajam. "Kamu telah menghamili aku, William!" Kayla berkata, dengan suara yang keras dan marah. "Kamu telah merusak hidupku. Sekarang kamu mau lari dari tanggung jawab!"

William terlihat sedikit marah, tapi dia tidak berani membantah. "Aku minta maaf, Kayla," William berkata, dengan suara yang terputus-putus. "Aku tidak sengaja melakukan itu. Bukankah semua atas dasar suka sama suka. Jadi kita harus siap menerima resikonya!"

Kayla terlihat tidak percaya dengan jawaban William. "Kamu tidak sengaja melakukan itu?" Kayla berkata, dengan suara yang keras dan marah. "Kamu telah merusak hidupku, dan mengatakan kamu tidak sengaja melakukan itu? Aku tak mau tau, kau harus menikahi'ku segera! Aku tunggu kabar darimu!"

Kayla lalu menuju ke motor miliknya yang terparkir di sudut halaman rumah. Dia harus memikirkan cara agar William menikahinya segara. Tak sabar ingin menjadi bagian dari keluarga Wijaya Kusuma.

Sementara itu, di dalam rumah, Oma Kartini dan Haura sedang berbicara dengan suara yang pelan. "Haura, Oma harap kamu memikirkan ucapan Oma tadi," ujar Oma sambil menggenggam tangan gadis itu.

Haura menatap Oma Kartini dengan mata yang penasaran. "Apa itu, Oma?" Haura bertanya, dengan suara yang pelan. Dia memang tak mengerti arah dari perkataan wanita itu.

Oma Kartini tersenyum, dengan wajah yang penuh dengan kasih sayang. "Oma ingin kamu menikah dengan putraku, Kaisar," Oma Kartini berkata, dengan suara yang lembut. "Oma ingin kamu tetap menjadi bagian dari keluarga kami, Haura. Oma sangat menyukai kamu, tak rela jika kamu meninggalkan keluarga kami."

Haura terlihat sedikit terkejut, tapi dia tidak berbicara. Oma Kartini lalu melanjutkan lagi . "Oma tahu kamu tidak mau menikah dengan William, cucuku. Oma ingin kamu tahu bahwa Kaisar adalah orang yang sangat baik dan akan membuat kamu bahagia. Jangan kamu dengarkan ucapan William. Percayalah, Kaisar tak seperti yang dia ucapkan!'"

Haura masih tidak berbicara, tapi Oma Kartini bisa melihat bahwa dia sedang mempertimbangkan ucapannya. Oma Kartini tersenyum, dia sangat berharap Haura mau mendengar permintaannya. "Oma akan sangat bahagia jika kamu mau menikah dengan Kaisar, Haura. Oma akan selalu ada untuk kamu, dan Oma berjanji akan membuat kamu bahagia."

Haura akhirnya berbicara, dengan suara yang pelan. "Oma, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan," Haura berkata, dengan suara yang pelan. "Aku perlu waktu untuk mempertimbangkan semua ini."

Oma Kartini tersenyum, dengan wajah yang penuh dengan kasih sayang. "Oma mengerti, Haura. Oma akan memberimu waktu untuk mempertimbangkan permintaan Oma ini. Tapi, Oma ingin kamu tau jika Oma sangat menginginkan kamu menjadi bagian dari keluarga ini. Jangan kecewakan, Oma."

Oma Kartini sengaja memberikan tekanan pada kalimat terakhirnya. Itu sama saja dia tak memberikan pilihan pada Haura selain menerima tawarannya. Dan dia yakin gadis itu mau.

"Tinggal bagaimana aku merayu Kaisar, aku yakin Haura akan setuju dengan permintaanku," gumam Oma Kartini pada dirinya sendiri.

**

Jangan lupa setelah baca like dan komentarnya. Lope-lope sekebon jeruk. 😘😘

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Radya Arynda

Radya Arynda

semangaaat mama reni....up ya di tambah dong 3 gitu....🥲🥲🥲🥲semangaat haura,,,jangan sedih,,,ada oma selalu ber sama mu,,,,semogah mereka yang menyakiti mu cepat dapat karma,,,,orang serakah srperti kayla bener2 menjijikan melakukan ber bagai cara hanya demi bisa mendapat harta,,,,semogah willian kabur

2025-02-08

3

erinatan

erinatan

semangat mam sampai bab ini aku suka karyamu semoga setelah ini aku bisa baca karya2mu yg lain mam

2025-03-14

1

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

ayo Haura terima saran nya Oma dan yakinkan dirimu mungkin Kaisar ini pria yang lebih baik dan bertanggung jawab,kamu berhak bahagia Haura.

2025-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab Satu
3 Bab Dua
4 Bab Tiga
5 Bab Empat
6 Bab Lima
7 Bab Enam
8 Bab Tujuh
9 Bab Delapan
10 Bab Sembilan
11 Bab Sepuluh
12 Bab Sebelas
13 Bab Dua Belas
14 Bab Tiga Belas
15 Bab Empat Belas
16 Bab Lima Belas
17 Bab Enam Belas
18 Bab Tujuh Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Sembilan Belas
21 Bab Dua Puluh
22 Bab Dua Puluh Satu
23 Bab Dua Puluh Dua
24 Bab Dua Puluh Tiga
25 Bab Dua Puluh Empat
26 Bab Dua Puluh Lima
27 Bab Dua Puluh Enam
28 Bab Dua Puluh Tujuh
29 Bab Dua Puluh Delapan
30 Bab Dua Puluh Sembilan
31 Bab Tiga Puluh
32 Bab Tiga Puluh Satu
33 Bab Tiga Puluh Dua
34 Bab Tiga Puluh Tiga
35 Bab Tiga Puluh Empat
36 Bab Tiga Puluh Lima
37 Bab Tiga Puluh Enam
38 Bab Tiga Puluh Tujuh
39 Bab Tiga Puluh Delapan
40 Bab Tiga Puluh Sembilan
41 Bab Empat Puluh
42 Bab Empat Puluh Satu
43 Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Bab Empat Puluh Empat
46 Bab Empat Puluh Lima
47 Pengantin Pengganti Tanpa Nasab
48 Bab Empat Puluh Enam
49 Bab Empat Puluh Tujuh
50 Bab Empat Puluh Delapan
51 Bab Empat Puluh Sembilan
52 Bab Lima Puluh
53 Bab Lima Puluh Satu
54 Bab Lima Puluh Dua
55 Bab Lima Puluh Tiga
56 Bab Lima Puluh Empat
57 Bab Lima Puluh Lima
58 Bab Lima Puluh Enam
59 Bab Lima Puluh Tujuh
60 Bab Lima Puluh Delapan
61 Bab Lima Puluh Sembilan
62 Promo Novel
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Prolog
2
Bab Satu
3
Bab Dua
4
Bab Tiga
5
Bab Empat
6
Bab Lima
7
Bab Enam
8
Bab Tujuh
9
Bab Delapan
10
Bab Sembilan
11
Bab Sepuluh
12
Bab Sebelas
13
Bab Dua Belas
14
Bab Tiga Belas
15
Bab Empat Belas
16
Bab Lima Belas
17
Bab Enam Belas
18
Bab Tujuh Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Sembilan Belas
21
Bab Dua Puluh
22
Bab Dua Puluh Satu
23
Bab Dua Puluh Dua
24
Bab Dua Puluh Tiga
25
Bab Dua Puluh Empat
26
Bab Dua Puluh Lima
27
Bab Dua Puluh Enam
28
Bab Dua Puluh Tujuh
29
Bab Dua Puluh Delapan
30
Bab Dua Puluh Sembilan
31
Bab Tiga Puluh
32
Bab Tiga Puluh Satu
33
Bab Tiga Puluh Dua
34
Bab Tiga Puluh Tiga
35
Bab Tiga Puluh Empat
36
Bab Tiga Puluh Lima
37
Bab Tiga Puluh Enam
38
Bab Tiga Puluh Tujuh
39
Bab Tiga Puluh Delapan
40
Bab Tiga Puluh Sembilan
41
Bab Empat Puluh
42
Bab Empat Puluh Satu
43
Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Bab Empat Puluh Empat
46
Bab Empat Puluh Lima
47
Pengantin Pengganti Tanpa Nasab
48
Bab Empat Puluh Enam
49
Bab Empat Puluh Tujuh
50
Bab Empat Puluh Delapan
51
Bab Empat Puluh Sembilan
52
Bab Lima Puluh
53
Bab Lima Puluh Satu
54
Bab Lima Puluh Dua
55
Bab Lima Puluh Tiga
56
Bab Lima Puluh Empat
57
Bab Lima Puluh Lima
58
Bab Lima Puluh Enam
59
Bab Lima Puluh Tujuh
60
Bab Lima Puluh Delapan
61
Bab Lima Puluh Sembilan
62
Promo Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!