03. Restu Bhumi

Klik!

Seorang laki-laki berusia tiga puluh tahunan itu melepaskan helmnya. Ia baru saja pulang bekerja.

Pekerjaannya adalah satpam sebuah kantor bank swasta. Sosok tinggi semampai yang mungkin cocok jadi abdi negara itu menuruni sepeda motornya lalu berjalan menuju ke sebuah teras kecil yang merupakan tempat ia bernaung selama ini.

Satu per satu ia melepaskan tali sepatunya sambil duduk di salah satu bangku.

"Kebetulan sudah pulang! Nih, ibu mau berangkat arisan! Capek ngurusin bocah ini melulu!"

Seorang perempuan paru baya itu meletakkan bocah berusia hampir tiga tahun di pangkuan Bhumi.

Bocah kecil bernama Khalisa Qurota A'yun itu menatap ayahnya dengan pandangan khas anak kecil.

"Memang tidak bisa nanti dulu Bu, Bhumi baru saja sampai", kata Bhumi dengan pelan.

"Mau ngeluh capek? Lebih capek ibu ke mana-mana tahu ngga! Udah ngurusin anak kamu, jaga warung juga!", sahut ibu dari bumi yang bernama Tini.

Tini memang memiliki warung kecil di gang itu. Meski kecil, warung itu cukup ramai karena hanya ada warungnya di sana.

Bapak dari Bhumi juga sebenarnya masih ada, hanya saja memang sudah tak bekerja. Beberapa tahun yang lalu keluarga mereka sebenarnya termasuk keluarga berkecukupan. Tapi karena suatu hal, jadilah kondisi mereka seperti sekarang.

Masih untung rumah itu miliknya, coba kalau kontrak? Sudah di pasti mikir buat bayar nya kan?

Rumah yang memiliki tiga kamar tidur itu di huni oleh tiga keluarga. Orang tua Bhumi, Bhumi dan anaknya juga keluarga kakak perempuan Bhumi.

Ramai kan rumah itu?

Bhumi yang sudah terlanjur lelah dan malas berdebat itu pun menggendong Khalis dan membawanya ke kamar.

Di usianya yang hampir tiga tahun, Khalis mengalami speech delay. Seharusnya Khalis bisa mengikuti terapi di rumah sakit. Tapi karena kesibukan Bhumi dan orang tuanya juga tak mau membantunya menangani kekurangan Khalis, jadilah Khalis seperti ini.

Lalu dimana ibunya Khalis?

Istri Bhumi meninggal dunia usai melahirkan Khalis. Di rawat beberapa Minggu di sebuah rumah sakit hingga terpaksa Bhumi menjual tempat tinggalnya, sayangnya nyawa sang istri tak tertolong.

Mungkin karena ini lah mengapa orang tua Bhumi merasa jika kehadiran Khalis merupakan hal yang sangat tidak mereka sukai.

Mereka menentang pernikahan antara Bhumi dan mendiang istrinya sejak dulu. Di tambah lagi, mereka harus kehilangan aset untuk pengobatan ibu nya Khalis. Dan ya ...akhirnya...ibunya Khalis tiada, harta benda pun ikut tiada. Kasihan bukan?

Khalis duduk di kasur ayahnya yang sedang melepaskan seragamnya. Gadis kecil itu menatap sang ayah dengan mata lentiknya yang sangat cantik.

Khalis mewarisi kecantikan ibunya juga perpaduan wajah Bhumi.

"Anak ayah sudah mam?", tanya Bhumi yang kini duduk berjongkok di depan Khalis. Gadis kecil itu tentu tak langsung menjawab.

"Temenin ayah makan ya!", Bhumi menggendong batita kurus itu. Tanpa mengucapkan apa pun, Khalis mengalungkan tangannya ke leher sang ayah.

Bhumi sering merasa kasihan dengan sang putri yang kekurangan kasih sayang apalagi perhatian.

Ingin sekali ia membawa Khalis rutin berobat. Tapi kadang waktunya yang tak bisa di sesuaikan.

Bhumi pernah mencarikan pengasuh untuk Khalis, tapi ibunya marah! Kenapa?

Dari pada uangnya di berikan pada pengasuh, lebih baik di berikan pada ibunya!

Tapi ya....beginilah...hanya Khalis yang tahu seperti apa rasanya di posisi itu.

Apa Bhumi ada keinginan untuk menikah lagi? Tentu saja ada!

Tapi beberapa kali ia mencoba memiliki hubungan selalu kandas karena tak ada yang bisa menerima kehadiran Khalis.

Jadi, Bhumi berpikir kalau sebaiknya memang cukup dirinya yang berperan menjadi ayah sekaligus ibu untuk Khalis.

Bhumi tiba di meja makan. Ia membuka tudung saji yang menutupi beberapa piring disana.

Helaan nafas terdengar dari bibirnya. Hanya ada tumis kacang panjang yang ibunya sediakan di sana.

Apa anaknya tidak di beri makan?

"Khalis duduk di sini ya, ayah goreng telor dulu!", kata Bhumi mengusap puncak kepala Khalis yang masih diam.

Bhumi membuka kulkas. Hanya tersisa satu telor di sana. Lagi-lagi ia menghela nafas panjang.

Lelaki itu memecahkan telornya untuk di jadikan telor dadar agar bisa ia makan berdua dengan Khalis.

Tak lama kemudian ,telor dadar itu pun matang. Bhumi menyuapi gadis kecilnya yang terlihat sangat lahap.

"Kamu belum makan sayang?", tanya Bhumi pelan.

Sosok ibunya muncul dari arah luar.

"Udah! Tapi di lepeh terus! Susah banget di suruh makan!", celetuk Tini.

"Memang di kasih lauk apa Khalis nya Bu?", tanya Bhumi.

"Tumis kacang lah! Tadi ibu goreng nuget sudah di makan Dafi sama bapak mu!"

Bhumi memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam.

Yang benar saja batita seperti Khalis di paksa makan pakai tumis kacang panjang yang pedas seperti itu?

"Ngga usah lebay! Yang penting sudah kamu suapi! Sini, mana uang buat arisannya!"

Tini menadahkan tangannya.

"Arisan terus, Bhumi ngga pernah dapat!", kata Bhumi.

"Kalo dapat ya buat ibu lah, itung-itung nabung. Toh gara-gara kamu kita jadi tinggal di rumah ini!"

Tini menyambar uang yang ada di tangan Bhumi setelah itu ia pun pergi.

Nafsu makan Bhumi mendadak hilang. Tapi karena ia melihat sang anak makan dengan lahap, ia pun masih bisa tersenyum.

"Maafkan ayah, ya nak....!", Bhumi mengusap puncak kepala Khalis dengan penuh kasih sayang.

💐💐💐💐💐💐💐💐

Sorry....mas Restu Bhumi bukan CEO pengusaha apalagi abdi negara ya....🙏🙏🙏🙏

Yang realistis aja kaya umumnya kehidupan sehari-hari Mak othor 🤭🤭

terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

apakah bhumi hilal jofohy ajeng..smg aja ini kebahagiasn buat ajeng,bumi jg anaky..

2025-02-07

2

indy

indy

lebih membumi...kasihan khalis

2025-02-08

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ya biar haluy ga ketinggia,sesskali yg realistis mak biar dapat menikmatiy

2025-02-07

3

lihat semua
Episodes
1 01. Mengakhiri Hubungan
2 02. Bersabarlah
3 03. Restu Bhumi
4 04. Sederhana
5 05. Pertemuan pertama
6 06
7 07. Salah
8 08. Perkenalan
9 09. Khalis Hilang
10 10. Pelukan Hangat
11 11. Tuduhan
12 12. Tak di sangka
13 13. Tentang Hati
14 14. Tak Sengaja
15 15. Semakin Dekat
16 16.
17 17
18 18. Ikhlas Yang Sesungguhnya
19 19. Nyaman
20 20. Berubah
21 21. Senyuman itu...
22 22. Emosi
23 23. Keputusan Bhumi
24 24. Pindah
25 25. Malu
26 26. Jatuh cinta?
27 27. Rasa Apa Ini?
28 28. Ternyata Aku Rapuh
29 29. Seperti keluarga kecil
30 30. Pernyataan dan Kenyataan
31 31. Di terima
32 32. Kedatangan Resti
33 33. Jalan-jalan
34 34. Diskusi
35 35. Gara-gara Uang
36 Bab 36
37 37. Fakta
38 38. Di Luar Dugaan
39 39. Sulit
40 40. Toxic
41 41. Bukti Keseriusan
42 42. Pertemuan dua pria
43 43. Calon
44 44. Di terima
45 45. Tamparan
46 46. Abai
47 47. Ranu Tertekan
48 48. Bukan Perbandingan
49 49. Resti Marah
50 50. Bersyukur Memiliki mu
51 51. Niat Baik
52 52. Meminta Restu
53 53. Berharap yang terbaik
54 54. Ujian
55 55. Ide Resti
56 56. Sebentar lagi
57 57. Percaya lah
58 58. Toxic
59 59. Tiba di Kampung Halaman
60 60. H- 1
61 61. cemas
62 62. Sah!!
63 63. Rasa Itu....
64 64. Gagal
65 65. Masih tertunda
66 66. Semua tentang uang!
67 67. Tak seperti yang di harapkan
68 68. Pindah
Episodes

Updated 68 Episodes

1
01. Mengakhiri Hubungan
2
02. Bersabarlah
3
03. Restu Bhumi
4
04. Sederhana
5
05. Pertemuan pertama
6
06
7
07. Salah
8
08. Perkenalan
9
09. Khalis Hilang
10
10. Pelukan Hangat
11
11. Tuduhan
12
12. Tak di sangka
13
13. Tentang Hati
14
14. Tak Sengaja
15
15. Semakin Dekat
16
16.
17
17
18
18. Ikhlas Yang Sesungguhnya
19
19. Nyaman
20
20. Berubah
21
21. Senyuman itu...
22
22. Emosi
23
23. Keputusan Bhumi
24
24. Pindah
25
25. Malu
26
26. Jatuh cinta?
27
27. Rasa Apa Ini?
28
28. Ternyata Aku Rapuh
29
29. Seperti keluarga kecil
30
30. Pernyataan dan Kenyataan
31
31. Di terima
32
32. Kedatangan Resti
33
33. Jalan-jalan
34
34. Diskusi
35
35. Gara-gara Uang
36
Bab 36
37
37. Fakta
38
38. Di Luar Dugaan
39
39. Sulit
40
40. Toxic
41
41. Bukti Keseriusan
42
42. Pertemuan dua pria
43
43. Calon
44
44. Di terima
45
45. Tamparan
46
46. Abai
47
47. Ranu Tertekan
48
48. Bukan Perbandingan
49
49. Resti Marah
50
50. Bersyukur Memiliki mu
51
51. Niat Baik
52
52. Meminta Restu
53
53. Berharap yang terbaik
54
54. Ujian
55
55. Ide Resti
56
56. Sebentar lagi
57
57. Percaya lah
58
58. Toxic
59
59. Tiba di Kampung Halaman
60
60. H- 1
61
61. cemas
62
62. Sah!!
63
63. Rasa Itu....
64
64. Gagal
65
65. Masih tertunda
66
66. Semua tentang uang!
67
67. Tak seperti yang di harapkan
68
68. Pindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!