"Jangan khawatir boksun.... Mereka semua itu orang baik, tak akan menyakiti mu" ucap Lily memuji orang yang ada di hadapan boksun.
"Ya aku tahu Lily, karena mereka mau berdekatan dengan ku yang bukan siapa siapa dan tak bisa apa apa ini.... Mungkin nanti di sana juga aku hanya akan menjadi beban untuk mereka semua" ucap boksun dalam hati karena ia tak ingin di anggap aneh dengan tim nya yang baru ini.
"Tuan boksun.... Apa tempat yang kau lihat waktu itu masih jauh dari sini?" tanya damar, kini damar pun ikut mendekati boksun.
"jarak nya lumayan untuk mempersiapkan penjaga kota dan para pemburu jika hewan serigala atau macan menuju ke pemukiman warga, jika kami yang disini tak dapat menghadapi hewan hewan itu" pikir tuan damar ketika mengetahui jarak keberadaan hewan yang terakhir boksun lihat.
Tanpa terasa akhirnya mereka pun sampai di tempat yang mereka tuju, dan itu membuat mereka semua tercengang akan kehancuran yang telah di buat oleh tiga hewan buas itu kecuali boksun karena memang sedari awal ia lah yang menyaksikan pertarungan antara serigala dan macan hitam itu.
Pepohonan dan batu besar yang hancur menjadi saksi betapa besar dan kuat nya pertarungan saat itu, darah darah hewan pun masih nampak walaupun sudah mengering.
"Apa kau tak takut ketika menyaksikan pertarungan itu tuan boksun?" ucap tuan damar mata nya masih tertuju kedepan melihat pepohonan yang tumbang dan baru yang hancur berserakan dan jangan lupa pula darah yang berceceran.
"Mungkin kalau bisa roh dan raga aku ini sudah terpisah tuan pada saat melihat hewan hewan itu bertarung dengan ganas nya" ucap boksun sambil membayangkan waktu dimana ia melihat hewan itu bertarung dengan sengit.
"Tapi aku salut dengan kamu boksun.... Walaupun kau melihat pertarungan yang luar biasa itu, kau masih mau kembali kemari" ucap damar yang memang salut dengan keberanian boksun saat ini.
Sedangkan di gedung gild, tuan Roger mendapatkan tamu dari kota Melati, ia adalah seorang pedagang.
"Aku dengar kau mempunyai barang yang bagus? Apa itu benar Roger?" ucap pedagang itu kepada kepala gild.
"Benar tuan Danu, mungkin berita ini juga sudah anda dengar bahwa serigala bermata emas dan macan hitam sedang berkeliaran di zona perburuan yang ada di hutan perbatasan kota" ungkap Roger.
"Ya aku sudah mendengar berita itu, mungkin saat ini banyak orang yang sedang gelisah karena berita ini, kita semua tahu... Jika serigala bermata emas dan macan hitam itu bukan hewan yang dapat di remehkan. Bahkan sekarang aku dan rombonganku pun untuk meninggalkan kota ini harus mempersiapkan dengan matang karena takut di tengah jalan akan menemukan salah satu hewan buas itu" ucap tuan Danu menceritakan keresahannya.
"Lalu apa yang ingin kau tawarkan kepadaku saat ini sehingga kau dengan khususnya mengundangku ke gild mu ini?" tanya Danu.
Lalu Roger pun memanggil Arman dan menyuruh nya untuk mengambil benda yang akan ditunjukan ke tuan Danu.
Tak perlu waktu lama bagi Arman untuk mengambil semua barang yang di minta tuan Roger, dia pun membawa barang tersebut dan meletakkannya di atas meja tepat di hadapan tuan Danu.
Sedangkan tuan Danu yang melihat benda yang di bawa oleh Arman itu sangat terkejut, ia sangat mengetahui benda apa itu.
"Ini lah maksud ku.... Kenapa aku mengundang mu kesini karena benda ini, aku bisa saja menawarkan kepada pedagang lainnya yang memang tertarik dengan benda ini. Akan tetapi karena kau adalah teman lama ku jadi aku sengaja menawarkan benda ini terlebih dahulu kepada kamu".
"Jadi menurut mu berapa harga benda benda ini akan kau hargai? Tapi yang bisa aku pastikan dengan benda ini adalah pedagang lain akan menghargainya sangat mahal dan aku menantikan harga yang akan kau tawarkan kepada kami" ucap Roger.
Tuan Roger dan tuan Danu sedang bernego harga benda yang boksun bawa, sedangkan boksun saat ini sedang berpatroli di hutan bersama tim nya.
Setelah semua tim berpatroli di sekitaran hutan kini mereka pun memutuskan untuk membuat perkemahan di sekitar sungai setelah mereka memastikan tak ada hewan buas yang dapat mengancam mereka atau pun para warga di sekitaran pemukiman itu.
Kini boksun dan nata bertugas mencari hewan buruan untuk tim nya makan malam, akan tetapi boksun dan nata pun di bingungkan dengan tak ada nya hewan yang dapat mereka buru saat ini.
"Sepertinya malam ini kita tak akan dapat hewan buruan, hah... Kita malam ini hanya makan roti dan daging asap yang kita bawa saja sepertinya" ucap nata dengan nada yang tak bersemangat.
Boksun yang mendengar keluhan nata pun menjadi teringat akan perangkap yang beberapa hari lalu ia buat di sekitaran hutan ini.
"Tuan nata ikut saya ke sini..." ajak boksun menunjukan arah dimana ia memasang perangkap untuk hewan buruannya.
"Kemana boksun?".
"Kemarin aku sempat memasang perangkap untuk menjerat hewan disekitaran sini tuan, semoga saja salah satu nya mendapatkan hasil" ucap boksun sambil berjalan menuju jebakannya.
"Boksun.... Kau bisa memanggilku hanya nama saja... Tak perlu menyebut aku dengan sebutan tuan, kita kan sudah kenal" ucap nata yang keberatan jika ia di panggil dengan sebutan tuan.
"Baik lah kalau itu mau mu nata" ucap boksun menuruti apa yang nata mau.
Sesampainya mereka di tempat dimana boksun menaruh jebakan itu, boksun pun mulai memeriksa satu persatu jebakannya, jebakan pertama nya ternyata tak mendapatkan hasil akan tetapi boksun tak menyerah karena masih ada beberapa lagi jebakan yang ia sebar.
Boksun berjalan ke jebakan hewan yang lain tetapi hasil nya tetap sama dengan yang pertama, akan tetapi nata yang melihat jerat yang di pasang boksun pun merasa takjub dengan cara boksun berburu.
"Cara kamu berburu sangat unik ternyata, boksun. Apa kamu pernah mendapatkan hewan buruan dengan cara berburu begini?" tanya nata penasaran.
"Hehehe... Sebenarnya belum pernah..... Karena jebakan ini kan hanya mengandalkan keberuntungan saja bukan" ucap boksun dengan cengirannya.
"Hahahahaha sabar lah.... Mungkin belum waktunya" ucap nata tertawa puas dengan tingkah polos boksun.
Kini mereka pun beranjak ke jerat selanjutnya dan ternyata keberuntungan memang sedang menaungi mereka, disana ada seekor kelinci yang masuk kejerat yang boksun pasang.
"Hah.... Akhirnya setelah sekian purnama... Jerat yang ku pasang ada yang masuk juga" ucap boksun merasa senang.
"Wow.... Boleh juga jebakan mu ini boksun, maukah kamu mengajari aku cara membuat nya nanti?" tanya nata berbinar melihat hewan buruan yang boksun dapatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments