Boksun yang sudah merasa kenyang pun tak buru buru menjual taring dan kulit itu, ia berencana akan membeli baju terlebih dahulu karena baju yang ia pakai saat ini sangat lah tak layak pakai.
Boksun pun pergi ke toko yang menjual baju dan akan membeli beberapa potong untuk ia berganti ganti nanti nya.
Sedang asik asik nya memilih baju tiba tiba saja Lily yang berada di selipan pinggang boksun pun mengeluarkan suara nya.
"Seperti nya baju itu pas dan cocok untuk kamu pakai" ucap Lily secara spontan.
Boksun yang mendengar suara Lily pun merasa kaget dan melihat sekeliling takut ada orang yang bisa mendengar suara nya.
Tapi setelah di perhatikan dengan seksama ternyata orang yang ada di sekitar boksun terutama si pemilik toko pun seperti tak mendengar suara Lily.
"Lily apa kamu bisa berbicara lebih keras lagi? Aku ingin tahu apa orang orang yang ada di sini mendengarkan kamu atau tidak" ucap boksun meminta Lily berbicara lagi tetapi boksun menyuruh Lily berbicara dengan suara berbisik bahkan mungkin orang yang ada di sebelah nya pun tak akan menyadari kalau boksun berbicara.
Lily pun menuruti permintaan boksun itu ia berbicara dengan suara yang sangat keras bahkan boksun saja sampai harus menutup telinga nya.
Tetapi tak satu pun orang disana yang terganggu akan suara cempreng yang dikeluarkan Lily, padahal boksun sangat lah terganggu.
"Memang benar hanya aku yang dapat berbicara dan mendengar Lily, lihat lah orang orang itu nampak tak terganggu akan suara yang Lily keluarkan bahkan seperti nya mereka tak mendengar apapun" pikir boksun sambil melihat ke sekeliling toko tersebut dan melihat orang orang yang ada di sekitar nya.
Setelah di rasa cukup memilih dan mengambil baju yang menurut nya sesuai, kini boksun pun membayar semua baju baju itu.
Uang yang tersisa di kantung boksun hanya tersisa tiga puluh keping perak dan itu belum mencakup penjualan taring dan kulit.
Jika kulit dan taring tak terjual pun uang itu masih cukup untuk beberapa hari kedepan.
Kini boksun berjalan ke toko pengrajin untuk menjual taring Bangkung itu ia berharap pengrajin yang akan ia temui ini berminat dengan taring yang ia punya.
"Permisi tuan..... Saya ingin menawarkan taring" ucap boksun ketika sampai di toko pengrajin.
Si pengrajin yang sedang duduk itu pun melihat ke arah boksun yang memperlihatkan taring yang besar dan bagus.
"Ini taring Bangkung?" tanya si pengrajin.
"Benar tuan dan baru saja aku mendapatkan taring ini jadi taring ini masih baru dan kalau diibaratkan dengan sayuran ini masing sangat segar karena baru saja petik" ucap boksun sambil cengengesan.
"Baik lah aku akan membeli nya dengan harga tujuh puluh keping perak bagaimana? Apa kamu setuju?" tanya si pengrajin.
Boksun yang mendengar harga yang sangat bagus itu pun hanya dapat menganggukkan kepala nya, ia sangat setuju.
"Aku membeli taring ini dengan harga bagus karena jarang sekali ada pemburu yang menjual taring sebagus dan sebesar ini".
Pengrajin itu sangat senang mendapatkan taring itu.
"Ini juga kulit nya apa mau kamu jual?".
"Iya tuan saya akan jual kulitnya juga" ucap boksun dengan sangat bahagia.
"Ya sudah aku beli juga itu kulit tapi aku beli dengan harga dua puluh keping perak bagaimana? Karena aku lihat dan perhatikan setiap sayatan yang kau lakukan ini sangat lah rapih cuma ada satu yang teriris dan itu pun sangat lah halus hampir tak terlihat" ungkap nya lagi.
"Terimakasih tuan" boksun sangat lah senang karena baru pertama kali ia menjual dan sekaligus dapat pembeli yang jujur menilai jerih payah nya itu.
"Jika nanti kau Akan menjual taring dan kulit seperti ini lagi datang lah kesini" ucap pengrajin itu dengan sangat sopan kepada boksun.
"Baiklah jika nanti aku mendapatkan lagi akan aku bawa kemari" ucap boksun senyum bahagia tak lepas dari wajah boksun.
Boksun pun segera pergi dari toko pengrajin itu dengan hati yang sangat bahagia karena uang nya kini bertambah banyak dan mungkin bisa menyewa penginapan untuk malam ini.
"Sekarang aku punya uang.... Tapi aku tak punya tempat untuk beristirahat, aku harus ke penginapan untuk malam ini agar dapat beristirahat dengan nyaman" pikir boksun sambil melihat kanan kiri mencari tempat penginapan.
Boksun pun terus berjalan mencari penginapan yang cukup dengan keuangan yang ia punya, setelah berjalan beberapa lama akhirnya boksun mendapatkan penginapan yang menurut nya cocok dan pas.
"Nah ini penginapan pas buat aku...." ucap boksun memasuki penginapan itu karena terbilang cukup standar dengan harga delapan keping perak itu sudah termasuk sarapan di pagi hari.
Boksun pun memesan kamar di penginapan itu walaupun kamar nya terbilang sempit tetapi untuk ukuran boksun seorang diri itu sudah lebih dari cukup, setidak nya malam ini ia tak tidur di jalanan dan besok pagi ia tak perlu memikirkan makan apa.
Boksun pun merebahkan dirinya di atas dipan yang ada di kamar itu ia menatap langit langit sambil berfikir kenapa ia bisa berada di dunia ini.
"Kenapa ya kok aku sampai ke dunia yang aku gak kenal ini? Apa tubuh yang aku tempati ini meninggal? Dan bagaimana keadaan tubuh aku di dunia sana? Apa kah aku mati disana? Dan tubuh orang ini juga mati?" fikir boksun sambil rebahan.
Entah kenapa di pemilik asli tubuh ini yang boksun lihat adalah ia enggan untuk hidup.
Tetapi Marsel dengan tubuh yang baru, yang ia tempati saat ini berjanji dalam hati nya kalau ia akan hidup lebih baik lagi dari kehidupan yang sebelum nya.
-------------*****----------
Kini matahari telah menampakan sinar nya, boksun yang cukup istirahat pun berencana akan pergi ke pengrajin untuk membuat sarung lily si belati.
Semalaman Lily terus saja merengek ingin di belikan sarung untuk diri nya pakai dan sesuai dengan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments